Anda di halaman 1dari 39

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

BAGIAN I
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
BAB I
S YARAT-SYARAT UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan pada proyek ini adalah Pekerjaan Optimalisasi
Rumah Susun Sederhana Sewa yang berlokasi di Kota Pangkal Pinang
Provinsi Bangka Belitung

Lingkup pekerjaan optimalisasi adalah sebagai berikut :


a. Pekerjaan Arsitektur & Finishing.
b. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal.

Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan,
dengan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat
Perjanjian Pemborongan dan pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :

a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan/RKS dan Spesifikasi Teknis


b. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan
lainnya.
d. Petunjuk Direksi
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.

1. Persyaratan dan Peraturan Umum

a. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti


dan memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan
Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII), Peraturan
Nasional maupun Peraturan Pemda setempat lainnya yang berlaku atas jenis
pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan tersebut antara lain :
1). Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan.
2). Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-5 1971.
3). Peraturan Standar Beton, SKSNI-T15-1991-03.
4). Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8.
5). Peraturan Plumbing Indonesia.
6). Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar
tersebut diatas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar
Internasional atau persyaratan teknis dari pabrik / produsen yang
bersangkutan.
7). Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam Dokumen /
Gambar, RKS, Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan / Aanwijzing dan ketentuan-ketentuan lainnya.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 1


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

b. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Pemborong harus


menyediakan :
1). Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai baik kualitas
maupun kuantitasnya (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2). Alat-alat yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya.
3). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup dan
didatangkan tepat waktunya, sehingga tidak terjadi stagnasi yang
mengakibatkan keterlambatan pada waktu penyerahan pertama.

2. Merk Dagang

Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam


Persyaratan Teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam
hal bentuk, model, mutu, jenis dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai
persyaratan merk yang mengikat.

Pemborong dapat mengusulkan merk dagang lain yang setaraf (sekualitas


setelah mendapat persetujuan dari direksi pelaksana.

Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebihuntuk jenis bahan
yang sama, maka Pemborong diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari
padanya (bukan setara) untuk diperiksa dan disetujui direksi.

3. Syarat Pemeriksaan Bahan

a. Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan


Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3.

b. Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan,


Pemborong diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada
Direksi untuk diminta persetujuannya.Adapun bahan-bahan yang akan
digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui.

c. Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah
disetujui, maka Direksi berhak menolak / memerintahkan Pemborong untuk
mengeluarkan bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pekerjaan)
selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak ditolaknya bahan-bahan tersebut.

d. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh


Direksi, apabila ternyata Pemborong tetap menggunakan bahan-bahan
tersebut diatas baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi
berhak membongkar pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut
dengan biaya dibebankan kepada Pemborong.

e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara


direksi dengan Pemborong, Pemborong diwajibkan memeriksa kualitas-
kualitas bahan itu ke Lembaga Penelitian Bahan Bangunan di Kota

Bandung dan sekitarnya, atau ditempat lain yang disetujui Direksi


Pelaksana, dengan biaya ditanggung oleh Pemborong.

Dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum


Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
diperoleh hasil pemeriksaan tersebut, Pemborong tidak diperkenankan
menggunakan bahan bangunan tersebut didalam pekerjaannya.

1.2. SITUASI

1. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) berlokasi di Jawa Timur. seperti


yang tertera dalam gambar situasi / tapak.

2. Site (tempat lokasi pekerjaan) akan diserahkan kepada Pemborong,


sebagaimana keadaannya. Untuk itu Pemborong harus meneliti keadaan site,
lokasi bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-lain yang
dapat mempengaruhi harga penawarannya.

3. Kelalaian atau kekurangtelitian Pemborong dalam mengevaluasi keadaan


lapangan segala sesuatunya menjadi tanggungjawab Pemborong dan tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

1.3. UKURAN / DIMENSI

1. Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat


dan mutlak harus ditepati.

2. Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :


a. Milimeter (mm).
b. Centimeter (cm).
c. Meter (m)
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan
umum yang berlaku.

3. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam
jenis yang sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala
lebih besar (gambar detail).

4. Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar
mekanikal elektrikal atau ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja
yang tidak bisa diatasi menurut point no.3 diatas, Pemborong harus melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas Konstruksi untuk diberi keputusan
gambar mana yang akan dijadikan pegangan/acuan di dalam pelaksanaan
pekerjaan.

5. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya


Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak
saling menghilangkan, demikian pula gambar-gambar, antara gambar
Arsitektur, Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan tidak
saling menghilangkan.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 3


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

BAB II

PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. UMUM
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor seperti
mobilisasi, pengukuran dan pematokan lahan sesuai dengan gambar dan RKS.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor harus senantiasa mematuhi aturan
tentangKeamanan, Keselamatan, Kesehatan kerja (K3), Perlindungan tenaga kerja
sebagaimanatercantum dalam Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi pasal23ayat 1,2,3 dan 4 yang pengaturan rincunya a.l. dalam
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No. 09/PRT/M/2008, tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Sepatu pengaman, Topi
Helmet, Sarung tangan, kaca mata Las dan peralatan K3 lainnya dengan jumlah
yang cukup, disiapkan oleh Kontraktor.

Selain dari itu, Kontraktor harus mengasuransikan phisik bangunan yang


dikerjakan secara All-risk (CAR).

2.2. MOBILISASI ALAT


Pemborong wajib mengadakan peralatan-peralatan kerja yang diperlukan, minimal
dapat mendukung kelancaran pelaksanaan, sehingga pekerjaan dapat selesai pada
waktunya.

2.3. MOBILISASI TENAGA KERJA


Pemborong wajib mendatangkan/mempekerjakan tenaga kerja yang cukup
jumlahnya dan kemampuannya/skill yang tinggi.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 4


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

BAB IV
PEKERJAAN BETON

4.1 KETENTUAN UMUM

4.1.1 Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-


syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam
bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam
buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standard di bawah ini :

- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2).


- Standart Beton Indonesia 1991.
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983.
- American Society of Testing Materials (ASTM).
- Standar Beton Prategang/Pracetak Indonesia (jika diperlukan).

Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di


atas maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.

4.1.2 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan


kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar
rencana, dan instruksu-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas Konstruksi. Semua pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor
sendiri.

4.1.3 Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang
terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Konstruksi, dan Konsultan Pengawas Konstruksi berhak untuk
meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh Konsultan Pengawas Konstruksi dalam waktu 2 x 24
jam harus dikeluarkan dari Proyek.

4.2. LINGKUP PEKERJAAN

4.2.1. Meliputi Lantai peninggian kamar mandi , dengan mutu beton


K.225. segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan
bahan, upah, pengujian, dan peralatan pembantu.
4.2.2. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton,
penyelesaian dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan
yang menunjang pekerjaan beton.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 5


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.3. MATERIAL
4.3.1. Semen

- Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement


sesuai dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII
0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.

- Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang


menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan
“Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
- Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang
yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang
menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari proyek.

- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

4.3.2. Agregat Kasar

- Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan


spesifikasi sesuai menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran
terbesar 2,5 cm.

- Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada
butir yang pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume
dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration
(LAA).
- Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai
berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0-1

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 6


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.3.3. Agregat Halus

- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari


pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-
zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-
substansi yang merusak beton.
- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus
terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras serta
mempunyai gradasi seperti tabel berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8” 9,50 mm 100


No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10
No. 200 0,074 mm 0-5

4.3.4 A i r

Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak
atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.

4.3.5 Bahan Pencampur

- Penggunaan bahan pencampur (Admixture) tidak diijinkan tanpa


persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas Konstruksi dan
Konsultan Perencana.
- Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor harus
mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C
ratio dari penambahan bahan pencampur (Admixture) tersebut.
Hasil “Crushing test” dari Laboratorium yang berwenang terhadap
kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas Konstruksiuntuk
dimintakan persetujuannya.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 7


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
4.3.7 Cetakan Beton

Apabila menggunakan cetak beton Pemborong dapat menggunakan


kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau plat baja,
dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI
NI-2 1971.

4.3.8 Contoh yang harus disediakan

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan


contoh material : koral, split pasir, besi beton, PC untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas Konstruksi.

- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas


Konstruksi akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk
memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Pemborong ke
lapangan.

- Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan


contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas Konstruksi.

4.4. MUTU BETON

4.4.1 Mutu beton yang harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan


karakteristik σbk = 225 kg/cm2 untuk peninggian di kamar mandi/wc
dan Rabat beton keliling bangunan sertaselasar lantai dasar keramik
30 x 30 yang mengalami penurunan, diatas pasir urug.

4.4.2 Slump (Kekentalan Beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan


pengujian dengan standar ASTM C-143 adalah sebagai berikut :

Slump Slump
Jenis Konstruksi maks. (mm) min. (mm)

Kaki Dan Dinding Pondasi 100 50


Pelat, Balok Dan Dinding 120 50
Kolom 100 50
Pelat Di Atas Tanah 120 100

4.4.3 Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi,
maka harga tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan
catatan tidak melebihi 150 mm dan harus di-back up dengan
percobaan adukan beton (trial mix).

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 8


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.5. PERCOBAAN PENDAHULUAN

4.5.1 Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor


harus pengadakan percobaan-percobaan di Laboratorium yang
“Independent” yangditunjuk oleh Pemberi Tugas, sebagai persiapan
dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu
perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.

4.5.2 Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor
harus mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan
mutu beton yang diperlukan.

4.5.3 Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus
mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI NI-2 1971.

4.5.4 Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum


menunjukkan mutu yang sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan
beton tidak boleh dilaksanakan.

4.5.5 Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil


percobaan di laboratorium.

4.6. PENGADUKAN DAN PERALATANNYA

4.6.1 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang


mempunyai keteliatian cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton
dengan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas Konstruksi.

4.6.2 Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran


dari material-material harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas Konstruksi dan seluruh operasi harus dikontrol dan
diawasi terus-menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman
dan bertanggung jawab.

4.6.3 Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch


Mixer atau Portable Continous Mixer). Mesin pengaduk harus
benar-benar kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan
selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30
menit.
4.6.4 Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama
1,5 menit sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu
pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari
1,5 m3 dan Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi berwenang
untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan bahan

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 9


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan adukan dengan
kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan
harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap
adukan.

4.6.5 Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang


ditentukan. Air harus dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya
ditambahkan selama pengadukan.Tidak diperkenankan melakukan
pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.

4.6.6 Kontraktor diperbolehkan menempatkan satu “Mixing Plant” atau


memperoleh beton dari satu “Ready Mix Plant” asalkan dapat
membuktikan bahwa mutu beton tersebut sesuai dengan semua
ketentuan dalam persyaratan ini. Kontraktor harus menyerahkan
spesifikasi beton ready mix yang akan digunakan sesuai dengan
mutu beton yang diinginkan, sebelum pekerjaan dimulai.

4.7. PERSIAPAN PENGECORAN

4.7.1 Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor


harus bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang terlepas.
Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus
terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan
perlengkapan-perlengkapan lain).

4.7.2 Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan


beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus
terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor
harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari
segala kotoran yang lepas.

4.7.3 Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang pada beton lama
tersebut harus disapu dengan bonding agent dengan aturan sesuai
pabrik pembuatnya.

4.7.4 Kotraktor harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut


sampai ijin pengecoran diberikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas
Konstruksi.

4.8. ACUAN / CETAKAN BETON

4.8.1 Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor


sepenuhnya. Cetakan harus sesuai bentuk, ukuran dan batas-batas
bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor
dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan
tempat atau kelongsoran dari penyangga

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 10


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.8.2 Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga


dapat memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
“overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian
konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus
cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-
beban yang ada diatasnya.

4.8.4 Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan


kebenaran letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan
dan pengembangan pada a\saat beton dituang.
Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan
diberi “Mould release agent” untuk mencegah lekatnya beton pada
cetakan.

4.8.5 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari


Konsultan Pengawas Konstruksi, atau jika umur beton telah
melampaui waktu.

4.8.6 Dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi,


cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian dari
benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya,
telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala
ijin yang diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas Konstruksi,
tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Kontraktor
terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.

4.8.7 Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati


sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam
hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana,
Kontraktor wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan
kembali.

4.8.8 Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan
harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurukan dilakukan.

4.9. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN

4.9.1 Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga


waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu)
jam atau tidak terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok anatara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
4.9.2 Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi
waktu yang ditentukan, maka harus dipakai bahan penghambat
pengikatan (retarder) dengan persetujuan Konsultan Pengawas
Konstruksi.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 11


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.9.3 Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas Konstruksi


selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton
dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran beton
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan
baja tulangan serta bukti bahwa Kontraktor akan dapat
melaksanakan pengecoran tanpa tanpa gangguan.

4.9.4 Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air
pada semen dan agregat telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dpat
berkuran, bila Konsultan Pengawas Konstruksi menganggap perlu
berdasarkan kondisi tertentu.

4.9.5 Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan


terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak
tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang,
pipa, chute dan sebagainya harus mendapat perstujuan Konsultan
Pengawas Konstruksi dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan
bebas dari sisa-sisa beton pengeras.

4.9.6 Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih
dari 1,5 meter. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang
terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan
yang baru dituang.

4.9.7 Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah


mengalami “initiual set” atau yang telah mengeras dalam batas
dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.

4.9.8 Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh


tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin
duduknya tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air
semen oleh tanah.

4.9.9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah
menjasi keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus
dibersihkan dari lapisan air semen dan partikel-partikel yang
terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat
beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan
yang lekat dengan tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
4.9.10 Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila
diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan
pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kesuali atas
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi dapat
dilaksanakan pada malam hari dengan sistem penerangan sudah
disiapkan dan memenuhi syarat.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 12


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
4.10. PEMADATAN BETON

4.10.1 Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna


pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya
agar didapat beton yang cukup padat tanpa perlu penggetaran yang
berlebihan.

4.10.2 Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan


“Mechanical Vibrator” dan dioperasikan oleh seorang yang
berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak
mengakibatkan “over vibration” dan tidak diperkenankan
melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.

4.12. BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON

4.12.1 Penempatan saluran/pemipaan, sleeve harus sedemikian rupa,


sehing ga tidak mengur ang i kekuatan struktur dengan
memperhatikan PBI-1971, NI-2 pasal 5.7.

4.12.2 Tidak diperkenankan menanam saluran-saluran/pipa kebagian


struktur beton bila ditunjukkan pada gambar.

4.12.3 Apabila pemasangan terhalang oleh baja tulangan yang terpasang,


maka Kontraktor harus segera mengadakan konsultasi dengan
Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi.

4.13. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

4.13.1. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti
angkur, kait, Wiremes dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan beton, harus sudah terpasang sebelum pengecoran beton
dilakukan.

4.13.2. Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya
agar tidak tergeser pada saat pengecoran beton.

4.13.3. Kontraktor utama harus memberitahukan kepada pihak lain untuk


melakukan pekerjaan tersebut sebelum pengecoran dilakukan.

4.13.4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong


pada benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton tidak
diisi pada saat pengecoran, harus ditutup dengan bahan atau ukuran
sesuai kebutuhan yang mudah dilepas setelah pelaksanaan
pengecoran.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 13


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
4.14. CACAT-CACAT PEKERJAAN

4.14.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap


bagian pekerjaan ternyata tidak memenuhi persyaratan sesuai
dengan persyaratan teknis, maka bagian tersebut harus digolongkan
sebagai cacat pekerjaan.

4.14.2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan


diganti sesuai dengan yang dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta seluruh
biaya yang timbul seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor.

4.15. PENGUJIAN BETON

4.15.1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI
NI-2 1971 dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut
dalam ayat berikut.

4.15.2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang
dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai dengan jumlah 5
m3. PBI NI-2 1971 Bab 4 poin 4.7 : “Selama masa pelaksanaan,
mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa secara kontinu
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Apabila tidak ditentukan
lain oleh Pengawas Ahli, maka pada pekerjaan beton dengan
jumlah dari masing-masing mutu beton lebih besar dari 60 M3 untuk
masing-masing mutu beton harus dibuat uji setiap 5 M 3 beton
dengan minimum 1 benda uji tiap hari.”

4.15.3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji


berbentuk kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm atau silinder. Satu benda
uji akan diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan hasilnya segera
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas Konstruksi, sedang 3 (tiga)
benda uji lainnya akan diuji pada umur 28 hari. Hasil pengujian
adalah hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan
beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik
225kg/cm2 untuk mutu beton K-225 (Lantai peninggian Kamar
mandi); tidak boleh ada satu benda uji yang hasil pengujian kurang
dari kekuatan beton karakteristik tersebut.

4.15.4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang
ditinggal dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang
sama dengan keadaan sebenarnya

4.16. S U H U

4.16.1 Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila
suhu yang di taruh berada diantara 27° dan 32° C.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 14


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.16.2 Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat
mengakibatkan suhu beton melebihi 32° C, maka Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan
agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.

4.17. BETON READY MIXED

4.17.1 Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed,
maka beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi, dengan takaran,
adukan serta cara pengiriman/pengangkutan yang memenuhi
syarat-syarat yang tercantum pada ASTM C94-78a.

4.17.2 Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran


yang telah diuji di Laboratorium serta secara konsisten harus
dikontrol bersama-sama oleh Direksi/Konsultan Pengawas
Konstruksi dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian
yang diadakan di Laboratorium.

4.17.3 Syarat-syarat Beton Ready Mixed :

Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih


dari 30°C.Penambahan additive dalam proses pembuatan beton
ready mixed harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat additive
tersebut dan dengan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas
Konstruksi. Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan
additive, maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah.
Dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan
ACI 212.1R-63.

Setelah temperatur di dalam beton mencapai malsimum, maka


permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan
penyekat lainnya, untuk mempertahankan panas sedemikian rupa,
sehingga tidak timbul perbedaan panas yang mencolok antara
bagian dalam dan luar atau penurunan temperatur yang mendadak
dibagian dalam beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut
di atas dibuka, permukaan beton tetap harus dilindungi terhadap
pengertian yang mendadak.

4.18. BETON SITE MIXED


Jika dilokasi proyek tidak ada Beton Ready mix, maka boleh dibuat beton
site mix dengan formula yang telah ditentukan oleh pihak ke 3 (tiga) yaitu
Laboratorium pengujian beton terdekat dan dikonsultasikan serta
dimintakan persetujuan (tanda tangan) pada Pengawas Konstruksi.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 15


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
BAGIAN II
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAB I
PEKERJAAN FINISHING

2.1. PEKERJAAN PLESTERAN

2.1.1. Lingkup Kerja

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan finishing yang harus dilaksanakan


Kontraktor berdasarkan kontrak dan gambar kerja.
2.1.2. Kontrol dan Batasan
Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti
syarat yang tercantum di dalam RKS ini, PUBI 1982, SII.0013-81, PUBI
1970 dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas
Konstruksi selama berlangsungnya pekerjaan.
2.1.3. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland
- Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.

- Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang


menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan
“Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.

- Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang


baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang
menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari proyek.

- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya..

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 16


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
2. Pasir Pasang

- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari


pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat
alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi
yang merusak beton.
- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus
terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai
gradasi seperti tabel berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8” 9,50 mm 100


No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10
No. 200 0,074 mm 0-5

3. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak
atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
2.1.4. Persyaratan Campuran Plesteran
Proporsi adukan dan campuran harus mengikuti persyaratan di bawah ini :
Pasir
Jenis Plesteran Semen Portland Pasang

Plesteran Kedap Air 1 3


Plesteran Sudut 1 4
Plesteran Biasa 1 5

2.1.5. Penyelenggaraan Pekerjaan


- Pekerjaan plesteran harus dapat dilaksanakan setelah semua nat
pasangan bata dikorek dan dibersihkan dengan sikat kawat. Seluruh
permukaan pasangan bataco harus dibasahi dengan air, sebelum adukan
plesteran dapat diterapkan dan ditebarkan.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 17


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

- Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan harus
diteruskan ke sebelah kanan bawah. Selama pemasangan harus dijaga
agar tidak terjadi gelombang-gelombang dan hasilnya harus rata dan
uniform.

- Permukaan plesteran yang telah selesai harus diusahakan tetap basah


selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal selesainya plesteran.

- Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang dipakai
pada pekerjaan pasangan batu bata.

- Plesteran hanya dapat dimulai setelah pasangan bata/bataco benar-benar


kering.
- Sebelum pekerjaan plesteran dapat dimulai, Kontraktor harus
membuat/memasang “Kepala Plesteran”, pemasangan “Kepala
plesteran” harus dirancang begitu rupa, dengan menggunakan benang-
benang pembantu dan alat lot sehingga nantinya akan diperoleh hasil
plesteran yang benar-benar rata dan tegak lurus. Jarak “Kepala
Plesteran” tidak boleh lebih dari 1 m, dan harus dibiarkan mengering
sebelum garis plesteran pembantu dapat dibuat.

- Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik dengan
mengguna-kan kayu telah diketam rata, sedemikian rupa sehingga
diperoleh garis plesteran yang rata dan tegak lurus (lot). Plesteran
susungguhnya baru dapat dimulai setelah “Garis Plesteran Pembantu”
cukup kering.

2.2. PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA

2.2.1. Umum

Pasal ini menjelaskan pekerjaankosen, pintu dan jendela yang meliputi


pekerjaan penutup shaft plumbing hunian yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor.
2.2.2. Kontrol dan Batasan

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus mengikuti RKS ini,


PKKI 1961, SII.0458-81, SII.079-83, SII.0404-80, SII.0797-83, PUBI 1982
dan semua petunjuk yang diberikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas
Konstruksi selama pekerjaan berlangsung.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 18


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

2.2.3. Persyaratan Bahan


1. Rangka Pintu Shaft
Rangka Pintu Shaft menggunakan Metal Furing r a n g k a u t a m a
ber bent uk U uk. 28m m x 22 m , r a ng ka pe mba gi be r be nt uk C
ukur an 35m m x 16 m m , t e bal ba hn sel uru hnya = 0. 45 cm atau
Pipa Hollow 40.40.2 yang telah dilapisi cat dasar atau meni

2. Calsiumboard
Calsium board yang akan digunakan untuk Pintu dan atau Plafond harus
merupakan calsium board yang baik yang ada di pasaran, seperti Ex
Eternit Gresik.

3. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Kosen, pintu dan jendela harus difabrikasi di bengkel, baik yang


berada di dalam site maupun yang berada diluar, yang memiliki
perangkat peralatan pemrosesan kayu maksimal yang lengkap.
Bilamana Kontraktor tidak memiliki perangkat peralatan tersebut,
maka pekerjaan tersebut harus di borongkan kepada bengkel kayu
yang terkenal baik dan memiliki mesin-mesin yang lengkap. Dalam
keadaan seperti ini, maka sebelum pekerjaan kosen dapat dimulai,
Sub-Kontraktor wajib untuk disetujui secara tertulis.

- Semua kosen, pintu dan jendela harus difabrikasi sesuai dengan


dimensi dan detail yang ditunjukkan dalam gambar, dan dirakit
dengan menggunakan sambungan lidah dan lubang, kemudian
dipasak dengan menggunakan pasak kayu, sedemikian rupa
sehingga diperoleh sambungan yang kuat, kaku dan baik. Semua
kosen harus benar-benar siku dan rata. Permukaan kayu yang akan
terlihat harus rata, halus dan bebas dari bekas-bekas mesin yang
tampak, serta siap untuk dicat.

- Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari pintu dan jendela harus


disiapkan dan didatangkan ke lapangan, untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas Konstruksi. Selama fabrikasi, Kontraktor harus
memberikan kesempatan kepada Konsultan Pengawas Konstruksi
untuk melakukan tugas pemeriksaan guna mengetahui
perkembangan pekerjaan tersebut di bengkel.

- Pemasangan dari kosen, pintu dan jendela hanya boleh


dilaksanakan, setelah pekerjaan lantai dan langit-langit selesai
dikerjakan. Kosen yang menempel ke dinding atau kolom, harus
difisher tidak boleh lebih dari 60 cm.

- Kosen, pintu dan jendela tidak boleh didatangkan ke lapangan


sampai perkembangan pekerjaan telah siap untuk menerimanya.
Kosen, pintu dan jendela yang disimpan, harus dilindungi dari
cuaca, terutama dari panas matahari dan hujan.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 19


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

2.3. PEKERJAAN KERAMIK

2.3.1. Keterangan Umum

Pasal ini menguraikan pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan


semua ubin keramik lantai dan dinding kamar mandi yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar.

2.3.2. Kontrol dan Batasan

Pekerjaan ubin keramik harus dilaksanakan dengan mengikuti semua syarat


yang tercantum di dalam SII.0023-73, SII.0243-79, SII.0583-81, PUBI
1982, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan Konsultan Pengawas
Konstruksi selama pekerjaan berlangsung.

2.3.3. Persyaratan Bahan

- Ubin keramik lantai yang dipakai harus merupakan ubin keramik lokal
yang terbaik ukuran 20 x 20 dan 30 x 30. Untuk dinding kamar mandi
20 x 25.Keramik harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
SII.0583-81, seperti yang diproduksi oleh Masterina, Mulia, Asia Tile,
Ikad.

- Sebelum ubin keramik dapat dikirim ke tempat pekerjaan, Kontraktor


harus mempersiapkan dan mengajukan contoh ubin yang akan dipakai,
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas Konstruksi untuk disetujui,
yang harus dilengkapi dengan keterangan tentang nama pabrik asalnya,
serta keterangan lainnya yang mungkin dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas Konstruksi.

- Semua keramik harus didatangkan ke tempat pekerjaan dikemas dalam


doos-doos aslinya, yang masih dilengkapi dengan keterangan tentang
nama pabriknya, type/nomor produksi, dan keterangan lainnya. Ubin
yang dipakai harus bebas dari cacat dan harus merupakan ubin keramik
kwalitas I.

2.3.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Pasangan ubin keramik harus dilaksanakan oleh tukang keramik yang


berpengalaman. Sebelum ubin keramik dapat dipasang, Kontraktor
harus memeriksa kerataan dari beton tumbuk yang diatasnya akan
dipasang ubin keramik.

- Pemasangan ubin keramik untuk lantai harus dilaksanakan dengan


menggunakan adukan 1 pc : 5 ps. Selama pemasangan, daerah yang
sedang dipasang harus dibebaskan dari lalu-lintas. Ubin harus dipasang
sedemikian rupa sehingga diperoleh nat yang seragam dan lurus, dengan

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 20


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
besar nat tidak lebih dari 5 mm. Nat harus diisi dengan menggunakan
campuran semen putih dengan zat warna dengan perbandingan 1 : 1.

- Keramik dinding harus dipasang dengan menggunakan adukan 1 pc : 3


ps pasang, nat antar keramik harus disesuaikan dengan ayat diatas.
- Pemotongan keramik harus dilaksanakan denan menggunakan mesin
potong keramik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas Konstruksi.
Ubin yang cacat tidak boleh dipasang dan akan ditolak oleh Konsultan
Pengawas Konstruksi.
- Semua ubin yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
RKS ini, baik kualitas bahannya maupun cara pelaksanaan-nya harus
dibongkar dan diganti tanpa tambahan biaya dari Pemberi tugas.
2.4. PEKERJAAN PENGECATAN

2.4.1. Keterangan Umum

a. Bagian ini menguraikan tentang semua pekerjaan pengecatan serta


finishing pada semua permukaan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor berdasarkan kontrak, seperti pengecatan dinding, langit-
langit, hand railling dan lain sebagainya.
b. Semua pekerjaan pengecatan dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai
dengan persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1982, SII.1253-85
atau sesuai dengan standard seperti berikut HI-3-197-, NI-4.
c. Spesifikasi pengecatan yang dikeluarkan oleh pabrik, RKS ini dan
semua petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas Konstruksi selama
pekerjaan berlangsung.

2.4.2. Kontrol dan Batasan

Semua pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai


dengan persyaratan yang tercantum dalam PUBI 1982, SII.1253-85.
Spesifikasi pengecatan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, RKS ini dan
semua petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas Konstruksi selama
pekerjaan berlangsung.

2.4.3. Persyaratan Bahan

1. Plamur Tembok
Plamur tembok harus merupakan plamur acrylis emulsion yang
berkualitas baik.

2. Cat Tembok
Cat tembok bagian dalamyang dipakai untuk pengecatan tembok dan
langit-langit harus merupakan cat emulsi yang baik, kelas I seperti merk
Jotun, Catylac, Vinilex, Metrolite, Dana Paint.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 21


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
Untuk cat exterior harus menggunakan cat kelas I Weather Shield /
Weather Coad dari merkJotun, Dulux ICI, Jotun, Mowilex, Dana
Shield.
3. Cat Enamel/Besi
Cat enamel yang dipakai untuk pengecatan pintu, railing tangga dan
besi-besi pada tempat parkir harus merupakan cat enamel yang baik
yang setaraf dengan yang diproduksi oleh “Glotex, Mowilex, Dulux
ICI”

4. Cat yang akan digunakan harus masih dalam kaleng yang tersegel, tidak
cacat dan tidak bocor, serta telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas Konstruksi.

5. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis


cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada
bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan dan jenis (dari dasar s/d lapisan akhir).

Standart Pengerjaan (Mock Up)


a. Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada suatu bidang untuk tiap warna dan
jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas Konstruksi.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas Konstruksi dan bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standart minimal bagi keseluruhan pekerjaan pengecatan.

6. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas.


Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis Konsultan
Pengawas Konstruksi, Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock
up seperti tercantum diatas.

7. Untuk lapisan plamur dipakai sesuai produk pabrik yang ditentukan,


pada bagian-bagian dimana banyak reaksi alkali dan rembesan air harus
diberi lapisan wall sealer.

2.4.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Semua dinding dan plafond yang akan dicat dengan cat emulsi harus
dibersihkan terlebih dahulu, dan sebelum dicat permukaan dinding dan
plafond harus diplamur dengan plamur yang telah disebutkan diatas
sampai permukaannya menjadi rata, kemudian diamplas. Pengecatan
dengan cat emulsi harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam 3
lapisan, sampai diperoleh warna cat yang merata.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 22


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
- Cat enamel harus dilaksanakan dengan cara penyemprotan atau
pelaburan. Sebelum pengecatan dilaksanakan, seluruh permukaan besi
atau kayu harus dimeni terlebih dahulu dengan meni besi (untuk bahan
besi) atau meni kayu (untuk bahan kayu), kemudian diamplas sampai
rata.

- Selama pengecatan semua bagian-bagian bangunan yang tidak dicat m,


seperti lantai, list, allumunium, plafond, fan coil, kosen dan lain
sebagainya, harus dilindungi dari kemungkinan kena cat. Bilamana
dalam pengecatan, bagian-bagian tersebut terlebur atau tertetesi cairan
cat, maka ia harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain lain
yang bersih. Pekerjaan cat ini harus dilaksanakan sampai diterima oleh
Konsultan Pengawas Konstruksi.

- Meskipun demikian, bilamana selama pekerjaan atau masa


pemeliharaan bidang-bidang yang sudah dicat dan diterima oleh
Konsultan Pengawas Konstruksi, ternyata terkotori atau cacat akibat
pekerjaan atau orang-orang yang berada dibawah tanggung jawab
Kontraktor, maka bidang tersebut harus dicat kembali sampai diterima
oleh Konsultan Pengawas Konstruksi.

2.4.5. Pelaksanaan
Pekerjaan dinding

a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh


plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering
tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada
Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan
menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang dilanjutkan dengan
3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
- Lapis II kental

- Lapis III encer.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 23


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch
number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.
Pekerjaan Cat Langi-langit
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit
Pintu Shaft Calcium silicate/GRC, pelat beton atau bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan sama dengan cat bagian dalam bangunan untuk
plafond bagian dalam dan cat luar bangunan untuk plafond bagian luar.
Warna putih atau ditentukan perencana setelah melakukan percobaan
pengecatan.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur kayu kualitas baik.
d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding
kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada
pengecatan langit-langit ini.
e. Untuk Pekerjaan cat semprot bertekstur, dipakai juga Gypsum Spray
dengan finish cat emulsi kualitas baik.
f. Sambungan-sambungan multiplex harus diberi flexible sealant agar
tidak terlihat sebagai retakan sesudah dicat.

2.4.6. Garansi

Untuk cat luar bangunan (weathershield) kontraktor harus memberikan


garansi produk dan garansi aplikasi kepada pemberi tugas yang berlaku
selama 5 tahun.

2.5. PEKERJAAN WATERPROOFING

2.5.1. Keterangan Umum

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan
dan peralatan / alat bantu lainnya termasuk pengangkutan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dangan yang dinyatakan dalam
gambar, memenuhi uraian dan syarat-syarat dan memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 24


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
2.5.2. Persyaratan Bahan

a. Standard Mutu Bahan


Standard dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan
standard-standard lainnya seperti PUBI 1982 (NI-3) ASTM 828,
ASTME : TAPPI 803 dan 407. Pekerjaan ini harus mendapat Sertifikat
Jaminan (pemeliharaan cuma-cuma) untuk 10 tahun. Kontraktor tidak
dibenarkan merubah dengan standard dengan cara apapun tanpa ijin
dari Konsultan Perencana/ KonsultanPengawas Konstruksi.

b. Kontraktor harus menyediakan data teknis produk dan spesifikasi untuk


persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan di setujui
KonsultanPengawas Konstruksi.

c. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap


dan jaminan dari pabrik.

d. Bahan waterproofing atap menggunakan Bithumene Water Proofing


membrane tebal 3 mm eks Fosroc, Bumindo, Beton Teknik, Sika, dan
untuk waterproofing jenis liquit menggunakan bahan Ex Beton Teknik,
Damdeks, Aqua Proof, Aqua Seal.

e. Bagian-bagian yang harus diberi lapisan waterproofing adalah :


 Pelat-pelat atap beton : type membrane
 Lantai-lantai toilet, kamar mandi dan WC : type liquid
 Bagian-bagian lain yang ditentukan pada gambar

2.5.3. Pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan dimulai, permukaan bagian yang akan diberi


lapisan harus dibersihkan cukup halus, kering dan bebas dari tonjolan /
legokan dan bekas tumpahan cor-coran beton.

b. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi,


cara pelapisan, ketebalan sampai dengan perlindungan dengan plesteran
dan acian, setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik.

c. Permukaan harus memiliki kemiringan lantai antara 1-2% atau lebih ke


arah drain outlet.
d. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistem kwas atau rol.
setelah primer coating mengering kurang lebih 1 jam (bila keadaan
cuaca cerah) barulah dimulai pemasangan Bithutene Water Proofing
Membrane. pemasangan di mulai dari titik terendah (drain), daerah-
daerah kritis diberi dengan mastic.
e. Sistem Aplikasi :
 Permukaan beton rata (bebas dari keroposan dan tonjolan).
 Pemasangan lapisan primer (dibiarkan 3-24 jam, tergantung
kondisi cuaca).

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 25


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
f. Setelah selesai seluruhnya pekerjaan water proofing kemudian
dilakukan test rendam (flood test) selama 24 jam/1 hari dengan tinggi
kurang lebih 5 cm.

2.6. PEKERJAAN PLAFOND

2.6.1. Keterangan Umum

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan penyediaan, pengiriman dan


pemasangan plafond GRC dan calsium board pada langit-langit yang harus
dikerjakan oleh Kontraktor berdasarkan kontrak.
2.6.2. Kontrol dan Batasan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus mengikuti semua
persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1982, SII.0404-80, SII.0194-84,
RKS ini dan semua petunjuk perintah Konsultan Pengawas Konstruksi
selama pekerjaan berlangsung.

2.6.3. Persyaratan Bahan

- Bahan yang dipakai adalah papan GRC tebal 4mm atau Calcium
boarddengan ketebalan 4 mm yang bebas dari retak, pecah atau cacat-
cacat lainnya yang dapat merusak penampilannya.
- Plapond yang digunakan merupakan plafon flat.
- GRC produk Jaya board, GRC board.
- Calsium board produk Eternit Gresik.

2.6.4. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang berpengalaman


dalam melaksanakan pekerjaan ini.
- Panel GRC atau Calciboard datar boleh dipasang setelah seluruh rangka
untuk langit-langit tersebut sudah terpasang sesuai yang tertera dalam
gambar dan diterima oleh Konsultan Pengawas Konstruksi.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 26


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

BAB IV
PEKERJAAN SANITAIR

BAGIAN 1 - UMUM

4.1 LINGKUP PEKERJAAN

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan perlengkapan sanitair dan aksesori/fitting yang diperlukan


untuk kelengkapan pemasangannya sesuai yang spesifikasi yang ditentukan,
melakukan pemasangannya sesuai dengan metode/sistem standar yang berlaku,
melakukan plesteran atau grouting kembali untuk pipa-pipa yang telah terpasang,
melakukan penyelesaian terhadap sanitair dan fitting yang telah terpasang,
sehingga terlihat rapi, bersih pada bagian-bagian yang diekspose.

c. Bagian-bagian yang terkait :


 Pekerjaan Pondasi untuk Sleeves-sleeves
 Pekerjaan Plat Beton untuk Sleeves-sleeves
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Finishing Lantai Keramik
 Pekerjaan Mekanikal untuk Pipa

4.1.1 REFERENSI

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :Pedoman Plumbing Indonesia


1974.

b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Semua pekerjaan pemasangan Sanitair maupun aksesori yang telah selesai harus
dilakukan pengetesan menurut standar pengetesan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan.
Memberikan masa pemeliharaan secara berkala bulanan selama 1 tahun berturut-
turut, dengan biaya kontraktor dan jaminan gratis spare part, terhitung sejak
serah terima pertama.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 27


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

c. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

4.1.2 SUBMITTALS (PENGIRIMAN)

Kontraktor harus mengirim hal-hal berikut untuk direview dan persetujuan


Pengawas, Perencana, dan Pemberi Tugas.

a. Technical specification dari Fabricator yang menjelaskan syarat-syarat dan


keterangan teknis material, instruksi dan syarat-syarat pemasangan, serta brosur-
brosur lengkap gambar sanitair dan fittingnya.

b. Sample material sanitair beserta aksesori dan fitting-fitting yang diperlukan


untuk kelengkapan dan kekuatan pemasangan.

c. Shop drawing (3 set) yang menunjukkan lokasi, detail, potongan-potongan


pemasangan yang tepat dikaitkan dengan bagian-bagian pekerjaan lain.

d. Schedule pemasangan yang dikaitkan dan terkoordinasi dengan bagian-bagian


pekerjaan lain terkait.

4.1.3 PENYIMPANAN DAN PERAWATAN

Kontraktor harus melakukan hal-hal sebagai berikut untuk keamanan dan perawatan
selama proses penyimpanan :

a. Menyimpan ditempat yang aman, kering, dan jauh dari pengaruh kerusakan dan
cacat.

b. Produk yang dikirim harus dalam keadaan tertutup dalam kemasan lengkap
dengan label, nama, type, ukuran, dari pabrik serta diberi tanda untuk lokasi dan
schedule pemasangan.
c. Barang-barang yang rusak dan cacat agar segera dipindahkan dan diganti dengan
yang baik, sesuai persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 28


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.1.4 GARANSI

Kontraktor harus memberikan garansi-garansi sebagai berikut :

a. Garansi tertulis dari fabricator untuk kualitas, kekuatan, ketahanan bahan yang
dapat beroperasi dengan baik, selama 10 tahun.

b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk hasil kerja pemasangan, metode dan sistem
yang tepat untuk pemasangan sanitair dan fitting-fittingnya.

4.1.5 DESKRIPSI SISTEM

a. Sewage Sistem
 Pembuangan kotoran (disposal) WC dari toilet, dihubungkan ke Sewage
Treatment Plant (STP).
 Air kotor buangan dari Wash Basin dan Floor Drain harus dibuang ke Soap
Treatment.

b. Sanitary Fixtures :
 Hand Basin, Watercloset harus tersedia disetiap toilet disamping fitting-
fitting lainnya sesuai spesifikasi.

4.2 BAGIAN 2 - BAHAN

4.2.1 PEMASANGAN PLUMBING FIXTURES DAN TRIMS

Semua plumbing fixtures harus dilengkapi dengan traps, dan fitting-fitting harus
dipasang sesuai dengan instruksi manufaktur. Kontraktor bertanggung jawab untuk
mengeset dan memasang semua fixtures dan aksesori dalam semua kondisi untuk
melengkapi pemasangan.

4.2.2 CLEAN OUTS PADA DRAINASE PEMIPAAN (SCOPE MECHANICAL)

Semua pemipaan drainase horizontal harus dilengkapi dengan clean out. Untuk pipa
dengan diameter 3” (tiga inch) dibutuhkan minimal clearance 18 inch (46 cm),
sementara dibutuhkan paling sedikit clearance 24 cm untuk pipa-pipa yang lebih
kecil.
Clean out harus disediakan dalam grade atau finishing lantai dan harus dipasang
dengan kuat pada lantai dengan sekrup.
Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan sistem
penyambungan yang disetujui Pengawas dan Pemberi Tugas.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 29


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.2.3 FLOOR DRAIN (SCOPE MECHANICAL)


Floor Drain harus dipasang pada posisi 0,5 cm lebih rendah daripada lantai finish.

4.2.4 JOINTS DAN CONNECTIONS

a. Sambungan-sambungan dan hubungan-hubungan dalam sistem plumbing


haruslah tahan air dan gas sesuai yang dibutuhkan dalam test.

b. Sambungan T dan S untuk unplasticized PVC membutuhkan untuk prosedur-


prosedur berikut :
 Bersihkan bagian-bagian sambungan dari pipa dan fitting.
 Sebelum pemolesan pipa dengan solvent-cement, tandailah untuk
menunjukkan “Joining point”.
 Ratakan solvent-cement pada bagian luar dari pipa dan bagian dalam dari
fitting.
 Bila tersambung, masukkan pipa dengan cepat sampai mencapai bagian yang
berkurang dari fitting return pipe paling sedikit 1/4 dari putaran.
 Biarkanlah hal tersebut pada posisinya selama 10-20 detik.

c. Tidak diijinkan memakai cat, varnish atau jenis polesan lain pada material
sambungan sampai sambungan telah di test dan disetujui.

d. Buatlah sambungan pada pipa-pipa yang disekrup dengan compound yang


disetujui dan diisi hanya pada male threads.

e. Jangan memakai “lamp-wick” pada sambungan. Gunakanlah graphite pada


clean-out dan drain-plugs.

f. Threads : sempurnakan clean out dengan panjang yang pas.

g. Pipe : besarkanlah lubang-lubang secukupnya setelah pemotongan dan threading.

h. Pergunakanlah compound yang tidak akan mempengaruhi kebersihan/kemurnian


air.

i. Bila arah dari pipa-pipa drainase berubah, harus dipergunakan wyes, long sweep,
bends, atau kombinasi dari fitting-fitting ini dan telah disetujui.
j. Tee tipe single atau double diijinkan hanya untuk pemipaan drainase vertikal.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 30


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.2.5 DAFTAR SANITAIR DAN MERK

a. Single Bowl Toilet (Close Jongkok) : C.E9/TV.150 NWV1Z Ex


Toto dan
yang setara
b. Shower Spray : TOTO (W704) / SW784JP) dan yang
setara
c. Paper Holder : TOTO/TS 116 R dan yang setara
d. Floor Drain : Kharisma dan yang setara

4.3 BAGIAN 3 PENERAPAN–

4.3.1 TESTING

a. Peralatan-peralatan, material dan pekerja/buruh yang diperlukan untuk inspeksi


dan melakukan test harus dilengkapi/diberikan oleh Kontraktor.
b. Semua testing harus dilakukan dengan kehadiran engineer atau wakil-wakilnya
yang harus segera menyerahkan pemberitahuan atau laporan tertulis mengenai
test dalam 7 hari setelah testing dilakukan.
c. Bila hasil test dari sistem plumbing berlangsung memuaskan harus segera
dikeluarkan sertifikat persetujuan oleh Otoritas administrasi kepada kontraktor
yang selanjutnya akan dikirim kepada Pemberi Tugas.
Sertifikat untuk hasil yang memuaskan dan pemasangan yang aman adalah
penting untuk Pemberi Tugas untuk memastikan bahwa pekerjaan telah
memenuhi standar hasil yang baik.

4.3.2 SANITARY FIXTURES TEST

Semua sanitary fixtures harus ditest dengan test aliran air dan harus tahan air
(watertight).

4.4. PEKERJAAN OPTIMALISASI KAMAR MANDI/WC

4.4.1 Ketentuan Pelaksanaan pekerjaan


Pembongkaran dan pemasangan kembali kamar mandi/wc dilakukan unit per unit di
setiap lantai ( mulai dari 1 unit di lantai 4, kemudian 1 unit di lantai 3, 1 unit di lantai
2 dan 1 unit di lantai 1).
Hal ini dilakukan untuk mengetahui masih atau sudah tidak adanya kebocoran dari
kamar mandi/wc yang dikerjakan.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 31


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

4.4.2 Pembongkaran
Dilakukan pembongkarankamar mandi/wc padalantai 1, 2, 3 (tidak termasuk lantai
dasar):
- lantai kamar mandi termasuk seluruh keramiknya (20 x 20),
- Dinding Keramik20 x 25 sebanyak 2 baris (t = 50 Cm).
- Peninggian w/c dan closet duduk termasuk keramiknya,
Pembokaran dilakukan sampai terlihat permukaan plat lantai tanpa membongkar
tanggulan
Lakukan pemasangan Floordrain dan pipa-pipa PVC air kotor

4.4.3 Pembersihan
Seluruh puing-puing bekas bongkaran dibersihkan.

4.4.4 Pemasangan kembali


4.4.4.1. Pemasangan Lantai Kamar mandi
- Lakukan pekerjaan waterproofing jenis Bitumen dandibakar untuk seluruh
permukaan lantai km mandi diatas plat lantai beton dan dinding t = 50 Cm.
- Setelah kering, lakukan test rendam.
- Jika masih terjadi kebocoran (dilihat dari lantai hunian dibawahnya),
lakukan pelapisan waterproofing kembali sampai tidak terjadi kebocoran.
- Lakukan pengecoran dengan beton K225 dengan tinggi 8 cm pada lantai
kamar mandi
- Lakukan pemasangan peninggian existing untuk kloset dengan beton K225
20 cm. (Total = 28 Cm)
- Pasang closet duduk leher angsa yang dihubungkan dengan pipa air kotor
- Lakukan Waterproofing liquid di semua permukaan beton.

4.4.4.2. Pasang keramik


- Pasang Keramik lantai dan permukaan peninggian existing sesuai dengan
ketentuan yang ada.
- Pasang Keramik dinding dengan ketentuan yang ada.

4.4.5Material Waterproofing :
Untuk Kamar mandi/WC Tahap 1 = Type Bitumen Coating
Tahap 2 = Liquid coating/Cement Base

Produksi :
Type Membran : Prootex Torcheal ex Fosroc, Beton Tehnik, Sika
Type Coating : Brushbond Flax ex Fosroc, Aquaproof, Damdex, Sika 507.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 32


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
BAGIAN III
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

1.1 UMUM

1.1. Kontraktor harus mengikuti/memenuhi persyaratan yang ditulis dalam buku


ini, juga mengikuti/memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas Konstruksi dan Pemberi Tugas.

1.2. Dalam penawaran, Kontraktor wajib melampirkan daftar perincian


peralatan/ bahan yang akan dipasang.

1.3. Dalam penawaran, Kontraktor wajib menyertakan brosure, katalog, diagram


ukuran, warna, keterangan-keterangan lain yang diterbitkan oleh pabrik
pembuat dan menandai spesifikasi peralatan/bahan yang akan dipasang
dengan jelas.

1.4. Kontraktor wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat
peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel
peralatan-peralatan sehingga sistem beroperasi dengan sempurna.

1.5. Jika Kontraktor menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan, atau


spesifikasi teknisnya maka Kontraktor wajib memberikan kepada Konsultan
Pengawas Konstruksi secara tertulis untuk mendapat penjelasan.

1.6. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi yang diperlukan


sebelum memulai pekerjaan untuk diperiksa dan disyahkan oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas Konstruksi dan Pemberi Tugas (Shop
Drawing).

1.7. Kontraktor wajib menyerahkan contoh peralatan/bahan yang akan dipasang


kepada Konsultan Pengawas Konstruksi jika diminta. Jika contoh yang
diberikan di tolak oleh Konsultan Pengawas Konstruksi, Kontraktor wajib
mengganti.

1.8. Peralatan yang dipasang harus memenuhi persyaratan-persyaratan


pengujian, yaitu pengujian pabrik dan pengujian dari instalasi yang
bersangkutan.

1.9. Semua peralatan/bahan/instalasi harus baru dan dirancang khusus untuk


daerah tropis dan mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.
1.10. Jika dikarenakan pekerjaan, Kontraktor harus membongkar, membobok
menggali dan lain-lain, Kontraktor harus mengembalikan seperti keadaan
semula.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 33


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
1.11. Kontraktor harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding untuk
pemasangan plumbing.

1.12. Kontraktor harus membersihkan lingkungan kerja setelah pemasangan.

1.13. Kontraktor wajib menyediakan tenaga ahli yang di tempatkan dilokasi Full
Time.

1.14. Kontraktor harus melakukan koordinasi dengan Kontraktor lain (Sipil dsb),
atas petunjuk Konsultan Pengawas Konstruksi sehingga diperoleh hasil
kerja yang baik dan memuaskan.

1.15. Jika karena kesalahan atau kelalaian Kontraktor, menyebabkan instalasi


berbeda dengan “Shop Drawing” yang sudah disetujui atau peralatan-
peralatan yang dipasang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
membongkar, memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan mengem-
balikan keadaan sekelilingnya. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena hal
diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.16. Kontraktor wajib menyerahkan gambar terpasang (As-Built Drawing)


kepada Konsultan Pengawas Konstruksi dengan jumlah rangkap yang akan
ditentukan kemudian, untuk semua pekerjaan yang telah dikerjakan.

1.17. Setelah pemasangan sistem selesai, Kontraktor wajib mengadakan


pengetesan/percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan
benar, memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik.

1.18. Dalam pekerjaan ini Kontraktor harus mempunyai PAS INSTALATUR


PAM (Perusahaan Air Minum), golongan yang sesuai dan masih berlaku
pada saat pelaksanaan pekerjaan.

1.19. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan Plumbing yang baik dan memuaskan,
maka persyaratan peralatan dan instalasi harus sesuai dengan Pedoman
Plumbing Indonesia yang baru.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi plumbing meliputi :

1.2.1 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air bersih serta
kelengkapannya untuk bangunan.

1.2.2 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air kotor serta
kelengkapannya untuk bangunan.
1.2.3 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan fixture-fixture plumbing dan
kelengkapannya untuk bangunan.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 34


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
1.2.4 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan pompa air bersih dan
kelengkapannya.

1.3. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

1.3.1. Instalasi Pipa Air Bersih Untuk Bangunan

1. Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah Pipa
PVC Class AW dengan kadar racun rendah.

2. Katup Pipa (Gate Valve)


Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang,
menggunakan katup penutup dari bronze dengan sistem penyambungan
menggunakan ulir.

3. Katup Satu Arah (Check Valve & Foot Valve)


Untuk katup satu arah yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang,
menggunakan katup satu arah dari bahan bronze dengan sistem
penyambungan menggunakan ulir.

4. Tee, Knee, Reducer, Elbow, Plug dan Socket


Semua sambungan-sambungan pipa seperti tee, knee, reducer, union,
elbow, plug, socket terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
pipanya. Semua sambungan-sambungan tersebut di atas harus buatan
pabrik. Sambungan dengan diameter 3 inci ke bawah menggunakan
sambungan ulir.

5. Standar Kwalitas
Pipa, tee, elbow, union, Knee, socket, reducer, plug, ex lokal buatan
pabrik (Bakrie Tube Maker, Bumi Kaya, PPI).

1.3.2. Instalasi Pipa Air Kotor untuk Bangunan

1. Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor ini adalah pipa PVC
kelas AW dan D, dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 8 kg/cm2.

2. Sambungan-Sambungan
Sambungan-sambungan pipa seperti clean out, reducer, tee Y, elbow,
harus buatan pabrik dengan bahan yang sama dengan pipanya.

3. Standard Kwalitas
Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air bersih menggunakan
ex lokal (Wafin, Rucika, Vinilon).
Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air Kotor dan Bekas serta
air Hujan menggunakan ex lokal (Supralon, Langgeng, Winlon, Super
Intilon).

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 35


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur

1.3 PEMASANGAN

1.4.1. Umum

1. Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor terlebih dahulu mengajukan


contoh-contoh bahan yang akan digunakan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas Konstruksi, untuk disetujui oleh Perencana dan Direksi/
Konsultan Pengawas Konstruksi.
2. Tempat dimana akan dipasang alat-alat sanitair tersebut harus disiapkan
terlebih dahulu dengan teliti. Ukuran-ukuran harus diperiksa kembali,
apakah masih sesuai dengan gambar perencanaan, apabila alat-alat
tersebut sudah terpasang. Khusus untuk type kloset lubang yang tersedia
harus diukur kembali posisinya terhadap ruang toilet apakah sudah tepat
seperti yang tertera dalam gambar.
3. Pemasangan alat-alat sanitair tersebut diatas dilakukan dengan
memperhatikan pedoman-pedoman yang diajurkan dari pabriknya.

1.4.2 Pipa dan Sambungan-sambungannya

1. Pipa Di Atas Tanah

- Pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, atau
balok, tanpa mendapatkan ijin dari Direksi/Konsultan Pengawas
Konstruksi.
- Semua pipa harus diikat dengan kuat, dengan penggantung atau
angker, untuk menjaga agar tidak berubah tempat, agar inklinasinya
tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian rupa
sehingga masih memungkinkan berekspansi oleh perubahan
temperatur.
- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat
diatur dengan jarak antara penggantung maximal 3 (tiga) meter.
Untuk pipa air kotor kemiringan pipa minimum 1%.
- Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantungan
untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi.
Penggantung dari kawat atau rantai tidak boleh digunakan.
- Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi
bangunan dengan “Angker” yang dipasang pada waktu pengecoran
beton, atau dengan cara penembakan dengan baut tembok (ramset).
- Type vertikal harus ditumpu dengan klem, jarak maksimum antara 2
meter.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 36


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
2. Pipa di Dalam Tanah

- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan


kemiringan yang tepat. Kemiringan pipa minimum adalah 2%.

- Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata, sehingga seluruh
panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik.

- Pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor, tidak boleh
diletakkan pada lubang yang sama.

- Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran dibuang


dari lubang galian dan setelah diperiksa oleh Direksi/Konsultan
Pengawas Konstruksi, maka lubang-lubang galian tersebut dapat
ditutup dengan tanah bekas galian tersebut, atau dengan bahan lain
yang disetujui.

- Pipa air bersih sebelum diletakkan di dalam tanah harus dicat


dengan cat anti karat atau flinkote.

- Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa sehingga tidak


mengganggu/mengubah letak pipa.

3. Sparing Untuk Pipa-pipa

- Sparing untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.

- Sparing harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan


kelonggaran kira-kira 5 mm diluar pipa.

- Sparing untuk dinding dibuat dari pipa baja yang dilas ke beberapa
anker.

- Rongga antara pipa dan sparing harus di-seal.

4. Sambungan-sambungan Pipa

- Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas


penampang yang berbeda harus menggunakan “Reducer” buatan
pabrik.

- Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan (elbow) dengan


“Long Radius” belokan-belokan dengan jenis “SHORT RADIUS”
hanya di belokan untuk penggunaan yang tak mungkin dipasang
dengan long radius, dan Kontraktor harus memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas Konstruksi.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 37


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
- Sambungan-sambungan atau alat-alat yang akan menimbulkan tahan
aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.

- Untuk semua jenis sambungan yang menggunakan flens, harus dari


jenis yang berpermukaan timbul (Raised Face Flange). Sebelum
diadakan pengikatan dengan baut, antara kedua flens harus
disisipkan packing dari jenis yang sesuai dengan untuk pemakaian
air bersih. Untuk memudahkan pembukaan kembali pada waktu
pemeliharaan, maka setiap baut yang akan dipasang harus dilumasi
dengan suatu kompound anti karat. Jenis kompound harus mendapat
persetujuan dari Direksi Konsultan Pengawas Konstruksi.

1.4.3 Fembersihan

1. Semua bagian yang terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lain.

2. Semua bagian yang dilapisi chromium atau Nickel harus digosok


bersih/mengkilap setelah selesainya pemasangan instalasi.

3. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan


terlebih dahulu dari lemak, lumpur yang masuk.

4. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran pada bagian bangunan, atau


finishing arsitektur atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya
atas kelalaian Kontraktor karena tidak membersihkan sistem pemipaan
dengan baik, maka semua perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

5. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang


akan ditumpu oleh tembok atau bagian bangunan lainnya, harus dilapis
dengan cat pencegah karat.

1.5 PENGUJIAN

1.5.1 Fengujian Sistem Fembuangan Air Kotor

- Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang


yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai lubang vent tertinggi untuk tiap lantai.

- Sistem tersebut harus bisa menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas minimal selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.

- Bila Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi menginginkan pengujian


dengan cara lain disamping pengujian diatas, Kontraktor harus
melaksanakan tanpa ada tambahan biaya.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 38


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Arsitektur
1.5.2 Pengujian Sistem Pemipaan Air Bersih

- Seluruh sistem distribusi air bersih diuji dengan tekanan hidrostatik


sebesar 1 s/d 1,5 kali tekanan kerjanya.
- Apabila sesuatu bagian instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau
konstruksi bangunan lainnya maka bagian dari instalasi tersebut harus
diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan
tembok atau bagian bangunan lainnya.
- Setiap pompa air bersih, sebelum dinyatakan siap untuk operasi, harus
diuji apakah pompa memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh
Pabrik pembuat pompa. Pengujian ini dilakukan bersama-sama dengan
Direksi Konsultan Pengawas Konstruksi.

1.5.3 Kegagalan Uji

- Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan


atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi, maka Kontraktor harus
mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan
pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai cukup memuaskan.

- Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak/gagal tersebut


harus dengan pipa atau bahan yang baru. Penambahan (caulking)
dengan bahan apapun tidak diperkenankan.

1.6 LAIN-LAIN

1.6.1 Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan


atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor,
sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung
jawabkan, tanpa tambahan biaya.

1.6.2 Kontraktor harus mengurus segala perijinan yang diperlukan.

1.7 MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

1.7.1 Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi Plumbing yang di-supply dan
dipasang adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan
pekerjaan untuk yang pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini,
segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab
dari Kontraktor yang bersangkutan.
1.7.2 Jaminan (garansi) untuk seluruh Instalasi Plumbing yang dipasang adalah
selama 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk
yang kedua kalinya. Segala kerusakan yang timbul Kontraktor wajib
memperbaiki, dimana biaya tenaga kerja dan transport menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan Spare Parts yang diperlukan akan dibayar oleh
Pemberi Tugas.

Optimalisasi Rusunawa Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 39

Anda mungkin juga menyukai