BAGIAN I
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
BAB I
S YARAT-SYARAT UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan pada proyek ini adalah Pekerjaan Optimalisasi
Rumah Susun Sederhana Sewa yang berlokasi di Kota Pangkal Pinang
Provinsi Bangka Belitung
Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan,
dengan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat
Perjanjian Pemborongan dan pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
2. Merk Dagang
Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebihuntuk jenis bahan
yang sama, maka Pemborong diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari
padanya (bukan setara) untuk diperiksa dan disetujui direksi.
c. Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah
disetujui, maka Direksi berhak menolak / memerintahkan Pemborong untuk
mengeluarkan bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pekerjaan)
selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak ditolaknya bahan-bahan tersebut.
1.2. SITUASI
3. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam
jenis yang sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala
lebih besar (gambar detail).
4. Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar
mekanikal elektrikal atau ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja
yang tidak bisa diatasi menurut point no.3 diatas, Pemborong harus melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas Konstruksi untuk diberi keputusan
gambar mana yang akan dijadikan pegangan/acuan di dalam pelaksanaan
pekerjaan.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. UMUM
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor seperti
mobilisasi, pengukuran dan pematokan lahan sesuai dengan gambar dan RKS.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor harus senantiasa mematuhi aturan
tentangKeamanan, Keselamatan, Kesehatan kerja (K3), Perlindungan tenaga kerja
sebagaimanatercantum dalam Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi pasal23ayat 1,2,3 dan 4 yang pengaturan rincunya a.l. dalam
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No. 09/PRT/M/2008, tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Sepatu pengaman, Topi
Helmet, Sarung tangan, kaca mata Las dan peralatan K3 lainnya dengan jumlah
yang cukup, disiapkan oleh Kontraktor.
BAB IV
PEKERJAAN BETON
4.1.3 Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang
terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Konstruksi, dan Konsultan Pengawas Konstruksi berhak untuk
meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh Konsultan Pengawas Konstruksi dalam waktu 2 x 24
jam harus dikeluarkan dari Proyek.
4.3. MATERIAL
4.3.1. Semen
- Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada
butir yang pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume
dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration
(LAA).
- Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai
berikut :
1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0-1
4.3.4 A i r
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak
atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Slump Slump
Jenis Konstruksi maks. (mm) min. (mm)
4.4.3 Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi,
maka harga tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan
catatan tidak melebihi 150 mm dan harus di-back up dengan
percobaan adukan beton (trial mix).
4.5.2 Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor
harus mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan
mutu beton yang diperlukan.
4.5.3 Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus
mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI NI-2 1971.
4.7.3 Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang pada beton lama
tersebut harus disapu dengan bonding agent dengan aturan sesuai
pabrik pembuatnya.
4.8.8 Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan
harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurukan dilakukan.
4.9.4 Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air
pada semen dan agregat telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dpat
berkuran, bila Konsultan Pengawas Konstruksi menganggap perlu
berdasarkan kondisi tertentu.
4.9.6 Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih
dari 1,5 meter. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang
terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan
yang baru dituang.
4.9.9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah
menjasi keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus
dibersihkan dari lapisan air semen dan partikel-partikel yang
terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat
beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan
yang lekat dengan tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
4.9.10 Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila
diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan
pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kesuali atas
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi dapat
dilaksanakan pada malam hari dengan sistem penerangan sudah
disiapkan dan memenuhi syarat.
4.13.1. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti
angkur, kait, Wiremes dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan beton, harus sudah terpasang sebelum pengecoran beton
dilakukan.
4.13.2. Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya
agar tidak tergeser pada saat pengecoran beton.
4.15.1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI
NI-2 1971 dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut
dalam ayat berikut.
4.15.2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang
dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai dengan jumlah 5
m3. PBI NI-2 1971 Bab 4 poin 4.7 : “Selama masa pelaksanaan,
mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa secara kontinu
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Apabila tidak ditentukan
lain oleh Pengawas Ahli, maka pada pekerjaan beton dengan
jumlah dari masing-masing mutu beton lebih besar dari 60 M3 untuk
masing-masing mutu beton harus dibuat uji setiap 5 M 3 beton
dengan minimum 1 benda uji tiap hari.”
4.15.4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang
ditinggal dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang
sama dengan keadaan sebenarnya
4.16. S U H U
4.16.1 Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila
suhu yang di taruh berada diantara 27° dan 32° C.
4.16.2 Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat
mengakibatkan suhu beton melebihi 32° C, maka Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan
agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.
4.17.1 Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed,
maka beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi, dengan takaran,
adukan serta cara pengiriman/pengangkutan yang memenuhi
syarat-syarat yang tercantum pada ASTM C94-78a.
1. Semen Portland
- Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
3. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak
atau garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
2.1.4. Persyaratan Campuran Plesteran
Proporsi adukan dan campuran harus mengikuti persyaratan di bawah ini :
Pasir
Jenis Plesteran Semen Portland Pasang
- Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan harus
diteruskan ke sebelah kanan bawah. Selama pemasangan harus dijaga
agar tidak terjadi gelombang-gelombang dan hasilnya harus rata dan
uniform.
- Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang dipakai
pada pekerjaan pasangan batu bata.
- Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik dengan
mengguna-kan kayu telah diketam rata, sedemikian rupa sehingga
diperoleh garis plesteran yang rata dan tegak lurus (lot). Plesteran
susungguhnya baru dapat dimulai setelah “Garis Plesteran Pembantu”
cukup kering.
2.2.1. Umum
2. Calsiumboard
Calsium board yang akan digunakan untuk Pintu dan atau Plafond harus
merupakan calsium board yang baik yang ada di pasaran, seperti Ex
Eternit Gresik.
3. Penyelenggaraan Pekerjaan
- Ubin keramik lantai yang dipakai harus merupakan ubin keramik lokal
yang terbaik ukuran 20 x 20 dan 30 x 30. Untuk dinding kamar mandi
20 x 25.Keramik harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
SII.0583-81, seperti yang diproduksi oleh Masterina, Mulia, Asia Tile,
Ikad.
1. Plamur Tembok
Plamur tembok harus merupakan plamur acrylis emulsion yang
berkualitas baik.
2. Cat Tembok
Cat tembok bagian dalamyang dipakai untuk pengecatan tembok dan
langit-langit harus merupakan cat emulsi yang baik, kelas I seperti merk
Jotun, Catylac, Vinilex, Metrolite, Dana Paint.
4. Cat yang akan digunakan harus masih dalam kaleng yang tersegel, tidak
cacat dan tidak bocor, serta telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas Konstruksi.
- Semua dinding dan plafond yang akan dicat dengan cat emulsi harus
dibersihkan terlebih dahulu, dan sebelum dicat permukaan dinding dan
plafond harus diplamur dengan plamur yang telah disebutkan diatas
sampai permukaannya menjadi rata, kemudian diamplas. Pengecatan
dengan cat emulsi harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam 3
lapisan, sampai diperoleh warna cat yang merata.
2.4.5. Pelaksanaan
Pekerjaan dinding
2.4.6. Garansi
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan
dan peralatan / alat bantu lainnya termasuk pengangkutan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dangan yang dinyatakan dalam
gambar, memenuhi uraian dan syarat-syarat dan memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
2.5.3. Pelaksanaan
- Bahan yang dipakai adalah papan GRC tebal 4mm atau Calcium
boarddengan ketebalan 4 mm yang bebas dari retak, pecah atau cacat-
cacat lainnya yang dapat merusak penampilannya.
- Plapond yang digunakan merupakan plafon flat.
- GRC produk Jaya board, GRC board.
- Calsium board produk Eternit Gresik.
BAB IV
PEKERJAAN SANITAIR
BAGIAN 1 - UMUM
4.1.1 REFERENSI
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Semua pekerjaan pemasangan Sanitair maupun aksesori yang telah selesai harus
dilakukan pengetesan menurut standar pengetesan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan.
Memberikan masa pemeliharaan secara berkala bulanan selama 1 tahun berturut-
turut, dengan biaya kontraktor dan jaminan gratis spare part, terhitung sejak
serah terima pertama.
c. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
Kontraktor harus melakukan hal-hal sebagai berikut untuk keamanan dan perawatan
selama proses penyimpanan :
a. Menyimpan ditempat yang aman, kering, dan jauh dari pengaruh kerusakan dan
cacat.
b. Produk yang dikirim harus dalam keadaan tertutup dalam kemasan lengkap
dengan label, nama, type, ukuran, dari pabrik serta diberi tanda untuk lokasi dan
schedule pemasangan.
c. Barang-barang yang rusak dan cacat agar segera dipindahkan dan diganti dengan
yang baik, sesuai persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.
4.1.4 GARANSI
a. Garansi tertulis dari fabricator untuk kualitas, kekuatan, ketahanan bahan yang
dapat beroperasi dengan baik, selama 10 tahun.
b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk hasil kerja pemasangan, metode dan sistem
yang tepat untuk pemasangan sanitair dan fitting-fittingnya.
a. Sewage Sistem
Pembuangan kotoran (disposal) WC dari toilet, dihubungkan ke Sewage
Treatment Plant (STP).
Air kotor buangan dari Wash Basin dan Floor Drain harus dibuang ke Soap
Treatment.
b. Sanitary Fixtures :
Hand Basin, Watercloset harus tersedia disetiap toilet disamping fitting-
fitting lainnya sesuai spesifikasi.
Semua plumbing fixtures harus dilengkapi dengan traps, dan fitting-fitting harus
dipasang sesuai dengan instruksi manufaktur. Kontraktor bertanggung jawab untuk
mengeset dan memasang semua fixtures dan aksesori dalam semua kondisi untuk
melengkapi pemasangan.
Semua pemipaan drainase horizontal harus dilengkapi dengan clean out. Untuk pipa
dengan diameter 3” (tiga inch) dibutuhkan minimal clearance 18 inch (46 cm),
sementara dibutuhkan paling sedikit clearance 24 cm untuk pipa-pipa yang lebih
kecil.
Clean out harus disediakan dalam grade atau finishing lantai dan harus dipasang
dengan kuat pada lantai dengan sekrup.
Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan sistem
penyambungan yang disetujui Pengawas dan Pemberi Tugas.
c. Tidak diijinkan memakai cat, varnish atau jenis polesan lain pada material
sambungan sampai sambungan telah di test dan disetujui.
i. Bila arah dari pipa-pipa drainase berubah, harus dipergunakan wyes, long sweep,
bends, atau kombinasi dari fitting-fitting ini dan telah disetujui.
j. Tee tipe single atau double diijinkan hanya untuk pemipaan drainase vertikal.
4.3.1 TESTING
Semua sanitary fixtures harus ditest dengan test aliran air dan harus tahan air
(watertight).
4.4.2 Pembongkaran
Dilakukan pembongkarankamar mandi/wc padalantai 1, 2, 3 (tidak termasuk lantai
dasar):
- lantai kamar mandi termasuk seluruh keramiknya (20 x 20),
- Dinding Keramik20 x 25 sebanyak 2 baris (t = 50 Cm).
- Peninggian w/c dan closet duduk termasuk keramiknya,
Pembokaran dilakukan sampai terlihat permukaan plat lantai tanpa membongkar
tanggulan
Lakukan pemasangan Floordrain dan pipa-pipa PVC air kotor
4.4.3 Pembersihan
Seluruh puing-puing bekas bongkaran dibersihkan.
4.4.5Material Waterproofing :
Untuk Kamar mandi/WC Tahap 1 = Type Bitumen Coating
Tahap 2 = Liquid coating/Cement Base
Produksi :
Type Membran : Prootex Torcheal ex Fosroc, Beton Tehnik, Sika
Type Coating : Brushbond Flax ex Fosroc, Aquaproof, Damdex, Sika 507.
1.1 UMUM
1.4. Kontraktor wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat
peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel
peralatan-peralatan sehingga sistem beroperasi dengan sempurna.
1.13. Kontraktor wajib menyediakan tenaga ahli yang di tempatkan dilokasi Full
Time.
1.14. Kontraktor harus melakukan koordinasi dengan Kontraktor lain (Sipil dsb),
atas petunjuk Konsultan Pengawas Konstruksi sehingga diperoleh hasil
kerja yang baik dan memuaskan.
1.19. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan Plumbing yang baik dan memuaskan,
maka persyaratan peralatan dan instalasi harus sesuai dengan Pedoman
Plumbing Indonesia yang baru.
1.2.1 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air bersih serta
kelengkapannya untuk bangunan.
1.2.2 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air kotor serta
kelengkapannya untuk bangunan.
1.2.3 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan fixture-fixture plumbing dan
kelengkapannya untuk bangunan.
1. Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah Pipa
PVC Class AW dengan kadar racun rendah.
5. Standar Kwalitas
Pipa, tee, elbow, union, Knee, socket, reducer, plug, ex lokal buatan
pabrik (Bakrie Tube Maker, Bumi Kaya, PPI).
1. Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor ini adalah pipa PVC
kelas AW dan D, dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 8 kg/cm2.
2. Sambungan-Sambungan
Sambungan-sambungan pipa seperti clean out, reducer, tee Y, elbow,
harus buatan pabrik dengan bahan yang sama dengan pipanya.
3. Standard Kwalitas
Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air bersih menggunakan
ex lokal (Wafin, Rucika, Vinilon).
Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air Kotor dan Bekas serta
air Hujan menggunakan ex lokal (Supralon, Langgeng, Winlon, Super
Intilon).
1.3 PEMASANGAN
1.4.1. Umum
- Pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, atau
balok, tanpa mendapatkan ijin dari Direksi/Konsultan Pengawas
Konstruksi.
- Semua pipa harus diikat dengan kuat, dengan penggantung atau
angker, untuk menjaga agar tidak berubah tempat, agar inklinasinya
tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian rupa
sehingga masih memungkinkan berekspansi oleh perubahan
temperatur.
- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat
diatur dengan jarak antara penggantung maximal 3 (tiga) meter.
Untuk pipa air kotor kemiringan pipa minimum 1%.
- Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantungan
untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas Konstruksi.
Penggantung dari kawat atau rantai tidak boleh digunakan.
- Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi
bangunan dengan “Angker” yang dipasang pada waktu pengecoran
beton, atau dengan cara penembakan dengan baut tembok (ramset).
- Type vertikal harus ditumpu dengan klem, jarak maksimum antara 2
meter.
- Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata, sehingga seluruh
panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik.
- Pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor, tidak boleh
diletakkan pada lubang yang sama.
- Sparing untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
- Sparing untuk dinding dibuat dari pipa baja yang dilas ke beberapa
anker.
4. Sambungan-sambungan Pipa
1.4.3 Fembersihan
1. Semua bagian yang terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lain.
1.5 PENGUJIAN
- Sistem tersebut harus bisa menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas minimal selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.
1.6 LAIN-LAIN
1.7.1 Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi Plumbing yang di-supply dan
dipasang adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan
pekerjaan untuk yang pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini,
segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab
dari Kontraktor yang bersangkutan.
1.7.2 Jaminan (garansi) untuk seluruh Instalasi Plumbing yang dipasang adalah
selama 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk
yang kedua kalinya. Segala kerusakan yang timbul Kontraktor wajib
memperbaiki, dimana biaya tenaga kerja dan transport menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan Spare Parts yang diperlukan akan dibayar oleh
Pemberi Tugas.