Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS KORUPSI DANA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA(DIKPORA)

KABUPATEN KEBUMEN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat


kepada pemerintah daerah otonom, dalam rangka NKRI. Kewenangan daerah kabupaten/kota
mencakup kewenangandalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang
politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain. Desentralisasi bertujuan agar suatu daerah dapat mandiri dalam
mengelola wilayahnya dengandibiayai dari pemerintah pusat. Namun, kewenangan yang
diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah seringkali disalahgunakan. Salah satu
tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia ini adalah tindak pidana korupsi.
UntukUntuk itu, upaya pencegahan dan pemberantasankorupsi perlu semakin ditingkatkan dan
diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi HAM dankepentingan masyarakat. Dalam
penulisan paper, penulis menggunakan metode penelitianmenggunakan deskriptif kualitatif
berupa penelitian dengan metode studi kasus (Case Study). Datastudi kasus dapat diperoleh
dari sumber pustaka berupa buku, jurnal, dan berita.

Rumusan Masalah

1.Bagaimana analisis kasus korupsi yang melibatkan Hartoyo yang merupakan satu dari lima
orangtersangka yang saat ini menjalani proses persidangan?

2.Bagaimana pendapat mengenai kasus korupsi Dikpora yang menyeret petingi di Kebumen?
Tujuan

1.Mengkaji dan mengetahui tindakan Hartoyo melalui analisis setiap pasal yang memenuhi
rumusan pelanggaran hukum

2.Berpendapat terkait kasus korupsi Dikpora Kebumen yang sedang dalam masa persidangan
agarmenjadi perhatian bagi penegak hukum.

PEMBAHASAN

Pembahasan Kasus Korupsi Dikpora Kebumen

Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan operasi tangkap tangan terhadap lima orang pejabat
diKabupaten Kebumen dan seorang pengusaha swasta pada Sabtu, 15 Oktober 2016 terkait
dengan ijon proyek di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja DaerahPerubahan 2016 oleh seorang pengusaha Rp 4,8 miliar yang menjanjikan
komitmen 20%. KPKmenangkap Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Kebumen Yudi Tri Hartantodan pengusaha bernama Salim yang memimpin anak perusahaan
Otoda Sukes Mandiri Abadi (OSMA)Group berlokasi di Jakarta yang dipimpin Hartoyo.
Kemudian, penyidik KPK menangkap Sigit Widodoseorang pegawai negeri sipil dan Pak Adi
Pandoyo Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen, Dian Lestariserta Hartono anggota DPRD
Kabupaten Kebumen. Sejak melakukan Operasi tangkap tangan (OTT) pada 15 Oktober silam,
KPK baru menetapkan lima tersangka atas kasus ini. Dari lima tersangka, hingga pada Sabtu 18
Februari 2017, baru perkara satu tersangka Hartoyo yang disidangkan. PersidanganHartoyo
baru memasuki sidang keenam dengan masih pemeriksaan para saksi.

Adi Pandoyo bersamaSigit dan Yudi diduga ikut menerima suap atas proyek senilai Rp4,8 miliar.
Sementara Basikun danHartoyo disangkakan dengan Pasal pemberi suap terkait proyek di Dinas
Dikpora dalam APBD perubahan 2016.
Analisis Kasus Korupsi Dikpora Kebumen

Berdasarkan hasil sidang pemeriksaan sementara para saksi, Hartoyo Direktur Utama PT Otoda
Sukses Mandiri Abadi selaku terdakwa dalam kasus suap proyek dikpora diduga melanggar:

Pasal 5 KUHP :(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
5 (lima) tahun danatau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang: a.
memberi atau menjanjikansesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan
maksud supaya pegawai negeriatau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau ; b. memberi sesuatu
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu
yang bertentangan dengan kewajiban,dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

Analisis: Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri, yaitu Hartoyo Komisaris
PTOSMA mengakui dia menyuap Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,
SigitWidodo dan Yudi Trihartanto serta Sekretaris Daerah Adi Pandoyo dan Petruk Basikun
Mualim. Dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat
atau tidakberbuat sesuatu, yaitu uang yang diberikan kepada Kepala Bidang Pemasaran Dinas
Pariwisata danKebudayaan, Sigit Widodo dan Yudi Trihartanto serta Adi Pandoyo agar bisa
mendapatkan proyekalat peraga pada APBD Perubahan 2016. ; Memberi sesuatu kepada
pegawai negeri atauberhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, yaitu
Hartoyo telah didakwamenyuap Sigit, Yudi, Adi Pandoyo serta Basikun Mualim agar
mendapatkan proyek di Dikpora. Padasidang yang digelar di Pengadilan Tinggi Korupsi (Tipikor)
Semarang Selasa (7/2/2017) Hartoyomengakui sudah menyerahkan uang sejumlah 150 juta
kepada empat orang tersebut.
Pasal 12 B :

(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap,apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya,dengan ketentuan sebagai berikut: a. yang nilainya Rp
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) ataulebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut
bukan merupakan suap dilakukan oleh penerimagratifikasi; b. yang nilainya kurang dari
Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwagratifikasi tersebut suap
dilakukan oleh penuntut umum.
AnalisisAnalisis: Gratifikasi diberikan oleh Hartoyo kepada Sigit, Yudi, Adi Pandoyo serta
Petruk BasikunMualim sejumlah 150 juta agar mendapatkan proyek di Dikpora. Hal
tersebut dibenarkan oleh AdiPandoyo selaku penerima suap pada sidang yang digelar di
Pengadilan Tinggi Korupsi Semarang,Selasa (7/2/2017).
2.Pasal 55 KUHP :(1)
Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: 1. mereka yang melakukan, yang menyuruh
melakukan,dan yang turut serta melakukan perbuatan;Analisis: Ada 4 unsur tindak
pidana yang dilakukan Hartoyo dalam Pasal 55 (I) ayat 1:
a.Yang melakukan tindak pidana: Hartoyo mengakui tindakan suap kepada Kepala
BidangPemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Sigit Widodo dan Yudi Trihartanto
serta SekretarisDaerah Adi Pandoyo, ia mengakui perbuatannya saat sidang tanggal
17/1/2017.
b. YangYang menyuruh melakukan tindak pidana: Hartoyo menyuap Sigit, Yudi, Adi
Pandoyo sertaPetruk Basikun Mualim agar dapat mendapatkan proyek di Dikpora.

c.Yang turut serta melakukan tindak pidana: Persidangan mengungkap,Sekda Adi


Pandoyo yang merupakan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah(TAPD)Kabupaten
Kebumen yang menyetujui anggaran pokok-pokok pikiran (pokir) yang digunakanuntuk
mencari keuntungan dengan melakukan "transaksi" dengan dengan pihak-pihak
rekananyang mendapatkan proyek terkait besaran komisi bagi mereka. Hartoyo
menyuap Sigit, Yudi, AdiPandoyo serta Petruk Basikun Mualim agar dapat mendapatkan
proyek di Dikpora.
Pendapat Penulis Tentang Kasus Korupsi Dikpora Kebumen
Kasus korupsi dana Dikpora yang terjadi di Kebumen menambah deret angka kasus
korupsi di Indonesia. Kota yang memiliki slogan “beriman” ini menjadi sorotan di media
-media televisi dan suratkabar terkait dengan kasus korupsi yang menyeret sejumlah
pejabat pemerintahan di kota Kebumen.Dana APBD yang seharusnya dialokasikan untuk
mensejahterakan rakyat justru disalahgunakan untukkepentingan pribadi dan golongan.
Kota yang viral di media sosial karena keindahan wisata alamnya initernyata merupakan
kabupaten di Jawa Tengah dengan predikat “kota miskin” kedua setelah Kabupaten
Wonosobo dengan presentase kemiskinan 22,40% berdasarkan data Badan Pusat
Statistik Jawa TengahTahun 2010-2012. Proyek pengadaan buku ajar, alat peraga, dan
teknologi informasi dan komunikasi(TIK) merupakan proyek yang bertujuan untuk
memajukan Kebumen dari segi Pendidikan. Dalam penentuan siapa yang berhak
memegang proyek diadakan lelang dari pemerintah. Namun, dalam kasusini proyek
ditawarkan kepada kepada oknum yang sekiranya dapat memberi keuntungan bagi
berbagai pihak yang menyelenggarakan, termasuk para pejabat pemerintah yang turut
andil dalam pengadaan proyek. Menurut pendapat penulis, dalam kasus korupsi dana
Dikpora Kebumen, pihak berwajib harussegera bertindak dalam penyelesaian kasus
korupsi ini, karena dari ke 5 tersangka yang telah ditetapkan, baru 1 tersangka yang
masuk dalam pengadilan. Selain itu, penyelidikan juga harus dilakukan secaramendalam
untuk mengungkap siapa siapa saja yang mempunyai peran dalam melancarkan tindak
pidanakorupsi ini bahkan jika orang tersebut adalah orang berpengaruh atau yang
duduk di pemerintahan,karena tidak menutup kemungkinan adanya oknum-oknum lain
yang berperan dalam kasus korupsi danaDikpora selain yang sudah ditetapkan sebagai
tersangka

Anda mungkin juga menyukai