Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. DWI DIANA OKTARI 6. INTAN MAHARANI Y
2. ESI MOTHI 7. KHARINDA ANJELLY
3. FEBRI YULIANTI P 8. KRISE YUSIANA
4. GENDIS TRI AJENG 9. LOVIA ANGGRAINI
5. HELMIA MEINIKA

Dosen pembimbing
Elsye Sri Wahyuni,M.Keb.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI D IV KEBIDANAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang
diharapkan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata Gizi dengan judul
Kebutuhan Gizi pada Balita. Tak lupa penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Bunda
Elsye Sri Wahyuni,M.Keb. selaku dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah
memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta sarannya untuk kesempurnaan makalah ini.
Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk  makalah ini dan
seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan banyaknya kekurangan,
sehingga penulis sangat menerima saran dan kritik untuk kemajuan serta kesempurnaan
makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembacanya.

Bengkulu ,  Februari 2020

Penulis
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis dan fungsi Kebutuhan Gizi pada Balita 6
B. Analisis Kebutuhan Gizi pada Balita 7
C. Masalah Gizi pada Balita dan Penyelesaiannya 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 8
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang
dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal
dengan usia prasekolah (Proverawati, 2010). Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi
adalah masalah kurang gizi. Anak yang kurang gizi daya tahan tubuhnya rendah sehingga
mudah terkena penyakit infeksi (Depkes RI, 2007).
Perilaku pemberian makan yang dilakukan orang tua berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi anak (Murashima et al., 2012). Orang tua bertanggung jawab terhadap
pengasuhan anak termasuk memenuhi kebutuhan nutrisinya bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak (Hockenberry dan Wilson, 2011). Orang tua sering menggunakan
makanan manis sebagai hadiah untuk mengontrol anak dan tidak ada kontrol dalam
pemilihan makanan anak (Kolopaking et al. 2011). Orang tua tidak menentukan makanan
yang sebaiknya dimakan anak tetapi cenderung menuruti keinginan makan anak tanpa ada
upaya untuk memberi makanan yang tidak disukai sebelumnya (Chaidez et al., 2011).
Penelitian Jansen et al., (2012) menyebutkan bahwa orang tua memberikan tekanan pada
saat anak makan dengan memaksa anak untuk tetap makan meskipun anak sudah tidak
mau.

Perilaku pemberian makanan sangat berpengaruh terhadap status gizi balita. Status gizi
baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi, sehingga dapat
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh
mengalami kekurangan salah satu atau lebih zat gizi esensial. Status gizi berlebih terjadi
apabila tubuh memperoleh zat gizi yang berlebih, sehingga menimbulkan toksis yang
membahayakan (Almatsier, 2001).
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi balita diantaranya adalah faktor ekonomi
keluarga yang berdampak pada pola makan dan kecukupan gizi balita. Selain itu, faktor
pendidikan yang rendah akan berdampak pada pengetahuan ibu yang sangat terbatas
mengenai pola hidup sehat dan pentingnya zat gizi bagi kesehatan dan status gizi balita
(Devi, 2010).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, 2010, dan 2013, pada tahun 2007 prevalensi gizi
kurang-buruk secara nasional sebesar 18,4%, dimana balita dengan gizi kurang 13,0% dan
gizi buruk 5,4%. Tahun 2010 prevalensi nasional 17,9%, dimana balita dengan status gizi
kurang masih pada angka 13,0%dan gizi buruk mengalami penurunan menjadi 4,9%.
Tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 19,6%, dimana balita dengan gizi kurang
sebesar 13,9% dan gizi buruk sebesar 5,7% (Riskesdas, 2013).

B. Rumusan masalah

1. Apa saja jenis kebutuhan gizi pada balita dan fungsinya ?


2. Bagaimana analisis kebutuhan gizi pada Balita ?
3. Apa saja masalah gizi yang sering terjadi pada Balita serta penatalaksanaannya ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja jenis kebutuhan gizi pada balita dan fungsinya
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis kebutuhan gizi pada Balita
3. Untuk mengetahui apa saja masalah gizi yang sering terjadi pada Balita serta
penatalaksanaannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA
1. Jenis dan Fungsi Kebutuhan Gizi Bagi Balita
Kebutuhan nutrisi pada bayi dan balita sangatlah penting pada masa
pertumbuhan bayi dan balita. Berikut beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipenuhi
oleh bayi dan balita.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di
setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat
badan menurun..apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat
dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan BB(obesitas).
Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-
buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.
Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal dari
KH ( sumber energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utama yang
terjangkau oleh masyarakat.KH disimpan terutama dalam bentuk glikogen dalam
jaringan hati dan otot.Bila energi tdk terdapat dari KH, maka diambil dari protein
dan lemak. KH didapat dalam bentuk :
a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)
b. Lemak 
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah  besar kecuali
lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi
sampai kurang lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol
yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah
absorbsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K. Jumlah dan
jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh  bagi perkembangan dan
pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui kandungan kalori atau energi
yang dimiliki dan peranan asam-asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya.
Bagi bayi, sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50  – 60
Persen energi yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu. Selama
masa  penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu rendah dari
jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak nabati dalam
makanan sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn  balita adalah cara efektif
untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Lemak merupakan sumber energi
utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi anak dan balita. Kebutuhan
energi ini akan terpenuhi  jika konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15
persen atau kurang dari total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua
tahun, lemak yang dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus
dilihat juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam
lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram
pada semua organ. Organ-organ penting seperti retina dan sisitim saraf pusat
terutama disusun oleh lemak.Asam lemak yang dangat dibutuhkan oleh jaringan
tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang esensial.Asam lemah yang
esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat didalam tubuh sehingga harus
diperolaeh dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat dan arakhidonat.ASI
mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk keperluan bayi dan
anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung faktor-faktor yang
menyebabkan lemaknya mudah dicerna,  juga komposisi kimianya membuat ASI
mudah dicerna dan juga memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak
omega-6 dan omega-3. Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah
sebagai  berikut (1) sedapat mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam
lemak dalam formula makanan bayi harus disesuaikan dengan jumlah dan proporsi
asam lemak yang terkandung dalam ASI, dan (3) selama masa sapihan atau paling
sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi yang berasal dari lemak harus
sebanyak 30-40 persen dari total energi yang dibutukan per hari, dengan komposisi
asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam  pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam  jumlah yang cukup penting
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga
keseimbangan osmoyik  plasma. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino,
di antaranya sembilan asam amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin,
triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino
nonesensial.Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat memperburuk
insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan kelemahan, edema,
bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat menyebabkan kwshiorkor(kurang
protein) dan marasmus (kurang protein dan kalori). Komponen zat ggizi protein
dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang,
buncis, dan padi-padian.

d. Air
Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting,mengingat kebutuhan air
pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi tubuh berfungsi sebagai
pelarut untuk pertukaran selluler.
e. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro,
yaitu : 1. Kalsium
merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan
gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung dan
produksi susu. Kalsium akan dieksresikN 70% dalam tinja, 10% dalam urin,
sedangkan 15-25% bertahan dan tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
2. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta
keseimbangan asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging,
susus dan telur.
3. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam insulin.
Kromium dapat diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin,
penyerapan besi dan lain-lain. Tembaga dapat diperoleh dari hati, daging, ikan,
padi, dan kacang-kacangan.
5. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gii dan
tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan karies gigi. Sumber flour
terdapat dsalam air, makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
6. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan iodium
dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh dari garam.
7. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin
untuk pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan
anemia dan osteoporosis. Sedangkan kelebihan dapat mengakibatkan sirosis,
gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur,
sayuran hijau, padi, dan tumbuhan.
8. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme karbohidrat dan
sangat penting dalam proses metabolisme.kekurangan mangnesium
menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari
biji-bijian, kavang-kacangan,daging dan susu.
9. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh kacang-
kacanagn padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
10. Fosfor merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan
gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat
diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-kacangan,padi-padian dan lain-lain.
11. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus
saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan irama jantung,kalium dapat
diperoleh dari semua makanan
12. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan
keseimbangan asam dan basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat
mengakibatkan kram otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat
diperoleh dari garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
13. Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu  proses
metabolism jarinagn saraf.sulfur dapat di peroleh dari makanan protein.
14. Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang
penting dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh dari daging ,padi-
padian,kacang-kacangan,dan keju.

B. Analisis Gizi Pada Balita


Kebutuhan Gizi pada balita per hari
energy protein lemak karbohidrat air serat
(kkal) (g) (g) (g) (ml) (g)
1125 26 44 155 1200 16

Penentuan BBI Balita


` Penentuan BBI (Berat badan Ideal) Usia lebih dari 12 bulan : (usia dalam tahun X 2) + 8
kg
Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari a.
 Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut :
Contoh ;
 Anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita ini dimasukan rumus terlebih dahulu usia
14 bulan diuraikan menjadi tahun dan  bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun
adalah 12 bulan. Karena n adalah usia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan
ditulis dengan 1,2 ( dibaca 1 tahun 2 bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus
yaitu:
(Usia anak dalam tahun*28)+ (2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4 Jadi hasilnya Berat Badan
Ideal untuk anak balita usia 14 bulan adalah 10,4 kg.

C. Masalah Gizi pada Balita dan Penyelesaiannya

1. Anemia Defisiensi Zat Besi


Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan terutama
pada anak yang terlalu banyak mengkonsumsi susu sehingga mengendorkan
keinginannya untuk menyantap makanan yang lain. Untuk mengatasi hal ini
disamping diberi suplemen zat besi anak harus dibiasakan untuk konsumsi makanan
zat besi misal sebagian susu diganti air atau air jeruk.
2. Karies gigi
Lubang yang terjadi pada anak karena terlalu sering konsumsi cemilan yang lengket
dan banyak mengandung gula . upaya untuk mencegah karies yaitu dengan sering
menggosok gigi dengan pasta gigi berfloirida . makanan yang baik untuk gigi ialah
buah segar, keju,yogurt kacang dan sayuran.
3. Obesitas
Kelebihan berat badan terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk
dan keluar terlalu banyak makan dan terlalu sedikit berolahraga.
4. Kurang vitamin A (KVA)
Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia yang
umum dialami oleh anak-anak dan ibu hamil. Meskipun ini termasuk masalah gizi
yang sudah dapat dikendalikan, kekurangan vitamin A dapat berakibat fatal bila tidak
segera ditangani.
Pada anak-anak, kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan
hingga kebutaan dan meningkatkan perkembangan penyakit diare dan campak.
Sementara untuk ibu hamil yang kekurangan vitamin A berisiko tinggi mengalami
kebutaan atau bahkan kematian saat persalinan.
Jangan khawatir, kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan pemberian kapsul
vitamin A. Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan
Agustus, sejak anak berumur enam bulan. Kapsul merah (dosis 100.000 IU) diberikan
untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul biru (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-
59 bulan.
5. GAKI
Tubuh Anda membutuhkan sejumlah iodium untuk membuat zat kimia yang dikenal
sebagai hormon tiroid. Hormon tiroid inilah yang mengendalikan metabolisme dan
fungsi penting tubuh lainnya. Kekurangan iodium atau GAKI (Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium) memang bukanlah satu-satunya penyebab kadar tiroid dalam
tubuh menjadi rendah. Namun, kekurangan iodium dapat menyebabkan pembesaran
abnormal kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai gondok. Untuk menanggulangi
masalah ini, pemerintah telah mewajibkan semua garam yang beredar harus
mengandung iodium sekurangnya 30 ppm.
6. Gizi kurang
Tubuh kurus akibat gizi kurang sering kali dinilai lebih baik daripada tubuh gemuk
akibat gizi lebih, padahal kenyataannya tidak. Sama seperti obesitas, anak maupun
remaja dengan gizi kurang memiliki risiko pada kesehatannya. Nah, Anda bisa
mengukur kategori status gizi Anda melalui kalkulator BMI ini.
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) umumnya akan mengalami
kehidupan masa depan yang kurang baik. Pasalnya, kebutuhan zat gizi yang tidak
terpenuhi dalam masa pertumbuhan balita akan meningkatkan kerentanannya terhadap
penyakit infeksi pada awal-awal kehidupannya dan berlangsung hingga ia dewasa.
Beberapa risiko gizi kurang di antaranya sebagai berikut:

 Malnutrisi, defisiensi vitamin, atau anemia


 Osteoporosis
 Penurunan fungsi kekebalan tubuh
 Masalah kesuburan yang disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur
 Masalah pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada anak dan remaja

7. Stunting
Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama, umumnya karena pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru
terlihat saat anak berusia dua tahun. Gejala-gejala stunting di antaranya:

 Postur anak lebih pendek dari anak seusianya


 Proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih muda atau kecil untuk
usianya
 Berat badan rendah untuk anak seusianya
 Pertumbuhan tulang tertunda

Pada tahun 2013, sebanyak 37,2 persen balita di Indonesia mengalami stunting.
Kondisi ini seringkali dianggap normal karena alasan keturunan. Padahal,
stunting dapat memengaruhi perkembangan otak, mengurangi produktivitas seseorang
di usia muda, dan meningkatkan risiko pengembangan penyakit tidak menular di usia
lanjut. Stunting juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi,
obesitas, dan kematian akibat infeksi.

Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah mulai dari awal kehamilan hingga dua
tahun pertama kehidupan anak. Oleh karena itu, kebutuhan gizi ibu hamil harus
terpenuhi untuk mengoptimalkan perkembangan janin. Selain itu, pemberian ASI
eksklusif dan gizi seimbang pada balita perlu menjadi perhatian khusus agar anak
tidak tumbuh pendek atau stunting.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5 tahun
dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun
yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun
yang dikenal dengan usia prasekolah
Anak yang kurang gizi daya tahan tubuhnya rendah sehingga mudah terkena
penyakit infeks. Balita membutuhkan makanan yang bergizi seimbang untuk
memenuhi kebutuhan nutrisisnya seperti karbohidrat, protein, lemak, air,
mineral,dan vitamin. Apabila balita kekurangan zat gizi dapat menimbulkan
beberapa penyakit diantaranya
Kekurangan zat besi,obesisat, kekurangan gizi, kekurangan vitamin A dll.
B. SARAN
Jagalah gizi pada balita agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat
mengganggu pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA

Halimah,dkk. .2010. Bahan Ajar Biokimia.Bengkulu:Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

MB,Arisman.2004.Gizi dalam Daur Kehidupan.Jakarta:EGC

https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/nutrisi/menu-makanan-anak-yang-seimbang/

https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/manfaat-buah-dan-sayur-untuk-bayi/

https://www.alodokter.com/ini-berbagai-manfaat-susu-sebagai-pelengkap-nutrisi-anak

Anda mungkin juga menyukai