Anda di halaman 1dari 35

Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis

0114040014

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA GARIS
CONTAINER
KM. ALWIYA SANTOSA

Disusun oleh :

Nama : Ridwan Santoso


Nrp : 0114040014
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
Program Study : D4-Teknik Perancangan & Konstruksi Kapal

Surabaya, 24 Agustus 2015

Mahasiswa,

RIDWAN SANTOSO
NRP. 0114040014

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

AANG WAHIDIN, ST., MT WAHYU WIYATI, ST.


NIP. 197208121995011001 NIP. 196010271987011001

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL
Jl. Teknik Kimia, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya (60111)

i
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan, pikiran, dan segala anugerah yang di berikan-Nya kepada saya, sehingga Tugas
Gambar Rencana Garis ini selesai.
Kepada kedua orang tua saya, yang sabar dan sayang dalam mengasuh saya. Kepada
dosen pembimbing Bapak Aang Wahidin,ST.,MT dan Ibu Wahyu Wiyati,ST yang sabar dan
penuh dedikasi tinggi membimbing saya dalam tugas gambar rencana garis ini. Kepada
teman-teman saya satu dosen pembimbing dan teman-teman angkatan 2014 serta senior-
senior yang telah membantu dalam pengerjaan tugas gambar rencana garis ini.
Mudah – mudahan tugas gambar rencana garis ini bermanfaat dan memberi pelajaran
kepada kita semua, terutama bagi perancang sendiri. Perancang mengharapkan kritik dan
saran, agar perbaikan dan perbaharuan yang baru akan hadir untuk manfaat umat manusia
dengan adanya teknologi.

Surabaya, 24 Agustus 2015


Penyusun,

Ridwan Santoso
Nrp. 0114040014

ii
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Pengertian Rencana Garis............................................................................................1
1.2 Potongan Badan Kapal :...............................................................................................1
1.3 Istilah-Istilah Gambar Rencana Garis..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1 Proses pembuatan gambar rencana garis......................................................................4
2.2 Data ukuran utama kapal..............................................................................................6
2.3 Penentuan koefisien kapal............................................................................................6
2.3.1 Penetuan Panjang Garis Air (LWL)......................................................................6
2.3.2 Perhitungan Froude Number (FN)........................................................................6
2.3.3 Perhitungan CB, CM, CWL, CP & LCB..............................................................6
2.4 Proses Perencanaan Station..........................................................................................9
2.4.1 Flowchart Perencanaan Station.............................................................................9
2.4.2 Perencanaan kurva CSA (Curve Sectional Area)...............................................10
2.5 Perencanaan Bentuk Midship Kapal..........................................................................15
2.6 Perencanaan Shape Control........................................................................................16
2.6.1 Perencanaan Garis Muatan Air Penuh (WPA)....................................................16
2.6.2 Menentukan Sudut Masuk Air............................................................................16
2.7 Desain Stem dan Stern...............................................................................................18
2.8 Perencanaan linggi Buritan (Stern)...........................................................................18
2.8.1 Daun Kemudi......................................................................................................18
2.8.2 Stern Clearance...................................................................................................20
2.9 Desain Geladak..........................................................................................................21
2.10 Desain Side Tangent...............................................................................................22
2.11 Perencanaan Body Plan..........................................................................................23
2.12 Proyeksi Body Plan ke Half Breadth Plan..............................................................24
2.13 Proyeksi Body Plan ke Sheer Plan.........................................................................24
2.14 Menggambar Bulkwark, Fore Castle Deck, Poop Deck Side Line........................25
BAB III LINES PLAN.............................................................................................................26

iii
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................28

iv
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

BAB I
1 PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Rencana Garis


Gambar rencana garis (Lines Plan) adalah suatu gambar yang terdiri dari bentuk
lengkung potongan badan kapal, baik potongan vertical memanjang (Sheer Plan), atau
potongan secara horizontal memanjang (Half Breadth Plan), maupun potongan secara
melintang badan kapal (Body Plan). Gambar Rencana garis ( lines plan ) terdiri dari proyeksi
ortographis/sikusiku dari interseksi/perpotongan antara permukaan/surface lambung kapal dan
tiga set bidang yang saling tegak lurus.

1.2 Potongan Badan Kapal :


 Sheer Plan
Gambar proyeksi dari bentuk badan kapal secara memanjang, jika kapal tersebut
dipotong secara memanjang sesuai dengan pembagian Buttock Line yang telah ditentukan.

 Half Breadth Plan


Gambar proyeksi dari badan kapal secara memanjang, jika kapal tersebut dipotong

secara horizontal sesuai dengan pembagian Water Line yang telah ditentukan.

 Body Plan
Gambar proyeksi dari bentuk badan kapal secara melintang, jika kapal tersebut
dipotong secara melintang sesuai dengan pembagian station yang telah ditentukan.

Gambar 1.1 proyeksi badan kapal

1
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

1.3 Istilah-Istilah Gambar Rencana Garis

 LOA (Length over all).


Adalah panjang keseluruhan kapal yaitu jarak horisontal yang diukur dari titik terluar
depan/ujung haluan sampai pada titik terluar bagian belakang/ujung buritan.
 LPP (Length between perpendicular).
Adalah panjang antara dua garis tegak yaitu jarak horisontal memanjang yang diukur dari
garis tegak buritan (Ap) sampai pada garis tegak haluan (Fp) pada garis muatan penuh.
 LWL (Length water line).
Adalah panjang kapal yang diukur antara titik potong linggi haluan dan titik potong linggi
buritan dengan garis air muatan penuh, serta diukur pada bagian linggi tersebut.
 FP (Forward Perpendicular).
Adalah garis tegak haluan yang letaknya pada perpotongan antara linggi haluan dengan
garis air muatan penuh.
 AP (After Perpendicular).
Adalah garis tegak buritan yang letaknya pada perpotongan antara sumbu poros kemudi
dengan garis air muatan penuh.
 B (Breadth).
Adalah lebar kapal yang merupakan jarak mendatar dari gading tengah diukur pada tengah
kapal (Midship) pada garis air muatan penuh (tidak termasuk pelat lambung).
 H (Height) atau D (Depth).
Adalah tinggi kapal yang diukur dari garis base line sampai garis geladak yang terendah
dan diukur pada tengah kapal (Midship).
 T (Draught/Sarat) atau d (draft).
Adalah tinggi kapal yang diukur dari baseline sampai garis air muatan penuh dan diukur
pada tengah kapal (Midship).

2
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

Gambar 1.2 istilah di kapal

Gambar 1.3 penampang kapal

 Keel Point Titik lunas adalah titik yang terletak pada tengah
kapal/amidship, pada Garis tengah/Centreline dan sisi atas Lunas/keel
 Molded Base Line adalah garis horizontal yang melalui keel point, garis
ini digunakan sebagai garis referensi perhitungan hidrostatik
 Sheer adalah kelengkungan horizontal geladak kapal, diukur dari
perbedaan tinggi berbagai posisi dan tinggi pada tengah kapal, pada
umumnya sheer bagian depan lebih tinggi dibanding bagian belakang,
desain kapal modern pada saat ini banyak kapal yang tidak memiliki sheer
 Camber Kelengkungan transversal geladak kapal, diukur dari perbedaan
antara tinggi bagian tengah kapal dan tinggi pada sisi kapal
 Rise of Floor adalah kemiringan pelat dasar kapal diukur secara transversal
pada amidship dan Bmld
 Tumble home lengkungan kedalam pada sisi tengah kapal

3
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

 Centreline plane /Middle line plane, bidang tengah adalah bidang vertical
pada garis tengah/ centreline yang membagi kapal secara simetri
 Water planes bidang garis air adalah bidang yang dibatasi oleh garis air
 Freeboard lambung bebas adalah jarak vertikal antara garis air yang
diijinkan dan sisi atas geladak pada tepi geladak tengah kapal
 Freeboard mark /Load line mark/Plimsol Mark merkah garis muat adalah
marka/tanda yang harus dipasang pada lambung kapal komersial pada
tengah kapal dikedua sisi, marka ini menunjukkan sarat maksimum yang
diijinkan untuk wilayah perairan dan musim tertentu .
BAB II
2 PEMBAHASAN

2.1 Proses pembuatan gambar rencana garis

4
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014
DIAGRAM ALIR MERENCANAKAN RENCANA GARIS (1)
MULAI

MEMILIH KAPAL PEMBANDING :


1. TIPE KAPAL
2. Lpp
3. B
4. H
5. T
6. Vs

MENGHITUNG ANGKA FROUDE

MENGHITUNG KOEFISIEN BLOK

MENGHITUNG KOEFISIEN MIDSHIP

MENGHITUNG KOEFISIEN BIDANG GARIS AIR

MENGHITUNG KOEFISIEN PRISMATIK MEMANJANG KESELURUHAN

MENGHITUNG LONGITUDINAL CENTRE OF BOUYANCY

MENGHITUNG KOEFISIEN PRISMATIK MEMANJANG BAGIAN DEPAN DAN BELAKANG

MENGHITUNG LUAS MIDSHIP

MENGHITUNG PROSENTASE LUAS TIAP STATION SEBAGAI PROSENTASE LUAS MIDSHIP

MENGGAMBAR CURVE OF SECTIONAL AREA PADA Lwl

KOREKSI DISPLASEMEN  0.5% ?


DAN KOREKSI LCB  0.1% ?

TIDAK
YA

MENGGAMBAR BIDANG GARIS AIR

KOREKSI BIDANG GARIS AIR  0.5% ?

TIDAK
YA

Gambar 2.4 flow chart pembuatan gambar rencana garis (a)

5
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014
DIAGRAM ALIR MERENCANAKAN RENCANA GARIS (2)

MENGGAMBAR STATION - STATION

MENGGAMBAR SHEER PLAN


1. MENGGAMBAR PEMBAGIAN GARIS AIR
2. UPPER DECK SIDE LINE
3. UPPER DECK CENTRE LINE
4. FORE CASTLE DECK SIDE LINE
5. POOP DECK SIDE LINE
6. BULWARK
7. MENGGAMBAR LINGGI BURITAN
8. MENGGAMBAR LINGGI HALUAN

MENGGAMBAR BODY PLAN


1. MENGGAMBAR STATION-STATION
2. MENGGAMBAR PEMBAGIAN GARIS AIR
3. MENGGAMBAR PEMBAGIAN BUTTOCK LINE
4. UPPER DECK SIDE LINE
5. FORE CASTLE DECK SIDE LINE
6. POOP DECK SIDE LINE
7. BULWARK

MENGGAMBAR HALF BREADTH PLAN


1. MENGGAMBAR PEMBAGIAN BUTTOCK LINE

PADA HALF BREADTH PLAN


1. MENGGAMBAR LENGKUNGAN GARIS AIR - GARIS AIR
2. MENGGAMBAR LENGKUNGAN UPPER DECK SIDE LINE
3. MENGGAMBAR LENGKUNGAN FORE CASTLE DECK SIDE LINE
4. MENGGAMBAR LENGKUNGAN POOP DECK SIDE LINE
5. MENGGAMBAR LENGKUNGAN BULWARK

PADA SHEER PLAN


1. MENGGAMBAR LENGKUNGAN BOW LINE DAN BUTTOCK LINE

MENGISI TABEL :
1. HALF BREADTH FROM CENTRE LINE
2. HEIGH ABOVE BASE LINE

SELESAI

Gambar 2.5 flow chart pembuatan gambar rencana garis (b)

6
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

2.2 Data ukuran utama kapal


Lpp = 92.00 m
B = 16.50 m
H = 7.80 m
T = 5.50 m
Vs = 12 Knots
Type Kapal = Container

Metode = Hamlin

2.3 Penentuan koefisien kapal


2.3.1 Penetuan Panjang Garis Air (LWL)
Adalah panjang kapal yang diukur antara titik potong linggi haluan dan titik potong
linggi buritan dengan garis air muatan penuh, serta diukur pada bagian linggi tersebut. Untuk
mendapat panjang LWL dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
LWL = LPP + (2% - 4% LPP) (diambil nilai 2% LPP)
= 92m + (2% x 92m)
= 93.84m
2.3.2 Perhitungan Froude Number (FN)
Vs =12×0,5144
m
=6 . 1728 s

Vs
=
Fn √ Lpp. g
6.1728
=
√ 92x 9.81
m
=0 . 2054 s

2.3.3 Perhitungan CB, CM, CWL, CP & LCB


 Menghitung Koefisien Block (Cb)
Secara umum definisi dari koefisien blok adalah besarnya volume air yang dipindah
oleh badan kapal yang tercelup (Volume Carena ) dibanding dengan volume kotak yang
melingkupinya.

7
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

VolumeCarena
Cb=
L×B×T

Untuk menentukan besarnya koefisien blok ini, dapat ditentukan melalui berbagai
rumus. Salah satu diantaranya adalah metode Poehls.

CB = 2,1 x Vd0,4 (Poehls)

= 2,14 x 120,4
= 0.777
 Menghitung Koefisien Midship (Cm)
Secara umum definisi dari koefisien
midship kapal adalah besarnya luas
penampang tengah kapal (sampai sarat
kapal) dibanding dengan luas kotak yang
melingkupinya.

Luasmidship
Cm=
B×T
Untuk menentukan nilai CM dapat Gambar 2.6 koefisien midship
diperoleh dari beberapa metode pendekatan
secara matematis. Salah satu contohnya dalah metode HSVA:
1
3,5
CM = 1+(1−Cb) (HSVA, linienatlas)
1
3,5
= 1+(1−0 . 777)

= 0.994
 Menghitung Koefisien Bidang Garis Air (Cwl)
Koefisien garis air sangat berpengaruh terhadap besarnya stabilitas kapal. Untuk
mendapatkan derajat stabilitas kapal yang diinginkan, biasanya menggunakan koefisien garis
air yang besar. Namun besarnya koefisien

Gambar 2.7 koefisien garis air


Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

garis air ini sangat tergantung pada besarnya koefisien bentuk kapal serta bentuk penampang
yang akan kita rencanakan.
Luasgarisair
Cwl=
L×B
Untuk menentukan besarnya koefisien garis air kapal ini, scara matematis dapat dilakukan
dari beberapa cara pendekatan yang ada sebagai berikut :
1+2. Cb
=
CWL
3 (Schneekluth)

1+2.0 .777
=
3
= 0.8514
 Menghitung Koefisien Prismatik Kapal (Cp)
Koefisien Prismatik berkaitan dengan besarnya koefisien midship kapal dengan
besarnya volume daya apung yang disediakan oleh badan kapal yang tercelup. Dalam metode
perhitungan besarnya tahanan kapal, besarnya koefisien prismatic yang semakin kecil, untuk
ukuran kapal yang sama, mengindikasikan semakin kecil pula besarnya tahanan kapal.
Volumedisplacement
Cp=
Am×L
Untuk menentukan besarnya koefisien
garis air kapal ini, scara matematis dapat
dilakukan dari cara membagi antara koefisien
blok dengan koefisien midship:
CP = CB/CM
= 0.777/0.994
= 0.781
Gambar 2.8 koefisien prismatik

 Menghitung Longitudinal Centre of Bouyancy (Lcb)


Adalah titik pusat atau berat dari volume badan kapal yang tercelup air. Mencari nilain
LCB dapat dilakukan dengan menggunakan rumus pendekatan:
Lcb ( 8,8−38 ,9 . Fn )
=
L 100 (Schneekluth)

9
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

( 8,8−38 ,9 . 0 , 2054 )
=
100

= 0.757

Jadi, letak LCB kapal adalah 0.757. Nilai positif menandakan bahwa letaknya berada

0.757m didepan midship.

10
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

2.4 Proses Perencanaan Station


2.4.1 Flowchart Perencanaan Station
DIAGRAM ALIR MERENCANAKAN STATION

MULAI

MENGGAMBAR BENTUK GEOMETRI 3D CURVE SECTIONAL AREA

MENGGAMBAR KURVA A/T YANG MERUPAKAN ATAP/ALAS


BENTUK GEOMETRI 3D CURVE SECTIONAL AREA

MENGGAMBAR KURVA BIDANG GARIS AIR

KOREKSI BIDANG
GARIS AIR  0.5 % ?

TIDAK
YA

MERENCANAKAN STATION
1. MENGGAMBARKAN LUAS PENAMPANG TIAP - TIAP STATION BENTUK GEOMETRI 3D CURVE SECTIONAL AREA.
2. MENGGAMBARKAN LEBAR BIDANG GARIS AIR TIAP STATION PADA PENAMPANG TIAP - TIAP STATION BENTUK
GEOMETRI 3D CURVE SECTIONAL AREA.
3. MERENCANAKAN STATION MULAI DARI TEPI LEBAR BIDANG GARIS AIR SAMPAI TITIK PERPOTONGAN BASE LINE
DENGAN GARIS CENTRE LINE.

MEMERIKSA
LUAS BAJI KELUAR = LUAS BAJI MASUK

TIDAK
YA

SELESAI

Gambar 2.9 flowchart pembuatan station

11
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

2.4.2 Perencanaan kurva CSA (Curve Sectional Area)


Sebelumnya telah diperoleh data nilai koefisien-koefisien dan froude number kapal
yang akan direncanakan dengan berbagai rumus pendekatan beberapa metode. Berikut adalah
nilai-nilai data tersebut:
Lwl = 93.84 m
Lpp = 92.00 m
B = 16.50 m
H = 7.80 m
T = 5.50 m
Vs = 12 Knots
Fn = 0.2054
CB = 0.777
CM = 0.994
CWL = 0.851
CP = 0.781
LCB = 0.757

 Menghitung Volume Displacement Kapal


Volume displacement = LWL x B x T x CB
= 93.84m x 16.5m x 5.5m x 0.777
= 6618.833 m3
 Menghitung Luas Garis Air (AWL)

Awl = LWL x B x CWL

= 93.84m x 16.5m x 0.851

= 1318.4028 m2
 Menghitung Luas Midship Kapal (AM)
(Am) = B x T x CM
= 16.5m x 5.5m x 0.994
= 90.28 m2

12
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

 Menghitung Radius Bilga


R2 = 2.33 ( 1 – CM ) B . T
= 2.33 ( 1 – 0.994) 16.5m x 5.5m
R2 = 1.097 m2
R = 1.047 m
 Menghitung Cpa dan CPf
Coefficient Prismatic Aft (CPA) dan Coefficient Prismatik Fore (CPF) bias
ditentukan dengan memplot harga LCB dan harga CP pada diagram
Hamlin.

Gambar 2.10 grafik hamlin untuk menentukan harga CPa dan CPf

Dari tabel hamlin didapatkan nilai:


CPa = 0.765
CPf = 0.796
 Menentukan Luasan Masing Station

13
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

Dengan bantuan diagram Hamlin , masing-masingluas station bisa ditentukan nilainya,


dengan cara memplot harga CPA dan CPF pada diagram, seperti nampak dibawah ini:

Gambar 2.11 grafik Hamlin untuk menentukan luasan station

 Curved Sectional Area (CSA)


Dari grafik gambar 2.8 tersebut dapat ditentukan luasan untuk masing masing station
mulai dari station AP-FP. Nilai dari masing-masing luasan dimasukkan kedalam tabel
perhitungan CSA. Nilai dari persentase luasan yang didapat dari grafik dapat diganti hingga
membentuk kurva CSA yang halus dan memenuhi nilai persentase error antara harga volume
displacement dari perencanaan dengan harga volume displacement dari tabel. Serta memenuhi
nilai persentase error antara letak LCB perencanaan dengan LCB dari tebel. Nilai persentase
error untuk volume displacement adalah 0.5% dan untuk LCB adalah 0.1%.
Luas area tiap station dapat ditentukan dengan menghitung perkalian antara persentase
luas station yang didapat dari grafik dengan luasan midship yang telah diketahui nilainya.
Untuk menghitung volume displacement dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
simpson. V = 1/3 x jarak station (h) x jumlah perkalian antara luasan station dikalikan faktor
simpson. Dengan kata lain V = 1/3 x h x Σas.Fs. Sedangkan untuk menentukan letak LCB dari
tabel dapat dilakukan dengan cara LCB = Σ II/Σ I x h. Nilai tersebut kemudian dicocokkan
dengan nilai volume displacement dan LCB perencanaan.

14
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

CSA (CURVED SECTIONAL AREA)


Statio
n % As Am As Fs Hasil Fn Hasil A/2T
b 0,000 90,28 0,0000 0,20 0,00 -10,40 0,00 0
a 0,018 90,28 1,6250 0,80 1,30 -10,20 -13,26 0,1477291
0 0,042 90,28 3,7917 0,70 2,65 -10,00 -26,54 0,34470123
0.5 0,129 90,28 11,6460 2 23,29 -9,50 -221,27 1,05872521
1 0,234 90,28 21,1253 1,00 21,13 -9,00 -190,13 1,9204783
1.5 0,361 90,28 32,5907 2,00 65,18 -8,50 -554,04 2,96278917
2 0,487 90,28 43,9658 1,50 65,95 -8,00 -527,59 3,99689286
3 0,711 90,28 64,1883 4,00 256,75 -7,00 -1797,27 5,83529944
4 0,877 90,28 79,1746 2,00 158,35 -6,00 -950,10 7,19769002
5 0,954 90,28 86,1325 4,00 344,53 -5,00 -1722,65 7,83022727
6 0,984 90,28 88,7920 2,00 177,58 -4,00 -710,34 8,072
7 0,997 90,28 90,0081 4,00 360,03 -3,00 -1080,10 8,18255069
8 1,000 90,28 90,2789 2,00 180,56 -2,00 -361,12 8,20717221
9 1,000 90,28 90,2789 4,00 361,12 -1,00 -361,12 8,20717221
10 1,000 90,28 90,2789 2,00 180,56 0,00 0,00 8,20717221
11 1,000 90,28 90,2789 4,00 361,12 1,00 361,12 8,20717221
12 1,000 90,28 90,2789 2,00 180,56 2,00 361,12 8,20717221
13 1,000 90,28 90,2789 4,00 361,12 3,00 1083,35 8,20717221
14 0,998 90,28 90,0805 2,00 180,16 4,00 720,64 8,18913636
15 0,982 90,28 88,6510 4,00 354,60 5,00 1773,02 8,05918182
16 0,930 90,28 83,9594 2,00 167,92 6,00 1007,51 7,63267015
17 0,809 90,28 73,0356 4,00 292,14 7,00 2045,00 6,63960231
18 0,588 90,28 53,0840 1,50 79,63 8,00 637,01 4,82581726
18.5 0,455 90,28 41,0769 2,00 82,15 8,50 698,31 3,73426335
19 0,315 90,28 28,4630 1,00 28,46 9,00 256,17 2,58754545
19.5 0,165 90,28 14,8960 2,00 29,79 9,50 283,02 1,35418341
20 0,000 90,28 0,0000 0,50 0,00 10,00 0,00 0
∑1 4316,63 ∑2 710,74

a. Perhitungan volume displacement


V = 1/3 x h x Σ1
= 1/3 x 4.6m x 4316.63m2
= 6618,83461 m3

b. Perhitungan letak LCB


LCB = Σ2 / Σ1 x h
= 710,74 / 4316.64 x 4.6
= 0.7574 m
15
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

c. Koreksi perhitungan volume displacement


Koreksi perhitungan volume displacement maksimal yang diperbolehkan adalah 0.5%

( V . dspl(teori )−V . dspl(CSA ) )


% error
= ( V . dspl )
×100

6618 .833−6618 . 834


= ( 618 .833
×100 )
(maksimum = 0,5%)
= 0.0000%

d. Koreksi perhitungan LCB


Koreksi perhitungan LCB maksimal yang diperbolehkan adalah 0.1%

% error
=( Lcb (CSA)−Lcb
Lcb )×100
0. 757−0 .757
=( )×100
0 . 757
0
=0 , 0000 0 (maksimum = 0,1%)

e. Penggambaran kurva CSA & A/2T

16
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

Gambar 2.12 CSA dan A/2T

2.5 Perencanaan Bentuk Midship Kapal


Langkah – langkah penggambaran bentuk midship kapal:
 Gambarlah garis base line sepanjang lebar kapal (AB)
 Gambarlah garis sumbu ½ dari lebar kapal
 Gambarlah garis horisontal pada jarak T (sarat kapal) terhadap baseline (CD)
 Gambarlah garis horisontal pada jarak H (tinggi kapal) terhadap baseline
(geladak) sepanjang lebar kapal (EF)
 Gambarlah garis tegak (sisi kapal) dari garis base line ke geladak kapal (AE) dan (BF)
 Tentukan besarnya radius bilga (R).
 Buatlah kurva ¼ lingkaran yang menyinggung garis base line dan garis sisi kapal
 Buatlah garis lengkung geladak kapal yang menghubungkan sisi-sisi kapal
 Gambar garis tegak sebagai garis sumbu dari lebar geladak
 Gambar garis horisontal sepanjang dari ½ lebar geladak kapal setempat

17
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

 Buat Kurva ¼ lingkaran (AB) dengan jari-jari B/50


 Bagi kuva AB menjadi 4 bagian yang sama panjang (1,2,3)
 Bagi garis OB menjadi 4 bagian yang sama panjang (1,2,3)
 Hubungkan ordinat-ordinat yang diperoleh dari pembagian kurva AB dan OB ( 1-1, 2-2
dan 3-3 )
 Bagi garis geladak (OC) menjadi 4 bagian yang sama panjang (1,2,3)
 Buat garis tegak pada titik tersebut masing-masing sepanjang 1-1, 2-2 dan 3-3
 Hubungkan titik-titik tersebut sebagai bentuk chamber yang direncanakan

Gambar 2.13 Midship

2.6 Perencanaan Shape Control


2.6.1 Perencanaan Garis Muatan Air Penuh (WPA)
Langkah langkah penggambaran bentuk garis air muat penuh (WPA)
 Buatlah Garis sumbu sepanjang panjang garis air (LWL)
 Tentukan posisi A, Ap, ¤, dan Fp
 Bagilah Jarak Ap – Fp menjadi 20 bagian yang sama
 Buatlah garis horisontal pada jarak B/2 dari garis sumbu
 Buatlah garis sudut yang memotong Fp dengan sudut θ dari garis sumbu
 Rencanakan bentuk garis air dengan sudut masuk θ sesuai garis sudut

18
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

 Hitunglah luas kurva garis air tersebut dengan cara simpson


2.6.2 Menentukan Sudut Masuk Air
Cara menentukan sudut masuk air adalah dengan menarik garis vertikal sesuai nilai
CPf. Dari pertemuan garis grafik dengan garis CPf akan diketahui nilai sudut masuk air.

Gambar 2.14 Grafik penentuan sudut garis masuk air

Dari grafik tersebut didapatkan nilai θ adalah 290. Dikarenakan nilai 290 terlalu
berhimpitan dengan kurva A/2T, jadi perlu ditambahkan 3 0. Sehingga menjadi 320. Kemudian
direncanakan lebar tiap station di kurva WPA. Lebar tiap-tiap station jika dikalikan dengan
rumus simson akan menghasilkan luasan garis air (AWL). Perencanaan ini tidak terlepas dari
persentase error dengan luasan garis air (AWL) yang direncanakan. Persentase maksimal
adalah 0.5 %.

WPA (WATERPLAN AREA)


Station BWL/2 Fs Hasil Fn Hasil
B 0,0000 0,20 0,00 -10,40 0,00
A 3,0810 0,80 2,46 -10,20 -25,14
0 3,7255 0,70 2,61 -10,00 -26,08
0.5 4,7500 2,00 9,50 -9,50 -90,25
1 5,3850 1,00 5,39 -9,00 -48,47
1.5 5,8300 2,00 11,66 -8,50 -99,11
2 6,2143 1,50 9,32 -8,00 -74,57
3 6,8100 4,00 27,24 -7,00 -190,68

19
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

4 7,4200 2,00 14,84 -6,00 -89,04


5 7,9300 4,00 31,72 -5,00 -158,60
6 8,1300 2,00 16,26 -4,00 -65,04
7 8,2500 4,00 33,00 -3,00 -99,00
8 8,2500 2,00 16,50 -2,00 -33,00
9 8,2500 4,00 33,00 -1,00 -33,00
10 8,2500 2,00 16,50 0,00 0,00
11 8,2500 4,00 33,00 1,00 33,00
12 8,2500 2,00 16,50 2,00 33,00
13 8,2500 4,00 33,00 3,00 99,00
14 8,2500 2,00 16,50 4,00 66,00
15 8,1500 4,00 32,60 5,00 163,00
16 7,9650 2,00 15,93 6,00 95,58
17 7,3125 4,00 29,25 7,00 204,75
18 5,5990 1,50 8,40 8,00 67,19
18.5 4,3809 2,00 8,76 8,50 74,48
19 2,9873 1,00 2,99 9,00 26,89
19.5 1,4936 2,00 2,99 9,50 28,38
20 0 0,50 0,00 10,00 0,00
∑1 429,91 ∑2 -270,46

1
=2× ×h×∑ I
 Luas garis air (Awl) 3
1
=2× ×4 . 6×429 . 91
3
=1318 . 402 m²
 Koreksi Luas Garis Air (Awl)

% error
= ( Awl (tabelAwl)−Awl
(teori)
(teori )
)×100
= (1318 . 402−1318 . 402
1318 . 402 )×100
0
=0 , 0000 0 (maksimum = 0,5 %)
2.7 Desain Stem dan Stern
Langkah – langkah penggambaran pada stem dan stern :
 Buat garis sepanjang Lpp di baseline
 Kemudian di offset sepanjang T,buat garis sepanjang lwl
 Di offset lagi sepanjang H
 Buat sudut 12 derajat di perpotongan antara T dan LWL

20
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

 Buat forecastle setinggi 2,4 m diatas H,selebar 7% LPP,hubungkan garis lengkung


stemnya sesuai keinginan
 Buat jarak 0,04LPP dari ap,dan setinggi 0,35T dari baseline,
 Buat poop deck setinggi 2,4 m diatas H,selebar 22%LPP
 Hubungkan garis lengkung sternnya,yang melalui jarak 0,04LPP dari ap,dan setinggi
0,35T dari baseline tersebut sesuai keinginan.seperti gambar dibawah ini

8 % Lpp
Gambar 2.15 rule desain sheer plan

2.8 Perencanaan linggi Buritan (Stern)


2.8.1 Daun Kemudi
Dalam merencanakan bentuk linggi buritan kapal yang sesuai, tentunya akan sangat
tergantung dari bentuk sistem kemudi, jumlah baling-baling serta type atau jenis mesin
penggerak kapal yang digunakan oleh kapal tersebut. Secara umum ketentuan dalam
perencanaan geladak kapal dapat dilihat seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.16 bentuk rencana buritan

Perhitungan kemudi menurut BKI 2001 Vol II (hal 14 Sec. 14-1. A.3)

21
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

Gambar 2.17 perhitungan kemudi menurut rule BKI

Luas bagian yang dibalansir dianjurkan < 23 %,


A’ = 23% x A
= 23% x 7,084
= 1,629 m²
Lebar bagian yang dibalansir pada potongan sembarang horizontal
b’ = 32% x b
= 32 % x 1,882
= 0,602 m
Dari ukuran diatas dapat diambil ukuran daun kemudi :
 Luas daun kemudi (A) = 7,084 m2
 Luas bagian balansir (A’) = 1,629 m2
 Tinggi daun kemudi (h’) = 3,764 m
 Lebar daun kemudi (b’) = 0,602 m
 Lebar bagian balansir = 1,882 m

22
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

2.8.2 Stern Clearance


Dalam merencanakan bentuk linggi buritan, perlu adanya batas toleransi ruangan
kosong antara linggi buritan dengan bidang kerja propeller. Hal ini diharapkan agar daya
dorong yang dihasilkan oleh kerja propeller bisa optimum. Dengan menggunakan rule dari
Det Norske Veritas (DNv), diperoleh besarnya clearence tersebut sebagai berikut :

Gambar 2.18 rule stern clearance

Perhitungan pengukuran stern clearance :


Ukuran diameter propeller ideal adalah (0,6 – 0,7) T, dimana T merupakan Sarat kapal
R (Jari – jari Propeller) = 0,5 x D Propeller
Diameter Boss Propeller = 1/6 x D propeller
Menurut konstruksi lambung BKI, untuk kapal baling - baling tunggal jarak minimal
antara baling – baling dengan linggi buritan menurut aturan konstruksi BKI 2001 Vol
II Sec 13 – 1 adalah sebagai berikut :
 a = 0,1 x D
 b = 0,09 x D
 c = 0,17 x D
 d = 0,15 x D
 e = 0,18 x D
 f = 0,04 x D
 g = 2 – 3 “Diambil 2”
 h = 0,35 x D
 Sumbu Poros Propeller ( 0,35 – 0,4 ) T
STERN CLEARANCE

23
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

D 3,3
R 1,65
D boss propeller 0,55
a 0,33
b 0,297
c 0,561
d 0,495
e 0,594
f 0,132
g 2
h 1,155
Gambar 2.19 perencanaan stern clearance

Desain buritan kapal meliputi Linggi Buritan, Bentuk Station Buritan dan
Propeller clearance. Buritan kapal niaga pada umumnya dibedakan 2 bentuk, yaitu
bentuk elips (merchant) dan bentuk transom, bentuk transom memiliki keuntungan
antara lain; Poop deck yang lebih lebar, Kelengkungan buritan yang lebih sederhana,
Luas pelat yang lebih sedikit sehingga biaya produksinya pun lebih rendah.

8 % Lpp
Gambar 2.20 perencanaan linggi buritan

2.9 Desain Geladak

Langkah – langkah penggambaran bentuk geladak kapal :


 Buat bentuk persegi panjang dengan L = panjang geladak dan B = lebar geladak
maksimum (lebar kapal)
 Buat garis sumbu dari geladak tersebut
 Tentukan posisi dari Ap dan Fp
 Pada ujung belakang ukur garis tegak sebesar (0,8 - 0,9) B
 Pada jarak 0,05 Lpp ukur garis tegak sebesar (0,5 - 0,6) B
 Hubungkan titik-titik tersebut sehingga membentuk kurva dari bidang geladak

24
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

Gambar 2.21 desain geladak

2.10 Desain Side Tangent

Langkah – langkah penggambaran bentuk side tangent kapal:


 Tentukan batas pararel midle body dari kurva CSA (A, B)
 Tentukan batas pararel midle body dari kurva geladak (C, D)
 Tentukan pararel midle body dari kurva garis air sarat penuh (E, F)
 Gambarlah garis horisontal pada jarak R terhadap baseline
 Proyeksikan titik A,B, C, D, E dan F pada gambar pandangan
samping kapal yaitu pada A’, B’, C’, D’, E’ dan F’
 Hubungkan titik-titik A’, B’, C’, D’, E’ dan F’ sehingga menjadi bentuk dari side
tangent

C’ D’

Gambar 2.22 Desain Side Tangent

2.11 Perencanaan Body Plan


Langkah – langkah perencanaan body plan :
 Gambar garis dasar dan garis sumbu dari penampang kapal
 Gambar garis horisontal pada jarak T dan H diukur dari garis dasar
 Gambar garis tegak pada jarak A/2T dari garis sumbu

25
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

 Tentukan ordinat Bwl/2 pada garis T diukur dari garis sumbu


 Tentukan ordinat Bdeck/2 pada garis H diukur dari garis sumbu
 Ambil gambar bodyplan kapal pembanding sebagai referensi / acuan
dalam mendesain gambar station
 Pastikan bahwa luasan arsiran sebelah kiri dan kanan garis tegak
A/2T adalah sama besar

Gambar 2.23 Desain Body Plan

2.12 Proyeksi Body Plan ke Half Breadth Plan


Langkah langkah proyeksi ke half bread plan :
 Persiapkan gambar rencana pandangan memanjang horisontal kapal (Halfbreadth
plan) dengan posisi station yang ditentukan sesuai jumlah station pada gambar body
plan
 Tentukan posisi potongan gambar air (WL) yang diukur dari garis dasar (basline) pada
gambar bodyplan
 Ukur jarak perpotogan antara gambar WL yang ditentukan dengan gambar station
terhadap garis tengah gambar bodyplan
 Proyeksikan ukuran tadi pada gambar Halfbradth plan sesuai dengan station yang
bersangkutan
 Lakukan masing masing untuk semua station yang ada
 Hubungkan titik titik dari proyeksi, sehingga diperoleh bentuk garis sesuai yang
diinginkan

26
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

Gambar 2.24 Half Breadth Plan


2.13 Proyeksi Body Plan ke Sheer Plan
Langkah – langkah proyeksi body kapal ke sheer plan :
 Persiapkan gambar rencana pandangan memanjang vertikal kapal (Sheerplan) dengan
posisi station yang ditentukan sesuai jumlah station pada gambar body plan
 Tentukan posisi potongan gambar buttock line (BL) yang diukur dari sumbu tengah
penampang kapal pada gambar body plan
 Ukurlah tinggi perpotongan antara gambar BL yang ditentukan dengan gambar station
terhadap baseline
 Proyeksikan ukuran tadi pada gambar Sheerplan sesuai dengan station yang
bersangkutan
 Lakukan masing-masing untuk semua station yang ada
 Hubungkan titik-titik dari proyeksi tadi , sehingga diperoleh bentuk gambar
buttockline sesuai yang diinginkan

Gambar 2.25 proyeksi body plan dan half breadfth plan ke sheer plan

27
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

2.14 Menggambar Bulkwark, Fore Castle Deck, Poop Deck Side Line
 Sudut masuk haluan kapal adalah 15o pada garis air.
 Garis masuk harus berpotongan dengan garis FP pada garis air.
 Upper Deck Side Line diukur setinggi H (height) dari baseline, yaitu 9,1 m
 Upper Deck Center Line yaitu Chamber, yang dikur 1/50 lebar setempat.
 Fore Castle Deck Side Line yaitu 2,4 m dari Upper Deck Side Line.
 Bulwark diukur 1,2 m dari Fore Castle Deck Side Line.
 Poop Deck Side Line terletak dibagian belakang kapal, diukur 2,4 m dari Upper Deck
Side Line

BAB III

28
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

3 LINES PLAN

29
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

BAB IV
4 PENUTUP

Gambar lines plan terdiri dari body plan, half breadth plan, dan sheer plan.Dimana
dalam pembuatannya melalui beberapa koreksi supaya kapal yang didesain sesuai dengan
perencanaan semula.Bentuk lambung kpal pada lines plan dipengaruhi oleh koefisien –
koefisien pembentuk lambung kapal yang terdiri dari Cb, Cp,Cw, dll.Coefficien tersebut
harus dihitungi terlebih dahulu setelah ukuran kapal ditentukan.
Selain itu Gambar Rencana garis (Lines plan) terdiri dari proyeksi ortographis / siku
siku dari interseksi / perpotongan antara permukaan / surface lambung kapal dan tiga set
bidang yang saling tegak lurus
Demikian Laporan Rencana Garis ini Saya buat untuk memenuhi Tugas Gambar
Rencana Garis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Aang Wahidin, ST., MT. dan
Ibu Wahyu Wiyati, ST. selaku dosen pembimbing serta seluruh pihak yang terkait. Mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun demi suksesnya penyelesaian Laporan dan Gambar
Rencana Garis ini. Terima kasih juga untuk Bpk. Aang Wahidin, ST., MT. dan Ibu Wahyu
Wiyati, ST. yang telah membangun mental kami dalam penyelesaian Tugas Gambar dengan
memberikan waktu yang effisien yang nantinya dapat kami terapkan dalam dunia kerja.

30
Ridwan Santoso Laporan Rencana Garis
0114040014

DAFTAR PUSTAKA

1. Gaguk Suhardjito - Desain Shape Control


2. Ship_H.Schneekluth and V.Bertram-Design for uffiency and Economy
3. Diagram Hamlin
4. Principle of Naval Architecture Volume II
5. Birokkrasi Klasifikasi Indonesia Volume II edition 2006
6. Desain Linggi Buritan

31

Anda mungkin juga menyukai