Anda di halaman 1dari 2

--skrip dramatisasi puisi

--Syahrul Wirahadi

Suara Korban Sang Pendosa

Seorang pria pers yang prihatin akan keadaan masyarakat miskin sedang
menyampaikan argumennya.

Pria Pers : “Manusia lemah tak bersalah

Hidup di antara jajaran sampah

Mengharap hidup lebih sejahtera

Berhari – hari mencari emas di puing sampah

Berjalan menantang badai kesuraman

Tertatih – tatih di atas batu penderitaan”.

Seorang pria tua kumuh terjatuh dan berteriak

Pria kumuh : “Tuhan......

Ingin rasa hati berteriak namun apa daya

Seketika, hanya terdiam dan membisu

Rakyat kecil yang selalu ditindas

Tak pernah dilihat

Tak pernah didengar, dan

Selalu disalahkan”.. diam sejenak

Teman teman pri kumuh pun ikut bersuara

Teman 1 : “Tapi kami seorang pengingat

Bagai sejarah yang pernah terlupakan

Perbuatan perbuatan keji yang dilakukan

Demi memuaskan hasrat pribadi”

Dilanjut dengan teman lainnya

Teman 2 : “Janji....

Awal kata janji akan terealisasi

Namun sekarang, semua janji telah diingkari


Janji akan memabngun

Janji akan membantu

Semua hanya omong kosong

Hilang bagai debu diterpa yang hujan

Demi popularitas belaka.”

Sekarang, esok atau bahkan nanti

Pria kumuh : “Kami akan selalu hidup dengan sampah sedang kau bergelimang harta”.

Teman 1 : “Kami akan selalu mencium bau sampah sedang kau parfum ternama.”

Teman 2 : “Kami akan selalu makan dari tumpukan sampah sedang kau restotan megah

Kau selalu hidup di atas penderitaan kami,

Kami ikhlas, dengan semua perbuatan keji itu.”

Pria kumuh : “Tapi ingat, suatu saat nanti

Harta yang akan menyiksamu

Bagai air yang mengalir deras

Merah api yang bergejolak

Yang membuat kalian paham penderitaan

Dan sadar akan dosa yang telah kalian perbuat”

======tamat=======

Anda mungkin juga menyukai