Anda di halaman 1dari 7

Gambar Uraian

Kegiatan 1 : Pemeliharaan
Sebelum melakukan proses gejoh
malang maupun mujur, petani
melakukan pengecekan terhadap alat
dan mesin agar dapat berfungsi dengan
semestiya. Petani juga menggunakan
alat pengaman dasar dan sederhana
yaitu sepatu, masker dan sarung tangan.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar
disamping, kedua petani sedang
melakukan penyetelan pada mesin
cultivator yang akan digunakan untuk
proses gejoh.

Foto : Febio GH
Setelah mesin cultivator selesai distel,
lanjut ke tahap selanjutnya yaitu proses
gejoh, dimana gejoh adalah salah satu
proses pemeliharaan tanaman tembakau
yang berfungsi untuk memotong akar
tanaman agar tidak menjalar kemana-
mana, memperbaiki proses airasi serta
untuk mengalihkan kalori yang
mengarah ke akar sehingga kalori dapat
dimaksimalkan kearah atas untuk
pertumbuhan daun tembakau. Proses
gejoh pada gambar disamping adalah
gejoh mujur, dimana proses gejoh
Foto : Febio GH searah dengan arah bedengan / guludan.
Setelah lahan / areal tanam tembakau
selesai dilakukan proses gejoh dan
sudah terlihat jelas bedengan /
guludannya, proses selanjutnya adalah
pembersihan gulma yang tersisa secara
manual seperti yang terlihat pada
gambar disamping. Gulma – gulma
tersebut dicabuti dengan tangan atau
juga bisa dengan menggunakan alat
bantu berupa clurit kemudian
Foto : Febio GH dikumpulkan kedalam karung untuk
dijadikan pakan ternak.
Di setiap sawah atau areal tanam
tembakau, pasti ada satu atau lebih
sumur yang berisi air dan akan
dimanfaatkan untuk proses
pemeliharaan tanaman tembakau yaitu
proses ebor atau proses mengaliri
tanaman dengan air.

Foto : Febio GH
Alat yang digunakan untuk mengalirkan
air dari sumur ke bedengan / guludan
adalah mesin pompa air. Pompa air
diletakkan di dekat sumur agar proses
untuk mengangkat air lebih cepat.
Pompa air dilengkapi lebih dari satu
selang, mengapa demikian, agar proses
ebor / pengairan pada satu lahan dapat
dilakukan serempak dan tidak berulang-
ulang. Pompa dilengkapi dengan lebih
dari satu selang agar mencakup
keseluruhan bedengan / guludan yang
ada di lahan / areal tanam tembakau.
Foto : Febio GH
Petani mengatur selangnya sedemikian
rupa di setiap bedengan atau guludan
yang ada. Selang yang tidak cukup
panjang akan disambung dengan selang
tambahan yang sudah disiapkan oleh
petani. Saat pompa air dinyalakan maka
air yang ada di sumur akan dialirkan
oleh pompa air melalui selang-selang
yang sudah terpasang di setiap bedengan
atau guludan. Ketinggian air pada
proses airasi ini tidak lebih tinggi dari
tinggi bedengan atau hanya setengah
dari tinggi bedengan.
Foto : Febio GH
Kegiatan II : Pemanenan
Proses pemanenan dilakukan secara
bertahap, tidak dilakukan satu kali
pemanenan. proses pemanenan daun
tembakau dimulai dari bagian bawah
terlebih dahulu setelah itu daun
tembakau bagian tengah hingga bagian
atas. Daun tembakau yang memiliki
kualitas bagus adalah daun bagian
tengah, proses pemetikan daun
tembakau dilakukan pada waktu pagi
hari.proses pemetikaan daun tembakau
dapat memakan waktu kurang lebih
selama 4 jam tergantung jumlah daun
tembakau yang dapat dipetik dan luas
Foto : Dwinta lahan tembakau.
Tembakau yang telah dipetik
selanjutnya dimasukkan ke dalam
gerobak, gerobak ini berfungsi
mengangkut hasil petikan dan panenan
daun tembakau segar ke lokasi
penyimpanan sementara ataupun ke
gudang penyimpanan. Gerobak dapat
menampung daun tembakau segar
seberat kurang lebih ½ kwintal.proses
ini juga dapat membantu petani
tembakau memindahkan hasil panen
dari tengah lahan ke tempat yang lebih
Foto : Dwinta dekat dengan jalan guna
untukmempermudah pada saat
meletakkan atau memasukkan ke
transportasi angkutan maupun gudang
penyimpanan. Gerobak yang digunakan
pun masih sederhana yang terbuat dari
kayu.
Tembakau yang telah dipetik
selanjutnya dikumpulkan disusun rapi
diatas nampan yang terbuat dari bambu
setelah proses pemetikan dan
pemanenan telah selesai. hal ini
bertujuan untuk menata rapi daun
tembakau yang telah dipanen agar
mudah untuk diproses selanjutnya.
Proses penataan daun tembakau ini
dapat memakan waktu kurang lebih
sekitar 3 jam lamanya tergantunga
jumlah daun tembakau yang diperoleh
dari hasil pemetikan dan pemanenan.
Proses ini juga dapat membantu petani
Foto : Dwinta tembakau memisahkan tembakau
kualitas baik dengan kaulitas buruk
dengan mudah dan cepat.
Kegiatan III : Pengolahan
Gudang pengering daun tembakau ini
merupakan tempat untuk menyimpan
dan mengeringkan daun tembakau yang
masih baru dipanen. Dinding gudang ini
terbuat dari anyaman bambu dan atap
terbuat dari daun kelapa. Tiang dan
kerangka gudang ini semuanya terbuat
dari kayu bambu yang dipotong sesuai
dengan ukuran dan kebutuhan. Hampir
keseluruhan gudang ini terbuat dari
bambu, gudang ini bertujuan untuk
mengeringkan daun tembakau dengan
tidak terkena sinar matahari secara
Foto : Febio GH langsung.
Kamar penjemur ini penjemur ini
merupakan tempat untuk menggantung
daun tembakau dengan bisa
menggunakan benang atau tali rafia.
Ukuran kamar tembakau memeliki
panjang 3 meter, lebar 2meter, dan
tinggi 3 meter. Dalam satu kamar ini
dapat menampung 1 kwintal daun
tembakau. Biasanya dalam satu gudang
terdapat 3 tingkat, satu tingkat terdiri
dari 20 kamar. Kamar jemur ini
berbentuk balok dan terbuat dari bambu.

Foto : Rafian Desanta IAB


Dalam memanaskan suhu di ruangan
gudang digunakan sekam padi kering
dan tongkol jagung kering. Pembakaran
ini bertujuan untuk mengurangi kadar
air daun tembakau. Daun tembaku tidak
boleh terkena sinar matahari secara
langsung karena tembakau yang
ditanam adalah tembakau jenis naos.
Tembakau ini biasa digunakan untuk
bahan baku utama pembuatan cerutu,
jadi daunnya tidak boleh terlalu kering
dan sobek.

Foto : Rafian Desanta IAB


Penjemuran daun tembakau dilakukan
di kamar-kamar jemur yang telah
tersediadi gudang. Penjemuran ini
dilkaukan dengan cara menusuk bagian
pangkal daun dengan menggunakan
jarum yang tersedia. Untuk media
penjemurnya dapat meggunakan benang
atau tali rafia. Perusahaan mitra
mewajibkan penjemuran dengan
menggunakan benang dari pada tali rafia
karena jika menggunakan tali rafia
terkadang ada rafia yang menyangkut di
daun ketika di proses dan akhirnya
Foto : Rafian Desanta IAB mempengaruhi kualitas produk.
Kegiatan IV : Penjualan
Setelah proses pengeringan tembakau
melalui proses penggantungan dan
pengopenan dalam gudang selanjutnya
tembakau kering akan masuk tahap
proses penjualan. Tembakau yang
dipilih merupakan tembakau yang sudah
benar-benar kering baik daun maupun
tulang daunnya. Tembakau mulai bisa
diproses penjualan setelah melalui
proses pengeringan kursng lebih selama
17 hari lamanya. Namun, jika pada
musim hujan proses pengeringan dapat
Foto : Rafian Desanta IAB memakan waktu lebih dari 17 hari.
Setelah kering dalam gudang
penyimpanan, tembakau yang telah
kering selanjutnya diturunka dari
gantungan dalam gudang penyimpanan
tembakau setelah itu, tembakau yang
telah kering dan ditata disusun rapi pada
nampan yang terbuat dari bambu. Hal ni
termasuk dalam penyimpanan tembakau
sementara sebelum masuk proses
penjualan. Kegiatan tersebut bertujuan
untuk memisahkan tembakau siap jual
dan belum siap jual. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan petani tembakau
menyusun dan memilah tembakau yang
bagus dan rapi. Tembakau tidak dijual
Foto : Febio GH dalam bentuk irisan seperti jenis kasturi
melainkan dalam bentuk utuh. Terpal
yang disediakan berfungsi untuk
melindungan tembakau apabila terjadi
hujan.

Setelah tembakau kering dikumpulkan,


tembakau kering yang telah disusun rapi
dalam nampan bamboo selanjutnya
dikeluarkan dari nampan dan diikat
dengan tali raffia. Tembakau disusun
sedemikian rupa agar muatan pas dan
tidak kelebihan maupun kekurang bobot
muatan. Tembakau siap dikirim ke
tempat pemesan atau tujuan pengiriman
tembakau. Tembakau dalam jumlah
besar menggunakan transportasi pick up
namun jika jumlah tembakau lebih
sedikit maka proses pengiriman
Foto : Dwinta tembakau menggunakan sepeda motor .

Anda mungkin juga menyukai