Anda di halaman 1dari 4

Nama : Febio Gilang Hendrawan

NIM / Gol : D41171604 / C


Matkul : Manajemen K3
Prodi : Manajemen Agorindustri

Diduga Mengabaikan K3, Kecelakaan Kerja Karyawan PT SBM


Dipertanyakan
Karo, hetanews.com - Kecelakaan kerja yang merenggut nyawa Rudianto (38),
karyawan PT Sinar Bintang Mandiri (SBM) saat memperbaiki jaringan kabel listrik
milik PLN, pada Rabu (18/7/2018) patut dipertanyakan dan perlu didalami pihak
Kepolisian.

Pasalnya, pihak perusahan diduga kurang memperhatikan atau mengabaikan kesehatan


dan keselamatan kerja (K3) para karyawannya.

Seperti yang disampaikan salah seorang warga Kabanjahe, Landro Siregar. Dia sering
menyaksikan sendiri, jika para pekerja PT SBM tidak difasilitasi peralatan pelindung
di lapangan.

“Saya sering melihat. Jika para pekerja PLN itu gak dilengkapi alat pengaman. Bahkan
hujan-hujanpun terus dipaksakan bekerja. Kadang saya kasihan juga melihatnya,
malam-malampun terus bekerja. Kalau terjadi apa-apa, kan kasihan istri dan anak-
anaknya di rumah,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, aktivis Perlindungan Tenaga Kerja Kabupaten Karo, Juni Selvie,
menegaskan, agar pihak kepolisian melakukan cek Tempat Kejadian Perkara (TKP)
dan memeriksa saksi-saksi apa yang menjadi penyebab tewasnya korban.

“Saya menilai, jika perusahan tidak bekerja maksimal dalam mengawasi para pekerja.
Seharusnya dan wajib dilakukan para pengawas di lapangan menggunakan alat
pelindung diri (APD). Tentunya saling mengingatkan didalam satu tim demi
keselamatan dan kesehatan bersama,” ujarnya.
Sambungnya lagi, jika perusahan telah bertindak ceroboh dan mengabaikan
keselamatan kerja atau SOP K3. Untuk itu, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemprovsu
dan Pemkab Karo dapat memeriksa sejauh mana penerapan dan memeriksa peralatan
kerja K3 PT SBM.

“Jika perusahan menerapkan K3 dengan serius dan baik, tidak menimbulkan korban
beresiko tinggi (zero accident). Mungkin juga korban tidak dilengkapi dengan
peralatan yang memadai saat melakukan aktifitas saat itu. Sebab para karyawan di
setiap perusahan berhak mendapat jaminan keselamatan saat bekerja. Perusahan harus
ditindak tegas jikalau ditemukan tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan yang
berlaku atau UU Nomor 13 Tahun 2003,” tegasnya.

Juni berpendapat, tewasnya Rudianto saat memperbaiki jaringan kabel listrik bisa
diakibatkan oleh kesalahan kerja atau kesalahan perusahan. Jika benar-benar kesalahan
perusahan, maka PT SBM harus bertanggung jawab penuh atas biaya santunan pada
keluarga korban meninggal, sesuai dengan aturan yang berlaku.

“PT SBM juga mestinya harus memberikan asuransi kepada keluarga korban. Karena
bagaimanapun kehilangan nyawa tak bisa digantikan oleh hal apapun, termasuk harta,”
tukasnya.

Karena, lebih lanjut dikatakan aktivis wanita ini, jika PT SBM yang merupakan
perusahan pemenang tender pemasangan jaringan listrik dan instalasi PLN wilayah
kerja rayon Berastagi dan Kabanjahe ini sering juga telat membayar gaji para
pekerjanya.

“Saya sudah dengar terkait masalah gaji karyawan juga yang sering telat dibayarkan.
Untuk itu, saya juga meminta agar pihak PT.PLN dapat mengevaluasi rekanannya itu.
Apalagi telah memakan korban jiwa,” tutupnya.

https://www.hetanews.com/article/133066/diduga-mengabaikan-k3-kecelakaan-
kerja-karyawan-pt-sbm-dipertanyakan
 Resume
Kecelakaan Kerja di PT. Sinar Bintang Mandiri

Kecelakaan kerja yang merenggut nyawa Rudianto, salah satu karyawan


perusahaan tersebut yang berumur 38 tahun saat memperbaiki jaringan kebel lstrik
milik PT. PLN pada hari rabu 18 Juli 2018 patut diselidiki lebih lanjut oleh pihak
Kepolisian.

Pasalnya, kecelakaan keja yang menimbulkan korban jiwa ini diduga karena
pihak perusahaan kurang memperhatikan atau bahkan mengabaikan dan tidak
menerapkan Sisitem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Dugaan
– dugaan tersebut tidak datang begitu saja, tetapi sudah banyak saksi yang mengatakan
demikian. Beberapa warna desa kabanjahe, Landro Siregar yang berada di areal
perusahaan menyaksikan sendiri, jika para pekerja PT SBM tidak di fasilitasi dengan
peralatan perlindungan di lapangan. Bahkan para pekerja dipaksa unutk terus bekerja
walaupun kondisi sedang hujan, kadang juga berkerja sampai larut malam.

Menanggapi beberapa kesaksian tersebut, aktivis Perlindungan Tenaga Kerja


Kabupaten Karo, Juni Selvie, menegaskan agar pihak kepolisian melakukan
pemeriksaan ulang tempat kejadian perkara dan juga saksi-saksi untuk memastikan
penyebab tewasnya korban. Juni juga menyambung bahwasanya jika perusahaan telah
bertindak ceroboh dan mengabaikan keselamatan kerja atau SOP K3, maka Dinas
Tenaga Kerja Pemprovsu dan Pemkab Karo dapat memeriksa sejauh mana penerapan
dan penyediaan peralatan K3 di PT. Sinar Bintang Mandiri. Apabila terbukti benar
bahwa pihak prusahaan tidak memenuhi ketentuan Perundang – udangan yang berlaku
atas UU No. 13 tahun 2003, maka perusahaan harus ditindak tegas oleh pihak yang
berwenang.
Selain diduga kurang memperhatikan atau mengabaikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, PT. Sinar Bintang Mandiri juga dirumorkan sering tealat dalam
membayarkan gaji para karyawannya.
 Analisis
1. Penyebab kecelakaan kerja
Penyebab kecelakaan kerja di PT. Sinar Bintang Mandiri adalah karena pihak
perusahaan yang kurang memperhatikan dan bahkan mengabaikan Standard
Operasional Prosedur (SOP) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Bahkan pihak
perusahaan juga tidak memfasilitasi para pekerjanya dengan peralatan pelindung yang
memadai saat di lapangan.

2. Kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja


Kerugian yang didapat karena kecelakaan kerja adalah hilangnya nyawa salah
satu pekerja di PT. Sinar Bintang Mandiri yang bernama Rudianto (38). Serta pihak
perusahaan harus bertanggungjawab penuh atas biaya santunan pada keluarga korban
meninggal, sesuai dengan aturan yang berlaku. Pihak perusahaan juga harusnya
memberikan asuransi kepada keluarga korban, karena bagaimanapun kehilangan
nyawa tak bisa tergantikan oleh hal apapun.
3. Langkah pencegahan yang bisa dilakukan

Pihak PT. Sinar Bintang Mandiri mulai menerapkan dengan benar Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di seluruh kegiatan operasioanal
perusahaan, dan mulai menggunakan SOP K3 yang benar dan sesuai dengan standar
aturan yang berlaku. Selain itu pihak perusahaan juga harus menyediakan peralatan
pelindung sesuai standar untuk para pekerja lapangan. Pihak perusahaan juga perlu
untuk memberikan edukasi pada para karyawan betapa pentingnya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dengan menggunakan APD saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai