Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nazirah Adelyah Nuur Zaindien

NIM / Kelas : 042011333107 / N


Prodi : S1 Akuntansi
Ulasan Bisnis Hukum Ketenagakerjaan
1. PT. Jaya Wira Jerindo
6 Juli 2017, tanggal terakhir Abdul Basit dan kawan-kawan bekerja di PT. Jaya
Wira Jerindo. Pasalnya, saat itu Abdul Basit dkk. memberitahu bahwa dirinya dan
kawan-kawan sudah tergabung di SBAI (Serikat Buruh Aneka Industri) FBTPI
kepada pihak Manajemen HRD PT. Jaya Wira Jerindo. Namun apa daya, saat
mendengar hal tersebut, HRD PT. Jaya Wira Jerindo pada saat itu juga justru
langsung mem-PHK Abdul Basit dkk dan mengusirnya dari lingkungan kerja.
Meski pun PT. Jaya Wira Jerindo berjaya dengan bisnis franchise/usaha waralaba
ayam Shihlin Taiwan Street Snacks –yang outletnya banyak tersebar di mall-mall
kota besar-, hal tersebut tidak diimbangi dengan upaya positif pemenuhan
kesejahteraan para pekerjanya.
Abdul Basit bekerja di PT. Jaya Wira Jerindo sejak Desember 2013. Ia
ditempatkan di bagian pengolahan ayam pilet, dengan upah di bawah standar
Upah Minimum Provinsi pada tiap tahunnya. Tercatat setidaknya, upah terakhir
pada Juni 2017 yang diterima oleh Abdul Basit sebesar Rp. 3.100.000,- per-
bulannya, sedangkan Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 3.335.750,-. Di waktu yang bersamaan juga, ada pula kawan Abdul
Basit yang sama-sama bekerja di PT. Jaya Wira Jerindo, bernama Radit
Sumardono justru diberi upah sebesar Rp. 1.490.000,- per-bulannya. Tidak hanya
persoalan upah minimum yang dilanggar, PT. Jaya Wira Jerindo juga melakukan
eksploitasi terhadap pekerjanya dengan menerapkan kerja lembur yang tidak
sesuai, iuran BPJS yang tidak dibayar, hingga memberangus kebebasan berserikat
di lingkungan perusahaan.
Pemberian upah yang sangat tidak memenuhi standar upah untuk penghidupan
yang layak beserta berbagai pelanggaran hak normatif pekerja ini kemudian
membuat Abdul Basit dkk. tergerak hatinya untuk mendirikan Serikat Pekerja di
lingkungan PT. Jaya Wira Jerindo. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan para pekerja PT. Jaya Wira Jerindo, dan menciptakan iklim
lingkungan pekerjaan yang harmonis dan berkeadilan.
Ulasan :
Apa yang menimpa Abdul Basit dkk. ini, tentu merupakan hal yang sangat keji
dan menyakitkan, karena bagaimana bisa suatu perusahaan yang mengeruk
keuntungan besar dari bisnis franchise/usaha waralaba ayam Shihlin Taiwan
Street Snacks, justru melakukan eksploitasi dengan membayar upah pekerja
dibawah standar upah minimum provinsi. Tidak hanya itu, sebagaimana
disebutkan diatas, PT. Jaya Wira Jerindo juga terus menerus melakukan
pelanggaran hak normatif para pekerjanya.
2. PT Grafitecindo Ciptaprima
Agus Prabowo (20), karyawan kontrak PT Grafitecindo Ciptaprima (Grafitec)
Cikarang, yang bertugas sebagai operator mesin pengepakan mengalami
kecelakaan kerja pada awal tahun 2014 yang mengakibatkan kehilangan tangan
kanannya. Peristiwa nahas itu, terjadi ketika Agus sedang bekerja dengan mesin
pengepakan (Pressing), secara tidak sengaja tangan kanan Agus terjepit didalam
mesin tersebut sehingga menyebabkan tangan kanan nya remuk dan jari
kelingking hampir putus. Sesuai dengan arahan tim medis tangan kanan Agus
disarankan agar diamputasi untuk menghindari keadaan yang lebih buruk lagi.
Peristiwa tersebut membuat Agus mengalami trauma, minder dan kekhawatiran
terkait masa depannya.
Mengetahui hal tersebut, pihak Grafitec langsung membawa Agus ke RS Trauma
Center didampingi oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam hal ini Manajer Kasus
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (KK PAK) Kacab Cikarang. Agus
mendapatkan perlindungan kuratif melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK). BPJS Ketenagakerjaan Kacab Cikarang mengikutsertakan Agus dalam
program Return To Work (RTW) dengan persetujuan Grafitec. Manajer Kasus
KK PAK Cikarang secara rutin mendorong proses rehabilitatif Agus untuk
mengembalikan kemampuan fisik dan mentalnya. 
Setelah 3 (tiga) bulan proses rehabilitatif, Agus kembali bekerja di Grafitec
dengan posisi yang berbeda, yaitu sebagai staf bagian administrasi HRD.
Manajemen Grafitec kemudian sepakat mengangkat Agus sebagai karyawan tetap.
BPJS Ketenagakerjaan melalui Manajer Kasus KK PAK Cikarang terus berusaha
meningkatkan kompetensi Agus dengan memberikan pelatihan khusus dalam
bidang ketrampilan administrasi komputer. Diharapkan dengan keahlian barunya,
Agus dapat meningkatkan kinerjanya dan dapat meraih masa depan yang lebih
baik di tempat kerjanya.
Ulasan :
Dukungan Grafitec terhadap Agus merupakan salah satu contoh teladan di
Indonesia dalam kasus penanganan kecelakaan kerja. Grafitec memperlakukan
Agus sama seperti karyawan lain, yaitu sebagai aset perusahaan. Kasus diatas
merupakan salah satu contoh pelaksanaan program Jaminan Kecelakaan Kerja
- Return To Work (JKK-RTW). Program JKK-RTW ini berdasarkan pada
Undang-undang (UU) No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dan UU No 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa tenaga kerja
penyandang cacat berhak memperoleh kesamaan kesempatan dalam mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak seperti warga negara Indonesia lainnya.
BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan program Jaminan Kecelakaan Kerja - Return
To Work (JKK-RTW), sebagai bentuk pelayanan kepada pekerja yang mengalami
cacat akibat kecelakaan kerja. Pelayanan tersebut berupa pendampingan ke
Rumah Sakit Trauma Center hingga pembekalan mental dan keterampilan
sehingga mereka bisa bekerja kembali di perusahaannya dan tidak terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena ketidakmampuan bekerja.
3. PT Karunia Alam Segar
Sekitar 100 orang perwakilan pekerja dari delapan perusahaan di Kabupaten
Gresik, Jawa Timur, Selasa (15/3/2011) berunjuk rasa di Kantor Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Gresik. Mereka menuntut kebijakan kebebasan
berserikat di perusahaan.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi)
Gresik M Agus mengatakan, unjuk rasa diikuti perwakilan pekerja dari PT Hari
Esok Cemerlang, PT Cahaya Sinar Mandiri, PT Gema Haripah, PT Sanko di
Kawasan Industri Gresik, PT Gloria Bisko, PT Everwin, PT Karunia Alam Segar,
PT Tekno Profile Indonesia.
Secara khusus, Sarbumusi Gresik menuntut agar manajemen PT KAS tidak
bertindak seenaknya terhadap buruh yang masuk menjadi anggota serikat.
Manajemen PT KAS memutasi buruh yang ikut bergabung Sarbumusi tanpa
alasan jelas. Pada 19 Februari 2011 pihak manajemen PT KAS, DPC Serikat
Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan Minyak Gas Bumi dan Umum, serta
DPC Sarbumusi melakukan pertemuan. Inti hasil dari pertemuan itu memberikan
kebebasan kepada karyawan untuk memilih serikat kerja, tetapi kenyataannya
karyawan yang ikut serikat pekerja dimutasi ke bagian lain dengan alasan
membutuhkan bantuan tenaga.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gresik,
Edy Purwanto mengatakan ada dua hal yang disepakati. Disnaker akan
memerintahkan perusahaan agar memberikan kebebasan kepada karyawan untuk
memilih serikat kerja, sesuai Undang-undang nomor 21 tahun 2000 tentang
Kebebasan Berserikat. Mutasi yang dilakukan pengusaha akan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan ketentuan yang berlaku.
Sumber :

https://buruh.co/kisah-pilu-para-korban-phk-pt-jaya-wira-jerindo-upah-dibawah-ump-dan-serikat-pekerja-
diberangus/

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/Agus-Kembali-Bekerja,-Meski-Kehilangan-Satu-
Tangannya.html

https://regional.kompas.com/read/2011/03/16/05220198/contact.html
1. PT Cahaya Makmur Industri
Sebanyak 36 karyawan PT Cahaya Makmur Industri di Jalan Salodong, Makassar
mogok kerja dan berunjuk rasa memprotes pemecatan yang dilakukan perusahaan.
Menurut mereka, pemecatan dilakukan tiba-tiba. Karyawan yang dipecat rata-rata
berasal dari Federasi Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (FSPBI). Dalam
tuntutannya karyawan meminta meminta perusahaan memperkerjakan kembali
mereka. 
Pengunjuk rasa mengancam akan melaporkan manajemen perusahaan kepada
pihak berwajib sesuai Undang-Undang nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Buruh pasal 28 dan 43 ayat 1.
Informasi yang didapatkan di lokasi aksi menyebutkan PHK dilakukan karena
perusahaan tidak sanggup membayar upah karyawan. Namun yang dianggap
ganjil oleh pengunjuk rasa adalah adanya pengumuman penerimaan tenaga kerja
yang dipasang mendadak.
https://nasional.tempo.co/read/229198/karyawan-pt-cahaya-makmur-industri-
mogok-kerja
2. PT Putra Perkasa Abadi
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Berau,
menyerahkan santunan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) senilai Rp 17.489.600
kepada karyawan PT. Putra Perkasa Abadi (PPA) yang mengalami kecelakaan
pada saat melakukan aktivitas pekerjaannya.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Berau Rudi Susanto, mengatakan Indi
Fajar Iqsandra merupakan karyawan bagian mekanik PT Putra Perkasa Abadi
(PPA). Kecelakaan Kerja terjadi pada (16/10/2016), saat itu Indi Fajar Iqsandra
melakukan perbaikan cover dan housing recoil spring yang rusak, secara tiba-tiba
spring dari recoil spring terlepas dan cover dari housing recoil spring terpental dan
menjepit tangannya ke shaft trak adjuster yang telah lepas sebelumnya. Akibatnya
tangan kanannya pada 1 ruas jari telunjuk, 1 ruas jari tengah dan 1 ruas jari manis
harus diamputasi.
BPJS Ketenagakerjaan telah memberikan santunan dan menanggung seluruh
biaya yang timbul atas kecelakaan kerja yang dialami Indi Fajar Iqsandra mulai
dari transportasi ke rumah sakit juga seluruh biaya pengobatan sampai sembuh.
Program yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan saat ini sangat bermanfaat bagi
tenaga kerja. Terlebih saat ini terdapat Program Jaminan Pensiun yang
manfaatnya sangat berguna bagi para pekerja di saat sudah memasuki usia pensiun
nanti.
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/16421/Serahkan-Santunan-
Kecelakaan-Kerja-Karyawan-PT-PPA
3. PT Mekar Armada Jaya
Kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 380 karyawan PT Mekar
Armada Jaya (MAJ) berbuntut panjang. Para pekerja mendesak Disnakersostran
menyelesaikan permasalahan antara pekerja dan perusahaan. Selain itu, mereka
mengancam akan membuat posko keprihatinan atas PHK sepihak di kantor
Disnakersostran selama 15 hari kedepan. Posko tersebut akan didirikan jika
Disnakersostran tidak segera memberikan jawaban dan memfasilitasi pekerja.
Bambang Hermanto, salah satu karyawan PT MAJ yang diPHK, menjelaskan,
aksi yang yang digelar untuk kesekian kalinya ini merupakan buntut pemutusan
hubungan kerja (PHK) secara sepihak oleh perusahaan beberapa waktu lalu.
Alasan perusahaa mem-PHK terhadap 380 orang pekerja itu, kata Bambang,
karena pekerja telah melakukan mogok kerja dan dinilai melanggar undang-
undang. Menurutnya, mogok kerja menurut perusahaan itu tidak sah, padahal
mogok kerja adalah sah sesuai pasal 137 UU Ketenagakerjaan Tahun 2003.
"Dalam UU disebutkan mogok kerja adalah hak dasar pekerja/buruh jika
perundingan secara damai gagal," urai Bambang. Dia mengatakan, sejauh ini
karyawan merasa ditipu oleh perusahaan. Sebab, kontrak kerja karyawan tidak
jelas. Sementara, pihak perusahaan tiba-tiba melakukan PHK secara tiba-tiba dan
sepihak.
https://jogja.tribunnews.com/2014/04/01/pt-mekar-armada-jaya-desak-
disnakersostran-selesaikan-persoalan?page=2

Anda mungkin juga menyukai