Anda di halaman 1dari 4

KECELAKAAN KERJA KARYAWAN PT SINAR BINTANG MANDIRI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kasus

Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada
pekerja di perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari
pekerja itu sendiri dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak
pengusaha. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 13
Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan
kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya
kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan
kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan
keselamatan kerja yang tinggi.Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan
keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional
dan psikologi (Hadiguna,2009).
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak boleh dianggap sepele bagi karyawan
dan perusahaan,seperti kecelakaan pada karyawan PT Sinar Bintang
Mandiri.Kecelakaan yang terjadi pada salah satu karyawan PT Sinar Bintang
Mandiri itu menyebabkan terenggutnya salah satu karyawan perusahaan tersebut.
Rudianto (38) adalah karyawan yang mengalami kecelakaan kerja tersebut.
Kecelakaan tersebut terjadi saat Rudianto sedang memperbaiki jaringan kabel
listrik milik PLN.

1.2 Proses Penyelidikan/Penyelesaian


Kasus kecelakaan yang menimpa Rudianto tersebut,patut dipertanyakan dan
didalami oleh pihak polisi. Pasalnya, pihak perusahan diduga kurang
memperhatikan atau mengabaikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) para
karyawannya. Seperti yang disampaikan salah seorang warga Kabanjahe, Landro
Siregar. Dia sering menyaksikan sendiri, jika para pekerja PT SBM tidak
difasilitasi peralatan pelindung di lapangan. “Saya sering melihat. Jika para
pekerja PLN itu gak dilengkapi alat pengaman. Bahkan hujanhujanpun terus
dipaksakan bekerja. Kadang saya kasihan juga melihatnya, malam-malampun
terus bekerja. Kalau terjadi apa-apa, kan kasihan istri dan anak-anaknya di
rumah,” ujarnya. Menanggapi hal itu, aktivis Perlindungan Tenaga Kerja
Kabupaten Karo, Juni Selvie, menegaskan, agar pihak kepolisian melakukan cek
Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi apa yang menjadi
penyebab tewasnya korban. “Saya menilai, jika perusahan tidak bekerja maksimal
dalam mengawasi para pekerja. Seharusnya dan wajib dilakukan para pengawas
di lapangan menggunakan alat pelindung diri (APD). Tentunya saling
mengingatkan didalam satu tim demi keselamatan dan kesehatan bersama,”
ujarnya. Sambungnya lagi, jika perusahan telah bertindak ceroboh dan
mengabaikan keselamatan kerja atau SOP K3. Untuk itu, Dinas Tenaga Kerja
(Disnaker) Pemprovsu dan Pemkab Karo dapat memeriksa sejauh mana
penerapan dan memeriksa peralatan kerja K3 PT SBM. “Jika perusahan
menerapkan K3 dengan serius dan baik, tidak menimbulkan korban beresiko
tinggi ( zero accident). Mungkin juga korban tidak dilengkapi dengan peralatan
yang memadai saat melakukan aktitas saat itu. Sebab para karyawan di setiap
perusahan berhak mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan saat bekerja.

1.3 Hasil Penyidikan

Juni berpendapat, tewasnya Rudianto saat memperbaiki jaringan kabel listrik


bisa diakibatkan oleh kesalahan kerja atau kesalahan perusahan. Jika benar-benar
kesalahan perusahan, maka PT SBM harus bertanggung jawab penuh atas biaya
santunan pada keluarga korban meninggal, sesuai dengan aturan yang berlaku.
“PT SBM juga mestinya harus memberikan asuransi kepada keluarga
korban. Karena bagaimanapun kehilangan nyawa tak bisa digantikan oleh hal
apapun, termasuk harta,” tukasnya. Karena, lebih lanjut dikatakan aktivis wanita
ini, jika PT SBM yang merupakan perusahan pemenang tender pemasangan
jaringan listrik dan instalasi PLN wilayah kerja rayon Berastagi dan Kabanjahe ini
sering juga telat membayar gaji para pekerjanya. “Saya sudah dengar terkait
masalah gaji karyawan juga yang sering telat dibayarkan. Untuk itu, saya juga
meminta agar pihak PT.PLN dapat mengevaluasi rekanannya itu. Apalagi telah
memakan korban jiwa,” tutupnya.

Anda mungkin juga menyukai