Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN FISIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI PATOLOGIS

Oleh: Katarina Frenka N. W.


NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
1. Membaca catatan medik pasien (dilakukan saat membaca kasus di pintu ruang
ujian dan narasikan “Membaca catatan medik pasien” di dalam ruang ujian)
2. Memperkirakan usia kehamilan pasien berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT)  hitung dan sebutkan hasilnya. Jika di kasus sudah dituliskan usia
kehamilan pasien, tidak perlu dihitung.
Rumus: tanggal sekarang – HPHT
Misal sekarang tanggal 28 juli 2017 dan HPHT tanggal 28 Januari 2017 maka
Usia Kehamilan:
Hr bln thn
28 07 17
28 01 17 −
00 06 00
Usia Kehamilan 6 bulan=180 hari=25 minggu
3. Mencuci tangan (6 langkah WHO) dan siapkan alat-alat
- Stetoskop laennec untuk DJJ
- microtoise staturmeter untuk ukur tinggi badan ibu
- timbangan berat badan untuk ukur berat badan ibu
- tensimeter untuk ukur TD ibu
- termometer untuk ukur suhu tubuh ibu
- midline untuk ukur TFU
- tenakulum (yang bentuknya mirip gunting panjang) untuk memegang
kapas saat toilet vulva
- spekulum vagina bentuk cocor bebek untuk inspekulo vagina
- handscoon, jelly pelumas untuk Vagina Touche saat kapasitas panggul
- pelvimeter  tidak digunakan
Anamnesis
4. Memberi salam dan memanggil pasien dengan namanya
a. Perkenalkan diri
b. Tanya nama, usia, alamat, pekerjaan
c. Tanya usia kehamilan (di atas 36 minggu lakukan vagina touche)
d. Tanya kehamilan ke berapa (kehamilan pertama lakukan vagina touche)
e. Tanya ada perdarahan pervaginam? Kalau ada nanti lakukan inspekulo
Inspekulo (melihat vagina dan portio dengan spekulum
Indikasi: perdarahan pervaginam Kontraindikasi: belum pernah
melakukan hubungan seksual
Vagina touche
Indikasi: kehamilan 36 minggu, primigravida (pertama kali hamil), sedang
hamil janin besar, belum pernah melahirkan normal, riwayat melahirkan bayi
berukuran kecil (BBLR)
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
Tujuan: memeriksa perkembangan janin, bagaimana presentasi (lokasi terbawah
janin), denyut jantung janin. Melakukan inspekulo dan VT jika ada indiaksi yang
sesuai
Prosedur: akan menekan-nekan perut mungkin akan terasa tidak nyaman namun
saya akan mengurangi ketidaknyamanan tersebut sebaik mungkin.
6. Memberi kesempatan bertanya kepada pasien
Persiapan Pasien
7. Menganjurkan pasien untuk berkemih sebelum melakukan tindakan
8. Memperhatikan privasi pasien (menutup gordin)
11. Melakukan pemeriksaan 4 T (Tinggi badan, Timbang Berat badan, Temperatur
tubuh, Tekanan darah ) sebelum meminta pasien membuka pakaian
9. Menganjurkan pasien untuk melepaskan pakaian luar dan dalam
10. Pasien diminta untuk berbaring ditempat tidur dengan satu bantal di bagian kepala.
Bagian tubuh pasien yang tidak diperiksa ditutupi dengan alat tenun.

12. Inspeksi kontur abdomen (striae gravidarum, bekas luka, bekas operasi, linea
nigra, striae albicans, dilatasi vena, gerakan janin) dan jarak fundus uteri dari
prosesus xifoideus (berapa jari/cm, jauh/sedang/dekat)
PEMERIKSAAN LEOPOLD
13. Perasat Leopold I
14. Posisi pemeriksa berdiri di sebelah kanan, menghadap ke kepala pasien
15. Menggosokkan telapak tangan, Meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan di
bagian fundus uteri klien.
16. Melakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk menentukan bagian
janin yang berada di fundus uteri
17. Interpretasi hasil pemeriksaan.
Letak kepala : teraba bagian lunak dan besar (bokong)
Letak sungsang: teraba bagian bulat keras melenting/ballotable (kepala)
Letak lintang : kosong
Gemeli : teraba 2 bagian besar atau lebih
Hidramnion, obesitas, plasenta berimplantasi di anterior : sulit mengidentifikasi
bagian janin
Melakukan Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
18. Meletakkan ujung microtoise tape/midline di batas atas simphisis pubis.
19. Mengukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti kurva
fundus (atau tanpa mengikuti fundus bagian atas), midline direntangkan pada skala
inchi, saat sudah selesai mengukur, balik ke skala cm untuk melihat hasil.
20. Menentukan TFU

Rumus McDonald’s
a. Hitungan Bulan
Usia kehamilan = TFU (cm) x 2/7
b. Hitungan Minggu
Usia kehamilan = TFU (cm) x 8/7
21. Membandingkan hasil taksiran usia kehamilan berdasakan TFU dengan usia
kehamilan berdasarkan HPHT
22. Intepretasi :
IUGR (intrauterine growth retardation  janin kurang gizi) : TFU lebih kecil di
bandingkan usia kehamilan
Gemelli/Hidramnion : TFU lebih besar di bandingkan usia kehamilan
Perasat Leopold II
23. Posisi pemeriksa di sebelah kanan menghadap ke kepala klien
24. Meletakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen klien.
25. Mempertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan yang satu pada salah
satu sisi abdomen ibu (misal menggunakan tangan kiri).
26. Menggunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus pada sisi yang lain
(tangan kanannya mempalpasi)
27. Interpretasikan hasil pemeriksaan
Normal: tahanan panjang (punggung) di kanan/kiri, bagian kecil-kecil dan mudah
digerakkan (ekstremitas) di kanan/kiri
Letak lintang ; teraba bagian bulat di bagian kanan/kiri (ada kepala dan bokong)
Letak kepala/sungsang : teraba tahanan dibagian kanan/kiri (ada punggung)
Perasat Leopold III
28. Posisi pemeriksa di sebelah kanan menghadap ke kepala klien.
29. Dengan menggunakan ibu jari dan empat jari lainnya pada satu tangan, bagian
terbawah abdomen maternal dicengkeram sedikit di atas symphisis pubis

30. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya.


31. Lakukan penekanan jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam ke arah
panggul saat klien menghembuskan nafas.
32. Menentukan apakah bagian terbawah janin telah masuk panggul.
33. Interpretasikan hasil pemeriksaan
Letak kepala : Kepala masih dapat di goyang atau tidak
Letak bokong : teraba bagian lunak di atas simpisis
Letak lintang : kosong
Gemelli : teraba 2 bagian besar ata lebih
Hidramnion : sulit mengidentifikasi bagian terbawah (balotemen)
PerasatLeopold IV
(dilakukan jika bagian terbawah janin telah masuk panggul)
34. Posisi pemeriksa di sebelah kanan menghadap ke kaki klien
35. Meletakkan kedua telapak tangan di sisi kanan kiri abdomen
36. Menggerakkan jari tangan secara perlahan kearah pelvis sambil palpasi menyusuri
bagian bawah janin.

37. Menentukan seberapa jauh bagian bawah janin telah masuk ke dalam rongga
panggul dengan melihat sudut yang dibentuk oleh kedua tangan saat menyusuri
bagian bawah janin (konvergen, sejajar atau divergen ).(tidak dilakukan untuk
letak sungsang atau lintang)
38. Interpretasikan hasil pemeriksaan
Konvergen (jari-jari pemeriksa bertemu)= kepala belum masuk PAP
Sejajar = kepala masuk sebagian ke PAP
Divergen (jari pemeriksa tidak bertemu/berjarak)= kepala sudah masuk seluruhnya
ke PAP
Pemeriksaan Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ)
39. Stetoskop Laennec diletakkan di punggung janin dekat kepala
berdasarkan Leopold II
40. Melakukkan penekanan stetoskop Laennec secara lege artis
kepala menghadap kaki pasien
Ingat! Corong laennec yang kecil menghadap telinga, yang corong besar
menghadap abdomen pasien
41. Menghitung DJJ pada tiap 5 detik pertama, ketiga dan kelima. Apabila hasilnya
regular, hasil pengukuran pada tiap 5 detik dijumlahkan dikalikan empat. Jika
hasil irregular lakukan penghitungan DJJ selama satu menit
42. Interpretasikan hasil pemeriksaan
Normal: 110-160 kali/menit
Takikardi: 150-170 kali/menit karena dua faktor yaitu faktor janin berupa
pergerakan janin, hipoksia, dan anemia serta faktor maternal berupa dehidrasi,
aktivitas simpatis, dan betamimetik
Bradikardi: <110 kali/menit karena blok jantung janin, hipoksia, kompresi tali
pusat, abriptio plasenta, dan hiperstimulasi uterus
Gemeli : Identifikasi 2 denyut jantung janin (terdengar dua denyut jantung
berjauhan letaknya dan berselisih minimal 10 denyut/menit)
PEMERIKSAAN KAPASITAS PANGGUL
43. Mencuci tangan dan memakai handscoon
Jelaskan tujuan (untuk memeriksa area panggul dan kewanitaan) dan prosedur
(akan memeriksa bagian kewanitaan dengan melihat dan meraba secara langsung
ataupun tidak langsung menggunakan alat. Akan terasa tidak nyaman, pasiean
boleh menolak kalau tidak bersedia. Memberikan kenyamanan pada pasien)
44. Memposisikan pasien dengan posisi litotomi
Meminta pasien untuk berbaring litotomi, tutupi perut dan paha dengan kain
penutup
45. Melakukan toilet vulva (desinfeksi area vulva)
a. Ambil kapas dengan tenaculum, bersihkan labia mayor dari atas ke bawah,
bergantian kanan dan kiri, ganti kapasnya
b. Lakukan masing-masing dua kali dan selalu ganti kapasanya
c. Ambil kapas lagi dengan tenaculum, bersihkan bagian tengah antara
labium mayor dari atas ke bawah, lakukan dua kali
46. Inspeksi area genital dari pubes hingga perineum dengan ibu jari dan telunjuk
meregangkan area labium mayor (apakah ada discharge, kemerahan, inflamasi,
luka)
47. Palpasi area genital (apakah ada nyeri tekan)
48. Melakukan tindakan inspekulo untuk mengamati organ genitalia dalam
a. Beri tahu pasien akan memasukkan spekulum
b. Spekulum sebaiknya dihangatkan ke dalam air hangat dan dibersihkan dengan
alkohol
c. Regangkan labia mayor dengan tangan kiri
d. Masukkan spekulum dengan tangan kanan dalam posisi menyamping terlebih
dahulu sambil memberi peringatan kepada pasien dan tanyakan apakah nyeri
e. Seraya memasukkan spekulum, putar spekulum 90 derajat sehingga bautnya
menghadap ke atas
f. Masukkan spekulum sepenuhnya ke dalam vagina
g. Buka spekulum dan tahan posisinya dengan mengencangkan bautnya
h. Inspeksi: kondisi epitel, warna, discharge, bekas luka, polip
i. Keluarkan spekulum: buka baut pengencangnya, tutup spekulum, putar 90
derajat, keluarkan spekulum, taruh di bengkok/bersihkan dengan alkohol

50. Mengganti handscoon


Beri tahu pasien akan melakukan pemeriksaan colok vagina yaitu memasukkan
jari pemeriksa untuk mengetahui kondisi area kewanitaan bagian dalam.
51. Memberi jelly pada handscoon sebagai pelumas
52. Melakukkan vaginal touché dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah
Menekan-nekan comisura labiorum posterior untuk merilekskan otot, saat
memasukkan jari tenangkan pasien (bisa dengan menyuruh tarik napas).
Memasukkan jari bisa dua jari sekaligus atau satu persatu.
Melakukan penilaian vagina touche, narasikan dan periksa apa yang harus dilakukan.
Biasanya penguji akan menyebutkan intrepetasinya
53. Menentukan diameter konjugata diagonalis dari promontorium os sacrum normal Untuk
>11,5 cm tetapi tidak bisa terukur dengan jari iden-
54. Menentukan diameter konjugata obstetrika (konjugata diagonalis – 1,5 cm)
tifikasi
55. Menilai linea terminalis/inominata normal teraba 1/3
PAP
56. Menilai kelengkungan sacrum (nomal melengkung) PTP
57. Menilai penonjolan spina ischiadica normal teraba penonjolan
58. Menilai mobilitas/kelenturan os coxigis normal cukup lentur PBP
Untuk menilai PBP juga ditambah dengan melihat sudut os pubis yg normalnya
diatas 90 derajat
Dokumentasi
59. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
a. Usia kehamilan berdasarkan HPHT dan TFU
b. Bagaimana presentasi bayi
c. DJJ
d. Tentukan apakah letak bayi normal/sungsang/lintang, gemeli,
hidroamnion, IUGR
e. Hasil pemeriksaan Kapasitas panggul:
-Inspeksi dan inspekulo: apa yang ditemukan
-Apakah jalan lahir cukup?
60. Membersihkan alat dan mencuci tangan
Cuci tangan sebelum melepas handscoon dan cuci tangan setelah lepas handscoon
61. Mencacat hasil pemeriksaan pasien pada rekam medik
TOTAL SKOR
Keterangan :
Penilaian : Jumlah Skor x 100% =
0 = Tidak dilakukan 122
1 = Dilakukan dengan perbaikan
2 = Dilakukan dengan sempurna

Anda mungkin juga menyukai