Inc
Inc
Nim : 1911102412028
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL CARE (INC)
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
5. Mekanisme Persalinan
6. Fase Persalinan
a. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka
karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin
sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih
banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam,
bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah
spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8
jam.
Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+
10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida dan multipara :
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum
terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat
persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan
pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada
ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran
kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum dan
eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar).
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase
laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik.
Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg,
frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai
lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis,
akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara
selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis
dan mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan
durasi.
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah
kiri garis waspada).
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis
waspada).
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau
IV dan berikan analgesik secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang
kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x /
menit) curigai adanya gawat janin.
Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.
b. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih sering,
dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah
spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses
Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi
juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan
normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga
meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan
diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat
juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
d. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.
B. KONSEP KEPERAWATAN
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin
2. Ansietas b.d krisis situasional
3. Defist pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan Tingkat nyeri Manajemen nyeri
b.d pengeluaran Setelah dilakukan 1.1 Identifikasi lokasi,
janin tindakan x jam, karakteristik, durasi,
diharapkan frekuensi, kualitas,
masalah nyeri intensitas nyeri dan
melahirkan dapat skala nyeri
teratasi dengan 1.2 Kontrol lingkungan
indiikator : yang memperberat
1. Keluhan nyeri rasa nyeri
( 1 2 3 4 5) 1.3 Berikan tindakan
2. Meringis nonfarmakologis untuk
(12345) mengurangi rasa nyeri
3. Sikap protektif 1.4 Ajarkan teknik
(12345) nonfarmakologis untuk
4. Gelisah mengurangi rasa nyeri
(12345) 1.5 Kolaborasi pemberian
5. Kesulitan tidur analgetik
(12345)
Ket :
1. Meningkat
2. Cukup
meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
2 Ansietas b.d Tingkat Reduksi Ansietas
krisis situasional ansietas 2.1 Identifikasi tingkat
Setelah dilakukan ansietas berubah
tindakan x jam, 2.2 Ciptakan suasana
diharapkan masalah teraupetik untuk
ansietas dapat menumbuhkan
terkontrol dengan kepercayaan
indikator : 2.3 Motivasi
1. Konsentrasi (4) mengidentifikasi
2. Pola Tidur (4) situasi yang memicu
3. Frekuensi kecemasan
Pernafasan (4) 2.4 Latih teknik relaksasi
4. Frekuensi Nadi 2.5 Kolaborasi pemberian
(4) obat antiansietas
5. Tekanan darah
(4)
Ket. Skala :
1. Meningkat
2. Cukup
meningkat
3. Sedang
4. Cukup
menurun
5. Menurun
b. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.
Keletihan b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Risiko cidera maternal
Risiko kerusakan gas janin
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan Tingkat nyeri Manajemen nyeri
b.d pengeluaran Setelah dilakukan 3.6 Identifikasi lokasi,
janin tindakan x jam, karakteristik, durasi,
diharapkan frekuensi, kualitas,
masalah nyeri intensitas nyeri dan
melahirkan dapat skala nyeri
teratasi dengan 3.7 Kontrol lingkungan
indiikator : yang memperberat
6. Keluhan nyeri rasa nyeri
( 1 2 3 4 5) 3.8 Berikan tindakan
7. Meringis nonfarmakologis
(12345) untuk mengurangi
8. Sikap protektif rasa nyeri
(12345) 3.9 Ajarkan teknik
9. Gelisah nonfarmakologis
(12345) untuk mengurangi
10. Kesulitan tidur rasa nyeri
(12345) 3.10 Kolaborasi
Ket : pemberian analgetik
6. Meningkat
7. Cukup
meningkat
8. Sedang
9. Cukup menurun
10. Menurun
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Palpasi di atas
eliminasi urin b.d asuhan keperawatan simpisis pubis
perubahan selama….,diharapkan 2. Monitor masukan
masukan dan eliminasi urine pasien dan haluaran
kompresi normal dengan kriteria 3. Anjurkan upaya
mekanik kandung hasil: berkemih sedikitnya
kemih. Cairan seimbang 1-2 jam
Berkemih teratur 4. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air
hangat di atas
perineum
5. Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit
dan membrane
mukosa
3 1.
4. 1.
6 1.
3. KALA II
a. Pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7. Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d pengeluaran janin
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan Tingkat nyeri Manajemen nyeri
b.d pengeluaran Setelah dilakukan 3.11 Identifikasi
janin tindakan x jam, lokasi, karakteristik,
diharapkan masalah durasi, frekuensi,
nyeri melahirkan kualitas, intensitas
dapat teratasi nyeri dan skala nyeri
dengan indiikator : 3.12 Kontrol
11. Keluhan nyeri lingkungan yang
( 1 2 3 4 5) memperberat rasa
12. Meringis nyeri
(12345) 3.13 Berikan tindakan
13. Sikap protektif nonfarmakologis
(12345) untuk mengurangi
14. Gelisah rasa nyeri
(12345) 3.14 Ajarkan teknik
15. Kesulitan tidur nonfarmakologis
(12345) untuk mengurangi
Ket : rasa nyeri
11. Meningkat 3.15 Kolaborasi
12. Cukup pemberian analgetik
meningkat
13. Sedang
14. Cukup menurun
15. Menurun
2. Penurunan curah Curah jantung perawatanjantung
jantung b.d Setelah dilakukan 2.1 identivikasi
perubahan tindakan x jam, tanda/gejala
afterload diharapkan masalah primer penurunan
penurunan curah curah jantung
dapat teratasi 2.2 monitor tekanan
dengan indiikator : darah
16. tekanandarah 2.3 moitor intake dan
( 1 2 3 4 5) output cairan
17. pengisian 2.4 monitor saturasi
kapiler oksigen
(12345) 2.5 posisikan pasien
Ket : semi-foler atau
16. Memburuk fowler
17. Cukup 2.6 kolaborasi
memburuk pemeria
18. Sedang antiaritmia
19. Cukup membaik
20. membaik
4. KALA III
a. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
3. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d pengeluaran janin
2. Risiko ketidakseimbangan volume cairan dengan faktor risiko trauma/
perdarahan
3. Risiko cidera pada ibu denganfaktor risiko difungsi uterus
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri melahirkan Tingkat nyeri Manajemen nyeri
b.d pengeluaran Setelah dilakukan 1.1 Identifikasi lokasi,
janin tindakan x jam, karakteristik, durasi,
diharapkan frekuensi, kualitas,
masalah nyeri intensitas nyeri dan
melahirkan dapat skala nyeri
teratasi dengan 1.2 Kontrol lingkungan
indiikator : yang memperberat
18. Keluhan nyeri rasa nyeri
( 1 2 3 4 5) 1.3 Berikan tindakan
19. Meringis nonfarmakologis
(12345) untuk mengurangi
20. Sikap protektif rasa nyeri
(12345) 1.4 Ajarkan teknik
21. Gelisah nonfarmakologis
(12345) untuk mengurangi
22. Kesulitan tidur rasa nyeri
(12345) 1.5 Kolaborasi
Ket : pemberian analgetik
21. Meningkat
22. Cukup
meningkat
23. Sedang
24. Cukup menurun
25. Menurun
2 Risiko Keseimbangan Manajemen cairan
ketidakseimbanga cairan 2.7 Monitor status
n volume cairan Setelah dilakukan hidrasi
dengan faktor tindakan x jam, 2.8 Catat intake-output
risiko trauma/ diharapkan dan hitung balans
perdarahan masalah risiko cairan 24 jam
ketidakseimbangan 2.9 Monitor hasil
volume cairan pemeriksaan
dapat teratasi laboratorium
dengan indikator : 2.10 Berikan cairan
1. Asupan cairan intravena jika perlu
(12345) 2.11 Kolaborasikan
2. Keluaran urin pemberian diuretic,
(1 2 3 4 5 ) jika perlu
3. Kelembapan
membran
mukosa
(12345)
4. Dehidrasi
(12345)
5. Edem
(12345)
Ket :
1. Meningkat
2. Cukup
meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
3. Risiko cidera Tingkat cidera Manajemen cairan
pada ibu dengan Setelah dilakukan 3.1 identifikasi area
faktor risiko tindakan x jam, lingkungan yang
berpotensimenyeba
difungsi uterus diharapkan
bkan cedera
masalah risiko 3.2 pertahankanposisi
cidera pada ibu tempat tidur di posisi
dapat teratasi terendah saat
dengan indiikator : digunakan
23. Kejadian 3.3 pastikan roda
cedera tempat tidur dalam
( 1 2 3 4 5) kondisi terkunci
24. Ketegangan 3.4 gunakan pengaman
tempat tidur sesuai
otot
dengan kebijakan
(12345) 3.5 tingkatkan frekuensi
25. perdarahan observasi
(12345) danpengawasan
Ket : pasien
26. Meningkat
27. Cukup
meningkat
28. Sedang
29. Cukup menurun
30. Menurun
5. KALA IV
a. Pengkajian
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada
respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama
persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk
kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d pengeluaran janin
2. Risiko ketidakseimbangan volume cairan dengan faktor risiko trauma/
perdarahan
3. Risiko infeksi dengan faktor risiko efek prosedur invasif
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan Tingkat nyeri Manajemen nyeri
b.d pengeluaran Setelah dilakukan 3.16 Identifikasi lokasi,
janin tindakan x jam, karakteristik, durasi,
diharapkan masalah frekuensi, kualitas,
nyeri melahirkan intensitas nyeri dan
dapat teratasi skala nyeri
dengan indiikator : 3.17 Kontrol lingkungan
26. Keluhan nyeri yang memperberat
( 1 2 3 4 5) rasa nyeri
27. Meringis 3.18 Berikan tindakan
(12345) nonfarmakologis untuk
28. Sikap protektif mengurangi rasa nyeri
(12345) 3.19 Ajarkan teknik
29. Gelisah nonfarmakologis untuk
(12345) mengurangi rasa nyeri
30. Kesulitan tidur 3.20 Kolaborasi
(12345) pemberian analgetik
Ket :
31. Meningkat
32. Cukup meningkat
33. Sedang
34. Cukup menurun
35. Menurun
2. Risiko Keseimbangan Manajemen cairan
ketidakseimbanga cairan 1. Monitor status
n volume cairan Setelah dilakukan hidrasi
dengan faktor tindakan x jam, 2. Catat intake-
risiko trauma/ diharapkan masalah output dan hitung
perdarahan risiko balans cairan 24
ketidakseimbangan jam
volume cairan dapat 3. Monitor hasil
teratasi dengan pemeriksaan
indikator : laboratorium
6. Asupan cairan 4. Berikan cairan
(12345) intravena jika
7. Keluaran urin perlu
(1 2 3 4 5 ) 5. Kolaborasikan
8. Kelembapan pemberian
membran diuretic, jika perlu
mukosa
(12345)
9. Dehidrasi
(12345)
10. Edem
(12345)
Ket :
6. Meningkat
7. Cukup meningkat
8. Sedang
9. Cukup menurun
10. Menurun
3. Risiko infeksi Tingkat infeksi Pencegahan infeksi
dengan faktor Setelah dilakukan 3.1 Monitor tanda dan
risiko efek tindakan 3x24 jam, gejala infeksi
prosedur invasif diharapkan masalah 3.2 Pertahankan teknik
risiko infeksi dapat aseptik pada pasien
teratasi dengan berisiko
indikator : 3.3 Batasi jumlah
1. Demam pengunjung
(12345) 3.4 Menganjurkan
2. Kemerahan meningkatkan asupan
(12345) nutrisi
3. Nyeri 3.5 Kolaborasi pemebrian
(12345) imunisasi, jika perlu
4. Vesikel
(12345)
5. Cairan berbau
busuk
(12345)
Ket :
1. Menigkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun