Anda di halaman 1dari 4

3.

Aspek Biopsikososial dalam menegakkan diagnosis

Dikembangkan di Universitas Rochester oleh George L Engel dan John Romano tahun 1977. Biopsikososial ini
memahami kesehatan manusia dan penyakit dalam konteks mereka baik secara biologis, psikologis dan sosial.
Biopsikososial adalah metode interkasi biologi, psikologis dan faktor sosial dalam mengobati penyakit dan
meningkatkan kesehatan menjadi lebih baik.

Biologis fokus pada obat, psikologis fokus pada psikoterapi dan sosial fokus pada dukungan dan modifikasi sosial.

1. Pendekatan Biologis
 Adanya impairment, disability, functional limitation yang berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia sehingga menimbulkan gangguan seperti merubahnya nutrisi, kenyamanan, kerusaka mobilitas fisik, resiko
cedera, kurang merawat diri dan intoleransi aktivitas (Carpenito, 1997)
 Adanya perubahan penampilan, status dan peran, monilitas fisik, aktivitas dan pekerjaan sehari-hari dengan
orang lain karena adanya perbedaan kondisi sehat dan sakit terlebih dalam kebutuhan dasar manusia dimana
seseorang dalam kondisi sakit akan membutuhkan bantuan orang lain.
 Dampak fisik akan memunculkan kondisi stres sehingga membutuhkan penanganan secara fisik dan
psikologis sedini mungkin. Karena dengan begitu klien diharapkan merasa tenang, terlepas dari stres dan
memperoleh prognosis yang lebih baik lagi.
2. Pendekatan Psikologis

Klien mengalami keadaan psikologis seperti :

 Shock atau kaget saat mendengar diagnosis penyakit hasil pemeriksaan dokter
 Denial atau penolakan dan tidak percaya atas hasil pemeriksana dokter
 Marah dan berusaha menolak sakitnya dan menyesali kenapa hal tersebut terjadi pada dirinya
 Kecemasan dan ketakutan adanya nyeri, penurunan berat badan serta penipisan finansial
 Depresi dan merasa kesepian
 Merasa tidak berdaya dan putus asa
 Malu

Pendekatan yang dilakukan seperti :

 Menjadi orang terdekat yang dapat dijadikan sebagai tempat mengekspresikan perasaan dan pikirannya
 Memberikan dukungan agar menerima sakit yang dialami terlebih jika penyakitnya membutuhkan proses
penyembuhan lama dan hasil yang tidak pasti
 Sholat dan berdoa untuk memenuhi kebutuhan spiritual demi kekuatan untuk bertahan hidup
 Menyeimbangkan keadaan psikologi karena mempengaruhi keadaan biologis atau fisiknya sebab keadaan
psikologis yang buruk akan memberatkan prognosis dan penyembuhan penyakit yang dialami oleh seseorang
3. Pendekatan Sosial

Adanya perubahan dalam kehidupan sosial, diantaranya :

 Kehilangan pekerjaan
 Perubahan peran di rumah
 Gangguan interaksi sosial
 Menarik diri
 Tidak mampu melakukan ibadah dan organisasi atau kegiatan lain yang pernah diikutinya

Keadaan psikologisnya seperti :

 Mudah marah
 Tersinggung
 Depresi
 Interaksi sosial tidak baik
 Minder

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan tidak menjauhkannya dari orang-orang terdekat mereka. Kedekatan ini

akan mempengaruhi keadaan psikologisnya sehingga klien akan merasa kedamaian sehingga proses fisiologis dan

biologis dalam penyembuhan penyakkit dapat maksimal.

4. Mengidentifikasi dan menentukan pemeriksaan laboratorium penunjang dan diagnos sesuai indikasi

Patologi Klinik = Lab klinik / Laboratory Medicine

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari patogenesis, patofisiologi, dan patologi dari suatu penyakit / kelainan
dan dihubungkan dengan pemeriksaan laboratorium dari bahan yang berasal dari darah dan cairan tubuh lain pada
penderita

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil bahan pemeriksaan atau spesimen dari pasien dalam
bentuk darah, urine, sputum, dan cairan tubuh lainnya dengan tujuan untuk:

 membantu menegakkan diagnosis penyakit

 menentukan prognosis penyakit,

 monitoring terapi

Pemeriksaan Laboratorium :

 Patologi klinik; meliputi pemeriksaan:

 Hematologi & hemostasis

 Kimia klinik

 Cairan Tubuh

 Urinalisis

 Imunoserologi, dll 

 Patologi Anatomi
 Mikrobiologi

 Parasitologi

 Radiologi

Pemeriksaan Hematologi : Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan kuantitas dan


kualitas sel eritosit, leukosit dan trombosit.

Jenis Pemeriksaan Hematologi

 Pemeriksaan Hematologi Rutin = pemeriksaan penyaring

Pemeriksaan hematologi yang dilakukan pada semua pasien yang datang berobat

1. Kadar hemoglobin

2. Jumlah leukosit

3. Laju endap darah

4. Hitung jenis leukosit

 Pemeriksaan Hematologi Khusus

Pemeriksaan hematologi yang dilakukan dengan adanya indikasi

Contoh:

1. Hitung jumlah eritrosit

2. Hematokrit

3. Nilai Eritrosit Rata-rata

4. Retikulosit

5. Pemeriksaan sumsum tulang, dll

Pemeriksaan Hemostasis : Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada plasma
terutama yang berperan pada proses pembekuan darah.

Jenis pemeriksaan hemostasis

 Pemeriksaan hemostasis sederhana:

Pemeriksaan yang dilakukan pada diatesis hemoragik. Pemeriksaan dilakukan terhadap 3 faktor utama yang
berhub dengan hemostasis (trombosit, vaskular dan faktor pembekuan):

1. Hitung trombosit

2. Waktu perdarahan (Bleeding time)


3. Waktu pembekuan (Clotting time)

4. Percobaan pembendungan (Rumple leede)

5. Protrombine Time (PT), activated partial tromboplastine test (aPTT)

Anda mungkin juga menyukai