“VIRGINIA HENDERSON”
Disusun Oleh :
SITI HIDAYANTI
NIM: 1902043
KELAS : AJ 19 C
i
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia yang
telah diberikan kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “
Teori Model Konsep Keperawatan menurut Virginia Henderson “. Makalah ini merupakan tugas
untuk memenuhi mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan.
Diharapkan juga Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai
Pendidikan Tinggi Keperawatan dan Pengaruhnya bagi Mahasiswa dan dapat bermanfaat serta
menambah Ilmu Pengetahuan bagi kita semua.
SITI HIDAYANTI
NIM. 1902043
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Teori keperawatan Virginia Henderson?
2. Definisi keperawatan menurut Virginia Henderson?
3. Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson?
4. Apa hubungan antara model keperawatan dengan paradigma keperawatan?
5. Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson?
6. Apa tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson?
7. Bagaimana hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson?
8. Bagaimana aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan?
9. Bagaimana kekuatan dan kelemahan dari teori Henderson?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Biografi Virginia Henderson
1. Ahli teori keperawatan modern (Dalam Currentnursing.com).
2. Ibu dari ahli keperawatan modern (Dalam Currentnursing.com).
3. Lahir di Kansas City, Missouri pada 1897 (Dalam Currentnursing.com).
4. Meninggal: Maret 19, 1996 (Dalam Currentnursing.com).
5. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington,
D.C. dan lulus pada 1921 (Dalam Currentnursing.com).
6. Meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun
1926 (Dalam Currentnursing.com).
7. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale UniversitySchool of
Nursing (Dalam Currentnursing.com).
3
8. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace
University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale
University (Dalam com).Currentnursing.
9. Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic
Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice of
Nursing (1939) (Dalam Currentnursing.com).
10. Di tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan mulai
mencari identitas (Dalam Currentnursing.com).
4
kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an,
perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang
pertama yang mencari fungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an
ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal
tersebut mencakup:
Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak
mungkin dilakukan pada masa itu
Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di
Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan.
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial
tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-
idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki
pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an.
Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek
psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan
model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian
dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri
tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas
yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi
empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan
bahwa :
Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan bahwa
asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai
contoh adalah : Rumah sakit umum, Rumah sakit jiwa, Institusi untuk penderita cacat
mental, Rumah perawatan, Keperawatan distrik, dan Perawatan di rumah
5
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit umum.
Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia
menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan
yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
Urutan aktifitas yang harus dilakukan
Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
Fungsi unik dari keperawatan
Upaya pasien ke arah kemandirian
Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat
menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi
mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya.
Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru
tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan
semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk
membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk
merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai
mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik
dari dokter.
2.4 Hubungan Antara Model Keperawatan Dengan Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu kesatuan.
Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia
harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
2. Lingkungan
6
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang
memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian.
Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu
(sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga
dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya
melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui
oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.
7
Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat.
Beribadah sesuai dengan keyakinan.
Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Ke empat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan menjadi 4
kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual.
Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10
dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual,
dan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Menurut Henderson, keempat belas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatan dipengaruhi oleh :
Usia
Kondisi emosional (mood dan temperamen)
Latar belakang sosial dan budaya
Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun
sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsiindependence di dalam
penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk
menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
8
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.
Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi
sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau
mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
9
mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan.
2.7 Hubungan Perawat-Pasien-Dokter
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :
Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute) didalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien yang
berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.
Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan
sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada satupun manusia yang tidak
bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung
demi mewujudkan kesehatan pasien.
Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan
bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis
dan factor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status social atau budaya, serta
kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam
melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan
yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehinnga
dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.
10
2.8 Aplikasi Teori Henderson Dalam Proses Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap proses perawatan
tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan penggunaannya.
Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai keperawatan tidak secara langsung
sesuai dengan langkah – langkah dalam proses perawatan, tetapi terdapat hubungan antara
kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai apa
yang disebut normal dalam kesehatan dan adanya penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah
ini, perawat dapat mengambil kesimpulan dari data-data yang ada. Henderson menyatakan,
bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh usia, latar belakang
budaya, keseimbangan emosional,dan kapasitas fisik, serta intelektualnya. Semua ini akan
dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut
dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.Henderson tidak secara spesifik
membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan membuat
diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut. Diagnosa
Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi kemampuan individu untuk
menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan
kemampuan, keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada data-data yang tersedia, dan
analisa terhadap data tersebut, perawat dapat mengidentifikasi secara actual berbagai masalah,
seperti pernafasan yang tidak normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial
lainnya dapat teridentifikasi.
11
aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya
perencanaan dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Selanjutnya suatu rencana
perawatan membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada
kebutuhan individu. Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti
dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan harus selalu
disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Henderson
menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan untuk membuat rencana bagi
pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang selalu diperbaharui harus didasarkan pada
kebutuhan individu tersebut, lebih dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, serta
disesuaikan dengan adanya terapi medis. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah
hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu. Walaupun Henderson tidak
menggunakan istilah-istilah seperti saat ini, tetapi intinya adalah sama.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi Henderson,
implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien sesuai
dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai contoh: dalam membantu individu
terhadap kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan mencoba untuk lebih mengetahui metoda-
metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat dan tidur sebelum diberikan obat-obatan.
Henderson juga menyatakan, bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan
untuk mendukung rencana terapi medis, sehingga perawat perlu melakukan tidakan-tindakan
yang disarankan medis dalam perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam
pembahasan Henderson adalah hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus menjadi
pihak luar yang memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan
ukuran tersebut . Henderson juga berbicara mengenai kualitas dari keperawatan, perawat yang
berkompeten akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama
memberikan perawatan .
5. Evaluasi
12
Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan atau
derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-hari
normal . Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi yang unik dari perawat. Untuk tujuan
evaluasi, perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan
diperhitungkan . Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan fungsional individu
dilakukan sebelum dan sesudah proses perawatan . Semua perubahan akan dicatat untuk
dievalusi .
2.9 Kekuatan Dan Kelemahan Dari Teori Henderson
1. Kekuatan
Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada keperawatan
sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi
unik dari profesi perawat.
Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir
keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
Henderson mendefinisikan profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah
profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset
ilmuan dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
2. Kelemahan
Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada penyembuhan
fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.
Teori kurang pragmatis.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya
tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak
rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik
keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan
digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk
memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk
publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh. Jika saran dapat dibuat untuk
meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah penggabungan teori. Karyanya
harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis
tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.
14
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan
menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan
mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat
untuk menjalankan praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
15
https://novitakusumaa.wordpress.com/2014/12/02/teori-model-konsep-
keperawatan-virginia-henderson/
(Currentnursing.com).
16