Anda di halaman 1dari 20

Bronkitis akut

Dr Irvan MedisonS.pP
TIU & TIK
TIU : Setelah mengikuti modul ini peserta didik dipersiapkan untuk
mempunyai pengetahuan mengelola penyakit bronkitis akut, melalui
pembelajaran pengalaman klinis, dengan didahului serangkaian
kegiatan berupa pre-assesment, diskusi, role play, dan berbagai
penelusuran sumber pengetahuan.
TIK : Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan
untuk:
1. Memahami batasan, epidemiologi, faktor risiko, etiologi dan pathogenesis bronkitis
akut
2. Mampu menegakkan diagnosis penyakit bronkitis akut.
3. Mampu memberikan pengobatan penyakit bronkitis akut serta komplikasinya.
4. Mampu memberikan penyuluhan mengenai bronkitis akut.

Kompetensi yang diharapkan sesuai SKDI untuk bronkitis akut adalah


kompetensi 4
(Memahami dan melakukan tatalaksana bronkitis akut)
Definisi
Bronkitis akut adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang
melibatkan saluran napas besar (bronkus) tanpa bukti
pneumonia yang terjadi tanpa adanya penyakit paru obstruktif
kronik.

Bronkitis akut adalah diagnosis klinis yang ditandai oleh batuk akut, dengan atau tanpa produksi sputum,
dan tanda-tanda infeksi saluran pernapasan bawah tanpa adanya penyakit paru-paru kronis, seperti
penyakit paru obstruktif kronik, atau penyebab yang dapat diidentifikasi, seperti pneumonia atau
sinusitis
❑ Bronkitis akut adalah kondisi klinis umum yang ditandai dengan
batuk, dengan atau tanpa produksi sputum, yang berlangsung
setidaknya selama lima hari.
❑ Biasanya sembuh sendiri, terjadi perbaikan dalam satu hingga
tiga minggu.
❑ Gejala timbul akibat peradangan pada saluran pernapasan bagian
bawah dan paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

Penatalaksanaan bronkitis akut difokuskan pada edukasi pasien dan perawatan suportif.
Antibiotik tidak diperlukan untuk sebagian besar pasien dengan bronkitis akut tetapi antibiotik
sangat berlebihan digunakan untuk kondisi ini.
Mengurangi penggunaan antibiotik untuk bronkitis akut adalah prioritas penatalaksanaan
kesehatan secara nasional dan internasional
Epidemiologi
• Batuk adalah alasan yang paling umum untuk kunjungan rawat jalan,
2,7 juta kunjungan rawat jalan dan lebih dari 4 juta kunjungan unit
gawat darurat setiap tahunnya

❑ Sekitar 5% orang dewasa melaporkan episode bronkitis akut setiap tahun,


dan hingga 90% dari mereka mencari konsultasi medis.
❑ Virus sebagai menyebabkan 85% hingga 95% kasus bronkitis akut pada
orang dewasa.
❑ Bakteri terisolasi biasanya commensals dari oropharynx.
❑ Bronkitis akut adalah alasan paling umum kelima mengapa orang dewasa
berkunjung kedokter keluarga
❑ Rata-rata, setiap serangan menghasilkan 2 hingga 3 hari libur kerja.
Faktor-faktor risiko
Ada banyak faktor risiko untuk bronkitis akut, yaitu :
❑ Perokok : Merokok atau hidup dengan perokok, memiliki risiko lebih tinggi
terkena bronkitis akut dan bronkitis kronis.
❑ Sistem kekebalan tubuh yang melemah:
Orang lanjut usia, bayi berumur di bawah 12 bulan, dan anak-anak sangat
mudah terkena infeksi saluran pernapasan dikarenakan lemahnya sistem
kekebalan tubuh.
❑ Terpapar oleh bahan kimia pada saat bekerja:
Risiko terkena bronkitis meningkat apabila bekerja di area yang tercemar
seperti, pabrik tekstil, atau terpapar oleh zat kimia.
❑ Gastroesophageal Reflux Disease (GERD):
Kondisi yang ditandai dengan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di
dada akibat naiknya asam lambung menuju esofagus. Hal ini akan mudah
terkena bronkitis.
❑ Usia: >50 tahun
Etiologi
❑Aspirasi
▪ Sekret pharing ( infeksi saluran napas atas )
• Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh virus.
• Virus yang paling sering diidentifikasi adalah rhinovirus, enterovirus, influenza A dan B,
parainfluenza, coronavirus, metapneumovirus manusia, dan virus syncytial pernapasan.
• Bakteri hanya terdeteksi pada 1% hingga 10% dari kasus bronkitis akut.
• Bakteri atypik, (seperti Mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae, dan
Bordetella pertussis) jarang sebagai penyebab pada bronkitis akut.
▪ Cairan lambung ( GERD)
▪ Aspirasi Air laut ( sewaktu berenang)
❑Alergi ( zat tertentu)
❑Toksin yg ada dalam darah , pada typoid fever: ! berupa exotoksin
❑Jamur: candida albican
Patologi
• Patologi :
• Bilateral
• Mengeai seluruh percabaganan bronkus

• Makroskopis :
• Oedema
• Sekret yg mukous
• Hiperemis
• Mikroskopis
• Oedema
• Infiltrasi sel sel limfosit dan PMN
• Deskuamasi selsel mukosa
• Nekrosis sel mukosa
Diagnosis
Anamnesis ( Riwayat penyakit )
• Batuk adalah gejala utama dan bersifat akut
• Gejala bronkitis akut yang lain
• produksi sputum,
• dyspnea,
• hidung tersumbat,
• sakit kepala,
• demam ( demam > 37,8 C pertimbangkan influenza atau pneumonia.
• nyeri dada saat batuk
• Sputum purulen
Pemeriksaan fisik

• Pasien dengan bronkitis akut :


• Tampak sakit ringan
• Demam pada sepertiga pasien.
• Auskultasi paru:
• Biasanya suara napas normal
• kadang mengi, serta ronki yang biasanya
membaik dengan batuk.
Diferensial diagnosis
Diagnosis yang paling mendekati dengan bronkitis akut adalah infeksi saluran pernapasan atas (flu) dan
pneumonia.
Bronkitis akut dan flu ,adalah penyakit self-limited yang tidak memerlukan pengobatan antibiotik
Pneumonia, terapi standarnya adalah antibiotik

1. Pneumonia
Penting untuk menyingkirkan pneumonia.
• Biasanya dgn demam tinggi;
• Tampak sakit sedang sampai berat;
• Hipoksia;
• Tanda-tanda konsolidasi paru-paru: ,
• bunyi napas bronkial,
• ronki, egofoni, dan
• peningkatan fremitus taktil
• Pneumonia tidak mungkin pada orang dewasa lanjut usia yang memiliki tanda-tanda vital yang
normal dan temuan pemeriksaan paru-paru normal.
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak diindikasikan dalam evaluasi
bronkitis akut.
• Leukositosis ditemukan pada sekitar 20% pasien;
• leukositosis lebih menunjukan adanya infeksi bakteri dibandingkan
dengan bronkitis.
• Pemeriksaan identifikasi untuk influenza dan pertusis ( kecurigaan
tinggi)
• Biomarker :
• Pemeriksaan C-reaktif protein :
• untuk memandu penggunaan antibiotik pada pasien dengan infeksi saluran
pernafasan tidak dapat disimpulkan, meskipun peningkatan kadar protein C-reaktif
dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan pneumonia
• pneumonia dapat dikesampingkan pada pasien dengan tingkat protein C-reaktif
kurang dari 50 mcg per mL dan tidak ada dyspnea atau demam
• Pemeriksaan prokalsitonin:
• berguna dalam diferensiasi pneumonia dan bronkitis akut.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

• Foto torak
Terutama digunakan untuk menyingkirkan
pneumonia.

• Pemeriksaan radiologi tidak diperlukan pada pasien dengan gejala


bronkitis akut yang memiliki tanda-tanda vital normal dan
pemeriksaan paru-paru normal.
• Pengecualian untuk aturan ini adalah pasien yang lebih tua dari 75
tahun, yang mungkin hadir dengan tanda-tanda yang lebih halus dari
pneumonia dan cenderung kurang demam atau takikardi
Indikasi Foto torak
indikasi pemeriksaan radiografi torak pada pasien dengan gejala
bronkitis akut.

• Sesak napas
• Batuk darah / rusty sputum
• Nadi > 100 x/ menit
• Napas > 24 x / menit
• Suhu > 37,8 oC
• Tanda konsolidasi paru pada pemeriksaaan fisik :
• Suara napas bronkial / bronkovesikuler , Egophony
• Fremitus meningkat
Penatalaksanaan bronkitis akut
❑ Penatalakasanaan suportif dan simtomatis adalah tatalaksana prioritas
untuk bronkitis akut.
❑ Peran antibiotik terbatas.
Penatalaksanaan antibiotik diindikasikan hanya:
❑ jika pasien dalam kondisi umum yang buruk:
malnutrisi, campak, rakhitis, anemia berat, penyakit jantung, pasien lanjut
usia, dll.
❑ jika pasien mengalami dyspnoea, demam > 38,5 ° C dan sputum purulen:
kemungkinan infeksi sekunder dengan Haemophilus influenzae atau dengan
pneumokokus.

Amoxicillin (Oral )
Anak-anak : 100 mg / kg / hari dalam 3 dosis terbagi selama 5 hari
Dewasa : 3 g / hari dalam 3 dosis terbagi selama 5 hari
1. Antitusiv
❖ Dextromethorphan adalah turunan sintetis morfin nonopioid yang bekerja
sentral untuk menurunkan batuk.
❖ Tiga uji coba terkontrol plasebo menunjukkan bahwa dextromethorphan,
30 mg, menurunkan jumlah batuk sebesar 19% hingga 36% (P <.05)
dibandingkan dengan plasebo, yang setara dengan delapan hingga 10 kali
serangan batuk lebih sedikit per 30 menit.
❖ Benzonatate adalah obat antitusif perifer yang diduga menekan batuk
melalui menekan reseptor peregangan respirasi.
2. Ekspektoran
❖Guaifenesin adalah ekspektoran yang umum digunakan.
❖merangsang sekresi saluran pernapasan, sehingga meningkatkan volume
sekret saluran pernafasan dan penurunan viskositas mucus
3. Beta 2 agonias
❖ Banyak pasien dengan bronkitis akut memiliki hiperreaktivitas bronkus,
yang menyebabkan gangguan aliran udara dalam mekanisme yang mirip
dengan asma.
❖ Studi pada orang dewasa memiliki hasil yang beragam, temuan
menunjukkan bahwa beta2 agonis harus dihindari jika tidak ada riwayat
penyakit paru-paru yang mendasari
❖ Beta2 agonis mungkin memiliki manfaat pada orang dewasa tertentu,
terutama mereka yang mengi pada saat evaluasi yang tidak memiliki
diagnosis asma atau bronkitis kronis sebelumnya.
4. Antibiotika
❑ 90% dari episode bronkitis akut bersifat viral, namun antibiotik diresepkan.
❑ Resep antibiotik yang tidak perlu menghasilkan efek buruk dan berkontribusi
terhadap peningkatan biaya perawatan kesehatan dan resistensi antimikroba.
❑ Sebuah penelitian terbaru tentang tren peresepan antibiotik dari tahun 1996
hingga 2010 menemukan bahwa antibiotik diresepkan dalam 71% kunjungan
untuk bronkitis akut dan tingkat peresepan meningkat selama masa
penelitian. Meskipun dokter lebih cenderung meresepkan antibiotik di pasien
dengan sputum purulen, penelitian prospektif observasional tidak
menunjukkan perbedaan hasil ketika antibiotik diresepkan untuk pasien
dengan dahak hijau atau kuning, menunjukkan bahwa ini bukan indikator
yang berguna dari infeksi bakteri.
❑ Perokok juga lebih mungkin untuk menerima resep antibiotik, dengan
beberapa populasi perokok yang diresepkan antibiotik lebih dari 90% dari
waktu meskipun tidak ada perbedaan dalam hasil.
Tatalaksana
❑ Antibiotik tidak dianjurkan secara rutin; hanya <10% dari episode bronkitis akut
disebabkan oleh bakteri dan bahkan ini biasanya membaik tanpa terapi antibiotik
❑ Tergantung pada antibiotik, 5-25% pasien akan menyababkan diare terkait antibiotik
❑ Sputum purulen atau hijau tidak memprediksi infeksi bakteri
❑ Perokok tanpa penyakit paru-paru yang mendasari tidak dianggap berisiko lebih tinggi
dari pada populasi umum
❑ Ekspektoran dan obat mukolitik belum ditemukan bermanfaat
❑ Pemeriksaan rontgen dada pada pasien usia lanjut perlu dipertimbangkan karena gejala
pneumonia pada orang tua tidak khasnya (atypik )
❑ Pertimbangkan prokalsitonin untuk mengevaluasi etiologi bakteri
❑ Beri tahu pasien bahwa batuk bisa bertahan selama 10-21 hari dan kadang-kadang
hingga 6 minggu
prognosis

• Sebagian besar sembuh sendiri tanpa pengobatan


• Keluhan dan gejala akan menghilang setelah 10 -15 hari (terutama
pada dewasa tanpa penyulit lainnya
• Kadang batuk berlangsung sampai 6-8 minggu
• Prognosis kurang baik pada :
• Bayi
• Orang sangat tua
• Dengan penyakit lain
• Kadang kematian (pada kasus bronkiolitis)

Anda mungkin juga menyukai