Anda di halaman 1dari 12

BENIGN BREAST TUMOR

Klasifikasi Benign Breast Disease


1. Nonproliferative disorder of the breast / Fibrocystic changes
a. Breast Cyst
i. Etiologi : kerusakan dan pelebaran lobulus dan duktula terminal
ii. Insiden : > 35 tahun meningkat hingga menopause
iii. Diagnosis :
1. Pemeriksaan Fisik
a. Solitar atau multiple
b.
2. Aspirasi
a. Cystic fluid : berwarna opaque atau hijau tua
b. Jika massa sembuh setelah aspirasi dan cystic fluid
tidak berdarah maka tidak perlu sitologi. Apabila
berulang > 2 kali maka lakukan pneumocystography,
biopsy padat / eksisi juga perlu
3. USG
iv. Prognosis : Dalam > 3000 aspirasi kista hanya 3 kanker yang
teridentifikasi sehingga resiko rendah : prognosis baik
v. DD : cstadenocarcinoma : pada lanjut usia
b. .
2. Proliferative breast disorder without atypia
3. Atypical proliferative lesions

1. Breast Cyst
a. Etiologi :
b. Klasifikasi : microcyst dan microcyst
c.
2. Fibroadenoma
3. Hamartomas
4. Adenomas

1. Fibroadenoma Mamae
a. Adalah benign fibroepithelial lesions yang terdiri dari fibrous stroma dan
proliferasi epitel lobulus. ukuran pada umumnya 2-3cm, berkapsul (+)
b. Insiden : adolescent grils, wanita muda dengan decade I – III, usia tertinggi
pada tahun 15 – 25 tahun.
c. Dipengaruhi oleh hormone, distimulasi oleh esterogen, progesterone dan
laktasi selama kehamilan.
d. Lokasi : paling sering pada lateral atas, payudara sisi kiri, soliter / multiple
(20%), unilateral / bilateral (4%).
e. Dapat bertambah besar dengan lamabat kemudian stais 80%, regresi 15%,
f. Variasi :
i. Giant fibroadenoma : ukuran > 5 cm, Juvenil fibroadenoma : Giant
fibroadenoma besar pada remaja, tumbuh cepat, terapi bedah.
ii. Complex Fibroadenoma
iii. Simple / typical
iv. Multipel : > 5
g. Pemeriksaan fisik :, masa kenyal padat, mudah digerakkan / mobile (tidak
melekat pada jaringan sekitar), dapat bertambah besar, permukahan halus /
berdungkul, encapsulated, painless
h. Mamografi
i. Hypodense atau isodense
ii. Berbentuk oval
iii. Batas jelas / kabur
iv. Kalsifikasi +/-
i. USG
i. Berbentuk bulat / oval / masaa macrolobulated
ii. Hypoechoic
j. Fine Needel Aspirasi Cystology (FNAC)
i. Ketika atypical USG imaging : irregular shape, batas tidak jelas,
mikrolobulasi
k. Tatalaksana
i. Conservative : USG tiap 3 – 6 bulan
ii. Eksisi : usia > 40 tahun, Ukuran : > 3 cm, Masa membesar 20% , Jika
lokasi ≤ 3cm dari nipple, Giant fibroadenoma
iii. Cryoablation dan Ultrasound guided vacuum biopsy : untuk massa <
3cm
iv. Terapi Hormonal
l. Komplikasi : berubah jd malignancy pada complex fibroadenoma sebesar 0,2
– 0,1%

2. Fibroadenosis

3. Phyllodes Tumor
a. Nama lain: serocystic Brodie, Cystosarcoma phyllodes
b. Fibroepithelial tumor, sangat jarang, 1% dari breast tumor
c. Berasal dari intralobular stroma
d. Insiden : > 40 tahun, tetapi dpt muncul pada usia lbh muda
e. Ukuran besar, massif, dengan permukaan bosselated yang tidak merata,
ulcerasi (+/-) akibat tekanan nekrosis (nekrosisi terjadi pada tumor yang
berukuran besar dan disertai perdarahan). Tumbuh dengan cepat, mobile.
Ukuran variasi mulai 1 cm – 40cm, tidak berkapsul, multinodular, jarang
bilateral
f. Unilateral, soliter, tidak nyeri, membesar dengan cepat, teraba lunak, bulat,
g. Pertumbuhan yang cepat dan ulcerasi pada kulit dapat terjadi pada beningn –
maligna.
h. Meskipun Namanya cystosarcoma : jarang berbentuk cystic, terdapat berbagai
variase berdasarkan histoPA, dan beberapa berpotensi jadi ganas.
i. Metastasis : hematogen, beberapa penelitian ada yang menyatakan limfogen
j. Metastase : paru (66) tulang (28), otak (9)
k. Kalsifikais : 3 subtype : benign, borderline, malignan
l. Prognosis : recurrent 40% terutama batas reksesi < 2cm
m. Tattalaksana
i. Enukleasi / eksisi local yang luas . jika rekuren dan tumbuh massive
maka merupakan pyloides tumor tipe malignan yang membutuhkan
mastektomi. Rekurensi berkaitan dengan margin eksisi
ii. Mastektomi dapat menjadi pilihan pada tumor berukuran besar

4. Intraductal Papillomas

5. Tubular adenoma
6. Lactating adenoma
7. Granular Cell Tumor
BENIGN BREAST DISEASE

IVESTIGATION OF BREAST SYMTOMS


TRIPLE ASSESSMENT
Apabila pasien dating dengan benjolan
payudara atay gejala karsinoma maka
diagnosis ditegakkan berdasarkan kombinasi
pemeriksaan fisik, radiologis, dan sitologi /
histologi.The positive predictive value dari
kombinasi disgnosis dapat mencapai 99%.1

PATIEN HISTORY
Penting untuk mendapatkan usia dan riwayat reproduksi termasuk usia menarche, menopause
dan riwayat kehamilan. Apabila pasien mengalami histerektomi perludiketahui apakah
ovarium diangkat atau tidak. Pada wanita premenopause riwayat kehmailan dan menyusui
perlu dicatat. Riwayat penggunaan terapi hormonal termausk kontrasepsi. Riwayat keluhan
payudara dan kenker organ lain pada keluarga. Apabila benjolan? Sejak kapan? Berubah
dengan siklus menstruasi? Keluhan lain. 2

PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi masa dideskripsikan sesuai ukuran, bentuk, konsistensi, lokasi, perlekatan di
kulit/otot. Cenderung benign : konsistensi firm, berbatas jelas, mobile. Cenderung malignan :
konsistensi padat keras, batas tidak jelas, tidak mobile (menghasilkan
hambatan jaringan yg berdekatan).2
THE NIPPLE
 Retraksi Putting : normal (simple nipple inversion / selama
pubertas etiologi tidak diketahui. , duct ectasia, dan chronic
periductal mastitis. Apabila retraksi tanpa didasari adanya
benjolan memungkinkan adanya carcinoma1.
 Papiloma : sama dengan papilloma kulit 1.
 Kista akibat retensi kelenjar Montgomery, kelenjar terletak di
areola, mensekresi sebum. Terjadi apabila terblok kista
sebasus 1.
 Eczema
 Pagets’s Disease : dikaitkan dengan carcinoma pada subkutis atau karsinoma
payudara. Bedakan dnegan eczim cari tanda eczema lain seperti di lipatan fosa cubiti1.
Paget’s disease memiliki ciri “ retraksi putting (inversi), ekskoriasi superficial
epidermis. Sering underlying disease dari intraductal carcinoma2.
 Discharge from the nipple : disebabkan oleh lactiferous duct,
o Serous : fisiologis mungkin karena papilloma duct atau mammary dysplasia
o Blood : karena duct ectasia, duct papilloma atau carcinoma terkadang
berkaitan dnegan pembengkakaan kistik dibawah areola
o Black-green : dari duct ectasia dan merupakan komplikasinya.
 Dumpling skin : akibat ligament cooper yang tegang., melakukan penegangan otot
pectoralis. Retraksi cendereung karsinoma 2
 Peau d’orange : merupakan edema kulit, nyeri tekan, hangat, pembengkakan
payudara, -> kecenderungan karsinoma. Dissebabkan oleh obstruksi saluran limfatik
dermal oleh emboli sel karsinoma 2.

MAMOGRAFI
 Radiasi dari mamografi sebesar 0,1cGy sehingga terbilang cukup aman. Sensitivitas
mamografi meningkat siring bertambahnya usia karena densitas semakin bersurang.
5% breast cancer yang tidak dapat terdeteksi oleh mamografi 1.
 Sebagai skriining, karena dapat bersifat asimtomatis / not palpable mass. Pada
skrining dilakukan 2 gambaran : craniocaudal dan mediolateral oblique. Skrining
ditujukan pada wanita tanpa gejala. Kanker payudara yang terdeteksi secara
mamografi mendapatakan terapi yng kurang agresif dan prognosis lebih baik daripada
terdiagnosiss karena palpasi. Skrining mamografi mengurangi kematian akibat
kanker sebesar 15% pada usia 39 – 49. American cancer society merekomendasikan
wanita diatas 40 tahun melakukans krining 2.
 National Comperhensive Cancer Network mulai melakukan pemeriksan payudara
stelah 40 tahun dan dilakukan setiap tahun termasuk mamogram3
 Sensitivitas mamografi didasari oleh densitas / kepadatan payyudara , mamografi
pada wanita usia < 30 tahun yang jaringan padat karena stroma dan epitel dapat
menghasilkan gambar tanpa banyak definisi. Seiring pertambahan usia jaringan
payudara digantikan jaringan lemak yang lebih sedikit menyerap radiasi. 2
 Densitas jaringan payudara dari fibrous, glandular dan fat
 10-15% kanker payudara memliki mamografi normal 2
 Abnormalitas yg tidak didapatkan pada pemeriksaan fisik berupa : mikrokalsifikasi,
bentuk asimetris dan batas. Pelaporan BI-RADS untuk mengkategorikan tingkat
kecurigaan keganasan untuk mengurangi penggunaan biopsy. Pada BIRADS 3 mkaa
dilakukan mamogravi ulang dnegan interval 2 tahun.2
 Malignan : massa solid, dengan atau tanpa stellate, penebalan jaringan payudara yang
asimetris, dan microcalcifikasi yang berkelompok 3

Ultrasound
 Sangat berguna untuk wanita muda dengan payudara yang dense pada mamografi
sehingga sulit untuk di interpretasikan. USG juga memiliki keunggulan yaitu
membedakan lesi cyst dengan lesi solid / padat. USG juga sering digunakan dalam
USG guidance 1.
 USG berguna untuk mendeteksi lesi pada mamografi berupa lesi solid atau cystic.
Dan juga untuk dense breast. USG tidak untuk screening, karena tergantung operator
sensitivitasnya.2
 Lesi benign : umunya : bentuk yang bulat / otal, kontur rata/halus, margin batas jelas,
weak internal echoics3.
 Malignan : didnding yang ireguler tapi bias rata dengan acoustic enhancement /
posterior enhancement. 3

 The sensitivity of exami- nation for the status of axillary nodes ranges from 35%
to 82% and specificity ranges from 73% to 97%. The features of a lymph node
involved with cancer include cortical thickening, change in shape of the node to
more circular appearance, size larger than 10 mm, absence of a fatty hilum and
hypoechoic internal echoes.143
 Penebalan cortex, bentuk nodus lebih bulat, ukuran lebih dari 1cm, fatty hillum (-),
hypoechoic internal echoes
 Normalnya solid nodul, ovoid, echogenic fatty hillum

MRI
 MRI berguna dalam: membedakan bekas luka operasi dari kekambuhan cancer, untuk
menilai multifokalitas dan multisentiritas pada kanker lobular dan menilai sejuah
mana perluasan pada DCIS high grade, Pada wanita yang memiliki implant payudara,
skrining pada wanita yang memiliki resiko tinggi karne riwayat keluarga 1.
 MRI berguna untuk pasien yg dtg dengan metastasis KGB axila tanpa bukti
mamografi tumor. Untuk wanita muda,
 Sensitivitas MRI >90% untuk deteksi kanker invasive tetpai hanya < 60% untuk
deteksi DCIS. Penggunaan MRIuntuk skrining menambah 4,1% kauss namum
memberikan 50% false (+)2
 Menurut American Cancer Society merekomendasikan MRI tahunan dimuali usia 30
tahun untuk wanita resiko tinggi 2

DUCTOGRAPHY
 Indiaksi utama yaitu nipel discharge / keputihan terutama saat berdarah. Dimasukkan
kontras pada ampula putting susu dengan pasien posisi terlentang sebanyak 0,1-0,2
ml. 3

CYTOLOGY / FNAC
Pengamatan histology dengan dia Fine Needel Aspiration Cytologi merupakan least invasive
dan memberikan hasil yang cepat, dan akurat. False negative dapat terjadi pada kasus
pengambilan sampel yang salah, invasive kanker yang tidak bias dibedakan dengan penyakit
in situ 1.

BIOPSY / FNAB
Menggunakan jarum 22G, fiksasi 95% ethyl alcohol. FNAB sensitivity. 90%
Bipsi dilakukan untuk lesi yang berkembang Selma masa follow up. 80% non palpable maass
di biopsy berupa benign. 2

EXCISIONAL BIOPSY
Bila untuk diagnostic cost nya mahal dan menghasilkan keterlambatan diagnostic. Hal ini
digunakan untuk menjawab keraguan dari FNAB yg terjadi < 10%. Contoh kasus
fibroadenoma seluler pada FNA dibedakan dgn pyloides menggunakan hal ini. Untuk
menyelsaiakn ADH dan DCIS jugak2

FIBROADENOMA
 Merupakan tumor jinak yang padat yang terdiri dari stromal dan epithelial element2
 Tumor terbanyak no 2 setelah carcinoma 2.
 Umumnya pada usia 15 – 25 tahun 1. Sering pada usia < 30 tahun dan jarang timbul
sebagai masa baru pada usia 40 – 45 tahun 2.
 Tipe : Giant fibroadenoma (massa > 5 cm, ), juvenile fibroadnoma (large
fibroadenoma pada usia remaja , memiliki pertumbuhan yang cepat, banyak
kandunagn selularnya, bedah sgbg kuratif)2.
 Tumbuh dari hyperplasia of a single lobule dan umumnya berukuran 2-3cm1. Dapat
tambah besar setelah beberapa bulan.2
 Memiliki batas yang jelas, berkapsul 1. Ada kemungkinan bellobulasi2. Secara USG
sudah menunjukkan patognemonik jadi tidak perlu di bipsy pada wanita < 25 thn3.
 Tidak perlu di eksisi kecuali berhubungan dengan alas an sitologi, makin membesar,
kemauan pasien 1. Apabila diagnosis dpaat dipastikan fibroadenoma maka tidak perlu
di eksisi keculai pasen terganggu, terus bertambah2.
 Surgery : cryoablation, heating with high frequency ultrasound (echoterapy), large
core vaccum biopsy 1. Cryoablation dgn usg disetujui bila ukuran < 3cm.
 Biopsy diperlukan apabila pasien > 25 tahun, atypical pada USG 1.
 Giant fibroadenoma biasanya muncul selama pubertas, tumbuh > 5cm dan cenderung
memiliki pertumbuhan yang cepat. (banyak di aFro-Caribbean population) 1.
 50% pasien neoplasi yang melibatkan fibroadenoma merupakan LCIS, 35%
karsinoma invasive, 15% karsinoma intraductal.

Phyllodes Tumor
 Tumor jinak, biasanya dikenal dnegan nama serocystic disease of Brodie atau
Cystosarcoma phyllodes 1.
 Umumnya pada usia > 40 tahun tapi dapat muncul pada usia yang lebih muda 1.
 Ukuran besar, terkadang bersifat massive, unevenly bosselated surface, sesekali
disertai ulcerasi pada kulit diatasnya sebagi akibat pressure necrosis. Meskipun
ukuran besar tapi mobile dari dinding dada 1.
 variasi histologis : benign, borderline, malignant (metastase darah) 1.
 Prognosis, tipe borderline memiliki potensi lebih besar untuk rekurensi lokal3
 Phyllodes tumor biasanya berbatas tegas dengan jaringan sekitarnya yang terkompresi
dan terdistorsi. 3
 Sebagian besar tumor ini tersusun oleh jaringan ikat yang isinya campuran gelatinous,
solid, dan cystic area. Cystic area mewakili area yang nekrosis dan infrac. Ptongan
secara gross memberikan tampilan kalsik berupa leafl-like (phyllodes) 3. Leaf like
celah pada gambaran histologi yang dilapisi epitel2
 Malignan phyllodes mengandung banyak liposarcomatous atau
rhabdomyosarcomatous daripada fibrosarcoatous. Evaluasi jumlah mitosis dan
invasive membantu mendeteksi keganasan dari phllodes. 3. Sebenarnya tumor yang
memeilii campuran antara jaringan ikat dan epitel cenderung malignan2
 Malignan phyllodes : peningkatan cellularitas, batas invasive, sarcomatous
appearance.2 ciri” pertumbuhan stroma berlebih, atypia seluler, mitosis yang tinggi.
Dan diperlakukan sama dengan sarcoma pada trunk atau ektremitas. 2
 Benign phllodes : masa padat yang berukuran rata” 5cm (lbh bsr dr rata”
fibroadenoma)2
 Diseksi kelenjar axila tidak direkomendasikan karena metastase ke kgb axila jarang
terjadi. 3
 Pada radiologi ditemukan kalsifikasi dan morfologi terdapat nekrosis tidak dapat
membedakan antara benign dan malignan. Sehingga tumor ini sulit dibedakan anatar
varian benign dan malignant, dan juga terhdap fibroadenoma. 3 pada mammogram
hadir dengan masa bulat batas halus sehingga harius dibedakan dengan fibroadenoma.
Tapi sulit. 2
 Diagnosis dilakukan scr mikroskpis. Dilakukan pada ukuran yang lebih besar, riwayat
pertumbuhan cepat, pada usia yng lbh tua, Pada FNAC tidak dapat dibedakan antara
fibroadenoma dengan phllodes derajat rendah, coreneedle bipsy sulit membedakan
anatra beningn, intermediate atau malignan. Sehingga diagnosis terbaik dilakukan
secra biopsy eksisi.2.
 Eksisi pada tumor ini disarankan dengan batas 1cm untuk mencegah rekurenisi local,
2 tahun pertama post op merupakan waktu tebanyak timbulnya rekurensi local.2.
komplete surgical excision juga direkomendasikan, bila tumor besar,
direkomendasikan total mastektomi, 2
 Metastasis dari phylodes tumor yg malignan terjadi secara hematogen dan menyebar
ke paru” tulang, visceral abdominal, mediastinum.2
 PErlukah radiasi? Apabila saat dilakukan mastektomi btasanya tidak didaptkan tdk
direkomendasikan radiasi, bila batasnya dengan chest wall dpaat dilakukan iradiasi
chest. Dan Jika hanya dilakukan eksisi local luas dianjurkan terapi radiasi.2

INTADUCTAL PAPILLOMA
 Spontan nipel discharge dari single duct kemungkinan soliter intraductal papilloma.
Karena subareolar duct di bawah putting produksi infalamsi dan dilatasi dari duct. 2

RADIOFREQUENCY ABLATION
 Memaki hignh temp 42-60 C
Cryoablation
 Pada fibroadenoma, dlm 12 bulan pengurangan ukuran 0,7 – 4,2cm4
 Dibuat ice boll - 40C

716 male breast cancer

Anda mungkin juga menyukai