OLEH
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan yang maga Esa atas kasih setia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Saya telah
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan
kekurangan.Harapan sayamsemoga bisa menjadi koreksi dimasa mendatang agar
lebih baik dari sebelumnya.
Pada dasarnya makalah ini saya sajikan untuk membahas tentang “KONSEP
DASAR KEPERAWAN II”. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan dalam makalah
ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan yang mendalam
kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak
retak,oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari dosen mata kuliah
untuk memperbaiki makalah saya selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan
terimah kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses profesionalisme bidang keperawatan merupakan proses
berubah jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan
keperawatan sendiri ataupun dari kalangan non keperawatan. Hal ini berarti
bahwa perawat harus mau berubah dan mengikuti perubahan ke arah yang
lebih baik. Dengan demikian, perawat harus berani menghadapi konsekuensi-
konsekuensi dan implikasi-implikasi guna menampilkan ciri profesi dalam
dirinya, yaitu sebagai perawat profesional.Keperawatan di Indonesia telah
mengalami perubahan konsep dan terjadi pergeseran yang sangat penting.
Salah satu pergeseran penting yang terjadi dalam proses
profesionalisasi keperawatan adalah dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan. Pada awalnya, penekanan lebih ke arah prosedur, tanpa adanya
penekanan terhadap landasan pengetahuan ilmiah dan metode ilmiah yang
bersifat logis dan sistematis.
Sekarang keduanya berjalan seiring yang dikenal sebagai proses
keperawatan.Antara profesionalisme keperawatan dengan dokumentasi proses
keperawatan saling terkait. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan sangatlah penting. Tuntutan profesi adalah dokumentasi
keperawatan yang bertanggung jawab, baik dari aspek etik maupun aspek
hukum.
B. Rumusan Msalah
1. Apa itu model dokumentasi keperawatan?
2. Apa saja model-model dokumentasi keperawatan?
3. Apa saja kerugian dan keuntungan dari masing-masing model
dokumentasi keperawatan?
C. Tujuan
untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana
model dokumentasi keperawatan. Selain itu dengan mempelajari model
dokumentasi keperawatan dapat menjamin tumbuhnya pandangan, sikap, dan
cara berpikir profesional pada setiap pemberian asuhan keperawatan.
Membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat
belajar ataupun membandingkan antara teori dan praktik. Merupakan sumber
data pendidikan dan pengajaran karena berisi kronologis asuhan keperawatan
dan merupakan referensi riset.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi dalam pelayanan keperawatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam pelayanan keperawatan yang komprehensif. Kualitas
pelayanan tim keperawatan dapat diukur melalui kelengkapan dokumen
perawatan yang ada. Mengingat pentingnya dokumentasi keperawatan dalam
menjamin terselenggaranya pelayanan keperawatan yang komprehensif, maka
pada kegiatan belajar ini akan Anda pelajari beberapa model dokumentasi,
yang dalam pelaksanaannya penggunaan model ini didasarkan pada
karakteristik tatanan pelayanan yang diharapkan. Model pendokumentasian
adalah merupakan cara menggunakan dokumentasi dalam penerapan proses
asuhan.
Ada 6 (enam) model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu SOR (SourceOriented
Record), POR (Problem-Oriented Record), Discarge Notes, CBE (Charting
By Exception), PIE (Problems Intervention and Evaluation) dan Focus.
2. Komponen
Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari beberapa komponen,
yaitu:
a. lembar penerimaan berisi biodata.
b. catatan dokter.
c. riwayat medik/penyakit.
d. catatan perawat.
e. catatan dan laporan khusus.
f. formulir grafik.
g. format pemberian obat.
h. format catatan perawat.
i. riwayat penyakit/perawatan/pemeriksaan.
j. perkembangan pasien.
k. format pemeriksaan laboratorium, x-Ray, dll.
l. Formulir masuk RS.
m. Formulir untuk operasi yang ditandatangani oleh pasien/keluarga.
Sumber:
P : Perawat
D : Dokter
F : Fisioterapis
G : Ahli Gizi
2. Komponen Model
Komponen model dokumentasi POR terdiri dari 4 (empat)
komponen meliputi data dasar, daftar masalah, daftar awal rencana asuhan
dan catatan perkembangan (progress note).
a. Data Dasar
Data dasar merupakan data yang diperoleh dari hasil
pengkajian saat pasien pertama kali masuk rumah sakit. Data dasar
pengkajian keperawatan meliputi riwayat kesehatan/perawatan
sebelumnya, pemeriksaan fisik keperawatan, diet dan pemeriksaan
penunjang, seperti foto rontgent, hasil laboratorium. Berdasarkan data
yang diperoleh dari data dasar ini dijadikan dasar untuk menentukan
masalah klien.
b. Daftar Masalah
Daftar masalah berisi data yang telah diidentifikasi dari data
dasar yang dikategorikan sebagai masalah. Data masalah di susun
secara kronologis sesuai dengan hasil identifikasi masalah prioritas.
Data disusun pertama kali oleh tenaga kesehatan yang pertama kali
bertemu klien atau orang yang diberi tanggung jawab. Pengkategorian
data dikelompokkan berdasarkan masalah fisiologis, psikologis, sosio
kultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan. Daftar
ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah diberi
tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang
menemukan masalah tersebut.
Contoh :
Tangga No Masalah Klien Diidentifikasi Keterangan
l oleh
1A Pasien Tn. Andi Dr. Doel
menderita CVA yang
berakibat hemiplegia
kanan dan lemah pada
sisi kanan tubuh, wajah
1B tidak simetris. Ns.Rahma
1C Defisit asuhan mandiri Ns. Aini
(kebersihan tubuh,
1D eliminasi, makan). Ns.Nunuk
Gangguan mobilitas Dr.Basuki
fisik Inkontinensia total
2 Disfasia progresif. Ns. Titik
Gangguan penyesuaian
sehubungan dengan
stresor kehidupan dan
dukungan sosial yang
kurang.
a) Pengkajian.
b) Intervensi keperawatan mandiri.
c) Intervensi keperawatan kolaboratif/instruksi dokter.
d) Evaluasi keberhasilan tiap tindakan keperawatan.
e) Tindakan yang dilakukan oleh dokter tetapi mempengaruhi tindakan
keperawatan.
f) Kunjungan berbagai team kesehatan misalnya: visite dokter, pekerja
sosial dan lain lain.
2. Kerugian
a. Dokumentasi sangat tergantung pada “checklist”.
b. Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada.
c. Hasil pengamatan rutin sering diabaikan.
d. Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya
didokumentasikan.
e. Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain.
f. Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan
adanya suatu kejadian.
2. Kerugian
a. Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan pada semua ilmu.
b. Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa
situasi keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan asuhan keperawatan yang paripurna dan komprehensif
memerlukan data yang lengkap, objektif, dapat dipercaya dan dapat
dipertanggung jawabkan. Pemberian asuhan keperawatan merupakan
pemberian jasa pelayanan yang bisa direkam dan dicatat secara lengkap dan
jelas sehingga menjadi dokumen yang bisa menggambarkan status kondisi
pasien saat ini. Untuk memudahkan kerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dan sebagai jaminan mutu sehingga kegiatan pendokumantasian
keperawatan dicatat secara sistematis dalam kurun waktu tertentu secara jelas,
lengkap dan obyektif.
B. Saran
Mahasiswa keperawatan harus belajar memahami tentang model-
model dokumentasi keperawatan dan dapat mengaplikasikannya dalam
pendokumentasian keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
A, Sheldrake D (Eds) Health Visiting: Specialist and Higher Level Practice. Churchill
Livingstone, Edinburgh, 218-225.
Audit Commission 2002. Setting the Record Straight. Audit Commission, London
Dion X (2001) Record keeping and nurse prescribing: an area of concern. British
Journal of Community Nursing. 6, 4, 193-198.
Dokumentasi-Keperawatan.pdf