Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

OLEH :
KELOMPOK III

1. Sandy Claudio Labulu (201901072)


2. Aprilia Apandano (201901046)
3. Sisilia Megati (201901073)
4. Niluh Nita Asriyani (201901063)
5. Aviva Pemasi (201901066)
6. Wildayanti (201901079)
7. Susanti (201901077)
8. M. Syahril (201901056)
9. Deslin N Salarupa (201901048)
10. Nur Aziza (201901067)

PROGRAM STUDI S1 NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA dimana atas rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI ini dapat terselesaikan dengan
baik.semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi diri sendiri, bagi yang
mendengarkan, dan bagi yang membaca. makalah ini sangat bermanfaat untuk
menambah wawasan kita.
Walaupun dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kemampuan yang dimiliki masih kurang berkat kerja keras dan media
pembelajaran yang kami gunakan sangat memadai.Sehingga kami dapat
menyelesaikan dengan tepat waktu serta memberikan hasil yang maksimal.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3
A. Pengkajian Fisik Sitem Hematologi.............................................................3
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hematologi adalah cabang ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk
darah, dan penyakitnya.Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi
perlu dilakukan dengan teliti, sistematis,serta memahami dengan baik fisiologis
dari setiap organ sistem hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan
adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala yang
hampir sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder dapat
diminimalkan.
Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga tentang riwayat penyakit
dan kesehatan dapat dilakukan dengan anamesis ataupun pemeriksaan
fisik.Agar dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan
penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan
utama,riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegasi,
hasil – hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian fisik sistem hematologi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian fisik sistem hematologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Fisik Sistem Hematologi


Kebayakan evaluasi dari system hematologi berdasarkan pada riwahyat
kesehatan. Dimana konsekuensinya, perawat harus punya kemampuan
keilmuan untuk menanyakan /mengkajitentag riwayat kesehatan untuk
menemukan masalah pasien yang berkaitan dengan gangguan system
hematologi. Berikut ini dapat ditampilkan kemungkinan data yang dapat
ditemukan pada pasien yang mengalami gangguan sistem hematologi
1. Data Subjektif
a. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Perawat melakukan pengkajian riwayat kesehatan masa lalu dengan
interview apakah pasien menderita: anemia, leukemia, mononukleosus,
malabsorpsi, gangguan liver: hepatitis, sirosis; tromboplebitis atau
trombosis; gangguan limpa
b. Persepsi Sehat-Pola Penanganan Kesehatan
Perawat mengkaji persepsi sehat-pola penanganan kesehatan pasien,
apakah pasien merasakan kekurangan energi/lemah, merokok atau
minum alcohol, pernah menerima transfuse. Apakah pasien pernah
menderita salah satu dari: SLE, leukemia, myelodisplastik syndrome,
infeksi Ebstein-Barr virus, sytomegalovirus, rubella virus, hepatitis
virus (A,B, atau C), infeksi saluran nafas atas, atau bastroenteritis,
infeksi HIV, ketergantungan obat (bila ya, jenis obat-obatan apa yang
di konsumsi), pembedahan, trauma kepala, sakit kepala, pandangan
berkunang-kunang, somnolen, penurunan tingkat kesadaran, perdarahan
intracranial.
c. Kesehatan Keluarga
Apakah diantara anggota keluarga ada yang menderita anemia,
leukemia, perdarahan, masalah pembekuan.
d. Pola Metabolisme-Nutrisi
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami kesulitan makan,
mengunyah, menelan, bagaimana selera makan pasein, apakah pasien
mengkonsumsi vitamin, suplemen, zat besi, apakah pasien merasa mual,
mengalami muntah, perdarahan, memar, perubahan kondisi kulit,
keringat malam, intoleransi terhadap suhu/iklin yang dingin,
pembengkakan pada lipatan ketiak, leher, lipatan paha.
e. Pola Eliminasi
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami buang air besar berwarna
hitam atau seperti ter, kencing berdarah, urine output berkurang, diare,
menorrhagia, ekimosis, epistaxis.
f. Pola Latihan-Aktifitas
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami rasa lelahan yang
berlebihan, bernafas pendek-pendek saat istirahat dan/atau saat
beraktifitas, mengalami keterbatasan gerak sendi, gait yang tidak baik,
perdarahan dan/atau memar setelah beraktifitas.
g. Pola Istirahat-Tidur
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami rasa lelahan dan/atau
kelelahan yang lebih dari biasanya, merasa baik setelah beristirahat.
h. Pola Persepsi-Kognitif
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami mati rasa, rasa geli,
masalah penglihatan, pendengaran, pengecapan, perubahan fungsi
mental, nyeri tulang, sendi, abdominal, perut kembung, nyeri sendi saat
melakukan gerakan, nyeri otot.
i. Pola Konsep-diri-Persepsi-diri
Perawat mengkaji apakah pasien merasa: masalah kesehatannya
membuat perasaan berbeda tentang dirinya sendiri, perubahan fisik
yang menyebabkan distress.
j. Pola Berhubungan-Peran
Perawat mengkaji apakah pasien bekerja pada lingkungan yang kontak
dengan bahan-bahan yang merusak/merugikan, apakah pasien
merasakan bahwa penyakitnya merubah peran dan hubungan dirinya
dengan orang lain.
k. Pola Reproduksi-Seksual
Perawat mengkaji apakah pasien mempunyai masalah hematology yang
menyebabkan masalah seksual, wanita: kapan mens terakhir, siklus
normal, berapa lama mengalami perdarahan tiap siklus, peningkatan
pembekuan, volume mensturasi, pria: mengalami impotensi
l. Pola Toleransi Stres-Koping
Perawat mengkaji apakah pasien mempunyai system dukungan
(keluraga, teman, organisasi, dll) yang dapat menolong, bagaimana
strategi koping yang digunakan selama sakit.
m. Pola Keyakinan-Nilai
Perawat mengkaji bagaimana pengetahuan/pendapat pasein tentang
transfuse darah, apakah pasien mempunyai konflik antara rencana terapi
dan sisteem keyakinan-nilai yang di anut.
n. Obat-obatan
Perawat mengkaji apakah klien pernah menggunakan obat-obatan:
1.)Asam Aminosalisilik (Pamisil, PAS) yang berfungsi sebagai anti
tluberkulin: dapat menyebabkan leukositosis sekunder terhadap
hipersensitivitas dan anemia.
2.)Amphotericin B (Fungizone) yang berfungsi sebagai anti fungal :
dapat menyebabkan penurunan agregasi platelet, perpanjangan
waktu perdarahan.
3.)Asam Asetilsalisilik (aspirin) dan aspirin yang mengandung bahan
(seperti: Empirin, Percodan) yang berfungsi sebagai analgesik,
antipiretik, antiinflamatori: dapat menyebabkan anemia, leucopenia.
4.) Azathioprine (Imuran) yang berfungsi sebagai immunosuppressi:
anemila, leucopenia, trombositopenia. Carbamazepine (Tegretol)
anti kejang: anemila, leucopenia, trombositopenia. Chloramphenicol
(Chloromycetin) antibiotic: Anemia, neutropenia, trombositopenia.
5.)Chlorothiazide (Diuril) yang berfungsi sebagai diuretic:
Trombositopenia (kadang-kadang).
6.)Kontrasepsi oral dan diethylstilbestrol yang berfungsi untuk control
kelahiran, gejala menopausal, perdarahan uterin, kanker prostate dan
dapat menyebabkan: Peningkatan factor II, V, VII, VIII, IX, X;
peningkatan trombin; penurunan protrombin dan parsial
tromboplastin time (PTT); peningkatan koagulasi dan pembentukan
tromboemboli.
7.)Diphenylhydantoin (Dilantin) yang berfungsi sebagai anti kejang,
antiaritmia: anemia.
8.)Epinephrine (Adrenalin) yang berfungsi sebagai simpatomimetik dan
dapat menyebabkan: leukositosis.
9.)Glucocorticoid (Prednisone) yang berfungsi sebagai antiinflamatori
dan dapat menyebabkan: limphopenia, neutropilia.
10.) Isoniazide (INH) yang berfungsi sebagai antituberkulin dan dalpat
menyebabkan: neutropenia.
11.) Methyldopa (Aldomet) yang berfungsi sebagai antihipertensi dan
dapat menyebabkan: anemia hemolitik.
12.) Phenacetin (APC, bahan Empirin) yang berfungsi sebagai
analgesic, antipiretik yang dapat menyebabkan: anemia.
13.) Phenylbutazone (Butazolidin) yang berfungsi sebagai antiiflamatori
yang dapat menyebabkan: Anemia, leucopenia, neutropenia,
trombositopenia.
14.) Procaiamide hydrochloride (Pronestyl) yang berfungsi sebagai
antiaritmia yang dapat menyebabkan: agranulositosis.
15.) Quinidine sulfate yang berfungsi sebagai antiaritmia yang dapat
menyebabkan: Agranulositosis, anemia, trombositopenia.
16.) Trimethoprime-sulfamethoxazole (Bactrim, Septra) yang berfungsi
sebagai antibacterial yang dapat menyebabkan: anemia, leucopenia,
neuutropenia, trombositopenia.
17.) Agen Antineoplastic yang berfungsi sebagai immunosuppressi,
malignansi yang dapat menyebakan: anemia, leucopenia,
trombositopemia.
18.) Agen Nonsteroidal Anti-inflammatory yang berfungsi sebagai
antiiflamtori, analgesi, antipiretik yang dapat menyebabkan:
inhibisi agregasi platelet.
19.) Qinidine atau quinine, obat penguat pada minuman keras, pemberi
rasa pahit pada minuman keras dapat menyebabkan purpura.
20.) Heparin untuk antikoagulasi dapat menyebabkan:
trombositopenia/pseudotrombositopenia.

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik, Perawat melakukan pengkajian dengan teknik
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi untuk mengidentifikasi apakah
terdapat tanda dan gejala sebagai berikut :
1.) Kulit.
Kulit akan tampak pucat karena berkurangnya jumlah hemoglobin
(anemia); kemerah-meahan karena menigkatnya jumalah hemoglobin
(polisitemia); jaundis karena penumpukan pigmen empedu yang
disebabkan oleh hemolisis yang cepat atau berlebihan; purpura, peteki,
ekkimosis, hematom yang disebabkan oleh defisiensi hemostatik
factor pembeku yang menyebabkan perdarahan di kulit; ekskoriasi dan
pruritus disebabkan oleh garukan pada kulit karena rasa gatal
sekunder terhadap gangguan seperti penyakit Hodgkin dan
peningkatan jumlah bilirubin; ulser pada tungkai disebabkan oleh
penyakit sikel sel terutama terjadi pada bagian maleolus pergelangan
kaki; perubahan warna menjadi kecoklatan disebabkan oleh
hemosiderin dan melanin dari eritrosit yang pecah dan deposit zat besi
sekunder terhadap transfuse zat besi yang berlebihan; sianosis
disebabkan oleh penurunan hemoglobin; telengiektasis disebabkan
oleh hiperemik spot disebabkan oleh dilatasi kapiler atau pembuluh
darah yang kecil dan angioma kecil dan cendrung mengalmi
perdarahan; angioma disebabkan oleh tumor benigna pada pembuluh
darah atau getah bening; spidernevi disebabkan oleh dilatasi kapiler-
kapiler yang tampak seperti sarang laba-laba, hal ini berhubungan
dengan penyakit liver dan peningkatan kadar estrogen pada
kehamilan.
2.)Kuku
Pada bagian kuku akan telihat dan teraba rigid memanjang, datar dan
cekung yang disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi yang kronik.
3.)Mata.
Bagian-bagian dari mata dapat terlihat jaundis pada sclera yang
disebabkan oleh penumpukan pigmen empedu karena hemolisis yang
berlebihan atau cepat; pucat pada konjungtiva disebabkan karena
penurunan jumlah hemoglobin (anemia); perdarahan pada retina
disebabkan oleh trombositopenia dan anemia; dilatasi vena-vena
akibat polisitema.
4.)Mulut.
Sekitar mulut akan terlihat pucat karena penurunan jumlah
hemoglobin (anemia); ulserasi gusi dan mukosa karena anemia berat
dan neutropenia; infiltrasi pada gusi (membengkak, kemerahan,
perdarahan) disebabkan oleh leukemia ; tekstrur lidah halus oleh
karena anemia pernicious dan deriseinsi zat besi.
5.)Kelenjar getah bening.
Teraba lunak karena respon normal terhadap infeksi pada bayi dan
anak, adanya invasi kanker pada orang dewasa, pembesaran akibat
infeksi, infiltrasi benda asing, atau gangguan metabolic terutama
lemak.
6.)Dada.
Tampak pelebaran mediastinum karena pembesaran nodus lymph;
teraba tenderness/perlunakan pada seluruh bagian sternal karena
kondisi leukemia yang menyebakan erosi tulang; tenderness sternal
local karena myeloma multiple akibat dari peregangan periosteum;
terdengar takikardia karena mekanisme kompensatori pada anemia
untuk meningkatkan kardiak output; teraba tekanan pols melebat
karena mekanisme kompensatori pada anemia untuk meningkatkan
kardiak output dengan meningkatkan volume sekuncup; terdengar
murmur karena biasanya murmur sistolik akan mucul pada anemia
disebabkan oleh peningkatan jumlah dan kecepatan dari viskositas
rendah melalui katup pulmonik; terdengar bruit (terutama karotis)
karena kecepatan dari viskositas darah yang rendah melalui katub
pulmoni; angina pectoris karena peningkatan aliran darah dengan
viskositas rendah melalui pembuluh darah; hipertensi dan bradikardia
karena anemia.
7.)Abdomen.
Dari palpasi ditemukan hepatomegali akibat dari leukemia, sirosis
atau fibrosis sekunder terhadap kelebihan zat besi pada sikel sel atau
thalasemia; spenomegali karena leukemia, lymphoma, mononucleosis;
dari auskultasi akan terdengar bruit dan rub akibat infraksi splenik.
8.)System saraf.
Dari hasil pemerisaan sensasi getar, propriosepsi/posisi, nyeri,
sentuhan, getaran dan reflek tendon ditemukan kerusakan fungsi
system saraf karena defisiensi cobalamin atau penekanan dari saraf
oleh massa.
9.)Punggung dan ekstremitas.
Pasien mengeluh nyeri punggung, yang merupakan penyebab adalah
reaksi hemolitik akut dari nyeri panggul karena ginjal berperan dalam
proses hemolisis; multiple myeloma dari pembesaran tumor yang
meregang periosteum atau kelemahan jaringan penyokong yang
menyebabkan strain ligament dan spasme otot; dan penyakit sikel
sel.Dari inspeksi akan tampak peteki akibat dari tirah baring pada
kondisi pasien yang mengalami trombositopenia.Athralgia yang
disebabkan oleh leukemia karena adanya penyakit pada tulang :
sumsum tulang, dan sikel sel dari hemartrosis.Pasien juga akan
mengeluh nyeri tulang akibat invasi sel leukemia ke tulang,
demineralisasi akibat dari hematopoietik dan malignansi yang padat
meningkatkan kemungkinan patah tulang patologi, dan penyakit sikel
sel.

b. Laboratorium
1.) Hitung Darah Lengkap
Perawat melakukan pengkajian kolaborasi untuk mengetahui apakah
pemeriksaan komponen darah lengkap masih dalam batas normal
atau tidak, rinciannya dapat dilihat dalam table dibawah ini:

Studi Deskripsi dan Tujuan Nilai Normal


Hb Mengukur kapasitas pengangkutan Wanita: 12-16 g/dl
gas oleh sel darah merah (120-160 g/L)
Pria: 13.5-18 g/dl
(135-180 g/L)

Hct Mengukur volume sel dari darah Wanita: 38-47 %


merah yang diekspresikan sebagai (38-47)
persentasi dari volume darah total Pria: 40-54 % (40-
54)

Total RBC Hitung jumlah sel darah merah Wanita 4,0-5,0 X


dalam sirkulasi 10 pangkat 6/µl
(4,0-5,0 X 10
pangkat 12/L)
Pria: 4,5-6,0 X 10
pangkat 6/µl (4,5-
6,0 X 10 pangkat
12/L)

Isi sel darah


merah

MCV (mean Membedakan ukuran relative sel 82-98 fl


corpuscular darah merah, kekurangan MCV
volume) refleksi dari mikrositosis,
penigkatan MCV refleksi
makrositosi

MCH (mean Mengukur rata-rata berat dari 23-33 pg


corpuscular Hb/RBC; MCH yang rendah
haemoglobin) indikasi dari mikrositosis atau
hipokromia, MCHC meninggi dari
makrositosis

MCHC (mean Evaluasi saturasi RBC dengan Hb; 32-36% (0,32-


corpuscular MCHC rendah indikasi dari 0,36)
haemoglobin hipokromia, MCHC tinggi terjadi
concentration) pada spherocytosis

WBC Mengukur jumlah total leukosit 4.000-11.000/µl


WBC Membedakan masing-masing (4-11 pangkat 9/L)
dilferensial bagian sel darah putih, Neutropil: 50-70%
membedakan nilai absolute dengan (0,50-0,70)
mengalikan persentasi tipe sel oleh Eusinopil: 2-4%
jumlah total sel darah putih dan (0,2-0,4)
membagi dengan 100 Basopil: 0-2% (0-
0,2)

Platelet Mengukur jumlah platelet untuk Lymposit: 20-40%


mempertahankan fungsi (0,20-0,40)
pembekuan (tidak mengukur Monosit: 4-8%
kualitas fungsi platelet) (0,4-0,8)

150.000-
400.000 /µl (150-
400 X 10 pangkat
9/L)

2.) Pemeriksaan Faktor Pembekuan


Perawat melakukan pemeriksaan kolaboratif untuk menilai apakah
factor pembekuan dalam batas normal atau tidak, dapat dilihat dalam
table dibawah ini:
Studi Deskripsi Dan Tujuan Nilai Normal
Jumlah platelet Hitung jumlah dari platelet dalam 15.000-
sirkulasi 400.000/µl
Protrhrombin Pengkajian koagulasi ekstrinsik 12-15 sec
time (PT) dengan mengukur factor I, II, V, VII,
X
International Standarisasi system dari PT 2.0-3.0*
normalized berdasarkan referensi model
ratio (INR) kalibrasi dan dihitung dengan
membandingkan PT pasien dengan
nilai control
Activated Pengkajian koagulasi inntrinsik 30-45 sec
partial dengan mengukur factor I, II, V,
thromboplastin VIII, IX, X, XI, XII; memanjang bila
time (APTT) menggunakan heparin
Automated Evaluasi koagulasi intrinsic; lebih 150-180
coagulation akurat dari APTT; digunakan selama
time (ACT) dialysis, prosedur bypass arteri
koroner, arteriogram
Thromboplastin Refleksi dari generasi tromboplastin; <12 sec (100%)
generation test bila abnormal, dilakukan tahap
(TGT) kedua untuk mengidentifikasi
kehilangan factor koagulasi
Bleeding time Mengukur perdarahan insisi kulit 1-6 min
yang kecil; refleksi dari kemampuan
konstriksi pembuluh darah kecil
Thrombin time Refleksi adekuasi trombin; 8-12 sec
perpanjangan trombin time indikasi
inadekuat koagulasi sekunder
terhadap penurunan aktifitas trombin
Fibrinogen Refleksi dari kadar fibrinogen; 200-400 mg/dl
peningkatan fibrinogen (2.0-4.0g/L)
kemungkinan mengindikasikan
peningkatan pembentukan fibrin,
membuat pasien hiperkoagulasi;
penurunan fibrinogen indikasi dari
kemungkinan pasien risiko
perdarahan
Fibrin split Refleksi dari derajad fibrinolisis; <10mg/L
products refleksi dari kelebihan fibrinolisis
dan predisposisi terjadi perdarahan
(bila ada); kemungkinan indikasi
dari disseminated intravascular
coagulation (DIC)
Clot retraction Refleksi dari retraksi pembekuan 50-100% dalam
dari efek test tube setelah 24 jam; 24 jam
digunakan untuk mengkonfirmasi
masalah platelet
Capillary Refleksi dari integritas kapiler ketika No peteki atau
fragility test tekanan positif atau negative negative
(tourniquet test, dilakukan untuk bagian tubuh yang
Rumpel-Leede berbeda; test positif
test) mengindikasikan trombositopenia,
reaksi vascular toksik
Protamine Refleksi dari adanya monomer fibrin negative
sulfate test
(bagian fibrin setelah elemen
polimerisasi dan stabilisasi
pembekuan); test positif
mengindikasikan predisposisi terjadi
perdarahan dan kemungkinan
adanhya DIC

3.) Berbagai Pemeriksaan Darah


Perawat melakukan pemeriksaan kolaboratif untuk mengetahui berbagai
komponen dalam darah apakah dalam batas normal atau tidak, dapat
dilihat pada table di bawah ini:
Studi Deskripsi dan Tujuan Nilai Moral
ESR Mengukur sedimentasi atau Wanita: 1-20 mm
pengendapan sel darah merah dalam 1 jam
dalam 1 jam. Proses inflamatori Pria: 1-15 mm dalam
menyebabkan perubahan protein 1 jam
plaslma, menghasilkan agregasi
seldarah merah dan membuat
mereka bertambah berat.
Sedimentasi yang lebih cepat,
ESR meninggi
Jumlah Mengukur sel darah merah 0,5-1,5% dari jumlah
immature, refleksi dari aktifitas sel darah merah
Recticulosyte
sumsum tulang memproduksi sel (0,005-0,015 dari
darah merah RBC)
Billirubin Mengukur tingkat hemolisis sel Total: 0,2-1,3 mg/dl
darah merah atau (3,4-22µmol/L)
ketidakmampuan liver untuk Direct: 0,1-0,3mg/dl
mengekskresikan jumlah normal (1,7-5,1 µmol/L)
bilirubin; meningginya bilirubin Indirect: 0,1-1,0
indirek dengan masalah hemolitik mg/dl (1,7-17
µmol/L)

Iron
Serum Refleksi dari jumlah iron 50-150 µg/dl (9,0-
dikombinasi dengan protein dalam 26,9 µmol/L)
serum; akurat mengindikasikan
status penyimpanan iron dan
penggunaannya
Total iron- Mengukur persentasi dari saturasi 250-410 µg/dl (45-
binding transferring, protein mengikat 73 µmol/L)
capacity iron; evaluasi jumlah dari iron
ekstra yang dapat di bawa
Combs`test
Direct Diferensiasi tipe anemia Negative
hemolitik; deteksi dari antibody
immune
Indirect Deteksi dari antibody yang Negative
mendekati sel darah merah
Morfologi sel Deteksi dari antibody dalam Normal
serum
Antibody HIV Deteksi bentuk sel darah Negative
(megatrombosit)
Antiplatelet Negative
Deteksi factor risiko terinfeksi
antibody
Antinuclear Deteksi factor risiko Negative
Antibody
Antiglobulin Deteksi anemia dan Negative
Test trombositopenia

4.) Pemeriksaan Sistem Hematologi


Perawat melakukan pemeriksaan kolaboratif system hematology untuk
mengetahui apakah kondisinya dalam batas normal atau tidak, dapat di
lihat pada table di bawah ini:
Pemeriksaan Tanggung jawab
Deskripsi Dan Tujuan
keperawatan
pemeriksaan
Urine
Bence jones protein Pengukuran menggunakan Mengambil
elektroporetik untuk medeteksi specimen urine
adanya protein Bence Jones,
yang dapat terjadi pada kondisi
multiple myeloma, hasil
negative mengindikasikan
pasien normal
Radioisotope
Scan liver / spleen Radioaktif isotop diinjeksikan Tidak ada yang
melalui IV. Gambaran dari spesifik
pancaran radioaktif digunakan
untuk mengevaluasi struktur
limpa dan liver.
bone scan Prosedur sama dengan skan Tidak ada yang
limpa, dalam hal ini digunakan spesifik
untuk tujuan evaluasi struktur
tulang
Isotopic Radionuclide digunakan untuk Tidak ada yang
mengkaji kelenjar getah bening spesifik
iymphangiography
dan system kelenjar getah
bening. Technetium 99m.
teknik ini lebih invasive dari
pada radiografi
lymphangiography
Radiologi
lymphangiography Tujuannya adalah untuk Informasikan
kepada psien
mengevaluasi nodus lymph
tentang apa yang
secara cermat. Radiopaque zat harus di antisipasi.
Siapkan format
kontras berupa minyak di
persetujuan. Kaji
infuskan perlahan ke dalam sensitifitas
terhadap iodine.
pembuluh lymph melalui jarum
Gerikan preparat
kecil pada dorsal kaki. sedasi, bila di
perlukan.
Radioghraph segera diambil
Instruksikan ke
dan juga pada hari berikutnya pasien bahwa urine
akan berwarna
kebiruan akibat
pengeluaran zat
konntras melalui
urine selama 1-2
hari. Informasikan
tentang dapat
mengalami
demam,
kelemahan, dan
pegal otot selama
12-4 jam. Tanda-
tanda dari emboli
minyak ke dalam
paru-paru (batuk-
batuk, dispnu,
nyeri pleuritik, dan
batuk darah)
Computed Pemeriksaan radiology
noninvasive menggunakan Tidak ada yang
temography (CT)
computer dan sinar –x spesifik
mengevaluasi limpa, liver atau
nodus lymph
Magnetic Prosedur noninvasive Instruksikan pasien
memberikan gambaran untuk melepas
resonance imaging
sensitive dari jaringan lunak benda dari bahan
(MRI) tanpa menggunakan zat metal dan katakana
kontras. Tanpa ionisasi radiasi. tanyakan tentang
Teknik ini digunakan untuk riwayat
mengevaluasi limpa, liver, dan pembedahan
nodus lymph pemasangan plate,
atau bahan metal
lainnya.
Biopsy
Bone Dengan teknik mengeluarkan Jelaskan prosedur
sumsum tulang melalui area ke pasien. Siapkan
marrowLymph
anestesi local untuk format persetujuan.
node biopsy mengevaluasi status jaringan Jelaskan
pembentukan darah. Digunakan preprosedur akan
untuk mendiagnosa multiple diberikan analgesic
myeloma, semua tipe leukemia, untuk
dan beberapa limpoma dan meningkatkan rasa
tumor (misalnya tumor nyaman dan
payudara). Juga untuk mengkaji koperatif. Lakukan
kemanjuran terapi leukemia balutan yang
menekan setelah
prosedur. Kaji
perdarahan di area
biopsy

Lymph node Tujuan untuk pemeriksaan


biopsy histology lymph untuk
menentukan diagnosis dan
terapi
Open Dilakukan saat operasi dengan Jelaskan prosedur
visualisasi langsung pada area ke pasien. Siapkan
yang bersangkutan format persetujuan.
Gunakan teknik
steril saat
mengganti balutan
setelah prosedur.
Evaluasi dengan
teliti adanya
komplikasi,
terutama
perdarahan dan
edema
Closed (needle) Dilakukan duri tempat tidur
atau ruangan khusus

5.) Pemeriksaan Golongan Darah

Golonga RBC Serum aglutinin Donor yang Donor


n aglutinogen dapat diterima yang
tidak
dapat
diterima
A A Anti-B A dan O B dan AB
B B Anti-A B dan O A dan AB
AB A dan B --- A, B, AB, dan O ---
O Donor Anti-A dan anti-B O A, B, dan
universal AB

3. .Diagnosa Keperawatan
Mengacu pada hasil pengkajian tersebut, kemungkinan diagnosa
keperawatan yang dapat terjadi pada kondisi pasien dengan gangguan
system hematology antara lain sebagai berikut:
a. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan lesu ditandai
dengan sulit/tidak dapat mentoleransi peningkatan aktifitas ( misalnya,
pols meningkat, respirasi rate meningkat saat istirahat dan/atau
beraktifitas)
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia dan penangnanan ditandai dengan berat badan menurun, serum
albumin rendah, kadar besi menurun, defisiensi vitamin, berat badan lebih
rendah dari biasanya
c. Inefektif penanganan rejimen terapeutik berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang gaya/kebiasaan hidup, kebutuhan nutrisi, dan
penanganan obat-obatan ditandai dengan menanyakan tentang kebiasaan
hidup yang diperlukan, diet, obatk-obatan.
d. MASALAH KOLABORASI risiko komplikasi: hypoxemi berhubungan
dengan penurunan hemoglobin
e. Rlisiko perubahan membrane mukosa berhubungan dengan penanganan,
penyakit, atau bulla yang berisi darah
f. Risiko injuri berhubungan dengan intervensi dan sensitifitas jaringan
terhadap trauma
g. MASALAH KOLALBORASI risiko perdarahan berhubungan dengan
kehilangan darah secara akut
h. Perubahan perfusi jaringan serebrall, kardiopulmonal, ginjal, saluran
cerna, dan perifer berhubungan dengan perdarahan dan lebam atau
gangguan aliran darah sekunder terhadap trombosis
i. Nyeri berhubungan dengan perdarahan ke dalam jaringan dan prosedur
diagnostic
j. Penurunan kardiak output berhubungan dengan deficit volume cairan dan
hipotensi
k. Cemas berhubungan dengan ketakutan akibat kurangnya pengetahuan,
proses penyakit, prosedur diagnostic dan terapi
l. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan neutropil dan perubahan
respon terhadap invasi mikroba dan adanya lingkungan yang pathogen
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta
jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari
sistem transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang
terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran
mengenai sel darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang
berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Darah adalah
kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan
antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel itu sendiri.
B. Saran
Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu
dilakukan dengan teliti, sistematis serta memahami dengan baik fisiologis
dari setiap organ system hematologi. Hal itu perlu di lakukan agar
kemungkinan adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda
serta gejala yang hampir sama antara gangguan hematologi primer dan
sekunder dapat di minimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien
maupun keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan
dengan anamnesis ataupun pemeriksaan fisik. Kita sebagai seorang
perawat harus mempelajari pengkajian fisik dengan benar, karena dengan
pengkajian fisik yang benar dan tepat akan memungkinkan perawat untuk
membuat penilaian klinis.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/338863202/pengkajian-fisik-sistem-hematologi
https:/docshare03.docshare.tips/files/26324/263244232.pdf
https://www.alodokter.com/hematologi-dan-perannya-dalam-menangani-
gangguan-darah-2

Anda mungkin juga menyukai