Anda di halaman 1dari 6

Dokumen :

EKSPLORASI MIGAS Tanggal :


Revisi :0
PUSDIKLAT MIGAS DIKLAT INTRODUKSI KEGIATAN Halaman : 54
EKSPLORASI MIGAS

BAB VII
EVALUASI FORMASI

Untuk mengetahui hasil dari pemboran yang dilakukan, Operator menggunakan


beberapa teknik yang dipakai pada saat pemboran sedang berlangsung maupun
pada waktu pemboran telah selesai sampai pada kedalaman yang ditetapkan.
Keputusan akhir mengenai kelanjutan dari operasi pemboran apakah memiliki
prospek untuk diproduksi berdasarkan pada hasil test dan evaluasi yang dilakukan
antara lain mud logging, Electric Logging, Measurement While Drilling (MWD,
Coring, Repeat Formation Tester (RFT), Drill Stem test (DST) sebagai berikut :

A. Mud logging
Mud logging dilakukan pada saat pemboran berlangsung dengan cara
mengamati keratan batuan yang dibawa keatas oleh lumpur bor. Mud logger
terus menerus meneliti batuan hasil keratan bor dengan menggunakan sinar
ultra violet untuk mengetahui lapisan-lapisan batuan yang mengandung
hidrokarbon. Sensor yang sensitive juga dipasang untuk mengetahui
kuantitas gas serta perbandingan bermacam gas yang terbawa oleh lumpur
bor ke atas permukaan.

B. Electric logging
Electric logging (gambar 7.1) dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis lapisan
batuan pada lobang bor dan kandungan fluida yang mengisi batuan tersebut.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari beberapa jenis
logging yang dilakukan. Electric logging ada yang hanya bisa dilakukan pada
lobang terbuka (belum dipasang pipa selubung) maupun ketika sudah
dipasang pipa selubung (casing).

Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk
digandakan atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Dokumen :
EKSPLORASI MIGAS Tanggal :
Revisi :0
PUSDIKLAT MIGAS DIKLAT INTRODUKSI KEGIATAN Halaman : 55
EKSPLORASI MIGAS

Gambar 7.1 Perangkat untuk Electric Logging

C. MWD (Measure While Drilling)


MWD merupakan peralatan yang dapat dipasang pada susunan pipa bor
(gambar 7.2), posisinya berada di belakang mata bor (bit). Peralatan ini
memiliki sumber tenaga sendiri dan dapat mengirimkan signal ke permukaan
ketika pemboran sedang berlangsung.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk
digandakan atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Dokumen :
EKSPLORASI MIGAS Tanggal :
Revisi :0
PUSDIKLAT MIGAS DIKLAT INTRODUKSI KEGIATAN Halaman : 56
EKSPLORASI MIGAS

Gambar 7.2 Measuring While Drilling

D. Coring
Coring dilakukan untuk mengambil contoh batuan asli dari lobang bor.
Conventional coring dilakukan dengan menggunakan core barrel (gambar
7.3) yang dipasang pada ujung pipa bor. Batuan yang terpotong akan masuk
di tengah core barrel yang merupakan lobang terbuka. Metode lain
menggunakan side wall core sampler, yang dilakukan untuk mengambil
contoh batuan asli pada bagian dinding lobang bor.

Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk
digandakan atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Dokumen :
EKSPLORASI MIGAS Tanggal :
Revisi :0
PUSDIKLAT MIGAS DIKLAT INTRODUKSI KEGIATAN Halaman : 57
EKSPLORASI MIGAS

Gambar 7.3 Pengambilan inti (coring)

E. Repeat Formation Tester


RFT dilakukan untuk mengambil sampel fluida formasi pada kondisi tekanan
dan temperatur di dasar lobang bor (gambar 7.4). Pengambilan sampel ini
dapat juga memberikan informasi mengenai kelulusan (permeability) dari
formasi batuan.

Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk
digandakan atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Dokumen :
EKSPLORASI MIGAS Tanggal :
Revisi :0
PUSDIKLAT MIGAS DIKLAT INTRODUKSI KEGIATAN Halaman : 58
EKSPLORASI MIGAS

Gambar 7.4 Peralatan Repeat Formation Tester

F. Drill Stem Test


Segera setelah pemboran sampai pada kedalaman yang direncanakan,
operator memiliki pilihan untuk melakukan Drill Stem Test (gambar 7.5).
Pelaksanaan test ini biayanya sangat mahal, sehingga hanya dilakukan bila
ada indikasi kuat terdapatnya reservoir yang mengandung hidrokarbon.
Prinsip test ini sederhana, yaitu yaitu membuat reservoir pada kondisi seperti
pada tekanan atmosfir sehingga terjadi aliran fluida. DST yang berhasil akan
memberikan informasi mengenai jenis kandungan reservoir, tekanan, dan
temperature. Pada kebanyakan kasus, DST ini dapat memberikan gambaran
kasar mengenai kemampuan sumur bila nantinya diproduksi.

Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk
digandakan atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”
Dokumen :
EKSPLORASI MIGAS Tanggal :
Revisi :0
PUSDIKLAT MIGAS DIKLAT INTRODUKSI KEGIATAN Halaman : 59
EKSPLORASI MIGAS

Gambar 7.5 Peralatan Drill Stem test

G. Penyelesaian Sumur
Perusahan yang bertindak sebagai operator dengan hati-hati akan
memperhatikan semua data yang diperoleh dari semua tes dan evaluasi
yang dilakukan. Hasilnya akan menentukan apakah suatu sumur akan

Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk
digandakan atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PUSDIKLAT MIGAS”

Anda mungkin juga menyukai