Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH II

DASAR MEKANIKA DAN KALOR

Dosen Pengampu : Muhammad Aswin Rangkuti S.Pd, M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 9 :

 DICHI AKBAR WAHYUDI (4171111013)


 JOY PABIO SINAGA (4171111028)
 OKTALENA ZAI (4172111036)
 YANI SAHARA HUTASUHUT (4172111021

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
A. HUKUM NEWTON
1. Hukum 1 Newton
∑ F=0
Berarti jika resultan gaya pada benda nol, maka:1) Jika awalnya diam,
benda akan tetap diam.
2) Jika awalnya bergerak, benda akan terus bergerak dengan kecepatan
yang konstan (Gerak berupa gerak lurus beraturan).

2. Hukum II Newton
∑ F=m. a
Berarti jika resultan gaya pada benda tidak nol maka benda bergerak
dengan kecepatan yang tidak konstan/mengalami percepatan (gerak
berupa gerak lurus berubah beraturan).

3. Hukum III Newton


F aksi =−Freaksi

Berarti gaya yang bekerja pada benda terjadinya selalu berpasangan.


Arah gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi.

B. JENIS-JENIS GAYA
Gaya berat
Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada sebuah benda.
Gaya berat merupakan besaran vektor yang arahnya selalu menuju pusat
bumi (ke bawah).

Gambar diatas adalah penggambaran arah gaya berat benda yang


diletakkan pada bidang datar dan bidang miring.

w=m . g

Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang timbul akibat adanya interaksi antar
partikel-partikel. Gaya normal umumnya terjadi pada dua benda yang
bersentuhan dan memiliki arah yang tegak lurus bidang sentuh.

Gambar di atas adalah penggambaran arah gaya normal benda yang


diletakkan pada bidang datar dan bidang miring.

Gaya gesekan
Gaya gesekan adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan gerak benda. 

Gaya gesek ada 2 macam:

 Gaya gesek statis


Gaya gesek statis yaitu gaya gesekan antaran dua benda yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya.

F s=μ s . N

Fs = gaya gesek statis (N)


µs = koefisien gesek statis.

 Gaya gesek kinetis


Gaya gesek kinetis yaitu gaya gesek yang terjadi pada dua benda
yang bergerak relatif satu sama lainnya.

F k =μk . N

Fk = gaya gesek kinetis (N)


µk= koefisien gesek kinetis

C. PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON


Benda yang diletakkan pada bidang datar yang ditarik dengan
sebuah gaya.

F−f g=m. a

Keterangan:
F = gaya tarik (N)
fg = gaya gesekan (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)

Dua Benda yang diletakkan pada bidang datar yang ditarik


dengan sebuah gaya.

Dari hukum II Newton:


F−f g 1−f g 2=(m1 +m2) . a

Keterangan:
F = gaya tarik (N)
fg1 = gaya gesekan benda 1 (N)
fg2 = gaya gesekan benda 2 (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
a = percepatan (m/s2)
Dua Benda yang salah satunya menggantung.

Dari hukum II Newton:

w 2−f g=(m1 +m2) . a

Keterangan:
w2 = berat benda 2 (N).
fg = gaya gesekan benda 1 (N).
m1 = massa benda 1 (kg).
m2 = massa benda 2 (kg).
a = percepatan (m/s2).

Dua benda yang dihubungkan dengan katrol.

Jika m2 lebih besar dari m1, maka dari hukum II Newton:

w 2−w 1=(m1 +m 2) . a

Keterangan:
w2 = berat benda 2 (N)
w1 = berat benda 1 (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
a = percepatan (m/s2)

Benda yang diletakkan pada bidang miring.

Dari hukum II Newton:


w sin θ−f g=m. a

Keterangan:
w = berat benda (N).
θ = sudut kemiringan bidang.
fg = gaya gesekan (N).
m = massa benda (kg).
a = percepatan benda (m/s2).

Gerak dalam lift

Jika lift diam atau bergerak dengan kecepatan konstan maka berlaku
hukum I Newton:

N−w=0

Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan a maka berlaku hukum II


Newton:

N−w=m. a

N positif karena searah dengan gerak lift yaitu ke atas dan w negatif
karena berlawanan dengan gerak lift.
Jika lift bergerak ke bawah dengan percepatan a maka:
w−N =m.

w positif karena searah dengan gerak lift dan N negatif karena


berlawanan dengan gerak lift. Ini kebalikan dari gerak lift yang ke atas.

Anda mungkin juga menyukai