Anda di halaman 1dari 3

Tugas Al-Islam Kemuhammadiyahan

Nama : Nurul Fatimah Hamzah

Nim : 105421100517

Resume dari Fatwa Tarjih Muhammadiyah (http://tarjihmuhammadiyah.blogspot.com)

A. Perzinahan dan Efek Hukumnya

 Laki-laki dan perempuan yang menjadikan perzinahan sebagai kebiasaan atau sebagai
pekerjaannya maka orang tersebut tidak layak menikahi dan dinikahi oleh orang yang
beriman kecuali orang tersebut bertaubat kepada Allah SWT.
 Hukum seorang muslim yang melakukan perzinahan maka akan di rajam sampai mati
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
 Anak yang lahir dari hasil perzinahan maka anak tersebut di nasabkan kepada ibu yang
melahirkannya, namun bila anak tersebut dilahirkan setelah 6 bulan keduanya telah
menikah maka anak tersebut di nasabkan kepada ayahnya (laki-laki yang menghamili
ibunya) dan sebaliknya bila anak tersebut lahir sebelum 6 bulan dari pernikahan
keduanya maka anak tersebut kembali di nasabkan ke ibunya.
 Seorang perempuan dan laki-laki yang berzina dan kemudian perempuan tersebut hamil
maka keduanya boleh dinikahkan.

B. Hukum nikah sirri

 Hukum nikah sirri berdasarkan ketetapan Muhammadiyah tidak di perbolehkan dan wajib
hukumnya mencatatkan perkawinan yang dilakukannya atau melaporkannya di kantor
urusan keagamaan
 Hukum islam tidak secara konkret mengatur tentang nikah sirri, akan tetapi pada masa
Rasullullah SAW perkawinan sah apabla telah memenuhi unsur-unsur dan syarat-
syaratnya dan hendaknya di’ ilankan (diumumkan) kepada khalayak luas. Berdasarkan
HR. Ibnu Majah dari Aisyah yang artinya “Umumkanlah pernikahan dan pukullah
rebana”.

C. Hukum pernikahan wanita hamil

 Hukumnya boleh menikahi wanita hamil yang tidak mempunyai suami, apakah yang
mengawini laki-laki yang merupakan penyebab kehamilan ataupun bukan asalkan
lengkap rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
 Majelis tarjih dan pengembangan pemikiran islam menetapkan perempuan hamil yang
tidak mmpunyai suami dilarang melakukan akad nikah kecuali dengan laki-laki yang
menyebabkan kehamilannya
 Hukum perkawinan wanita hamil dengan laki-laki yang menyebabkan kehamilannya
dapat dilakukan qiyas yaitu dengan mengqiyaskan kepada perkawinan atau rujuk bekas
suami dan bekas istrinya yang sedang hamil yang sedang dalam masa iddah.

D. Hukum Wanita Keputihan

 Keputihan sama dengan Istihadhah yaitu keluarnya darah ataupun yang lain dari Rahim
wanita secara terus-menerus sehingga merasa tidak mungkin dalam keadaan suci untuk
melakukan shalat.
 Hukum wanita istihadhah tetap wajib untuk mengerjakan shalat dan sebelum berwudhu
dan membersihkan faraj-nya kemudian menutupnya dengan kapas atau kain dan
berwudhu (jika darah haid bukan warna kehitam-hitaman ataupun berwana merah darah
segar maka wanita wajib berwudhu dan melaksanakan shalat).

E. Hukum wanita haid membaca Al-Quran

 Larangan membaca Al-Quran bagi orang yang berhadast besar dapat dikatatan sebagai
tanda memuliakan dan menghormati Kalamullah
 Pendapat para mufassir : orang yang suci yang benar-benar beriman kepada Allah Swt.,
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Orang-orang tersebut itulah
yang dapat menyentuh isi dan kandungan Al-Quran sedangkan orang yang tidak suci
tidak akan dapat meyentuh isi dan kandungan Al-Quran
 Majelis tarjih dan pengembangan pemikiran islam berpendapat yang paling baik bagi
orang yang hendak membaca Al-Quran adalah ia dalam keadaan suci dari hadast dan
najis, dan berwudhu teerlebuh dahulu sesuai dengan rukun membaca Al-Quran

F. Hukum nikah beda agama

 Seorang wanita muslimah haram menikah dengan selain laki-laki yang muslim
 Laki-laki muslim haram menikah dengan wanita musyrikah (hindu,Budha,Konghuchu)
 Pernikahan beda agama di pastikan tidak akan mungkin mewujudkan keluarga yang
sakinah
 Jika lelaki muslim telah menikah dengan wanita non muslim dan wanitanya masuk islam
maka jika anak dari keduanya lahir 6 bulan setelah pernikahannya maka si anak di
nasabkan kepada laki-laki muslim tersebut.

G. Hukum akad nikah via video call


 Akad ijab dan qabul via video call di sepakati kebolehannya (sah secara syar’i) oleh
ulama mahzab karena memenuhi salah satu syarat dari ijab qabul yaitu terjadi dalam satu
waktu
 Akad ijab qabul benar-benar dilakukan dalam satu waktu
 Dalam akad ijab dan qabul pihak wali dapat mengetahui secara langsung terhadap
pernyataan qabul dari pihak calon suami, demikian pula sebaliknya
 Akad nikah via video call dilakukan apabila jarak dari kedua pihak berjauhan dan tidak
memungkinkan untuk masing-masing bertemu secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai