Akuntansi Keperilakuan
Oleh:
Ni Putu Dian Artini (1707532019)
Prisna Meiga Sari (1707532025)
Ni Komang Putri Gita Dharmayanti (1707532028)
Ni Kadek Resy Zelamewani (1707532030)
Dosen Pengampu:
Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.
Sementara dalam teori definisi diatas sangat jelas dalam praktik nya
definisi ini sulit untuk diterapkankan hal ini terutama disebabkan
mengenai konsep keputusan yang dapat di indentifikasikan merupakan
suatu konsep yang samar-samar. Sebagai contoh mungkin adalah sulit
untuk mengidentifikasikan tingkat hierarki khusus dimana keputusan
dibuat karena wewenang formal tidak sesuai dengan kenyataan siapa
yang membuat keputusan. Derajat pentingnya suatu keputusan juga tidak
menjelaskan mengapa keputusan produksi dan penjualan cendrung
didelegasikan ketingkatan yang lebih rendah dalam organisasi
dibandingkan dalam keputusan keuangan. Padahal adalah jelas bahwa
keputusan produksi dan penjualan adalah sama-sama penting dengan
keputusan keuangan. Pada umumnya keputusan strategis mencakup
periode yang lebih panjang dan berulang, sementara keputusan operasi
bersifat jangka pendek dan berulang. Dengan demikian keputusan
mengenai penyusunan anggaran modal dianggap keputusan yang tidak
berulang, strategis, dan umumnya tersentralisasi. Keputusan mengenai
produksi dan penjualan adalah berulang dianggap operasi umumnya
terdesentralisasi.
a) Pembagian Tugas/Keputusan
Jenis fungsional-divisional dari struktur organisasi mencerminkan
dua cara berbeda untuk membagi tugas/keputusan dalam suatu
organisasi. Struktur fungsional membagi suatu organisasi sepanjang lini
fungsi-fungsi utama seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan
seterusnya. Struktur tersebut adalah sesuai untuk mengeksploitasi skala
ekonomi karena orang-orang berspesialisasi dalam fungsi tertentu.
Struktur semacam itu terutama sesuai untuk organisasi yang memerlukan
pengembangan keahlian yang mendalam disuatu bidang teknis dan atau
memiliki produk yang sedikit dan serupa. Produsen komputer dan
perusahaan penerbangan adalah contoh-contoh yang baik dari
perusahaan besar yang diatur secara fungsional.
Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang
lini produk. Hal ini terutama sesuai untuk perusahaan dengan banyak
produk atau perusahaan yang sangat terdiversifikasi.
Komplikasi tambahan dapat membagi tugas/keputusan pada
kebanyakan organisasi besar adalah penyebaran geografis dari unit-unit
nya. Geografi menambah masalah koordinasi, terutama kerika unit-unit
tersebut melewati batas-batas negara. Perusahaan sekarang harus diatur
berdasarkan wilayah, dimana setiap wilayah memiliki organisasi
fungsional atau produk yang lebih lannjut. Suatu masalah yang sulit
timbul ketika hanya ada beberapa produk saja dari dari banyak produk
perusahaan tersebut yang dijual diberbagai wilayah.
b) Merencanakan Akuntabilitas Sumber Daya
Langakah kedua dalam memilih suatu struktur adalah
merencanakan suatu sistem yang sesuai untuk akuntabilitas sumber daya
pada berbagai subunit fungsional, produk,wilayah. Biasanya, suatu
struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika dari distribusi fisik
aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh penciptaan subunit. Empat
jenis akuntansi sumber daya yang dikenal dalam literatur yang terdiri atas
; pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
1. Pendelegasian Aktivitas
Persyaratan penting dari desentralisasi adalah penentuan aktivitas
yang sebaiknya didelegasikan kepada subunit dan aktivitas yang
sebaiknya dikendalikan secara sentral. Dalam teori, sistem yang
terdesentralisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas yang
dapat dipisahkan kepada subunit, dengan hanya sedikit atau tidak ada
sama sekali peran dari manajemen sentral. Teori dari produsen atomistis
dalam ekonomi pasar dengan persaingan sempurna mendekati model ini.
Jika pasar semacam itu ada dalam praktiknya, yang jarang sekali terjadi,
maka peran dari otoritas pusat akan menjadi sekadar peran dari seorang
wasit atau sebuah payung. Kenanyakan bisnis tidak bisa mendekati
tingkat desentralisasi semacam ini. Hal itu disebabkan karena manajemen
pusat dari aktivitas tertentu biasanya lebih efisien dibandingkan
palaksanakan secara terpisah oleh subunit. Misalnya saja, layanan hukum
akan lebih ekonomis jika dilaksanakan secara sentral dan bukan oleh
subunit bisnis yang terpisah.
2. Menilai Kinerja
Mengukur dan menilai kinerja / penilaian Kinerja ( performance
appraisal) adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi
pelaksanaan kinerja individu karyawan selama periode waktu tertentu.
Menilai kinerja merupakan mekanisme penting untuk digunakan dalam
menjelaskan tujuan, standar kerja, dan memotivasi kinerja individu di
waktu berikutnya.
Menilai kinerja (performance appraisal) secara keseluruhan
merupakan proses yang berbeda dari evaluasi pekerjaan (job
evaluation).Menilai kinerja berkenaan denga seberapa baik seseorang
melakukan pekerjaan yang ditugaskan, sedangkan evaluasi pekerjaan
menentukan seberapa tinggi harga sebuah pekerjaan degan kata lain
seberapa gaji yang sepatutnya diberikan kepada suatu pekerjaan itu
a. Memfokuskan Perhatian
Suatu fungsi penting dari ukuran kinerja adalah bahwa ukuran-ukuran
tersebut mengarahkan tindakan di bidang-bidang yang kemungkinan
akan diabaikan dengan memfokuskan perhatian pada bidang-bidang
tersebut. Kemampuan ukuran-ukuran ini untuk memfokuskan perhatian
pada variabel-variabel yang penting mungkin merupakan argumen
terpenting terhadap penggunaan ukuran kinerja tunggal seperti tingkat
pengembalian atas aset. Popularitas dari ukuran-ukuran semacam ini
cenderung mendorong perilaku yang disfungsional dengan cara
mendukung tindakan-tindakan yang independen dan terpusat pada diri
sendiri oleh subunit-subunit. Ukuran-ukuran ini merupakan penunjuk arah
untuk bergerak ke arah yang benar dan sebaiknya tidak disalahpahami
sebagai tujuan itu sendiri.
b. Perilaku-perilaku yang Membimbing
Perilaku-perilaku yang membimbing ke arah yang diinginkan dapat
dicapai jika ukuran-ukuran kinerja dapat menghubungkan tindakan
dengan hasil. Organisasi mencerminkan hasil-hasil yang diinginkan dalam
bentuk ukuran, yang kemudian menjadi fokus dari tindakan
organisasional.
c. Meningkatkan Persepsi atas Keadilan
Meningkatkan persepsi atas keadilan mungkin merupakan salah satu
atribut terpenting dan tersulit dari ukuran kinerja. Tetapi, merupakan
suatu kebutuhan jika desentralisasi ingin berhasil. Hal ini disebabkan
desentralisasi yang efektif membutuhkan penghargaan bukan untuk
melaksanakan tindakan tertentu, tetapi untuk berbagi risiko. Dengan
adanya ketidakpastian dan asimetri informasi, tidak mungkin untuk
memisahkan peristiwa yang dapat dikendalikan dari peristiwa yang tidak
dapat dikendalikan. Satu-satunya kemungkinan adalah merancang suatu
skema berbagai risiko yang adil antara manajemen puncak dengan
manajemen yang terdesentralisasi. Oleh karena itu, ukuran-ukuran kinerja
perlu mencakup dan mencerminkan risiko-risiko tersebut, sehingga
penghargaan didistribusikan secara merata dalam jangka panjan
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.