Oleh :
MIRA KESUMA
NO. BP: 1801060
Dosen Pengampu :
Yoneta Srangenge,Msc,Apt
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“PATOFISIOLOGI PENYAKIT PADA SISTEM CARDIOVASKULAR”. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Yoneta Srangenge,Msc,Apt selaku
dosen mata kuliah Patofisiologi yang sudah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini adalah sebagai suatu bidang
pembelajaran dan penambah wawasan juga pengetahuan terhadap pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang
membangun dari berbagai pihak. Lebih dan kurang penulis mohon maaf semoga makalah ini
bermanfaat untuk semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 47
B. SARAN ....................................................................................................................... 47
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler yaitu suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah
keseluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta
mengangkut semua zat buangan. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh
darah. Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah mengelilingi
sirkulasi. Sistem vaskuler atau pembuluh darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari
jantung ke jaringan, kapiler berdinding tipis yang memungkinkan difusi gas dan zat
metabolik, dan vena serta venula yang mengembalikan darah ke jantung.
Menuanya organ tubuh tak lebih dari sebuah proses alamiah. Namun,sangat sulit
membedakan antara penuaan normal yang tidak bisa dicegah dengankerusakan organ
akibat penuaan yang sebenarnya dapat dicegah,Dari seluruh penyakit yang mendera
manusia,penyakit kardiovaskular menempati urutan paling atas.Kerusakan akibat penuaan
biasanya akan mengalami dua macaminte raksi,yang berasal dari penuaan itu sendiri atau
proses patologis yang mengikuti penyakit jantung tersebut
Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan.Di seluruh dunia,jumlah penderita
penyakit ini terus bertambah.Ketiga kategori penyakit initidak lepas dari gaya hidup yang
kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.Angka harapan
hidup yang semakin meningkatditambah peningkatan golongan usia tua semakin
memperbesar jumlah penderita penyakit jantung yang sebagian besar diderita oleh orang
tua.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem cardiovaskular ?
2. Apa saja penyakit pada sistem cardiovaskular ?
3. Bagaimana cara pengobatan penyakit pada sistem cardiovaskular?
4. Bagaimana gejala dan etiologi penyakit pada sistem cardiovaskular?
5. Bagaimana patofisiologi penyakit pada sistem cardiovaskular ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem cardiovaskular.
2. Mengetahui penyakit pada sistem cardiovaskular.
3. Mengetahui cara pengobatan penyakit pada sistem cardiovaskular.
4. Mengetahui gejala dan etiologi penyakit pada sistem cardiovaskular.
5. Mengetahui patofisiologi penyakit pada sistem cardiovaskular.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Cardiovaskular
Sistem kardiovaskuler yaitu suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah
keseluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta
mengangkut semua zat buangan. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh
darah. Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah mengelilingi
sirkulasi. Sistem vaskuler atau pembuluh darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari
jantung ke jaringan, kapiler berdinding tipis yang memungkinkan difusi gas dan zat
metabolik, dan vena serta venula yang mengembalikan darah ke jantung.
Siklus jantung menggambarkan semua kegiatan jantung selama satu detak jantung penuh
yaitu, dari melalui satu kontraksi dan relaksasi kedua serambi dan ventrikel. Peristiwa
kontraksi (baik serambi maupun ventrikel) disebut sistol, dan peristiwa relaksasi disebut
diastol. Siklus jantung meliputi gambaran kegiatan sistol dan diastol pada serambi dan
ventrikel, volume darah, dan perubahan tekanan di dalam jantung dan aksi katup jantung
apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak,akan terjadi suatu penebalan
pada dinding pembuluh darah arteri,sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah
arteri.kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis terdapatnya aterom pada dinding
arteri,berisi kolesterol dan zat lemak lainnya. bila ateroma yang terbentuk semakin
tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah trombus yang
dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut. hal ini dapat menyebabkan
berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke darah atau
organ tertentu seperti ke jantung. bila mengenai arteri koronaria,maka suplai darah jadi
berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut( disebut sebagai infrak
miokard). akibatnya terjadi serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala
berupa nyeri dada yang hebat ( angina pectoris) .keadaan ini yang disebut sebagai
penyakit jantung koroner/iskemik (pjk).
Perawatan nonfarmakologis
Nitrat organik
Bentuk kerja panjang seperti isosorbide dinitrite digunakan untuk profilaksis angina
Bentuk kerja pendek seperti nitrogliserin sublingual dapat digunakan selama serangan
angina
Efek samping utama termasuk sakit kepala, hipotensi Toleransi dapat berkembang
dengan cepat
β-Adrenergic blocker
Aspirin, heparin
• Mencegah agregasi platelet.
• Gunakan untuk profilaksis bekuan darah terutama di angina yang tidak stabil.
• Kelas 1 : Timbul gejala sesak pada aktivitas fisik yang berat, aktivitas sehari-
hari tidak terganggu
• Kelas 2 : Timbul gejala sesak pada aktivitas sedang, aktivitas sehari-hari
sedikit terganggu
• Kelas 3 : Timbul gejala sesak pada aktivitas ringan , aktivitas sehari-hari
terganggu
• Kelas 4 : Timbul gejala sesak pada aktivitas sangan ringan atau istirahat
4. Etiologi
• Meningkatkan preload : regurgitasi oarta, cacat septum ventrikel
• Meningkatkan afterload : stenosis aorta, hypertensi sistemik
• Menurunkan kontraktilitas ventrikel : IMA, kardiomiopati
• Gangguan pengisian ventrikel
• Gangguan sirkulasi
• Infeksi sistemik/ infeksi paru
• Emboli paru, yang secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap ejaksi
ventrikel kanan
5. Patofisiologi
Gagal jantung merupakan menifestasi akhir dari kebanyakan penyakit jantung. Pada
disfungsi sistolik, kapasitas ventrikel untuk memompa darah terganggu karena
gangguan kontraktilitas otot jantung yang dapat disebabkan oleh rusaknya miosit,
abnormalitas fungsi miosit atau fibrosis, serta akibat pressure overload yang
menyebabkan resistensi atau tahanan aliran sehingga stroke volume menjadi
berkurang. Sementara itu , disfungsi diastolik terjadi akibat gangguan relaksasi
miokard, dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel
kiri menyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel saat diastolik. Penyebab
tersering disfungsi diastolik adalah penyakit jantung koroner, hipertensi dengan
hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati hipertrofi. Disfungsi sistolik lebih sering
terjadi yaitu pada 2/3 pasien gagal jantung . Namun ada juga yang menunjukan
disfungsi sistolik maupun diastolik.
Beberapa mekanisme kompensasi alami akan terjadi pada pasien gagal jantung sebagai
respon terhadap menurunnya curah jantung serata untuk membantu mempertahankan
tekanan darah yang cukup untuk memastikan perfungsi organ yang cukup. Mekanisme
tersebut mencakup :
• Terapi Farmakologi
a. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung.
b. Terapi deuritic diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalenia
c. Terapi Vasodilator : Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
D. Penyakit Congenital Heart Defects
1. Definisi
Cacat jantung bawaan adalah kelainan yang terjadi selama perkembangan janin. Salah
satu kelainan bawaan bawaan yang paling umum adalah paten ductus arteriosus.
2. Golongan
• Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi
jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di
sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup
jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa
adanya lubang di sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum presentasi
klinis yang bervariasi dari ringan sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya
kelainan serta tahanan vaskuler paru.
• PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa
sehingga sebagian atau seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah
rendah oksigen kembali beredar ke sirkulasi sistemik. Terdapat aliran pirau dari
kanan ke kiri atau terdapat percampuran darah balik vena sistemik dan vena
pulmonalis. Sianosis pada mukosa bibir dan mulut serta kuku jari tangan–kaki
adalah penampilan utama pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce
haemoglobin yang beredar dalam darah lebih dari 5 gram %.
3. Etiologi
Etiologi penyakit jantung bawaan, dimana 80% PJB tidak diketahui dan 20% ini
dihubungkan dengan sindrome,gangguan kromosom, dan infeksi pada awal kehamilan.
ada penelitian yang menghubungan bahwasannya penyebab terjadinya PJB ini
disebabkan oleh pola hidup ibu hamil seperti merokok,minum minuman
beralkohol,,infeksi dan bawaan dari orang tuanya.
4. Patofisiologi
• Jantung awalnya dibentuk dari struktur tabung saat minggu keempat setelah
konsepsi
• Perkembangan berjalan, tabung memanjang dan membentuk ruang, sekat serta
katup.
• Segala sesuatu yang mempengaruhi proses perkembangan tersebut selama 8-10
minggu pertama kehamilan akan menyebabkan kelainan kongenital
5. Gejala
• gangguan dalam menyusui
• berkeringat saat menyusui
• kebiruan terutama di lidah dan selaput lendir mulut
• gangguan pertumbuhan
• gangguan aktivitas (misal pasien tampak tidak se-aktif teman-teman sebayanya)
• sesak napas.
6. Manifestasi Klinis
• Tampak semburat kebiruan pada bibir, kulit, atau jari-jari (sianosis).
• Tampak kelelahan dan kesulitan bernapas, terutama ketika disusui.
• Memiliki berat badan rendah.
• Pertumbuhan terhambat.
• Terjadi pembengkakan pada tungkai, perut, atau area sekitar mata.
• Mengalami infeksi paru-paru yang berulang.
7. Komplikasi
• Hambatan tumbuh kembang
• Gangguan irama jantung(aritmia)
• Sianosis
• Stroke
• Gangguan emosional
• Gagal jantung kongestif
• Pemantauan seumur hidup .
8. Pengobatan
Penggunaan obat-obatan
sejumlah obat-obatan dapat diberikan dokter kepada pasien untuk meringankan beban
kerja jantung atau membuatnya bekerja lebih efesien
obat –obat meliputi :
• ACE inhibitor, untuk merelaksasi pembuluh darah.
• Beta blocker, untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
• Diuretik, untuk menurunkan volume darah dalam tubuh.
• Indomethachin, untuk membantu menutup bukaan di pembuluh darah.
• Prostaglandin, untuk membantu menuupnya saluran antara aorta dan arteri
pulmonalis
Keteterisasi jantung
Operasi jantung
Transplantasi jantung
E. Aritmia
1. Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
onfark miokadium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis ( Doenges,
1999 ).Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensi aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel( Prince, 1994 ). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas
pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan
konduksi ( Hanafi, 1996 ).
2. Etiologi
• Hipoksia : Miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
• Iskemia : Infark miokard dan angina menjadi pencetus
• Stimulasi simpatis
• Obat–obatan : Efek dari pemberian obat–obatan digitalis atau bahkan obat-obatan
anti arimia itu sendiri
• Gangguan elektrolit
• Bradikardi
• Regangan (stretch)
3. Patofisiologi
Patofisiologi aritmia berkaitan dengan abnormalitas pembentukan impuls, serta sistem
konduksi jantung, ataupun Keduanya.
• Abnormalitas Pembentukan Implus
Abnormalitas inisiasi implus terutama disebakan :
a. Perubahan automatisitas nodus SA (sinoatrial) atau pacu jantung laten di
sepanjang jalur konduksi atau abnormalitas automatisitas miosit atrial atau
ventrikel. Automatisitas adalah kemampuat miosit untuk menginisiasi impuls
secara spontan tanpa didahului oleh stimulasi. Ketika nodus SA mengalami
penekanan atau potensial aksi gagal mencapai pacu jantung sekunder,
mekanisme overdrive suppression menurun sehingga sel pacu jantung
sekunder mengambil alih pacu jantung, disebut fokus ektopik.
b. Aktivitas pemicu. Aktivitas pemicu diinisiasi oleh after depolarization,
dimana osilasi depolarisasi pada membran bervoltase diinduksi oleh ≥1
potensial aksi. Potensial aksi abnormal dapat dipicu oleh depolarisasi spontan
sel non pacu jantung yang mungkin terjadi pada fase 3 atau awal fase 4.
Kondisi ini disebut afterdepolarization. Akibatnya potensial aksi yang
bertahan lama ini mengakibatkan takikardia. After depolarization terbagi
menjadi early afterdepolarization (terjadi pada fase 3) dan delayed
afterdepolarization (terjadi pada akhir fase 3 atau awal fase
Abnormalitas Konduksi Impuls
Konduksi Blok
a. Konduksi blok adalah kondisi di mana aliran impuls mencapai area jantung
yang tidak dapat tereksitasi. Iskemia, fibrosis, inflamasi maupun beberapa
obat dapat menimbulkan konduksi blok ini.
b. Konduksi blok pada area nodus AV atau sistem His-Purkinje mencegah
penyebaran impuls ke bagian distal. Akibatnya mekanisme overdrive
suppression menghilang. Fungsi pacu jantung diambil alih oleh area lebih
distal sehingga timbul escape beat.
c. Bradiaritmia timbul ketika impuls mengalami blokade diikuti escape
rhythm lambat atau asistol. Jika blokade memicu eksitasi reentrant, maka
terjadi takiaritmia. Faktor-faktor yang mempengaruhi konduksi impuls terkait
amplitudo dan laju kenaikan fase 0, geometri jaringan tersebut dan
eksitabilitas jaringan yang dialiri impuls
Terapi Reperfusi
Non farmakologi
Pasien perikarditis akut mengalami nyeri dada akut (pada >85-90% kasus).
Nyeri dada bersifat tajam dan pleuritik di daerah retrosternal. Nyeri dapat
menjalar ke leher, dagu, atau lengan, mirip nyeri dada iskemik, juga ke daerah otot
trapezius karena terdapat hubungan antara saraf frenikus (menginervasi otot
trapezius) dan perikardium. Nyeri memberat saat inspirasi dan berbaring terlentang,
membaik saat duduk dan condong ke depan karena tekanan di perikardium
parietal berkurang, tidak membaik dengan pemberian nitrat.
e. Komplikasi
Komplikasi langsung perikarditis akut berupa inflamasi yang meluas hingga
miokardium, yaitu mioperikarditis yang ditandai dengan meningkatnya troponin.
Mioperikarditis terjadi pada 15% pasien perikarditis akut. Mioperikarditis umumnya
memiliki prognosis baik dan tidak berhubungan dengan peningkatan risiko
perikarditis relaps atau tamponade jantung.20 Terdapat beberapa faktor risiko
terjadinya komplikasi setelah episode perikarditis akut, yaitu penggunaan
kortikosteroid terlalu dini, kurangnya kolkisin, respons NSAID tidak adekuat,
dan peningkatan high sensitivity CRP.20 Sebanyak 1-2% pasien perikarditis akut
dapat mengalami komplikasi tamponade jantung. Setelah episode pertama
perikarditis akut, 15-30% pasien dapat mengalami perikarditis relaps. Pasien yang
pernah mengalami perikarditis relaps memiliki peluang 2550% untuk kembali
mengalami relaps. Sebagian kecil pasien perikarditis relaps dapat mengalami
perikarditis konstriktif yang bersifat reversibel ataupun perikarditis konstriktif kronik
yang membutuhkan perikardiektomi.
f. Patofisiologi
Proses radang yang terjadi dapat menimbulkan penumpukan cairan
efusi dalam rongga pericardium dan kenaikan tekanan intracardial,kenaikan tekanan
tersebut akan mempengaruhi daya kontraksi jantung,akhirnya menimbulkan proses
fibrotic dan penebalan pericardial,lama kelamaan terjadi kontriksi pericardial dengan
pembentukan cairan,jika berlangsung secara kronis menyebapkan fibrosis dan
klasifikasi.
Karena dekatnya proximal perikardium dengan beberapa
struktur seperti pleura, paru-paru, sternum, diafragma dan miokardium, perikarditis
mungkin diakibatkan oleh inflamasi atau proses peradangan / infeksi.
Penyebab yang lain yaitu idiophatic, virus dan dapat didiagnosa dengan
baik. Adanya agent menyebabkan inflamasi pericardial dan kerjanya
meluas sampai terjadi iritasi. Kondisi dibawah normal bila naiknya volume
ciaran di atas 50 ml dalam kantong perikardial.
Ketika terjadi injury, exudat fibulu, sel darah putih dan endothelial sel
dilepaskan untuk menutupi lapisan parietal dan viseral perikardial. Gesekan antara
lapisan pericardial menyebabkan iritasi dan inflamasi sekeliling pleura dan jaringan.
Exudat fibrin mungkin lokasinya hanya pada satu tempat di jantung
atau mengisi ke seluruh tempat. Perikarditis akut dapat menjadi
kering atau obstruksi vena-vena jantung dan drainage limpha, menyebabkan
rembesan fibrin exudat dan serous cairan di kantong perikardial yang mana
dapat menyebabkan terjadinya efusi purulent
g. Pengobatan
3. Efusi Perikardial
a. Definsi
Efusi perikardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium.
Cairan dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau hemoperikardium.
b. Etiologi
Penyebab efusi perikardium antara lain:
Inflamasi perikardium (perikarditis), sebagai respons penyakit, trauma, atau
gangguan inflamasi lain di perikardium.
Penyebab spesifik:
Infeksi virus, bakteri, jamur dan parasit
Inflamasi idiopatik
Inflamasi akibat operasi jantung dan heart attack (sindrom Dressler)
Gangguan autoimune, seperti arthritis reumatoid atau lupus
Akibat gagal ginjal (uremia)
Hypothyroidism
HIV/AIDS
Metastasis, khususnya kanker paru, kanker payudara, leukemia, limfoma
non-Hodgkin atau penyakit Hodgkin
Terapi radiasi atau kemoterapi
Trauma atau luka tusuk di dekat jantung.
c. Manifestasi Klinis
Gejala umum
Penderita efusi perikardial tanpa tamponade sering asimtomatik, kurang dari 30%
penderita menunjukkan gejala seperti nyeri dada, ortopnea atau disfagia. Biasanya
gejala berupa dada seperti ditekan dan terasa sakit, sesak napas, mual, sulit
menelan, perut terasa penuh. Jika menyebabkan tamponade jantung timbul
kebiruan pada bibir, syok, perubahan status mental 7,20
Manifestasi pada efusi perikardial tidak signifikan secara klinis sampai cairan
yang menumpuk sudah mulai menekan miocardium, penekanan miocardium ini
menyebabkan penurunan curah jantung dan aliran vena balik.
Pemerikasaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, tampak vena jugularis terbendung, suara jantung
terdengar jauh, tekanan nadi mengecil, dan takikardia
d. Komplikasi
Tamponade Jantung
e. Pengobatan
Analgetik dan anti-inflamasi
Antibiotik
Perikardiosentesis
f. Patofisiologi
Pada kasus efusi perikardial metastasis pericardial multipel lebih sering dijumpai
pada pericardium parietalis dibandingkan dengan pericardium viseralis. Tumor ini
secara langsung dapat mensekresi cairan (eksudat), tetapi dapat juga menghalangi
aliran limfe. Adanya tumor, timbunan cairan serta penebalan perikardium akan
mengganggu gerak jantung. Penimbunan cairan akan mengganggu pengisian
diastolik ventrikel kanan sehingga menurunkan isi sekuncup (stroke
volume).
Hal ini diimbangi oleh mekanisme kompensasi berupa takikardia dan peningkatan
kontraksi miokardium. Tetapi jika mekanisme kompensasi ini dilewati, curah
jantung (cardiac output) menurun maka akan terjadi gagal jantung, syok sampai
kematian. Berapa jumlah cairan agar dapat menimbulkan keadaan ini tergantung
dari kecepatan pembentukan cairan dan distensibilitas perikardium. Perikardium
dapat terinfeksi mikobakterium TB secara hematogen, limfogen ataupun
penyebaran langsung Perikarditis TB sering terjadi tanpa TB paru maupun TB di
luar paru lain.
Penyebaran tersering karena infeksi di nodus mediastinum, secara langsung
masuk ke perikardium, terutama di sekitar percabangan trakeobronkial.. Protein
antigen mikobakterium TB menginduksi delayed hypersensitive response dan
merangsang limfosit untuk mengeluarkan limfokin yang mengaktifasi makrofag
dan mempengaruhi pembentukan granuloma.
Bila volume cairan melebihi "penuh" di tingkat perikardium itu, efusi perikardial
mengakibatkan tekanan pada jantung dan terjadi Cardiac Tamponade
(tamponade jantung) yaitu terjadinya kompresi jantung akibat darah atau cairan
menumpuk di ruang antara miokardium (otot jantung) dan perikardium (kantung
jantung). Kompresi tersebut menyebabkan fungsi jantung menurun. Tamponade
jantung yang merupakan kompresi jantung yang cepat atau lambat, akibat
akumulasi cairan, pus, darah, bekuan atau gas di perikardium; menyebabkan
peningkatan tekanan intraperikardial yang sangat mengancam jiwa dan fatal
jika tidak terdeteksi
4. Constrictive (chronic) carditis
a. Definisi
Peradangan kronis selama berbulan-bulan atau menghabiskan-tahun. Suatu
penyakit yang terjadi karena adanya penebalan pada perikardium akibat adanya
inflamasi yang terjadi sebelumnya sehingga luas ruangan jantung berkurang.
b. Etiologi
Penderita perikarditik konstriktif tampak seperti mengalami gagal jantung kronik.
Keluhan disebabkan oleh penurunan curah jantung seperti lelah, takikardia dan
bengkak.Pemeriksaan jasmani menunjukkan tanda gagal jantung kanan seperti
tekanan vena jugularis meninggi dengan tanda kusmaul (peninggian tekanan vena
julgularis saat inspirasi) pembesaran hati, asites, dan edema tungkai.
c. Gejala
Rasa sakit yang menusuk di bagian tengah atau kiri dada
Rasa sakit semakin parah ketika menarik napas panjang
Napas memendek saat sedang berbaring
Jantung berdetak tidak beraturan (palpitasi atau takikardia)
Demam, apabila peradangan disebabkan oleh infeksi
Tubuh melemah dan lebih mudah lelah
Batuk kering
Pembengkakan di bagian perut atau kaki
d. Patofisiologi
Adanya proses inflamasi dan sekunder dari fenomena infeksi pada perikarditis
akan memberikan respon. Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi
cairan ke kantong perikardium. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan permeabilitas vaskuler, sehingga kandungan protein, termasuk
fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan meningkat. Peningkatan perpindahan
leukosit dapat terjadi pada perikarditis purulenta. Perdarahan akibat trauma
tembus juga merupakan penyebab yang mungkin. Perubahan patologis selanjutnya
yang terjadi berupa terbentuknya jaringan parut dan perlengketan disertai
kalsifikasi dari lapisan perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan
perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat akan menghambat
pengembangan volume jantung pada fase diastolik. Pada kondisi lain,
terakumulasinya cairan pada pericardium dimana sekresi melebihi absorpsi
menyebabkan suatu efusi perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium
dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap
masuknya darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan tamponade jantung.
e. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari perikarditis kronik konstruktif adalah keluhan berupa rasa
lelah, dispnea saat beraktifitas,morptopnea ( napas pendek yang terjadi pada posisi
berbaring karena pengaruh gaya gravitasi ) dan keluhan gagal jantung
lainnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis,
bunyi jantung melemah, dapat terdengar pericardial knock, pulsus, paradoksus (
Pengecilan amplitudo denyut nadi yang tajam selama inspirasi ),
hepatosplenomegali, ikterus, ascites ( penimbunan cairan secara abnormal
dirongga peritoneum ) dan edema.
f. Komplikasi
Endokarditis Akut
Endokarditis akut adalah kondisi dimana spesies bakteri yang agresif masuk ke aliran
darah dan menginfeksi katup jantung yang sebelumnya dalam keadaan normal. Bakteri
atau kuman pun berkembang biak di dalam jantung dan memaparkan kembali gumpalan
bakteri kecil ke aliran darah hingga masuk ke organ-organ vital lainnya seperti paru-
paru, ginjal, dan otak.
Orang-orang yang menggunakan jarum suntik tidak steril memiliki risiko paling besar
terkena endokarditis akut. Kondisi ini bahkan sangat mengancam jiwa apabila tidak
segera diberikan perawatan dalam enam minggu setelah terpapar infeksi.
Endokarditis Subakut
Infeksi yang lebih parah dan serius akibat salah satu kelompok viridans streptokokus
(Streptococcus sanguis, mutans, mitis atau milleri) hidup di mulut atau tenggorokan.
Bakteri tersebut kemudian masuk ke aliran darah dan menyebabkan katup jantung
abnormal atau katup jantung menyempit dan bocor.
3. Etiologi
streptococcus viridans ( endokarditis subakut )
streptococcus aurens ( endokarditis akut )
streptococcus faccalis
jamur
virus
kandida
kelainan katup jantung
penyakit jantung rematik, katup aorta bicuspid, katup buatan, kelainan jantung
bawaan, penggunaan kateter vena sentral dan pemberian nutrisi parenteral yang
lama
4. Patofisiologi
2
5. Gejala
ENDOKARDITIS AKUT :
Panas tinggi dan menggigil
Bising jantung paru
Abses paru
Mata : perdarahan retina, buta, edoftalmitis
Stenosis aorta
Stenosis katup aorta bisa timbul akibat bermacam-macam keadaan : Pertama yaitu
kelainan kongential, seperti katup aorta bikuspid dengan lubang yang kecil serta katup
aorta unikuspid, biasanya menimbulkan gajala-gejala dini. Kedua disebabkan oleh
perkapuran, dimana merupakan penyebab tersering dan sering diderita orang tua. Pada
keadaan ini separuh penderita memiliki katup aorta bikuspid serta kongenital tanpa
hipoplasia, sedangkan sisanya memiliki katup aorta trifoliat. Pengkapuran katup timbul
pada setiap jenis stenosis, termasuk bentuk kongenital yang menjadi simtomatik pada
dewasa muda.
3. Patofisiologi
Stenosis mitral
Stenosis mitral akan menyumbat aliran darah ke ventrikelkiri, sehingga meningkatkan
tekanan atrium kiri sesuai derajat stenosisnya. Peningkatan yang terjadi dapat
menyebabkan hambatan venous return ke atrium kiri, sehingga meningkatkan tekanan
vaskuler paru dan jantung. Peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler paru memaksa
cairan masuk dalam alveoli dan ronggainterstitial menyebabkan terbentuknya suatu
kongesti pulmoner. Sekret yang ditimbulkan vena brochialis yang tersumbat
akanmengumpul pada bronkiolus-bronkiolus sehingga menyebabkan peningkatan
tahanan jalan nafas. Sebagai suatu mekanisme kompensasi, vasokonstriksi pulmonal
muncul. Hal ini menyebabkan tekanan di ventrikel kanan meningkat dan menghasilkan
hipertrofi ventrikel kanan.Peningkatan tekanan pulmonal juga dapat mengakibatkan
pulmonary arterial hypertension oleh karena terbentuknya hipertofi medial dan
penebalan intima pada arteriol pulmonalis dan terjadi kegagalan fungsi ventrikel kanan
sehingga aliran darah ke paru dan aliran darah ke sistemik berkurang. Pengurangan
cardiac output yang drastis, maka dapat terjadi kegagalan organ seperti ginjal, hepar,
syok dan asidosis metabolik. Kegagalan pada ventrikel kanan juga menghasilkan
kongesti vena sistemik yang berakibat hepatomegali, asites dan edema tungkai.
K. Miokarditis
1. Definisi
Miokarditis adalah kondisi di mana terjadi peradangan atau inflamasi pada otot jantung
(miokardium). Otot ini bertanggung jawab pada fungsi jantung dalam memompa darah
ke seluruh organ tubuh. Ketika otot ini mengalami peradangan, maka fungsi jantung
dalam memompa darah pun akan terganggu.
Miokarditis ringan dapat lebih mudah sembuh, baik dengan atau tanpa perawatan.
2. Etiologi
Virus
Bakteri
Parasit
Jamur
Obat-obatan
Zat kimia/radiasi
Penyakit autoimun
3. Patofisiologi
Patofisiologi miokarditis melibatkan sistem imun inang dan juga patogen eksternal yang
keduanya akan memicu peradangan pada miokard. Miokarditis dapat disebabkan oleh
infeksi (virus, bakteri, protozoa), ataupun agen noninfeksi (toksin, autoimun). Namun,
penyebab yang tersering adalah infeksi virus dan postviral immune-mediated response.
Miokarditis secara klasik disebabkan oleh invasi patogen ke miokardium. Patogen yang
paling banyak menyebabkan miokarditis adalah virus yang bermigrasi ke otot jantung
melalui jalur hematogen atau limfogen. Virus dapat masuk ke dalam sel target melalui
reseptor spesifik atau melalui kompleks reseptor. Masuknya virus ke dalam miosit dapat
menyebabkan kerusakan direk. Selain itu, proliferasi virus dan interaksi virus dengan
sistem imun akan menyebabkan kerusakan indirek pada miosit.
4. Gejala
Sakit dada
Sesak napas
Pembengkakan (biasanya pada tungkai)
Demam
Kematian mendadak (umumnya pada remaja)
Jantung berdebar
5. Manifestasi Klinis
o Lemas
o Demam
o Kehilangan nafsu makan
o Diare
o Kehilangan nafsu makan
o Ruam
o Batuk kronis
o Mengalami kesulitan bernapas
o Sakit pada perut
6. Komplikasi
Stroke
Gagal jantung
Henti jantung
7. Pengobatan
Penggunaan antibiotik atau obat anti-inflamasi untuk mengurangi peradangan.
Gunakan diuretik untuk mengurangi kelebihan air dalam tubuh.
Kurangi makan makanan yang bergaram.
Batasi mobilisasi.
Obat-obatan untuk mengurangi beban jantung dan membuang cairan berlebih, yang
meliputi:
Ventricular assist devices (VAD). VAD adalah alat yang dipasang pada bilik jantung
(ventrikel) dan berfungsi untuk memompa darah.
Pompa balon intra-aorta. Penanaman alat berupa balon pada pembuluh darah arteri
utama (aorta).
Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Alat yang dipasangkan pada tubuh
ini berfungsi untuk membantu memasok oksigen dan membuang karbon dioksida
dari dalam tubuh.
L. Kardiomiopati
1. Definisi
Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang
menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi secara memadai.
Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui
dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan
(congenital), hipertensi atau penyakit katup.1-7 Kardiomiopati yang secara harfiah berarti
penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung
untuk memompa darah dan berdenyut secara normal.
2. Klasifikasi
Kardiomiopati Dilatasi
Kardiomiopati Dilatasi (dilated cardiomyopathy / DCM ) menyebabkan
pembesaran ventrikel kiri (LV) sering juga ventrikel kanan (RV), dan sering
terjadi hipokinesia masif dan global bukan regional, yang lebih menunjukkan
penyakit jantung koroner (PJK).
Kardiomiopati Hipertrofik
Merupakan penyakit yang ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri yang khas
tanpa adanya dilatasi ruang ventrikel dan tanpa penyebab yang jelas sebelumnya.
Kardiomiopati Restriktif
Kardiomiopati restriktif (restrictive cardiomyopathy / RCM) menyebabkan
miokardium menjadi rigid, kaku, dan menebal, biasanya terjadi akibat disfungsi
infiltrasi miokardium oleh zat-zat abnormal atau fibrosis.
3. Etiologi
Kardiomiopati Dilatasi
Etiologi kardiomiopati dilatasi tidak diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan ada
hubungannya dengan beberapa hal seperti pemakaian alkohol berlebihan, graviditas,
hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan autoimun, bahan kimia dan fisik
Etiologi penyakit ini tidak diketahui. Kardiomiopati sering ditemukan pada amiloidosis,
hemokromatis, defosit glikogen, fibrosis endomiokardial, eosinofilia, fibro-elastosis dan
fibrosis miokard dengan penyebab yang berbeda.
Kardiopati Hipertrofik
Etiologi kelainan ini tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor genetik, familiar,
rangsangan katekolamin, kelainan pembuluh darah koroner kecil. Kelainan yang
menyebabkan iskemia miokard, kelainan konduksi atrioventrikuler dan kelainan
kolagen.
4. Patofisiologi
Kardiomiopati Dilatasi Bentuk kardiomiopati yang paling sering terjadi. Ditandai
dengan adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan
penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan stasis darah dalam ventrikel.
Pada pemeriksaan mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya jumlah elemen
kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol yang berlebihan sering berakibat
kardiomiopati jenis ini.
Kardiomiopati Restriktif Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori
paling sering terjadi. Bentuk ini ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan
tentu saja volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan
amiloidosis (dimana amiloid, suatu protein, tertimbun dalam sel) dan penyakit
infiltrasi lain.
Kardiomiopati hipertrofik Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada
kardiomiopati hipertrofi, massa otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang
septum. Terjadi peningkatan ukuran septum yang dapat menghambat aliran darah
dari atrium ke ventrikel, selanjutnya, kategori ini dibagi menjadi obstruktif dan
nonobstruktif.
5. Gejala
Mudah lelah dan merasa lemah
Mengalami sesak napas paling sering saat berolahraga
Merasa pusing
Terasa sakit di dada
Jantung berdebar
Pingsan secara mendadak
Tekanan Darah Tinggi
Terjadi pembengkakan di kaki
6. Komplikasi
Gagal jantung
Penggumpan darah
Henti jantung
Gangguan katup jantung
7. Manifestasi
Kardiomiopati Dilatasi
Kardiomiopati Restrikstif
Kardiomiopati Hipertrofik
8. Pengobatan
Pembatasan garam dan pemberian diuretic dilatasi untuk mengurangi volume
diastolic akhir. Terapi yang lain untuk gagal jantung mungkin diperlukan.
Diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan embolus. Sebagai contoh,
warfarin, heparin, dan obat baru, ximelagatran. Temuan terbaru memperlihatkan
bahwa ximelagatran memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan obat lain dan
pemantauan mungkin tidak diperlukan sebagai obat keras. Ximelagataran sedikit
diketahui berinteraksi dengan makanan atau obat lain.
Penyekat beta diberikan untuk kardiomiopati hipertrofik dengan tujuan menurunkan
kecepatan denyut jantung, sehingga waktu pengisian diastolic meningkat. Obat –
obat ini juga mengurangi kekakuan ventrikel.
Dapat diusahakan reseksi bedah pada bagian miokardium yang mengalami
hepertrofi.
Penyekat saluran kalsium tidak digunakan karena dapat semakin menurunkan
konraktilitas jantung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler yaitu suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah
keseluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta
mengangkut semua zat buangan.
Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan.Di seluruh dunia,jumlah penderita
penyakit ini terus bertambah.Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang
kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.Angka harapan
hidup yang semakin meningkat ditambah peningkatan golongan usia tua semakin
memperbesar jumlah penderita penyakit jantung yang sebagian besar diderita oleh orang
tua.
B. Saran
Dengan beberapa uraian tentang penyakit pada sistem pernafasan, tanda dan gejala,
patofisiologi penyakit diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca dan juga
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson I.P, Ward, T.P.J, 2010. The Cardiovascular System at a Glanc. Alih Bahasa:
Surapsari, J.D, Jakarta: Penerbit Erlangga.
McCance, K. and Huether, S.E. Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease in Adults
and Children, 3rd ed., Mosby, St. Louis, MO, 1998.
Porth, C.M. Heart failure and circulatory shock, in Pathophysiology: Concepts of Altered
Health States, 5th ed., Lippincott, Philadelphia, 1998, pp. 427–456.