Anda di halaman 1dari 18

HAK ASASI MANUSIA MENURUT UUD 1945

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan

Dosen : Dr. H. Munawar Rois, M.Pd.

Disusun Oleh :
Salma Falah Zamakhsyari
Titi Ariyanti S.
Virda Lestari Sanda
Widi Nur Aulia

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam selalu kita curahkan
kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.
Alhamdulillah kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini
yang berjudul Hak-Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945 sebagai tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Cianjur, 05 Desember 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

2
Halaman
Kata Pengantar.......................................................................................... 1
Daftar Isi .................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.3. Tujuan Penulisan................................................................... 5
1.4. Manfaat ................................................................................ 5
1.5. Metode penelitian ................................................................. 5
1.6. Metode penulisan ................................................................. 5
1.7. Sistematika penulisan ........................................................... 5
BAB II : TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian ..................................................................... 6

BAB III : PEMBAHASAN


3.1. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945 .............................. 9
3.1.1. Hubungan antara Hak Asasi Manusia dengan UUD 1945 .... 10
3.1.2. Contoh pelanggaran HAM di Indonesia ............................ 11

3.1.3. Cara Mengatasi ...................................................................... 14

BAB IV : PENUTUP

4.1. Kesimpulan ................................................................................ 16

4.2. Saran-Saran ................................................................................ 17

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

3
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap
manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan
hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah
sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi
ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari
pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita
hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan
atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah
merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.
Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
Hak asasi manusia pada prinsipnya merupakan hak yang universal, akan
tetapi dalam pelaksanaannya di masing-masing negara disesuaikan dengan kondisi
politik dan social budaya masing – masing negara. Indonesia sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat memiliki Ideologi Pancasila dan Konstitusi UUD 1945

4
yang menjadi batasan sekaligus berisi pengakuan terhadap hak asasi manusia.
Seberapa jauh nilai – nilai hak asasi manusia terkandung dalam Pancasila dan
UUD 1945 dapat dijadikan barometer Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
mengakuai dan menghargai hak asasi manusia. Hal ini mengingat Piagam PBB
yang memuat pengakuan dan perlindungan HAM baru lahir pada tahun 1948
sesudah lahirnya NKRI pada tahun 1945. Meskipun tidak diatur secara khusus
ketentuan tentang HAM pada UUD 1945 sebelum amandemen ke dua, bukan
berarti dalam UUD 1945 tidak mengakomodir ketentuan tentang HAM. Jika
dilihat dari lahirnya UUD 1945 lebih dulu lahir daripada Deklarasi HAM tahun
1948.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia
1.2.2. Mengetahui berbagai macam Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945
1.3 Tujuan Penulisan

Inti tujuan yang hendak dicapai melalui penyusunan makalah ini adalah agar
kita selaku Guru dan calon guru mengetahui apa saja Hak Asasi Manusia Menurut
UUD 1945. Penyusunan makalah ini diperuntukan untuk memenuhi tugas mata

5
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disamping itu, makalah ini
diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua selaku calon
pendidik atau seorang guru.

1.4. Manfaat
1. Sebagai wacana bagi pelajar
2. Sebagai wacana awal bagi penelitian yang selanjutnya
1.5. Metode Penelitian
Dalam Makalah ini, menggunakan metode penelitian melalui buku, dan
akses Internet
1.6. Metode Penulisan
Makalah yang berjudul “Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945” ini
disusun dengan menggunakan mencari referensi yang bersifat kualitatif data
dikumpulkan melalui buku-buku langsung dan akses internet.
Metode ini dilakukan atau disusun secara bertahap, mengingat sulitnya mencari
buku-buku sumber atau referensi yang di dalamnya memuat judul makalah di atas.
1.7.Sistematika Penulisan
Untuk mengenal lebih jauh tentang pembahasan “Hak Asasi Manusia
Menurut UUD 1945” di upayakan makalah ini akan disajikan dengan sistematika
sbb: Pembicaraan dimulai dari Bab I. Bab II yang memuat Tinjauan Teori, Bab III
yang memuat pembahasan dan Bab IV yang memuat penutup makalah sebagai
pertanggungjawaban penulis.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia atau sering kita sebut sebagai HAM adalah terjemahan
dari istilah human rights atau the right of human. Secara terminologi istilah ini
artinya adalah Hak-Hak Manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian
istilah Hak Asasi Manusia (HAM) lebih sering digunakan dari pada pemakaian
Hak-hak Manusia. Di Indonesia hak-hak manusia pada umumnya lebih dikenal
dengan istilah “hak asasi” sebagai terjemahan dari basic rights (Inggris)

6
dangrondrechten (Belanda), atau bisa juga disebut hak-hak fundamental (civil
rights). Istilah hak-hak asasi secara monumental lahir sejak keberhasilan Revolusi
Perancis tahun 1789 dalam “Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen”
(hak-hak asasi manusia dan warga negara Perancis), dengan semboyan Liberte,
Egalite, Fraternite. Istilah HAM berkembang sesual dengan perkembangan zaman.
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak  yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung
tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan,
keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar HAM seseorang bertentangan
dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah
organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas
HAM. Hak asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang
dimiliki setiap pribadi manusia sebagai  anugerah tuhan yang dibawa sejak
lahir. Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari tuhan kepada makhluknya, hak asasi
tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak
dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal
itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai
kemanusiaan. Walau demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi
manusia dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi
orang lain. Memperjuangkan hak sendiri sampai-sampai mengabaikan hak orang
lain, ini merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa
hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain. Hak asasi
manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia secara kodrati
sebagai anugerah dari tuhan, mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan
dan hak memiliki sesuatu. Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada
pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan memiliki derajat dan
martabat yang sama.dengan pengakuan akan prinsip dasar tersebut,setiap manusia
memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia. jadi,kesadaran akan adanya
hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah
sama dan sederajat.

7
Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:
a.       Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;
b.      Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c.       Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta
d.      Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga


keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya
menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi
kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur
Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara. Berdasarkan beberapa
rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi
pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945


A. Pengertian
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 hak untuk menentukan nasip
sendiri 1 “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskann karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.” Pengakuan bahwa kemerdekaan adalah “hak
segala bangsa” adalah pengakuan HAM kolektif dari satu bangsa untuk hidup
bebas dari segala penindasan oleh bangsa lain. Pegakuan ini menegaskan
kedudukan yang sejajar semua bangsa di dunia karena penjajahan pada dasarnya
adalah bertentangan dengan “peri kemanusiaan dan peri keadilan”.2
            Alinea kedua pembukaan menyebut Indonesia sebagai negara yang “adil”
dan “makmur”. Kekuasaan  hendaklah dijalankan dengan adil, artinya negara
tidak dapat bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Prinsip negara
hukum mengakui adanya asas legalitas, yaitu tindakan aparatur negara haruslah
didasarkan pada hukum dan bukan didasarkan pada kekuasaan.

9
            Alinea ketiga menyebutkan hasrat bangsa Indonesia untuk “berkehidupan
kebangsaan yang bebas”, yang menekankan HAM kolektif yang dimiliki sebuah
bangsa.
            Alinea keempat pembuakaan menegaskan tujuan pembentukan
pemerintahan negara Indonesia untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”, dan ini
memuat pula intisari doktrin HAM.3 Pada alinea ini merupakan pengakuan dan
perlindungan hak-hak asasi dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.

3.1.1 Hubungan antara Hak Asasi Manusia dengan UUD 1945


Hubungan HAM dengan UUD 1945 dapat diterjemahkan dalam moral bangsa
sebagai berikut :
(a). Kebijaksanaan harus diarahkan pada kebijaksanaan politik dan hokum,
dengan perlakuan serta hak dan kewajiban yang sama bagi siapapun, perorangan
atau kelompok yang berada di dalam batas wilayah NKRI.    
(b). Kebijaksanaan Ekonomi dan Kesejahteraan, dengan kesempatan serta beban
tanggungjawab yang sama, bagi siapapun yang ingin berusaha atas dasar
persaiangan yang sehat.
(c). Kebijaksanaan Pendidikan dan Kebudayaan, dengan kebebasan serta batasan
– batasan yang perlu menjaga ketahanan dan pertahanan mental terhadap anasir
dan eksploitasi dari dalam dan luar negeri.
(d). Kebijaksanaan luar negeri, meningkatkan kehormatan bangsa yang merdeka
yang bias mengatur diri sendiri, serta mampu menyumbang pada hubungan baik
antara bangsa – bangsa di dunia.

10
3.1.2 Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia
A. PELANGGARAN  HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
termasuk aparat negara, baik disengaja ataupun tidak, atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi atau mencabut HAM yang telah
dijamin oleh undang-undang, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar. Pelanggaran HAM
tergolong berat, baik berupa kejahatan genosida dan kemanusiaan. Sedangkan
pelanggaran selain dari keduanya tergolong ringan. Untuk menyikapi kejahatan
dan pelanggaran HAM, berdasarkan hukum internasional dapat digunakan
retroaktif, diberlakukan pasal tentang kewajiban untuk tunduk pada pembatasan
yang ditetapkan dalam undang-undang, seperti tercantum dalam pasal 28 J ayat 2
UUD 1945.

B. Contoh atau Bukti Pelanggaran HAM


Tragedi Tanjung priok
Tragedi ini terjadi pada September 1984. Saat itu hampir tengah malam,
tiga orang juru dakwah, Amir Biki, Syarifin Maloko dan M. Nasir berpidato
berapi-api di jalan Sindang Raya, Priok.
Mereka menuntut pembebasan empat pemuda jamaah Mushala As-Sa’adah
yang ditangkap petugas Kodim Jakarta Utara. Empat pemuda itu digaruk tentara

11
karena membakar sepeda motor Sertu Hermanu. Anggota Babinsa Koja Selatan
itu hampir saja dihajar massa jika tak dicegah oleh seorang tokoh masyarakat di
sana. Ketika itu, 7 September 1984, Hermanu melihat poster ”Agar para wanita
memakai pakaian jilbab.’ Dia meminta agar poster itu dicopot. Tapi para remaja
masjid itu menolak. Esoknya Hermanu datang lagi, menghapus poster itu dengan
koran yang dicelup air got. Melihat itu, massa berkerumun, tapi Hermanu sudah
pergi.

Maka beredarlah desas-desus ada sersan masuk mushola tanpa sepatu dan
mengotorinya.Massa
rupanya termakan isu itu. Terjadilah pembakaran sepeda motor itu.
Maka, pengurus Musholla pun meminta bantuan Amir Biki, seorang tokoh
di sana agar membebaskan empat pemuda yang ditahan Kodim itu. Tapi ia gagal,
dan berang. Ia lantas mengumpulkan massa dijalan Sindang Raya dan bersama-
sama pembicara lain, menyerang pemerintah. Biki dengan mengacungkan badik,
antara lain mengancam RUU Keormasan.
Pembicara lain, seperti Syarifin Maloko, M. Natsir dan Yayan, mengecam
Pancasila dan dominasi Cina atas perekonomian Indonesia. Di akhir pidatonya
yang meledak-ledak, Biki pun mengancam, ”akan menggerakkan massa bila
empat pemuda yang ditahan tidak dibebaskan.” Ia memberi batas waktu pukul
23.00. Tapi sampai batas waktu itu, empat pemuda tidak juga dibebaskan.
Maka, Biki pun menggerakkan massa. Mereka dibagi dua; kelompok pertama
menyerang Kodim. Kelompok kedua menyerang toko-toko Cina. Bergeraklah dua
sampai tiga ribu massa ke Kodim di jalan Yos Sudarso, berjarak 1,5 Km dari
tempat pengerahan massa.Biki berjalan di depan. Tapi di tengah jalan, depan
Polres Jakarta Utara, mereka dihadang petugas. Mereka tak mau bubar. Bahkan
tak mempedulikan tembakan peringatan. Mereka maju terus,
menurut versi tentara, sambil mengacung-acungkan golok dan celurit.
Masih menurut sumber resmi TNI, Biki kemudian berteriak, Maju…serbu…’ dan
massa pun menghambur. Tembakan muntah menghabiskan banyak sekali nyawa.
Biki sendiri tewas saat itu juga. Keterangan resmi pemerintah korban yang mati

12
hanya 28 orang. Tapi dari pihak korban menyebutkan sekitar tujuh ratus jamaah
tewas dalam tragedi itu.Setelah itu, beberapa tokoh yang dinilai terlibat dalam
peristiwa itu ditangkapi; Qodir Djaelani, Tony, Ardy, Mawardi, Noor, Oesmany,
dan Al-Hamidy.
Ceramah-ceramah mereka setahun sebelumnya terkenal keras; menyerang
kristenisasi, penggusuran, Asaa Tunggal Pancasila, Pembatasan Izin Dakwah, KB,
dan dominasi ekonomi oleh Cina. Empat belas jam setelah peristiwa itu,
Pangkopkamtib LB Moerdani didampingi Harmoko sebagai Menpen dan Try
Sutrisno sebagai Pangdam Jaya memberikan penjelasan pers. Saat itu Benny
menyatakan telah terjadi penyerbuan oleh massa Islam di pimpin oleh Biki,
Maloko dan M. Natsir. Sembilan korban tewas dan 53 luka-luka, kata Benny.
Contoh yang lainnya yaitu:
1.      Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2.      Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu
mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada
setiap mahasiswa.
3.      Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap
para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir
jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4.      Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu
jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak,
sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan
bakatnya.
5.      Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang
artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang.
6.      Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika
masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses
hukum nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan
kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama.

13
7.      Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat
penganiayaan dari majikannya.
8.      Kasus pengguguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang
kawin diluar nikah.
3.1.3 Cara Mengatasi Pelanggaran HAM di Indonesia
1. Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan
upaya represif tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan
demokrasi harus ditegakkan.
2. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka
melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan
pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan
kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan
kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
3. Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi
melalui otonomi daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai
jawaban untuk mengatasi ketidakadilan tidak boleh berhenti, melainkan harus
ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas kekurangan yang selama ini masih
terjadi.
4. Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi
pelayan masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental, dan
kultural mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik
untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah.
Kemudian, perlu juga dilakukan penyelesaian terhadap berbagai konflik
horizontal dan konflik vertikal di tanah air yang telah melahirkan berbagai tindak
kekerasan yang melanggar HAM dengan cara menyelesaikan akar permasalahan
secara terencana, adil, dan menyeluruh.
5. Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan mendapatkan perlindungan
yang sama di semua bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus bangsa
harus mendapatkan manfaat dari semua jaminan HAM yang tersedia bagi orang

14
dewasa. Anak-anak harus diperlakukan dengan cara yang memajukan martabat
dan harga dirinya, yang memudahkan mereka berinteraksi dalam masyarakat.
Anak-anak harus mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka menumbuhkan
suasana fisik dan psikologis yang memungkinkan mereka berkembang secara
normal dan baik. Untuk itu perlu dibuat aturan hukum yang memberikan
perlindungan hak asasi anak.
6. Perlu adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan pengawasan
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan
HAM yang dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan pula sikap proaktif DPR untuk
turut serta dalam upaya perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan
HAM sesuai yang ditetapkan dalam Tap MPR No. XVII/MPR/1998.
7. Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu
diintensifkan pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain,
pemuatan HAM dalam kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai
dan aparat penegak hukum, dan pada pelatihan kalangan profesi hukum.
Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi
juga oleh suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok,
golongan, atau individu lainnya. Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan
pada pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara, sedangkan pelanggaran
HAM oleh warga sipil mungkin jauh lebih banyak, tetapi kurang mendapatkan
perhatian. Oleh sebab itu perlu ada kebijakan tegas yang mampu menjamin
dihormatinya HAM di Indonesia.
Hal ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2.Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.
BAB IV

PENUTUP

15
4.1. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh
proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari
dalam negeri maupun melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih
banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu perlu adanya dukungan dari
semua pihak, seperti masyarakat, politisi, akademisi, tokoh masyarakat, dan pers,
agar upaya penegakan HAM bergerak ke arah positif sesuai harapan kita bersama.
Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan
dan tidak perlu ada tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya.
Pembangunan bangsa dan negara pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi
hak-hak asasi warga negaranya. Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari
pemerintah, aparat penegak hukum, dan para elite politik agar penegakan HAM
berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan memastikan bahwa hak asasi
warga negaranya dapat terwujud dan terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi
kewajiban bersama segenap komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran
HAM di masa lalu tidak terulang kembali di masa kini dan masa yang akan
datang.

4.2 SARAN-SARAN

16
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyesuaikan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain. Dan kita juga harus membantu
negara dalam mencari upaya untuk mengatasi atau menanggulangi adanya
pelanggaran-pelanggaran HAM yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

17
(https://www.romadecade.org/)
http://eprints.ums.ac.id/23270/2/BAB_I.pdf

Buku Pendidikan Pancasila

18

Anda mungkin juga menyukai