Berdasarkan masalah yang dihadapi bidang Keperawatan RS Lasallian yaitu pasien
mengeluh perilaku perawat kurang ramah dan kurang peduli, infeksi nosokomial tinggi, dan KTD dan KNC tinggi. Dengan adanya masalah-masalah tersebut dapat berdampak pada kualitas pelayanan rumah sakit.
1. Masalah perilaku perawat kurang ramah dan kurang peduli
Caring merupakan sikap dan perilaku perawat terhadap pasien dalam melakukan asuhan keperawatan. Caring adalah cara memelihara suatu hubungan yang terkait dengan nilai, komitmen dan tanggung jawab diri sendir dan orang lain (Noviasari, 2019). Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pasien. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat. Penelitian Pambudi (2015) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan kepuasan pasien dalam artian bahwa semakin baik kualitas pelayanan maka kepuasannya akan meningkat dan menciptakan rasa loyal. Sebaliknya, jika kualitas pelayanan buruk maka kepuasan pasien juga akan semakin rendah. Kualitas pelayanan merupakan suatu kegiatan yang berupa pemberian layanan atau melayani pihak-pihak yang membutuhkan guna memenuhi kebutuhannya. Dimana pelayanan ditunjukkan untuk mencapai kepuasan pasien yang ditandai oleh berkurangnya keluhan dari pasien itu sendiri. Penyebab perilaku perawat yang kurang ramah dan kurang peduli di RS Lasallian karena kurangnya rasa caring dari dalam diri perawat itu sendiri dan memiliki SDM yang kurang serta kualitas pelayanan RS yang kurang. Penyelesaiannya adalah dengan cara perawat pelaksana mengikuti pelatihan sesuai dengan tindakan keperawatan, dimana hal tersebut dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang optimal dan pemahaman tentang standar asuhan keperawatan, mengembangkan jiwa luhur perawat yang ramah, perhatian, komunikatif, kerjasama, tanggung jawab). Rumah Sakit dapat memberikan pelatihan-pelatihan serta seminar bagi tenaga kesehatan agar dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan sebagai salah satu tindakan keperawatan dilakukan dengan benar, tepat, dan cepat. 2. Masalah infeksi nosokomial tinggi Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit yang bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter, serta pekerja atau pengunjung rumah sakit. Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial ini adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah (HIV/AIDS), menderita koma, cedera berat, luka bakar, atau syok, memiliki akses atau sering kontak dengan pasien yang sedang menderita penyakit menular tanpa APD yang sesuai SOP, mendapatkan perawatan dalam jangka panjang di ICU, memiliki riwayat mengonsumsi antibiotik dalam jangka panjang, menggunakan alat bantu pernafasan (ventilator), menggunakan infus. Kateter urin, ETT, menjalani operasi, seperti operasi jantung, operasi tulang, operasi penanaman peralatan medis (misalnya alat pacu jantung atau implan) (Alifariki, 2019). Alasan terjadinya masalah ini kemungkinan akibat pelaksanaan tindakan medis/keperawatan yang tidak sesuai dengan SOP serta SDM yang dimiliki kurang. Penyelesaiannya adalah dengan mencegah masalah ini bisa muncul kembali menurut Darmadi (2008), yaitu dengan cara : a. Cuci tangan Penting bagi semua orang yang berada di rumah sakit untuk mencuci tangan dengan cara yang benar sesuai rekomendasi WHO. b. Jaga kebersihan lingkungan rumah sakit Lingkungan rumah sakit perlu dibersihkan dengan cairan pembersih atau desinfektan. Lantai rumah sakit perlu dibersihkan sebanyak 2-3 kali per hari sementara dindingnya perlu dibersihkan setiap 2 minggu. c. Gunakan alat sesuai dengan prosedur Tindakan medis dan penggunaan alat atau selang yang menempel pada tubuh, seperti infus, alat bantu napas, atau kateter urine, harus digunakan dan dipasang sesuai SOP yang berlaku di tiap-tiap rumah sakit dan sarana kesehatan. d. Tempatkan pasien beresiko di ruang isolasi Penempatan pasien harus sesuai dengan kondisi dan penyakit yang diderita. Contohnya, pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang berpotensi untuk menularkan penyakit ke pasien lain akan ditempatkan di ruang isolasi. e. Gunakan APD (alat pelindung diri) sesuai SOP Staf dan setiap orang yang terlibat dalam pelayanan di rumah sakit perlu menggunakan alat pelindung diri sesuai SOP, seperti sarung tangan dan masker, saat melayani pasien.
3. Masalah KTD dan KNC tinggi
Kejadian tidak diharapkan (KTD) / adverse event yaitu insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis (Nursalam, 2014). Kejadian nyaris cedera (KNC) / near miss merupakan suatu insiden yang tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dapat terjadi karena keberuntungan, pencegahan, peringanan (Nursalam, 2014).