Anda di halaman 1dari 24

Sebutkan Prinsip-Prinsip Pokok Politik Luar Negeri Indonesia!

- Berdasarkan pernyataan yang telah


disampaikan oleh pemerintah pada tanggal 2 September 1948 di hadapan Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat, dapat kita temukan prinsip-prinsip pokok yang menjadi dasar politik luar
negeri Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Menjalankan politik damai.
2. Menjalin persahabatan dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai
dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negara masing-
masing.
3. Memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional untuk
menjamin perdamaian yang kekal.
4. Mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.
5. Membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada
piagam PBB.
6. Dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-
bangsa yang masih dijajah sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan, dan
perdamaian internasional itu tidak akan tercapai.
 Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi
terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut berlaku hukum asing
( internasional sepenuhnya)

A.PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL


Hidup negara juga sama layaknya hidup kita sebagai individu. Kita harus
berhubungan satu sama lain dalam menjalani hidup. Begitu pula dengan
suatu negara, Negara harus menjalin kerjasama dengan negara lainnya
untuk membuat kemajuan dan bertahan. Hubungan kerjasama ini disebut
dengan Hubungan Internasional. Berikut adalah pengertian hubungan
internasional menurut para ahli.  
HUBUNGAN INTERNASIONAL

Charles A. Mc Clelland
Hubungan Internasional merupakan studi tentang keadaan-keadaan
relevan yang mengelilingi interaksi.

Warsito Sunaryo
Hubungan Internasional merupakan interaksi antara jenis kesatuan-
kesatuan sosial tertentu, termasuk tentang keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi. Adapaun yang dimaksuda dengan kesatuan-
kesatuan sosial tertentu, bisa diartikan sebagai negara, bangsa maupun
organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional.

Tyge Nathiessen
Hubungan Internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena
itu komponen-komponen hubungan Internasional meliputi politik,
organisasi dan administrasi internasional serta hukum internasional.

Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri


RI (Renstra)
Hubungan Internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala
aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan
nasional negara tersebut.

Kesimpulan 
Hubungan internasional merupakan hubungan antarbangsa yang
melibatkan komponen negara yang bersifat internasional untuk
memperoleh keuntungan demi kemajuan negara yang terlibat.

B. SARANA HUBUNGAN INTERNASIONAL


Berikut adalah berbagai sarana yang dapat digunakan oleh negara yang
menjalin hubungan internasional menurut J. Fradhel :

a.Diplomasi
Diplomasi adalah segala bentuk kegiatan yang digunakan untuk
menentukan tujuan, dan memnggunakan kemampuan untuk mencapai
tujuan itu, menyesuaikan kepentingan naional dengan negara lain,
membuat tujuan nasional yang berjalan untuk kepentingan bangsa dan
negara, serta menggunakan sarana dan kesempatan sebaik-baiknya.

b. Propaganda
Propaganda adalah  usaha yang telah diatur secara sistematis dan
digunakan untuk mempengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan suatu
kelompok demi kepentingan masyarakat umum, bukan untuk
kepentingan pemerintahannya. Informasi dalam bentuk apapun dapat
dijadikan propaganda tanpa ada batasan media.

c. Ekonomi, Sosial, dan Budaya


Memanfaatkan sarana Ekonomi, sosial, dan budaya dapat membantu
menambah pemasukkan negara dan merupakan sarana yang sangat
efektif.

d. Kekuatan Militer
Sarana ini dapat meningkatkan kepercayaan suatu negara dalam
menghadapi berbagai ancaman dari negara lain. Juga diperlukan dalam
membentuk kesiapan bersama untuk menghadapi suatu kemungkinan
terjadinya hal yang tidak diinginkan.

C. ASAS-ASAS HUBUNGAN INTERNASIONAL


Menurut Hugo de Groot, hubungan negara mewujudkan kesederajatan
antar negara-negara yang terlibat di dalamnya, dan mewujudkan
kepentingan bersama untuk kemajuan. Dalam hubungan Internasional,
dikenal beberapa asas yang didasarkan atas daerah dan ruang lingkup
berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara masing-
masing.
Ada tiga asas dalam hubungan internasional yang saling memengaruhi,
yaitu :

a. Asas Teritorial
Asas teritorial didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Dalam
asas ini, semua orang dan semua barang di wilayahnya diatur oleh
hukum negara. Jadi, bagi sesuatu di luar wilayahnya maka akan berlaku
hukum internasional.

b. Asas Kebangsaan
Asas kebangsaan didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi
warga negaranya. Dalam asas ini, hukum dari negaranya akan berlaku
terhadap setiap warga negara dimanapun ia berada. Jadi asas ini akan
berlaku walaupun warga negara berada di wilayah asing (bukan wilayah
negaranya).

c. Asas Kepentingan Umum


Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan
menganut kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam asas ini,
Negara bisa menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa
yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak
terikat pada batas – batas wilayah suatu negara.

Ketiga asas ini sangat diperhitungkan dalam menjalin hubungan


internasional. Karena tanpanya akan timbul berbagai kekacauan
internasional, oleh sebab itu hubungan suatu negara dan negara lainnya
harus memiliki aturan dalam bentuk hukum internasional.

D. KERJASAMA INTERNASIONAL
Salah satu hasil dari hubungan internasional adalah terbentuknya suatu
kerjasama yang berlaku sampai batas yang disepakati. Kerjasama ini
dapat dilakukan di berbagai bidang kenegaraan. Namun secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi kerjasama bilateral, dan multilateral.

1. Kerja sama Bilateral


Kerjasama Bilateral adalah kerjasama yang menyangkut kepentingan
hubungan atar dua negara saja. Biasanya perjanjian hubungan ini bersifat
tertutup, artinya tidak di sebarluaskan secara internasional.
Contoh kerjasama bilateral Indonesia adalah perjanjian antara
pemerintahan RI dengan RRC pada tahun 1955, yaitu tentang
penyelesaian Dwi Kewarganegaraan.
2. Kerja sama Multilateral
Seperti namanya, kerjasama multilateral adalah kerjasama lebih dari dua
negara, hubungan internasional seperti ini biasanya bersifat terbuka.
Kerjasama ini bisa jadi tidak hanya mengatur kepentingan negara-negara
yang terlibat, namun juga kepentingan negara lain yang bukan peserta
dari perjanjian ini.
Contoh kerjasama multilateral negara Indonesia adalah Konvensi Wina
tahun 1961 tentang hubungan Diplomatik.

E. FAKTOR-FAKTOR DIBUTUHKAN HUBUNGAN INTERNASIONAL


Hubungan internasional dapat dilakukan suatu negara apabila ia telah
merdeka dan diakui oleh dunia. Petlunya hubungan internasional antar
negara secara umum terjadi karena 2 faktor berikut :
 Faktor Internal, yaitu adanya kekhawatiran karena terancam
kelangsungan hidupnya oleh negara lain.
 Faktor Eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak bisa
dihindari bahwa suatu negara takkan dapat berdiri sendiri tanpa
bantuan dan kerja sama dengan negara lain.

F. PENTINGNYA HUBUNGAN INTERNASIONAL


Seperti halnya manusia, setiap negara memiliki keunggulan masik-
masing, ada yang memiliki kelebihan dari segi finansial, ada yang
memiliki kekayaan sumber daya alam seperti Indonesia kita ini, dan
kelebihan lainnya. Kelebihan seperti ini akan sangat mempengaruhi
potensi negara dalam hubungan internasional.

Dalam kenyataannya tidak ada negara yang mampu hidup sendiri,


bahkan negara industri yang sangat maju sekalipun membutuhkan
negara-negara kecil lain untuk membantunya. Kebiasaanya negara
industri maju harus menyuplai bahan mentah dari negara berkembng.

Seiring berkembangnya teknologi, semua negara di dunia sudah menjalin


hubungan kerjasama dengan negara lain, namun tidak dapat dipungkiri
bahwa kemajuan yang terjadi di masing-masing negara tidak seimbang.
Menurut pendapat saya, mungkin ini terjadi karena perbedaan cara
mengelola dan mengatur strategi dalam menjalin kerjasama ini, bisa jadi
ada negara yang menjalin hubungan hanya untuk memakmurkan
kehidupan petinggi-petingginya saja, dan menjadikan hubungan ini
ladang korupsi. Namun negara yang sukses, mengandalkan hubungan ini
untuk mensejahterakan masyarakat umum tanpa adanya kebohongan
terhadap publik.

Salah satu institusi yang sangat berperan dalam


melaksanakan diplomasi adalah....
bisa di bantu jawab gak .. ??

Perwakilan Diplomatik yang terdiri dari Duta Besar (Ambassador) dan Duta
serta Kementerian Luar Negeri
Dalam Konvensi Wina tahun 1969, tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan bahwa dalam
pembuatan perjanjian internasional baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melakukan tahap-tahap:
a. Perundingan (negotiation)
Perundingan merupakan tahap awal proses pembuatan perjanjian internasional, yang dimaksudkan untuk mencapai
suatu kesepakatan antara pihak-pihak melalui wakil-wakilnya yang ditunjuk untuk m,engadakan perundingan.
Menurut tatacara yang berlaku yang dapat mewakili perundingan adalah kepala negara, menteri luar negeri atau
wakil diplomatiknya. Dapat juga diwakili orang lain yang mendapat surat kuasa penuh (full power). Perundingan ini
dapat dilakukan dalam acara resmi maupun tidak resmi. Cara ini sering disebut dengan istilah “corridor talk” atau
“lobbying” misalnya secara informal di waktu-waktu istirahat saling bertukar pikiran, saling mempengaruhi dan
lain-lain.
b. Penandatanganan (Signature)
Bagi traktat yang harus diratifikasi( melalui tiga tahap), penandatanganan hanya memberikan arti bahwa utusan-
utusan telah menyetujui teks dan bersedia menerima, serta akan meneruskannya kepada pemerintah yang berhak
menolak atau menerima traktat itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa penandatanganan ini masih bersifat sementara
dan masih harus disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
Namun bagi perjanjian yang melalui dua tahap, setelah penandatanganan dilakukan, perjanjian itu telah berlaku
sehingga memiliki kekuatan mengikat bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian.
Untuk perjanjian yang bersifat multilateral, penandatangan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta
yang hadir memberikan suara, kecuali ditentukan lain.
c. Pengesahan (ratification)
Perkataan ratifikasi berasal dari bahasa latin ratificare (pengesahan), sedangkan dalam bahasa Inggris sama dengan
confirmation ( penegasan /pengesahan). Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969 ratifikasi adakah perbuatan negara
yang dalam taraf internasional menetapkan persetujuannya untuk terikat pada suatu perjanjian internasional yang
sudah ditandatangani perutusannya. Pelaksanaannya tergantung pada hukum nasional negara yang bersangkutan.
Undang-Undang No 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian internasional membedakan pengertian
antara ratifikasi dan pengesahan. Pengesahan adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu
perjanjian internasional dalam bentuk ratifikasi(ratification), aksesi(accession), penerimaan(acceptance), dan
penyetujuan(approval). Jadi menurut UU ini, ratifikasi merupakan bagian dari pengesahan. Pemerintah Indonesia
akan mengesahkan suatu perjanjian internasional sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian internasional tersebut.
Ratifikasi mempunyai dua arti pokok, yaitu:
1) Persetujuan secara formal terhadap perjanjian yang melahirkan kewajiban-kewajiban internasional setelah
ditandatangani.
2) Persetujuan terhadap rencana perjanjian itu agar supaya menjadi suatu perjanjian yang berlaku bagi masing-masing
negara peserta.
Tujuan ratifikasi adalah memberikan kesempatan kepada negara-negara guna mengadakan peninjauan serta
pengamatan yang seksama apakah negaranya dapat diikat oleh perjanjian tersebut.

Pembatalan Perjanjian Internasional


Berdasrkan Konvensi Wina 1969 karena berbagai alasan suatu perjanjian dapat batal, antara lain :
a. Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan hukum nasionalnya
b. Adanya unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat.
c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain pada waktu pembentukan perjanjian.
d. Adanya unsur penyalahgunaan/kecurangan(corruption) melalui kelicikan atau penyuapan.
e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta.
f. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.

Isi/bunyinya:
 Pasal 11 ayat(1): Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan
Perang,membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain 

Sarana yang dipakai dalam politik luar negeri adalah hubungan diplomasi
melalui kerjsama bilateral, multilateral, dan internasional. Maupun organisasi
internasional seperti PBB, FAO, UNEF,dsb
 A letter of intent atau LOI adalah dokumen yang menguraikan perjanjian
antara dua pihak atau lebih sebelum perjanjian selesai. Konsep ini mirip
dengan apa yang disebut kepala kesepakatan. Perjanjian tersebut dapat
digunakan untuk Perjanjian Pembelian Aset, Perjanjian Pembelian Saham,
Perjanjian kerja sama dan secara keseluruhan semua Perjanjian yang
bertujuan untuk mengurangi kesepakatan finansial yang besar....

Letter of intens yaitu nota kesepakatan.

Dalam Perjanjian Internasional dikenal berbagai istilah-istilah yang sering


dugunakan. Istilah-istilah dalam perjanjian internasional adalah sebagai berikut:

a.    Traktat (treaty), yaitu perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dan
dua negara atau lebih. Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan bidang
ekonomi.

b.  Konvensi (convention), yaitu persetujuan formal yang bersifat multilateral dan


tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy). Persetujuan ini
hams dilegalisasi oleh wakilwakil yang berkuasa penuh (plaenipotentiones).
c.    Protokol (protocol), yaitu persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak
dibuat oleh kepala negara, mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran
klausal-klausal tertentu.

d.   Persetujuan (agreement), yaitu istilah yang digunakan untuk transaksi-transaksi


yang bersifat sementara. Perikatan tidak seresmi traktat dan konvensi.

e.    Proses verbal, yaitu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-


kesimpulan konferensi diplomatic atau catatan-catatan suatu permufakatan. Proses
verbal tidak diratifikasi.

f.      Piagam (statute); yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan
internasional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti
pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak atau mengenai lapangan
kerja lembaga-lembaga internasional. Piagam itu dapat digunakan sebagai alat
tambahan untuk pelaksanaan suatu konvensi seperti piagam kebebasan transit.
g.      Deklarasi (declaration), yaitu perjanjian internasional yang berbentuk traktat
dan dokumen tidak resmi. Deklarasi sebagai traktat bila menerangkan suatu judul
dan batang tubuh ketentuan traktat dan sebagai dokumen tidak resmi apabila
merupakan lampiran pada traktat atau konvensi. Deklarasi sebagai persetujuan tidak
resmi bila mengatur hal-hal yang kurang penting.

h.   Modus vivendi, yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang
bersifat sementara sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang lebih permanent,
terinci dan sistematis serta tidak memerlukan ratifikasi.

i.     Pertukaran nota (exchange notes), yaitu metode yang tidak resmi tetapi akhir-
akhir ini banyak digunakan. Biasanya pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil
militer dan negara serta dapat bersifat multilateral. Akibat pertukaran nota ini timbul
kewajiban yang menyangkut mereka.

j.      Ketentuan penutup (final act), yaitu ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan
negara peserta, nama utusan yang turut diundang serta Inasalah yang disetujui
konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.

k.    Ketentuan Umum (general act), yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak
resmi. Misalnya, LBB (Liga Bangsa Bangsa) menggunakan ketentuan umum mengenai
arbritasi untuk menyelesaikan secara damai pertikaian internasional tahun 1928.

l.    Charter yaitu istilah yang dapat dipakai dalam perjanjian internasional untuk
pendirian badan yang melakukan fungsi administrant.. Misal Atlantic Chaner.

m.   Pakta (pact) yaitu istilah yang menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus
(Pakta Wartawa). Pakta membutuhkan ratifikasi.

n.      Covenant yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa Bangsa)

, yaitu risalah yang disepakati. p.     Summary record, yaitu catatan singkat, ikhtisar. q.      Letter of
intens yaitu nota kesepakatan.

) Fungsi Perwakilan Diplomatik Berdasarkan Konggres Wina 1961

Dalam keputusan Kongres Wina 1961 disebutkan bahwa fungsi perwakilan diplomatik mencakup hal-hal berikut.
(a) Mewakili negara pengirim di negara penerima
(b) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas –batas yang
diperkenankan oleh hukum internasional
(c) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima
(d) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan
melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.
(e) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.

Tugas perwakilan diplomatik, menurut Wirjono Projodikoro, SH dalam bukunya Asas-asas Hukum Publik


Internasional mencakup hal-hal berikut:
a. Representasi, artinya seorang wakil diplomatik tidak hanya bertindak di dalam kesempatan ceremonial saja, ia juga
dapat melakukan protes atau mengadakan penyelidikan atau pertanyaan dengan negara penerima. Ia mewakili
kepentingan politik pemerintah negaranya
b. Negosiasi, merupakan bentuk hubungan antarnegara berupa perundingan atau pembicaraan, baik dengan negara
tempat ia diakreditasi maupun dengan negara-negara lainnya. Perundingan atau pembicaraan merupakan satu tugas
diplomatik dalam mewakili negaranya. Dalam perundingan, seorang diplomatik harus mengemukakan sikap
negaranya kepada negara penerima menyangkut kepentingan dari kedua negara. Selain itu menyangkut juga sikap
yang diambil oleh negaranya mengenai perkembangan internasional
c. Observasi, dimaksudkan untuk menelaah dengan sangat teliti setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara
penerima yang mungkin dapat mempengauhi kepentingan negaranya. Selanjutnya, jika dianggap penting maka
pejabat diplomatik mengirimkan laporan kepada pemerintahnya.
d. Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda dan kepentingan warga negaranya yang berada di luar negeri.
e. Relationship, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan, mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan
serta ilmu pengetahuan di antara negara pengirim dan negara penerima.

5 Tokoh Pendiri ASEAN


Siapa sajakah nama pendiri ASEAN yang mewakili tiap negara-negara pendiri
ASEAN. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai profil dan foto tokoh
pendiri ASEAN dari tiap negara selengkapnya.

1. Adam Malik (Indonesia)


Adam Malik merupakan tokoh Indonesia yang dikenal sebagai salah satu dari
5 pendiri ASEAN yang berasal Indonesia. Ia lahir di Pematangsiantar, Sumatera
Utara pada tanggal 22 Juli 1917 dan meninggal di kota Bandung, Jawa Barat
pada tanggal 5 September 1984. Saat penandatanganan pembentukan ASEAN
di tahun 1967, Adam Malik menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia
dan mewakili Indonesia dalam peristiwa Deklarasi Bangkok yang menjadi cikal
bakal terbentuknya ASEAN.

2. Tun Abdul Razak (Malaysia)

Tun Abdul Razak lahir di Pekan, Pahang, Malaysia pada tanggal 11 Maret 1922
dan meninggal di London, Inggris pada tanggal 14 Januari 1976. Ia dikenal
sebagai perwakilan Malaysia dalam Deklarasi Bangkok, menjadikannya salah
satu dari 5 tokoh pendiri ASEAN. Abdul Razak juga menjabat sebagai Perdana
Menteri Malaysia sejak tahun 1970 sampai ia meninggal di tahun 1976.
3. Thanat Khoman (Thailand)

Dalam Deklarasi Bangkok, negara Thailand diwakili oleh Thanat Khoman


selaku Menteri Luar Negeri Thailand antara tahun 1959 sampai 1971. Khoman
lahir di Bangkok pada tanggal 9 Mei 1914 dan meninggal pada tanggal 3
Maret 2016 lalu di usia yang ke-101 tahun. Thanat Khoman pun dikenal
sebagai tokoh pemrakarsa ASEAN dari Thailand yang menjadi tuan rumah
penandatanganan persetujuan.

4. Narciso Ramos (Filipina)

Narciso Ramos adalah tokoh politik asal Filipina yang menjadi salah satu
pendiri ASEAN. Ia lahir di Asingan, Pangasinan, Filipina pada tanggal 11
November 1900 dan meninggal di kota Manila, Filipina pada tanggal 3
Februari 1986. Ramos juga berprofesi sebagai jurnalis, pengacara dan duta
besar. Saat Deklarasi Bangkok, Narciso Ramos mewakili Filipina sebagai
Menteri Luar Negeri dan menjadi salah satu pelopor berdirinya ASEAN.

5. S. Rajaratnam (Singapura)

Tokoh pemrakarsa ASEAN berikutnya adalah S. Rajaratnam dari Singapura.


Nama lengkapnya Sinnathamby Rajaratnam yang lahir di Jaffina pada tanggal
25 Februari 1915 dan meninggal di Singapura pada tanggal 22 Februari 2006.
Ia menjadi Menteri Luar Negeri Singapura antara tahun 1965 sampai 1980,
maka tak heran jika ia menjadi perwakilan Singapura dalam penandatanganan
Deklarasi Bangkok 1967.

Demikianlah referensi pengetahuan mengenai tokoh tokoh pendiri ASEAN


yang menjadi perwakilan 5 negara pendiri ASEAN pada penandatanganan
Deklarasi Bangkok. Adapun 5 negara pemrakarsa ASEAN adalah Indonesia,
Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura. Sekian zona referensi pengetahuan
kali ini.

Tanggal 10 Desember 2008 ini diperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Pengertian HAM yang dimaksudkan di sini adalah HAM dalam arti universal
atau HAM yang dianggap berlaku bagi semua bangsa. Dimulai dari pengertian dasar, yaitu hak-hak
yang diberikan langsung oleh Tuhan atau disebut juga sebagai hak-hak dasar yang bersifat kodrati.
Definisi HAM sekalipun sudah memiliki rumusan yang kongkret, akan tetapi masih membawar
persoalan yang sesungguhnya dapat melanggar butir-butir pokok di dalam definisi HAM itu sendiri.
PBB melalui organisasi-organisasi independen seringkali masih memaksakan definisi HAM berlaku
bagi semua bangsa. Sementara itu, setiap bangsa terbentuk dan dibentuk dari situasi dan sejarah
masa lalu yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya. Jika saja pemaksaan kehendak dianggap
melanggar HAM, maka pelaksanaan konsep HAM itu sendiri tidak boleh dipaksakan begitu saja.

Setelah Perang Dunia 2 berakhir, dunia terbaik menjadi dua blok, yaitu blok
barat danblok timur. Blok barat yang dipimpin oleh America berpaham
Liberal. Sedangkan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet berpaham
komunis.Kedua Blok tersebut saling berlawanan karena perbedaan paham
tersebut. Agar menjadi semakin kuat, tiap tiap blok mencari sekutu
sebannyak banyaknya. Negara negara yang baru merdeka diajak untuk
menjadi sekutu. Meskipun demikian, tidak semua negara bersedia ikut salah
satu blok tersebut.Ada negara negara yang memilih berskiap netral. Negara
negara tersebut tidak mau memihak salah satu blok. Di antara negara netral
ini adalah Indonesia, India, Mesir, ghana, serta Yugoslavia. Atas inisiatif
pemimpin lima negara ini terbentuklah sebuah organisasi yang disebut
gerakan non blok (GNB)atau Non Aligned Movement (NAM). Pemimpin kelima
negara tersebut antara lain Soekarno (Presiden Indonesia), Pandit
Jawaharlal Nehru (Perdana mentri India), Gamal Abdel Naser (Presiden
Mesir), Josep Brozz Tito (Presiden Yugoslavia), dan Kwame Nkrumah
(Presiden Ghana).Gerakan Non blok didirikan pada tanggal 1 september
1961.Gerakan ini di-ilhami oleh Dasasila Bandung yang disepakati pada
konfrensi Asia Afrika tahun 1955. Penggagas Gerakan Non Blok adalah
Soekarno (Presiden Indonesia), Josep Brozz Tito (Presiden Yugoslavia),
Gamal Abdel Naser (Presiden Mesir), Kwame Nikrumah (Ghana).

sejarahnya, pada saat itu politik dunia dikuasai oleh dua blok yang saling
bertentangan. blok barat dipimpin oleh amerika serikat dan, blok timur
dipimpin uni soviet(rusia) dan indonesia membuat suatu blok yaitu GNB
(gerakan non blok). beberapa negara asia afrika sepakat untuk membuat
suatu kelompok negara baru yang tidak memihak salah satu blok.

Dengan melakukan kerjasama internasional maka akan lebih menjamin


persahabatan antar bangsa. Manfaat yang dapat diperoleh dan kerjasama
antarbangsa di antaranya adalah sebagai berikut:
a.    Bidang Ideologi, akan saling menghormati meskipun terjadi perbedaan
landasan/falsafah negara.
b.    Bidang Politik, sama-sama berorientasi path kepentingan nasional.
c.    Bidang Ekonomi, adanya kerjasama yang saling menguntungkan untuk
meningkatkan kesejahteraan, terjadinya hubungan perdagangan eksport
import.
d.    Bidang Sosial Budaya, saling melengkapi namun tetap berpedoman pada
kepribadian bangsa masingmasing.
e.    Bidang Pertahanan dan Keamanan, adanya latihan perang bersama
untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan.

Bangsa Indonesia menjalin hubungan internasional atau hubungan


antarbangsa. Indonesia melaksanakan kebijaksanaan tersebut dalam wujud
hubungan luar negeri. Pelaksanaan hubungan luar negeri oleh bangsa
Indonesia didasarkan pada asas kesamaan derajat, saling menghormati,
saling menguntungkan dan tidak saling mencampuri urusan dalam negeri
masing-masing.

Bentuk-bentuk Kerjasama dan Perjanjian Indonesia dengan Negara


Lain
Keikutsertaan Indonesia dalam hubungan internasional merupakan
perwujudan salah satu tujuan nasional yaitu melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Keikutsertaan tersebut dinyatakan dengan membentuk organisasi
internasional, di mana Indonesia sebagai anggotanya memprakarsai
pembentukan kerjasama internasional dar4rnenjadi anggota suatu
organisasi internasional.
Keterlibatan Indonesia dalam hubungan internasional terjadi, baik dalam
bentuk organisasi internasional maupun kerjasama internasional, antara lain:
Konferensi Asia Afrika (KAA), Gerakan Non B I ok (GNB), ASEAN (Association
of South East Asian Nations), Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), OPEC
(Organization of Petroleum Exporting Countries), APEC (Asia Pa sific Economi
Cooperation), OKI (Organisasi Konferensi Islam), dan sebagainya.

Macam-macamPerdagangan Internasional.
a.Perdagangn bilateral : adalah perdagangn yang dilakukan antar dua Negara.
Misal : Perdagangan yang dilakukan anatara Indonesia dengan Singapura.
b.Perdagangan regional : adalah perdagangan yang dilakukan dalam satu kawasan tertentu.
Misal : Perdagangan dalam ASEAN.
c.Perdagangan antar-regional : adalah perdagangan yang dilakukan antar satu kawasan
tertentu dengan kawasan lainnya.
Misal : ASEAN dengan MEE.

integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi


suatu kesatuan yang utuh. Integrasi berasal dari bahasa
inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi
sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
1. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin 

Integrasi nasional merupakan proses penyatuan suatu bangsa yang


mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. 

 Dr. Nazaruddin Sjamsudin


2.

Integrasi nasional ini sebagai proses penyatu bagian


yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu
aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya. integrasi
juga meliputi aspek vertikal dan horizontal.

Adapun pengertian/perbedaan dari ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan


dan Gangguan) tersebut yaitu :
 

#1. Ancaman

Ancaman yaitu usaha yang bersifat mengubah kebijaksanaan yang dilakukan secara
konsepsional (terencana dan terarah) baik melalui tindak kriminal maupun politis. 

Ancaman dibedakan menjadi 2 yaitu ancaman militer dan ancaman non-militer. 

Ancaman militer merupakan ancaman dengan menggunakan kekuatan bersenjata yang dinilai
mampu membahayakan negara ( baik itu keutuhan negara, kedaulatan negara dan
keselamatan segenap bangsa).

Ancaman non-militer (nirmiliter) adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan


bersenjata namun jika tetap dibiarkan akan merugikan negara, bahkan dapat membahayakan
negara.  memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik
dan bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini lebih berbentuk pada
dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, dan keselamatan umum.
Ancaman militer dan ancaman non-militer sejatinya dapat berasal dari negara itu sendiri
(internal) dan dari luar negeri (eksternal). Adapun contoh ancaman militer dan non-militer
tersebut antara lain :

Contoh Ancaman Militer

a.) Dari dalam negeri

 Gerakan separatisme (ingin memisahkan diri dan membuat negara baru).

 Pengrusakan lingkungan secara besar-besaran.

 Sabotase dari dalam negeri.

 Aksi terorisme dari dalam negeri.

 Konflik horizontal.

 Konflik komunal.

 Pemberontakan bersenjata.

 Aksi kekerasan dan kejahatan yang berbau SARA.


b.) Dari luar negeri

 Agresi.

 Spionase.

 Sabotase.

 Pelanggaran wilayah oleh negara lain.

 Aksi teror melalui jaringan internasional.

Contoh Ancaman Non-militer

a.) Dari dalam negeri

 Kemiskinan.

 Kebodohan.
 Keterbelakangan.

 Narkoba.
b.) Dari luar negeri 

 Pengaruh arus globalisasi.

 Jaringan narkoba internasional.

 Maraknya media propaganda asing.

#2. Tantangan

Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan suatu bangsa
atau negara.

#3. Hambatan

Hambatan adalah usaha yang berasal dari dalam dengan tujuan untuk
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).

#4. Gangguan

Gangguan yaitu usaha yang berasal dari luar dengan tujuan melemahkan/menghalangi secara
tidak konsepsional.

Masih bingung dengan penjelasan di atas ? 

Mari kita ilustrasikan dengan contoh ATHG para pelajar/mahasiswa :


Ancaman : Pengaruh media sosial dan internet, arus globalisasi, maraknya seks bebas,
narkoba, dan lain-lain.

Tantangan : Dituntut menjadi pelajar yang berpikir kritis dan cerdas, persaingan antar
pelajar untuk berprestasi dan persaingan setelah lulus kelak.

Hambatan : Biaya sekolah, kurang semangat bersekolah karena kurangnya sarana dan
prasarana.

Gangguan : Ajakan teman yang kurang baik (misal : membolos dan merokok), kebiasaan
lingkungan sekitar, masalah keluarga yang tidak harmonis (broken home), dan lain-lain.

Contoh Ancaman Militer berupa :


1. Agresi, adalah ancaman militer yang menggunakan kekuatan
bersenjata oleh negara lain terhadap suatu negara yang dapat
membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara tersebut, dan
juga membahayakan keselamatan segenap bangsa tersebut.
2. Pelanggaran Wilayah yang dilakukan negara asing dengan
menggunakan peralatan seperti kapal maupun pesawat.
3. Spionase, adalah ancaman militer yang dilakukan terhadap suatu
negara yang kegiatannya berupa mata-mata dan dilakukan oleh negara
lain yang bertujuan untuk mencari dan mendapatkan dokumen rahasia
militer suatu negara.
4. Sabotase, adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara
yang kegiatannya mempunyai tujuan untuk merusak instalasi militer
dan obyek vital nasional.
5. Ancaman dari teroris baik dari jaringan luar negeri maupun dalam
negeri.
6. Pemberontakan yang menggunakan senjata.
7. Perang Saudara yang menggunakan senjata.

Contoh Ancaman Non Militer berupa :


1. Perdagangan dan penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan
terlarang.
2. Imigrasi gelap atau imigrasi ilegal.
3. Pencurian sumber daya alam secara ilegal.
4. Banyak tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
5. Kemiskinan dan Kebodohan.

Contoh faktor penghambat integrasi nasional?


Masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan bahasa
- Wilayah luas, terdapat ribuan pulau yang terpisahkan oleh laut
- Banyak ancaman dari luar (politik, ekonomi dll) maupun dalam negeri
(apatisme, gerakan separatis dll)
- Pembangunan yang tidak merata
- Nilai budaya bangsa yang lemah karena pengaruh budaya luar
- Kebanggaan satu suku bangsa yang dilebih-lebihkan terhadap suku
bangsa yang lain

Faktor-Faktor yang menjadi Penghambat Integrasi Nasional di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam (heterogen) dalm faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,bahasa daerah,agama yang dianut
ras,dan sebagainya.
2. Wilayah yang begitu luas,terdiri dari ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya ancaman,tantangan,halangan dan gangguan yang menrongrong keutuhan,kesatuan
dan persatuan bangsa,baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan menimbulkan berbagai rasa
tidak puas dan keputusasaan di kalangan masyarakat.dampaknya akan timbul dalam berbagai gejalah
seperti SARA,gerakan separatisme dan kedaerahan,atau demontrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham "etnosentrisme" di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-
kelebihan budayanya dan sebaliknya menganggap rendah budaya suku bangsa yang lainnya.
6. Lemahnya nila-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa,baik melewati kontak langsung maupun tak langsung.Kontak langsung
antara lain melalui unsur-unsur pariwisata,sedangkan kontak tak langsung antara lain melalui media
cetak (majalah dan tabloid) atau media elektronika (televisi,tape recorder,film,radio).hal itu akan
berdampak adanya westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan,pergaulan bebas,penyalahgunaan
narkotika dan lain sebagainya.

Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut.

1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta


oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun
1976. Dimana pada kompleks Taman Mini Indonesia Indah ini
terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu
ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat
beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya
adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam
komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan
tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita
berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling
menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah
lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya
masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang
merupakan salah satu tarian adat Bali.
4. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan
bidang olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan setiap 4
(empat) tahun sekali. Melalui Pekan Olahraga Nasional akan
terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para atlet
daerah untuk dapat berkembang mewakili negara di tingkat
internasional.
Adapun contoh-contoh untuk mendukung terwujudnya integrasi nasional yang
dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Pertukaran pelajar antar provinsi se-Indonesia.


2. Pengiriman misi kebudayaan dari para pelajar ke berbagai
daerah di Indonesia.
3. Mengadakan festival seni dan budaya antarpelajar se-
Indonesia.
4. Mengadakan perlombaan antarpelajar se-Indonesia untuk lebih
mengenalkan budaya lokal masing-masing daerah kepada
seluruh rakyat Indonesia.

Cita cita gajah mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan


dalam sumpah Amukti Palapa. 

Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada


upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka(1336 M).[1]
Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi,
Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun
huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung
Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun
amukti palapa".
Terjemahannya,
Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika
telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan
Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian
wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit.

Anda mungkin juga menyukai