Anda di halaman 1dari 2

Nama : Endah Novpriani

NIM : P05150118073
Tingkat : 2A
Mata Kuliah : Imunoserologi I
Dosen Pembimbing : Tedy Febriyanto, SST., M.Bmd

SOAL :
1. Metode penngujian imunobiologi dapat dilakukakan dengan metode in vitro dan in vivo,
coba jelaskan maksud dari metode pengujian tersebut?
2. Menurut anda, senyawa bagaimana yang bisa atau memenuhi sysarat sebagai
imunomodulator?
3. Apa yang anda ketahui tentang imunosupresan, jelaskan dan beri contoh!

JAWABAN :
1. Metode in vitro dan in vivo yaitu metode pengujian yang akan mengukur pengaruh
senyawa kimia terhadap fungsi dan kemampuan sistem mononuklear, demikian
pulakemampuan terstimulasi dari limfosit B dan T. Tetapi secara pemeriksaan dan teknik
yang dilakukan in vitro dan vivo dapat dibedakan yaitu:
 In vitro jenis pemeriksaan yang dilakukan yaitu dilakukan didalam tabung reaksi,
piring kultur sel atau di luar tubuh mahluk hidup. Penelitian in vitro
mensyaratkan adanya kontak antara bahan atau suatu komponen bahan dengan
sel, enzim, atau isolasi dari suatu sistem biologik. Proses kontak dapat terjadi
secara langsung, dalam arti bahan langsung berkontak dengan dengan sistem sel
tanpa adanya barier atau dengan menggunakan barier. Teknik in vitro mudah
dilakukan. Kadang-kadang peneliti memiliki keterbatasan dalam mengakses
organisme hidup dan pendekatan vitro menjadi solusi dalam hal ini.
 Dan in vivo pemeriksaan untuk uji biokompatibilitas biasanya menggunakan
binatang mamalia seperti tikus, kelinci, marmot atau kera. Pemeriksaan in vivo
dengan menggunakan binatang cobs menimbulkan banyak interaksi yang
sifatnya kompleks dalam menimbulkan terjadinya respon biologik. Sebagai
contoh, suatu respon imun akan terjadi pada sistem tubuh hewan, hal mana
pasti akan sukar terlihat pada sistem biakan sel. Oleh karena itu, respon biologik
pada pemeriksaan in vivo secara umum lebih relevan dibandingkan dengan
pemeriksaan in vitro.

2. Senyawa yang bisa memenuhi syarat sebagai imunomodulator yaitu senyawa


 secara kimiawi murni atau dapat didefinisikan secara kimia. 
 Secara biologik dapat diuraikan dengan cepat.
 Tidak bersifat kanserogenik atau ko-kanserogenik.
 Baik secara akut maupun kronis tidak toksik dan tidak mempunyai efek samping
farmakologikyang merugikan.
 Tidak menyebabkan stimulasi yang terlalu kecil ataupun terlalu besar.

3. Imunosupresan adalah kelompok obat-obatan yang dapat menekan atau melemahkan


sistem imun tubuh. Beberapa jenis obat dalam kelompok ini digunakan untuk mengatasi
gangguan autoimun.
Obat-obatan imunosupresan lain juga digunakan untuk menurunkan risiko penolakan
tubuh terhadap transplantasi atau pencangkokan organ. Misalnya, dalam dalam
transplantasi jantung, hati, atau ginjal. Obat-obatan ini disebut dengan obat anti-rejeksi.
Pada pengobatan dengan menggunakan obat imunosupresan memiliki efek samping
diantranya efek samping dan interaksi imunosupresan dapat berbeda tergantung jenis
obat yang dikonsumsi. Seperti Demam atau menggigil, Rasa sakit di sisi punggung bagian
bawah, Sulit buang air kecil, Sakit saat buang air kecil, Sering buang air kecil, Rasa lelah
atau lemah yang tidak biasa.
Berikut ini adalah jenis-jenis obat imunosupresif beserta contohnya:
a. Antibodi monoclonal
contohnya basiliximab.
b. Biologi
contohnya adalimumab, etanercept, golimumab, infliximab, secukinumab, dan
rituximab.
c. Kortikosteroid
contohnya budesonide, prednison, dan prednisolone.
d. Penghambat mammalia target of rapamycin (mTOR)
contohnya everolimus.
e. Penghambat calcineurin,
contohnya ciclosporine dan tacrolimus.
f. Penghambat enzim inosine monofosfat dehydrogenase,
contohnya azathioprine dan mycophenolate.

Anda mungkin juga menyukai