Anda di halaman 1dari 3

HEMATOLOGI II

Nama : Endah Novpriani


NIM : P05150118073
Tingkat : 2A
Materi : Anemia (Kelainan Eritrosit)
Dosen : Tedy Febriyanto, SST., M.Bmd.

Soal :
1. Apakah morfologi sel darah merah pada keadaan anemia pernisiosa, tolong anda
jlaskan!
2. Menurut pendapat anda apakah parasite dapat menyebabkan terjadinya anemia?
3. Apa yang anda ketahui tentang anemia berdasarkan morfologi eritrositnya?

Jawaban :
1. Anemia pernisiosa adalah morfologi jenis sel darah merah yang terdapat pada anemia
makrositik normokromik. Morfologi sel darah merah menyerupai anemia megaloblastik,
Yaitu spesifik dari eritroblast sumsum tulang mengakibaturasi inti relatif lebih lambat
dibanding sitoplasma nya.
Anemia pernisiosa adalah keadaan ketika tubuh kekurangan vitamin B12 yang
diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah yang dapat berfungsi normal. Anemia
memiliki beberapa penyebabnya diantaranya adalah penyakit autoimun. Biasanya,
vitamin B12 akan bergabung dengan protein di dalam saluran pencernaan yang
kemudian akan diserap di bagian usus halus yang bernama ileum distal. Pada anemia
pernisiosa, sistem imun pengidap akan menyerang bagian saluran cerna yang
memproduksi faktor intrinsik, sehingga tubuh tidak bisa menyerap vitamin B12.
Dan penyebab lain dari anemia pernisiosa adalah kurangnya konsumsi makanan yang
mengandung vitamin B12.
Diagnosis yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis kekurangan vitamin B12
dan folat:
 Pemeriksaan darah lengkap: dilakukan untuk melihat jumlah dan ukuran sel
darah merah, juga untuk mengukur kadar vitamin B12 dan folat. Pada anemia
pernisiosa sel darah merah yang terjadi ialah sel darah merah yang terlalu besar
dari ukuran normal.
 Pemeriksaan darah dan urin untuk mengukur metabolisme vitamin B12 dan
folat, yang secara tidak langsung dapat menunjukkan kadar vitamin B12 dan
folat.
 Pemeriksaan terhadap anemia pernisiosa dengan cara mendeteksi antibodi
penyebab.
 Tes Schilling: untuk melihat kelainan penyerapan vitamin B12.
2. Iya, parasit juga dapat menyebabkan terjadinya anemia,
Hal ini dikarenakan cacing akan menyedot nutrisi makanan yang dikonsumsi serta sel
darah merah. Itulah sebabnya anak yang cacingan mengalami gizi buruk.
Beberapa jenis parasit yang menyebabkan terjadinya anemia yaitu :
 cacing tambang
Cacing tambang yang ada di usus. Cacing berukuran kecil ini masuk lewat kaki.
Lalu masuk keusus halus, sehingga menyebabkan pendarahan kecil
 Cacing cambuk
Cacing ini menempel kemudian menyedot darah.
 Cacing gelang
Cacing ini biasanya terjadi pada anak-anak atau biasa disebut cacingan. Parasit-
parasit ini bisa menyebabkan anemia

3. Anemia menurut morfologi sel darah merah dan indeks-indeksnya terbagi menjadi:
1. Menurut ukuran sel darah merah
Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal), anemia mikrositik (ukuran sel
darah merah kecil) dan anemia makrositik (ukuran sel darah merah besar).
2. Menurut kandungan dan warna hemoglobin
Anemia normokromik (warna hemoglobin normal), anemia hipokromik (kandungan dan
warna hemoglobin menurun) dan anemia hiperkromik (kandungan dan warna
hemoglobin meningkat).
Berikut ini jenis jenis anemianya :
 Anemia Normositik Normokrom
Dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung
hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi individu menderita anemia.
Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit
kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan
sumsum, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
 Anemia Makrositik Normokrom
Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi
normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal. Hal ini diakibatkan oleh
gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan
pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi
kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme sel
 Anemia Mikrositik Hipokrom
Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah
yang kurang dari normal. Hal ini umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis
hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan
kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia
(penyakit hemoglobin abnormal kongenital.

Anda mungkin juga menyukai