Anda di halaman 1dari 6

BAB II

POTENSI DAN PERMASALAHAN

2.1 Potensi
2.1.1 Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang merupakan suatu ekosistem pada perairan
tropis yang dibentuk oleh biota laut penghasil kapur bersama hewan laut lainnya
yang hidup didalamnya(haerul,2013).Survey terumbu karang dilakukan 6 hari
,mulai 7-12 juni 2014.dimana lokasi yang menjadi survey adalah perairan
kepulauan kebupaten Bengkayang dari 7 pulau yang ada,dilakukam pengambilan
data terumbu karang dengan metode line intercept Transect(LIT) (Rasidi,2014).

Berdasarkan analisis data yang dilakukan terumbu karang di pulau bagian


timur pulau lumukutan dengan persentase tutupan karang hidup (livecoral) 7%
dan karang mati (deadth coral) 93% mendeskripsikan bahwa termbu karang
didaerah ini dikategorikan Rusak. bagian Utara pulau Lumukutan yaitu Bunguran
(00047'57.8'' LU, 108042'37.9'' BT), dengan hasil analisis data tutupan karang
hidup (livecoral) 67% dan karang mati (deadth coral) 33% mendeskripsikan
bahwa termbu karang didaerah ini dikategorikan masih Baik. bagian Selatan pulau
Lumukutan yaitu Air Tiris (00043'54.5'' LU, 108043'10.3'' BT), dengan hasil
analisi data tutupan karang hidup (live coral) 15% dan karang mati (deadth coral)
85% mendeskripsikan bahwa termbu karang di daerah ini dikategorikan Rusak.
Pada lokasi ini hampir sebagian besar didominasi oleh karang mati (deadth coral
algae) dan patahan karang (Rubble). (Rasidi,2014).

hasil analisis data terumbu karang di pulau kabung pada tanggal 8 juni
2014.bagian Barat pulau Kabong (00049'49.5'' LU,108046'29.6'' BT). Berdasarkan
analisi data yang dilakukan terumbu karang dipulau bagian Barat pulau Kabong
dengan persentase tutupan karang hidup (live coral) 66% dan karang mati (deadth
coral) 34% mendeskripsikan bahwa terumbu karang dilokasi ini didominasi oleh
jenis Non Accropora (NA), Accropora (AC) serta karang mati yang ditumbuhi
alga (DCA). bagian Utara pulau Kabong (00050'08.9'' LU, 108047'38.8'' BT),
dengan hasil analisi data tutupan karang hidup (live coral) 71% dan karang mati
(deadth coral) 29% mendeskripsikan bahwa termbu karang di daerah ini
dikategorikan masih Baik. Terumbu karang dilokasi ini didominasi oleh jenis Non
Accropora (NA). (Rasidi,2014).

Pulau Randayan Utara pada tanggal 9 Juni 2014 di posisi (00 042'58.0'' LU,
108043'39.7'' BT). Berdasarkan analisis data yang dilakukan terumbu karang di
pulau bagian Utara Pulau Randayan dengan persentase tutupan karang hidup (live
coral) 25% dan karang mati (deadth coral) 75% mendeskripsikan bahwa terumbu
karang dilokasi ini dikategorikan Sedang, dan didominasi oleh karang mati yang
ditumbuhi alga (DCA), patahan karang (Rubble), serta beberapa jenis Non
Accropora (NA), pada lokasi transek ini pula sangat banyak di jumpai bulu babi.
Transek kedua dilakukan di bagian Selatan Pulau Randayan (00042'44.2'' LU,
108043'38.4'' BT), dengan hasil analisi data tutupan karang hidup (live coral) 32%
dan karang mati (deadth coral) 68%, mendeskripsikan bahwa termbu karang di
daerah ini dikategorikan Sedang. Di lokasi ini didominasi oleh substrat dasar yang
keras (rock), karang mati yang ditumbuhi alga (DCA) serta Non Accropora (NA).
(Rasidi,2014).

Pulau Penata Besar Utara di posisi (00045'48.7'' LU, 108045'34.3'' BT).


Berdasarkan analisis data yang dilakukan terumbu karang di pulau bagian Utara
Pulau Penata Besar dengan persentase tutupan karang hidup (live coral) 78% dan
karang mati (deadth coral) 22% mendeskripsikan bahwa terumbu karang dilokasi
ini dikategorikan Sangat Baik, dan didominasi oleh jenis Non Acropora (NA),
Acropora (AC). di bagian Selatan Pulau Penata Besar (00 044'10.6'' LU,
108046'10.1'' BT), dengan hasil analisi data tutupan karang hidup (live coral) 42%
dan karang mati (deadth coral) 58%, mendeskripsikan bahwa termbu karang di
daerah ini dikategorikanSedang. Di lokasi ini didominasi oleh karang mati yang
ditumbuhi alga (DCA) serta Non Accropora (NA) substrat dasar berpasir dan
berbatu (S dan RK). (Rasidi,2014).
Pulau Penata Kecil Utara di posisi (00045'04.5'' LU, 108047'09.2'' BT).
Berdasarkan analisis data yang dilakukan terumbu karang di pulau bagian Utara
Pulau Penata Kecil dengan persentase tutupan karang hidup (live coral) 74% dan
karang mati (deadth coral) 26% mendeskripsikan bahwa terumbu karang dilokasi
ini dikategorikan Baik, dan didominasi oleh jenis Non Acropora (NA), Acropora
(AC). di bagian Selatan Pulau Penata Kecil (00044'43.8'' LU, 108047'30.8'' BT),
dengan hasil analisis data tutupan karang hidup (live coral) 76% dan karang mati
(deadth coral) 24%, mendeskripsikan bahwa termbu karang di daerah ini
dikategorikan Sangat Baik. Di lokasi ini didominasi oleh Soft Coral (SC), makro
alga Fleshy Seaweed (FS) dan karang mati yang ditumbuhi alga (DCA). Untuk
jenis Non Acropora (NA) dan Acropora (AC) hanya berkisar 6%.(Rasidi,2014).

Pulau Seluas pada posisi (00045'20.2'' LU, 108047'52.0'' BT), dengan hasil
analisis data tutupan karang hidup (live coral) 73% dan karang mati (deadth coral)
27%, mendeskripsikan bahwa termbu karang di daerah ini dikategorikan Sangat
Baik. Di lokasi ini didominasi oleh anemon, makro alga Fleshy Seaweed (FS) dan
karang mati yang ditumbuhi alga (DCA), serta jenis Non Acropora (NA).
(Rasidi,2014).

Pulau Baru Utara di posisi (00036'10.1'' LU, 108045'20.5''


BT). Berdasarkan analisis data yang dilakukan terumbu karang di pulau bagian
Utara Baru ini, persentase tutupan karang hidup (live coral) 59% dan karang mati
(deadth coral) 41% mendeskripsikan bahwa terumbu karang dilokasi ini
dikategorikan Baik, dan didominasi oleh karang mati yang ditumbuhi alga (DCA)
dan jenis Non Acropora (NA). di bagian Barat Pulau Baru (00 036'12.1'' LU,
108045'40.5'' BT), dengan hasil analisis data tutupan karang hidup (live cor) 58%
dan karang mati (deadth coral) 42%, mendeskripsikan bahwa termbu karang di
daerah ini dikategorikan Baik. Di lokasi ini didominasi jenis Non Acropora (NA)
dan Acropora (AC) serta karang mati yang ditumbuhi alga (DCA). (Rasidi,2014).

Kondisi terumbu karang di bagian Barat Pulau Penata Besar dan Selatan
Pulau Penata Kecil dikategorikan Sangat baik, Pulau Baru (utara-selatan),Pulau
Seluas, Penata Kecil (barat), Pulau Lumukutan (utara) dan Pulau Kabung (barat
Utara) dikategorikan Baik, sedangkan di Pulau Randayan (selatan-utara)
dikategorikan Sedang, Pulau Lumukutan (Selatan-Timur) dikategorikan Rusak.
(Rasidi,2014).

2.1.2 Mangrove

Hutan mangrove di kabupaten bengkayang 60-500 meter ,Hasil analisis


untuk kerapatan vegetasi mangrove di pesisir kecamatan Sungai Raya Kepulauan
Kabupaten Bengkayang untuk kerapatan tingkat pohon keseluruhan adalah 938
tegakan/ha,dan untuk tingkat pancang sebesar 1661 tegakan/ha,dan untuk tingkat
semai sebesar 925 tegakan/ha dengan keraptan jenis masin-masing stasiun
(Yusuf,2012)

Indeks nilai penting tingkat pohon adalah 50,4-300,untuk indeks nilai


penting pancang berkisar antara 34-133,9,dan indeks nilai penting untuk tingkat
semai berkisar antara 42,7-135,9.keanekaragaman antara 0-2 tergolong rendah,2-
tergolong sedang dan keanekaragaman > 3 tergolong tinggi. (Yusuf,2012)

Hasil analisis indeks keanekaragaman pada dilokasi muara sungai raya


tingkat pohon yaitu 0,9334,tingkat pancang 0.5669,dan tingkat semai
0,9891.dilokasi selatan pantai gosong indeks keanekaragaman yaitu tingkat pohon
1.362,tingkat pancang 12.963,tingkat semai 13.341,dilokasi Karimunting indeks
keanekaragaman yaitu tingkat pohon 0,tingkat pancang 0.4556,tingkat semai
0.631,dan dilokasi Sei pasir indeks keanekaragaman yaitu tingkat pohon
10.07,tingkat pancang 0.9262,dan tingkat semai 0.5147.berdasarkan perhitungan
terhadap keanekaragaman jenis (H’) menunjukkan keanekaragaman jenis rendah
baik ditingkat pohon,pancang,maupun semai. (Yusuf,2012)

Berdasarkan rata-rata nilai kerapatan jenis keseluruhan adalah 938


tegakan/ha maka keadaan hutan mangrove rusak berat.hal ini dilihat dari rata-rata
nilai kerapatan jenis < 1000 (Kepmen Lh No. 201 tahun 2004).

2.1.3 Ikan karang


Potensi ikan karang yang ada di kabupaten bengkayang didominasi oleh
ikan komsumsi yang relatih banyak.jenis yang biasanya ditangkap para nelayan
adalah kerapu(cephalopholis miniata),kerapu sunu (Variola loutil),kerapu
karang,kuweh,puka puteh,jenaha,kakap tanda-tanda,dan baronang.selain itu
ditemukan ikan predator seperti chaetodon lunula dan chaetodon trifascialis.
(Agus,2014).

2.1.4 Lamun
Kalimantan Barat yang dapat dijumpai lamun adalah Pulau Lemukutan.
Pulau Lemukutan sejak tahun 2004 telah menjadi sebuah Kawasan Konservasi
Laut Daerah (KKLD) berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bengkayang No. 220.
Tahun 2004 tentang Penetapan lokasi pulau Lemukutan dan pulau-pulau di
sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kabupaten
Bengkayang, yang meliputi (i) zona preservasi/zona inti (daratan Pulau), (ii) zona
konservasi (Pantai berhutan bakau, habitat penyu, perairan pantai untuk terumbu
karang (Master Plan KKLD-DKP Prov. Kalbar, 2005).

Persentase tutupan lamun Thalassiahempricii di Perairan Dusun Karang


Utara,Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat menunjukkan
rata-rata tutupan di 4 stasiun.stasiun 1 Persentase tutupan lamun Thalassia
hemprichii yaitu 2,68 %.Stasiun 2 Persentase tutupan lamun Thalassia hemprichii
yaitu 2,34 %.Stasiun 3 Persentase tutupan lamun Thalassia hemprichii yaitu
11,4% dan stasiun 4 Persentase tutupan lamun Thalassia hemprichii yaitu 9,8
%.Status lamun diperairan dusun karang utara pulau lemukutan berdasarkan
persentase tutupan lamun kepmen Lh 2004 yaitu kondisi rusak(Dwi,2018)

2.2. Permasalahan

2.2.1 Penebangan Mangrove

Hutan mangrove merupakan ekosistem terbesar kedua di dunia yang


menyimpan karbon, terutama pada akarnya, sehingga hilangnya hutan mangrove
dapat berpengaruh besar terhadap perubahan cuaca atau climate change.Kondisi
mangrove dikabupaten bengkyang di kategorikan rusak yang disebabkan oleh
penebangan liar ,lahan mangrove dijadikan pemukiman oleh masyrakat sekitar

2.2.2 Aktivitas manusia

Aktivitas manusia yang merusak karang secara langsung ditemukan


dilapangan adalah pembuangan jangkar diatas karang,berjalan diatas terumbu
karang,penggunaan alat tangkap yang dapat merusak karang,selain itu secara tidak
langsung ditemukan dilapangan tidak adanya kesadaran para wisatawan yang
berkunjung ke daerah akan sampah plstik yang dibuang kelaut akan
mengakibatkan karang mati.

2.2.3 Pencemaran Laut

Pembuangan berbagai macam limbah yang dibuang ke laut. Berbagai


macam limbah domestik dan pembuangan sisa pengolahan ikan yang langsung di
buang ke laut tentunya akan mencemari dan menurunkan kualitas laut.
Pencemaran ini tentunya akan merusak ekosistem laut. Tidak hanya itu, dengan
rusaknya terumbu karang, tentunya juga akan merusak biota laut. Seperti yang
sudah kita ketahui, terumbu karang merupakan tempat dimana hidupnya ribuan
jenis ikan yang menggantungkan hidupnya dengan memakan fitoplankton yang
juga hidup di daerah terumbu karang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai