Anda di halaman 1dari 3

Patofisiologi Neonatus

1. Asfiksia neonatorum, Gangguan suplai darah teroksigenasi melalui vena


umbilical dapat terjadi pada saat antepartum, intrapartum, dan
pascapartum saat tali pusat dipotong.
2. Ikterus pada neonatus disebabkan oleh stadium maturase fungsional
(fisiologis) atau manifestasi dari suatu penyakit (patologik).
a. Ikterik fisiologis yaitu warna kuning yang timbul pada hari kedua atau
ketiga dan tampak jelas pada hari kelima sampai keenam dan
menghilang sampai hari kesepuluh.
b. Ikterik ini mempunyai dasar patologis, ikterik timbul dalam 24 jam
pertama kehidupan: serum total lebih dari 12 mg/dl. Terjadi
peningkatan kadar bilirubin 5 mg% atau lebih dalam 24 jam.
3. Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai
bakteremia yang terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan.
Sepsis dini, terjadi pada 5-7 hari pertama, tanda distres pernapasan lebih
mencolok, organisme penyebab penyakit didapat dari intrapartum, atau
melalui saluran genital ibu. Sepsis lambat, Umumnya terjadi setelah bayi
berumur 7 hari atau lebih mudah menjadi berat, tersering menjadi
meningitis.
4. Tetanus Neonatorum, Penyebab utama tetanus adalah infeksi
bakteri Clostridium tetani, yaitu bakteri yang dapat menghasilkan racun
yang dapat menyerang otak dan sistem saraf pusat. Pada bayi yang baru
lahir, tetanus neonatorum terjadi akibat bakteri ini masuk ke dalam tubuh
bayi melalui praktik persalinan yang tidak higienis, seperti memotong tali
pusar dengan alat-alat yang tidak steril. Risiko bayi menderita tetanus
neonatorum juga dapat meningkat karena ibunya tidak terlindungi
oleh vaksin tetanus toxoid (TT) selama masa kehamilan. 
Patofisiologi Pediatri
1. Kejang demam, Kejang demam merupakan salah satu bentuk unik dari
kejang yang berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh. Faktor
predesposisi yang diduga menyebabkan kejang demam adalah genetik.
2. Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau
tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini
diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua
standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita
stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak
faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada
bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang
akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan
fisik dan kognitif yang optimal.
3. Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi sebagai berikut:
1) Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik; 2)
sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik; 3)
malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak; 4) Defek sistem
pertukaran anion atau transpot elektrolit aktif di enterosit; 5) Motilitas
dan waktu transit usus abnormal; 6) gangguan permeabilitas usus; 7)
Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik; 8) Infeksi dinding
usus, disebut diare infeksi.
4. Bronkiolitis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas
yang disebabkan virus, parainfluenza, dan bakteri. Bronkiolitis akut
ditandai obstruksi bronkiolus yang disebabkan oleh edema, penimbunan
lendir, serta debris-debris seluler.
5. Idiophatic thrombocytopenic purpura (ITP) Kelainan utama pada
penyakit adalah kenaikan destruksi trombosit. ITP timbul sebagai akibat
pembentukan antibodi IgG terhadap trombosit; target yang paling sering
adalah GPIIb/IIIa dan GPIb/IX. Bagian Fab dari antibodi terikat dengan
antigen trombosit; interaksi bagian Fc dari antibodi yang terikat dengan
reseptor Fc pada makrofag retikuloendotelial akan menghilangkan fagosit
trombosit.
6. Campak, Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang
berasal dari penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan
dan melekat di sel-sel epitel saluran napas. Setelah melekat, virus
bereplikasi dan diikuti dengan penyebaran ke kelenjar limfe regional.
Setelah penyebaran ini, terjadi viremia primer disusul multiplikasi virus
di sistem retikuloendotelial di limpa, hati, dan kelenjar limfe.

Patofisiologi Geriatrik
1. Stroke, Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di
dalam arteri-arteri yang membentuk Sirkulus Willisi: arteria karotis
interna dan sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. apabila
aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan
terjadi infark atau kematian jaringan.
2. Diabetes Melitus
a. DM tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut.
b. DM tipe 2 Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel
beta pankreas telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral
dari DM tipe-2.
c. DM tipe lain Defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau
zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain
yang berkaitan dengan DM.3.
3. Gagal Jantung Beberapa mekanisme yang mempengaruhiprogresivitas
gagal jantung, antara lainmekanisme neurohomonal yang meliputiaktivasi
sistem saraf simpatis, aktivasi sistemrenin-angiotensin dan perubahan
vaskulerperifer serta remodeling  ventrikel kiri, yangsemuanya berperan
mempertahankanhomeostasis
4. Hipertensi, Baik TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur. TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80
tahun, sedangkan TDD meningkat samapi umur 50-60 tahun dan
kemudian cenderung menetap atau sedikit menurun. Kombinasi
perubahan ini sangat mungkin mencerminkan adanya pengakuan
pembuluh darah dan penurunan kelenturan (compliance) arteri dan ini
mengakibatkan peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur.

Anda mungkin juga menyukai