Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KELUARGABPK.DENGAN MASALAH
TB PARU DI DESA SEMBUAN KECAMATAN
NYUATAN KABUPATEN KUTAIBARAT PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

SEFRIDA ANDRIANI SAGALA, Amd.Kep


( NRTKK : 44006070 )
BAB I
PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG


Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau
kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru
TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,
Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC
yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di
Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global
yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai
555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan
kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita terdapat
disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik pemerintah dan swasta,
praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian
karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang besar karena TB merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar di
Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus walaupun
pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan yang terhenti ditengah jalan dapat
menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan sulit untuk disembuhkan dan membutuhkan
waktu yang lebih lama maka butuh keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika
perlu menyiapkan obat. Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk
menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan.
 Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus kambuh
dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya pasien dalam minum
obat maka penulis berkeinginan untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan TBC.

1.2      RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
keluarga dengan penyakit TBC..?”

1.3      TUJUAN
1.3.1.  Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2   Tujuan Khusus
1)   Mengetahui konsep tahap perkembangan
2)   Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi,
penatalaksanaan, dan prognosis
3)   Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian keperawatan
4)   Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5)   Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada klien TBC
6)   Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    KONSEP DASAR KELUARGA
2.1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
(Friedman 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa
yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga. (Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Effendy, 1998)

2.2      Bentuk atau Type Keluarga
a.       Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau
keduanya.
b.      Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-
nenek, paman bibi).
c.       Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya.
d.      Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
e.       Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single
adult living alone). Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosexsual cobabiting family)
f.        Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).
g.       Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia
terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
(Depkes RI. 2002)

2.3.       Konsep Tahap Perkembangan


Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu- individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga
mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan
menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
  Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
  Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
  Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima
tahun.
  Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk  sekolah dasar dan
berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
  Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh
tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama
jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
  Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
       Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan.
  Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu
pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

B.         KONSEP DASAR TUBERKULOSIS


A.        Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia
melalui udara (pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-paru ke organ
tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernafasan atau
penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI, 2002).
        Tuberkulos adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang
dan nodus limfe (Smeltzer 2001). Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan.
Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan
respon imun.
B.        Etiologi
        Penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis. dengan ukuran panjang 1-
4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Kuman Mycobacterium Tuberkulosis adalah kuman berbentuk
batang aerobik tahan asam  yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar
ultraviolet (Smelzer, 2001: 5584).
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat
tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam
lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini
kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberculosis aktif lagi (Bahar, 1999: 715).
Sifat lain kuman ini adalah kuman aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman  lebih
menyenani jaringan yang lebih tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen
pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga bagian apikal ini
merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk,
tertawa dan bersin) dan melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman,
akan tetapi kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar (Dep Kes RI 2002).
C.         Anatomi Fisiologi
Paru-paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan
suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,
merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan
kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya
yang terletak di dalam mediastinum.
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.
Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru terletak
diantara kedua lapisan pleura.
Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut pleura yang
juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diafragma,
sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini terdapat ruang yang
disebut spasium pleura yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama ventilasi.
Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus atas dan bawah.
Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi
lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura.
Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus.Pertama adalah bronkus
lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus
segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri). Bronkus segmental kemudian
dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang
memiliki arteri, limfotik dan syaraf.
Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus. Bronkiolus membantu
kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk
laposan bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel-sel yang
permukaannya dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing
menjauhi paru-paru menuju laring.
Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak
mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi saluran
transisional antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus respiratori
kemudian mengarah ke dalam duktus alveolus dan jakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran
oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam alveoli.
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu tipe I
adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif secara
metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagosit
besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai mekanisme
pertahanan yang penting (Brunner & Suddarth, 2001: 512).

D.        Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC) terjadi melalui
udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal
dari orang yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan melakukan
reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel yang mencapai
permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga
basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar
bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, basil tuberkel
ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut
dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul
gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang-biak
di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening
regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini
membutuhkan waktu 10 – 20 hari .
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju, isi
nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang
mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid
dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa
membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi
tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah
bening regional dan lesi primer dinamakankompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada
daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus dan menimbulkan
kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalam
percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain di paru-paru, atau
basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi primer menjadi rongga-
rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar bersama batuk. Bila lesi ini sampai
menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura tuberkulosa.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan
parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan tertutup oleh
jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental
sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan
perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat
menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan
menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos
melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang-
kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai
penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen merupakan
suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi apabila fokus
nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem vaskuler
dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi yang dapat timbul akibat tuberkulosis terjadi
pada sistem pernafasan dan di luar sistem pernafasan. Pada sistem pernafasan antara lain
menimbulkan pneumothoraks, efusi pleural, dan gagal nafas, sedang diluar sistem pernafasan
menimbulkan tuberkulosis usus, meningitis serosa, dan tuberkulosis milier.
F.         Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas.
Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1)        Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2)        Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan
produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (menghasilkan sputum).
3)        Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4)        Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
sehingga menimbulkan pleuritis.
5)        Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan
keringat di waktu di malam hari

G.           Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan
paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan dimulai.
Klasifikasi penyakit TB Paru :
1.     Tuberculosis Paru
            Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
a)     Tuberkulosis Paru BTA (+)
         Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
         1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran
tuberculosis aktif.
b)     Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan.Bentuk berat bila gambaran foto rontgan
dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas

2.   Tuberculosis Ekstra Paru


TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :
1.      TBC ekstra-paru ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang   (kecuali tulang belakang), sendi, dan
kelenjar adrenal.
2.      TBC ekstra-paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang,
TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.
Tipe Penderita
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, ada beberapa tipe penderita yaitu :
a)     Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
b)     Kambuh (Relaps)
Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberculosis dan
telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat denga hasil pemeriksaan dahak BTA
(+).
c)      Pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian
pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahhhan tersebut harus membawa surat
rujukan/pindah (Form TB.09).
d)     Setelah Lalai (Pengobatan setelah default/drop out)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih,
kemudian dating kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).

H.          Jenis-jenis Penyakit TBC
Penyakit tuberkulosis (TBC) terdiri atas 2 golongan besar, yaitu :

1. TB paru (TB pada organ paru-paru)


2.  TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru) :
  Tuberkulosis milier
  Tuberkulosis sistem saraf pusat (TB meningitis)
  Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
  Tuberkulosis Pericarditis
  Tuberkulosis Skelet / Tulang
  Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
  Tuberkulosis Peritonitis
  Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
  Tuberkulosis Iymphadenitis
  Tuberkulosis Catan / Kulit
  Tuberkulosis Laringitis
  Tuberkulosis Otitis                                                                           

I.          Komplikasi
Komplikasi dari TB paru adalah :

1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial


2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa

J.        Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita TB paru adalah :
1)     Pemeriksaan Diagnostik.
2)     Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan di ketemukannya kuman BTA diagnosis
tuberculosis sudah dapat di pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak sewaktu
datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua.Bila didapatkan hasil dua kali positif
maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu positif, dua kali negatif maka pemeriksaan
perlu diulang kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan satu kali positif maka dikatakan
mikroskopik BTA negatif.
3)     Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum)
Positif jika ditemukan bakteri tahan asam.
4)                    Skin test (PPD, Mantoux)
Hasil tes mantoux dibagi menjadi dalam :
  Indurasi 0-5 mm (diameternya) : mantoux negative
  Indurasi 6-9 mm  (diameternya) : hasil meragukan
  Indurasi 10-15 mm (diameternya) : hasil mantoux positif
  Indurasi lebih dari 16 mm (diameternya) : hasil mantouk positif kuat
  Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan, berupa indurasi kemerahan yang
terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin.            
5)     Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan kalsium
dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan perkembangan
tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.
6)     Pemeriksaan histology / kultur jaringan
Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis.
7)     Biopsi jaringan paru
Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan  terjadinya nekrosis.
8)      Pemeriksaan elektrolit
Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi.
9)        Analisa gas darah (AGD)
Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan paru.
10)   Pemeriksaan  fungsi  paru
Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu udara pada
kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim / fibrosa,
hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis).

K.        Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan juga
oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2 RHZ/4R3H3/
2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat  (milier) dan TB Ekstra Paru, therapi
tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH. Departemen Kesehatan RI selama ini
menjalankan program pemberantasan TB Paru dengan panduan 1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka panjang
12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :

1. Obat anti TB tingkat satu


Rifampisin (R), Isoniazid (I), Pirazinamid (P), Etambutol (E), Sterptomisin ( S ).

2. Obat anti TB tingkat dua


Kanamisin (K), Para-Amino-Salicylic Acid (P), Tiasetazon (T), Etionamide, Sikloserin,
Kapreomisin, Viomisin, Amikasin, Ofloksasin, Sifrofloksasin, Norfloksasin, Klofazimin dan
lain-lain.

Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni


  Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan :
a.       Mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal)
b.      Menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut
c.       Mencegah timbulnya resistensi obat
  Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau
secara intermitten dengan tujuan :
a.       Menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi)
b.      Mencegah kekambuhan
Pemberian dosis diatur berdasarkan Berat Badan yakni kurang dari 33 kg, 33 – 50 kg dan lebih
dari 50 kg.

Evaluasi Pengobatan.
Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya keluhan, nafsu
makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain), berkurangnya kelainan radiologis paru dan
konversi sputum menjadi negatif. Kontrol terhadap sputum BTA langsung dilakukan pada akhir
bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA diperiksa pada akhir
bulan ke-2, 5, dan 8. Biakan BTA dilakukan pada permulaan, akhir bulan ke-2 dan akhir
pengobatan. Kontrol terhadap pemeriksaan radiologis dada, kurang begitu berperan dalam
evaluasi pengobatan. Bila fasilitas memungkinkan foto dapat dibuat pada akhir pengobatan
sebagai dokumentasi untuk perbandingan bila nanti timbul kasus kambuh.
Ada 3  Dampak masalah dari TB Paru :
1)     Terhadap individu.
  Biologis.
Adanya kelemahan fisik secara umum, batuk yang terus menerus, sesak napas, nyeri dada, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, keringat pada malam hari dan kadang-kadang panas yang
tinggi.
  Psikologis.
Biasanya klien mudah tersinggung , marah, putus asa oleh karena batuk yang terus menerus
sehingga keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan.
  Sosial.
Adanya perasaan rendah diri oleh karena malu dengan keadaan penyakitnya sehingga klien
selalu mengisolasi dirinya.
  Spiritual.
Adanya distress spiritual yaitu menyalahkan Tuhan karena penyakitnya yang tidak sembuh-
sembuh juga menganggap penyakitnya yang manakutkan    
  Produktifitas menurun oleh karena kelemahan fisik.
2)     Terhadap keluarga.
         Terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang lain karena kurang    pengetahuan dari
keluarga terhadap penyakit TB Paru serta kurang pengetahuan penatalaksanaan pengobatan dan
upaya pencegahan penularan penyakit.            
         Produktifitas menurun.
Terutama bila mengenai kepala keluarga yang berperan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga,
maka akan menghambat biaya hidup sehari-hari terutama untuk biaya pengobatan.
                                 Psikologis.
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain.
                                 Sosial.
            Keluarga merasa malu dan mengisolasi diri  karena sebagian besar masyarakat belum tahu pasti
tentang penyakit TB Paru .
3)     Terhadap masyarakat.
            Apabila penemuan kasus baru TB Paru tidak secara dini serta pengobatan Penderita TB
Paru positif tidak teratur atau droup out pengobatan maka resiko penularan pada masyarakat luas
akan terjadi oleh karena cara penularan penyakit TB Paru.
Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan dari semua kalangan, semua orang yang batuk
dalam 3 minggu harus diperiksa dahaknya, harus ada obat yang disiapkan oleh pemerintah,
pengobatan harus dipantau selama 6 bulan oleh Pengawas Minum Obat (PMO) dan ada system
pencatatan / pelaporan.

Perawatan bagi penderita TBC


Perawatan yang harus dilakukan pada penderita tuberculosis adalah :
1.      Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang terdekat yaitu keluarga.
2.      Mengetahui adanya gejala efek samping obat dan merujuk bila diperlukan.
3.      Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita
4.      Istirahat teratur minimal 8 jam per hari
5.      Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan enam
6.      Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik (Depkes RI,
2002)
Pencegahan penularan TBC
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
1.      Menutup mulut bila batuk
2.      Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak pada wadah tertutup yang diberi
lisol
3.      Makan, makanan bergizi
4.      Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
5.      Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik
6.      Untuk bayi diberikan imunisasi BCG (Depkes RI, 2002)

Prioritas Keperawatan
1)     Meningkatakan / mempertahankan ventilasi / oksigenasi adekuat
2)     Mencegah penyebaran infeksi.
3)     Mendukung prilaku / tugas untuk mempertahankan kesehatan.
4)     Meningkatkan strategi koping efektif.
5)     Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan. 

Tujuan Pemulangan 
1)     Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
2)     Komplikasi dicegah
3)     Pola hidup / prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi.
4)     Proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dipahami.

Diagnosa Keperawatan:
1.      Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
  Mempertahankan jalan nafas pasien
  Mengeluarkan sekret tanpa bantuan

Intervensi :
a.       Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama,  kedalaman dan penggunaan
otot aksesori
b.      Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter, jumlah sputum,
adanya emoptisis
c.       Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas
dalam
d.      Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
e.       Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
a.       Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
b.      Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan
oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
c.       Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
d.      Mencegah obstruksi / aspirasi
2.   Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi sputum
meningkat.
Kriteria hasil :
  BB meningkat
Intervensi :
a.       Catat status nutrisi pasien
b.      Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
c.       Berikan makanan sedikit tapi sering
d.      Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada klien kecuali
kontra indikasi
e.       Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
a.       Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
b.      Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
c.       Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
d.      Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3.    Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan
tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
  Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
a.       Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b.      Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
c.       Berikan instruksi dan informasi tertulis
d.      Anjurkan klien untuk tidak merokok
e.       Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
a.       Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
b.      Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan
evaluasi lanjut
c.       Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi
d.      Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi
pernapasan
4.    Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
  Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
a.       Kaji patologi penyakit
b.      Identifikasi orang lain yang berisiko
c.       Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindari meludah
d.      Kaji tindakan kontrol infeksi
e.       Awasi suhu sesuai indikasi
f.        Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
a.       Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
b.      Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran /
terjadinya infeksi
c.       Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
d.      Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
e.       Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran
infeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I.         Data Umum
1)        Nama Kepala Keluarga                     : Tn. T
2)        Alamat : RT 02 Sembuan
3)        Pekerjaan Kepala Keluarga              : Petani
4)        Pendidikan Kepala Keluarga            : SD
5)        Komposisi Keluarga
No NAMA J Hub Umur Pend Status Imunisasi Ket
K Dng BCG Polio DPT Hepatitis Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. T P Istri 57 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Ulinuha L Ana 27 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
k
3 Wildan L Ana SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
k
4 Alif L Ana 20 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Riyanto k
5 Anisofyan L Ana 11 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
k
6 M.Silmi L Ana 9 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kahfa k

6)       Tipe Keluarga           
Keluarga Tn. T merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
anak yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan adalah monogami.
7)       Suku Bangsa
Tn. T dan Ny. T berasal dari Sembuan bahasa yang di gunakan adalah bahasa daerah.
8)       Agama
 Seluruh keluarga Tn.T beragama Kristen, keluarga Tn.T menjalani ibadah sesuai dengan agama
yang dianutnya. Menurut Tn.T, Ny.T selalu mengikuti kegiatan kebaktian yang di adakan rutin
tiap minggu di lingkungan rumahnya.
9)       Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan tidak tentu karena tidak memiliki pekerjaaan yang tetap.
Penghasilan Tn.T Rp. 500.000,- per bulannya. Pendapatan tidak mencukupi untuk biaya hidup
sehari-hari. Tn. Thidup terpisah dari keluarganya sejak tahun 1995, istri Tn.T dan anak-anaknya
tinggal di Barong Tongkok sementara Tn.T tinggal di Sembuan. Istri Tn.T adalah seorang IRT.
Tn.T tidak mampu untuk menyisihkan sedikit uang untuk di tabung.

II.         Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


11)   Keluarga Tn.T saat ini sedang menghadapi tahapan keluarga yang melepas anak usia dewasa
muda, dimana tugas perkembanganya antara lain:
a.       Menentukan pasangan hidup
b.      Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama pasangan (suami atau istri)
c.       Membentuk keluarga
d.      Belajar mengasuh anak
e.       Mengelola rumah tangga
f.        Meniti karir atau melanjutkan pendidikan
g.       Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
h.      Memperoleh kelompok sosial yang berjalan dengan nilai-nilai yang di anutnya.

12)   Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sejauh ini adalah membentuk sosial dengan
orang lain dan lingkungan disekitarnya.
13)   Riwayat keluarga Inti
Tn. T mengatakan keluarganya sudah lama tinggal di Sembuan, hanya anak yang pertama sudah
tinggal terpisah dari keluarga karena sudah memiliki keluarga dan sudah menetap di daerah
Barong Tongkok. Tn. T merantau ke Kutai Barat sejak tahun 1995 tinggal selalu berpindah-
pindah dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Tn.T, saat dilakukan pengkajian secara fisik dalam keadaan sehat, tetapi sudah sejak 1 bln
menderita penyakit TBC dan sedang menjalani proses pengobatan penyakitnya. Tn. T sedang
mengkonsumsi  obat paket stop TB tahap intensif awal yaitu RHZE (4 FDC) yang selalu di
minumnya 1 x sehari setiap jam 6 pagi, selama 2 bulan. Tn.T selalu rutin memeriksakan
kesehatannya di Pustu Sembuan, pada saat pengkajian TD Tn.T adalah 110/70 mmHg dan N: 80
x/mnt. Menurut Tn.T, istri dan anak-anaknya saat ini dalam keadaan sehat.
14)   Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.T mengatakan sebelum pindah ke Kutai Barat pekerjaan yang dilakukan dikampung hanya
sebagai petani saja.

III.         Lingkungan
15)   Karakteristik Rumah
Tn.T saat ini tinggal di rumahnya ukuran 2x3 m³, ventilasi kamar kurang, cahaya matahari tidak
dapat masuk ke dalam kamar.                                                                                           
16)      Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW
Hubungan Tn. T dengan warga komplek cukup baik, setiap hari mengikuti Ibadah yang diadakan
di Gereja.
17)      Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.T setelah menikah tinggal di Sembuan, dan tidak pernah pindah rumah sampai saat
ini.
18)   Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi dengan Masyarakat
. Tn.T selalu mengikuti kegiatan yang dilakukan di daerah tempat tinggalnya seperti kebaktian di
lingkungan sekitarnya.
19)   Sistem Pendukung Keluarga
Secara umum seluruh anggota keluarga Tn. Tsehat, tapi secara khusus pada Tn.T terkadang
mengeluhkan penyakit TBC yang dideritanya. Menurut Tn.T dada masih suka sesak tetapi batuk
sudah berkurang, dahak tidak ada, berat badan pun sudah mulai bertambah sedikit. Bila Tn.
Tsakit beliau selalu pergi sendiri ke Pustu yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tn. T
menggunakan Kartu Indonesia Sehat.
IV.         Struktur Keluarga
20)   Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain menggunakan pola dua arah
walaupun hanya melalui telpon untuk mendukung Tn.T menjalani program penyembuhan
penyakit TBC yang dideritanya, dan yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah kepala
keluarga dengan meminta pendapat pada anggota keluarga yang lain. Setiap anggota keluarga
berhak mengeluarkan pendapat, dan jika ada permasalahan keluarga selalu membicarakan dan
mencari solusinya dengan cara melakukan musyawarah didalam keluarga, walaupun tidak
tinggal serumah.
21)   Struktur Kekuatan Keluarga
Yang berperan dalam keluarga adalah Tn.T sebagai kepala keluarga. Dalam menyelesaikan
masalah keluarga tetap berdasarkan atas musyawarah, dan dalam musyawarah tersebut yang
berperan sebagai pembuat keputusan adalah Tn.T
22)   Struktur Peran (Formal & Informal)
Tn.T sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dalam
keluarganya, istri berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak-anaknya serta
membantu ekonomi keluarga dengan cara membuka warung dirumah, kemudian anak-anaknya
berperan membantu ibunya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
23)   Nilai Dan Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga tersebut sesuai dengan nilai agama yang dianutnya
dan norma yang berlaku dilingkugannya. Jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan (sakit) keluarga tersebut tetap percaya bahwa masalah yang dialaminya akan ada jalan
keluarnya. Tn. T mendukung apapun yang dilakukan untuk keluarga dan selalu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada dilingkunganya. Keluarga mempercayai pengobatan medis tetapi
juga mempercayai pengobatan non medis seperti ke alternatif.

V.            Fungsi Keluarga
24)   Fungsi Afektif
Keluarga Tn.T yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit khususnya Tn.T yang menderita TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena
adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
25)   Fungsi Sosial
Tn.T selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya bagaimana berperilaku sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-harinya di rumah dan lingkungan
tempat tinggalnya.
26)   Fungsi Perawatan Kesehatan
a.       Mengenal masalah kesehatan
Tn.T dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal masalah-masalah kesehatan, terbukti dengan
ketidaktahuan keluarga khususny Tn.T tentang apa yang menyebabkan dirinya menderita TBC.
Tn.T hanya sedikit mengetahui tentang penyakitnya, pantanganya dan tindakan untuk membawa
ke pelayanan kesehatan.
b.      Mengambil keputusan yang tepat
Keluarga Tn.T mampu mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat, hal ini
terlihat dari Tn.T selalu kontrol ke puskesmas bila obat RHZEnya sudah habis.
c.       Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.T selalu memberikan  motivasi pada diri sendiri agar terus rutin berobat ke puskesmas.
d.      Memelihara lingkungan yang sehat
Tn.T mampu memelihara lingkungan yang sehat dan rapih.
e.       Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarga mampu menggunakan yankes yang ada, ini bisa di lihat dari Tn. T yang selalu rajin
kontrol penyakitnya ke puskesmas untuk mengambil obat-abatan yang wajib diminumnya.
27)   Fungsi Reproduksi
Tn. T memiliki 5 orang anak, satu istri. Seluruh anaknya laki-laki, yang pertama  berusia 27 th
saat ini sudah berkeluarga dam memiliki 2 orang anak saat ini masih melanjutkan pendidikan ke
s1, anak kedua laki-laki sudah bekerja dan telah menikah serta sudah memiliki satu orang anak,
sedangkan anak yang ketiga berusia 20 th dan sudah bekerja dan belum menikah. Anak ke empat
dan kelima masih bersekolah di SD, Ny. S saat ini masih mengikuti program KB dengan
menggunakan IUD (spiral).
28)   Fungsi Ekonomi
Menurut Tn.T penghasilannya kurang mencukupi akan kebutuhan keluarganya.

VI.            Stress Dan Koping Keluarga


29)      Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu Tn.T memikirkan apakah penyakit TBC yang di deritanya dapat
sembuh, dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Stressor jangka panjang yaitu Tn.T memikirkan biaya untuk pengobatan yang akan di keluarkan
apabila penyakit yang dideritanya tidak sembuh.
30)      Kemampuan Kluarga Berespon Terhadap Stressor
Keluarga Tn.T selalu berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarganya, Tn.T
bersyukur karena program dari puskesmas yang mengratiskan pengobatan bagi penderita TBC.
31)      Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga khususnya Tn.T senantiasa menerima keadaan atau masalah yang terjadi dalam
keluarganya tetapi Tn.T juga berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan melibatkan
anak dan keluarga dalam menyelesaikan masalah tersebut.
32)      Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga khususnya Tn.T tidak pernah putus asa dan tidak pernah
melampiaskan ke hal-hal yang merugikan diri sendiri dan keluarga.

VII.            Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan hanya dilakukan pada Tn.T menderita TB Paru  sudah 2 bulan, saat ini klien
sedang menjalani proses pengobatan TB paru dengan meminum RHZE (4FDC) yang berisi
Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pyrazinamide 400 mg, dan ethambutol 275 mg.

No. PEMERIKSAAN HASIL


FISIK
1 Kepala :
  Rambut Kulit kepala bersih, rambut sedikit lurus pendek, sedikit
beruban, berminyak, bersih, & tidak rontok
  Mata Kelopak mata normal, tidak ada peradangan, conjungtiva an
anemis, sklera an ikterik, & tidak menggunakan kaca mata
  Hidung Tidak ada kelainan, hidung simetris, bersih , polip (-),
sinusitis (-) & tidak ada sumbatan
  Telinga Bentuk simetris, pendengaran baik, bersih tidak ada
serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar
  Mulut Bibir lembab tidak pecah-pecah, stomatitis (-), gigi bersih,
tidak ada carries tetapi ada sedikit karang gigi, sikat gigi 2x
sehari

2 Leher :
  Tonsil Tonsil kanan kiri normal tidak ada pembesaran dan
peradangan
  Kelenjar Tyroid Tidak ada pembesaran

3 Thorax :
  Jantung Gallop (-), mur2 (-)
  Paru-paru Ronchi (+) di inter costa 4 – 5 dextra, whezing (-), batuk (-),
dada simetris, pernafasan dada dan perut, frek 24 x/mnt

4 Abdomen Acites (-), bising usus N 15-20 x/mnt, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran hepar

5 Kulit Warna sawo matang, turgor kulit baik, bersih, tidak ada
penyakit kulit, hyperpigmentasi (-)

6 Extermitas Oedem (-), tidak ada kelainan pada extermitas atas dan
bawah
         5 5
          5  5

7 Lain-lain TD : 110/70 mmHg


N : 80 x/mnt
S : 36 ⁰C
RR : 24 x/mnt
BB : 38 kg

VIII.            Harapan Keluarga
Keluarga Tn.T khususnya Tn.T selalu berharap untuk dapat menyelesaikan masalah kesehatan
jika ada dirinya ataupun anggota keluarganya  mengalami sakit dengan bantuan petugas
kesehatan. Tn.T juga senang dengan kehadiran perawat dan berharap dapat membantunya untuk
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga saat ini yaitu TB Paru yg diderita oleh Tn.T sendiri.

IX.            DATA TAMBAHAN
Keluarga Tn.T khususnya Tn.T, setiap hari makan sebanyak 2x sehari. Pola eliminasi Tn. Tuntuk
BAB 1-2 x/hr, BAK 5-6 x/ hr, aktifitas sehari-hari Tn.Z adalah sebagai petani. Untuk istirahat
dan tidur,  Waktu tidur malam hari biasanya dilakukan pada pukul  23.00 WIB sampai dengan
pukul 04.30 WIB.
ANALISA DATA
No DATA MASALAH PENYEBAB
.
1 DS :
-       Tn.T bertanya tentang cara Resiko penularan Ketidak mampuan keluarga Tn.T
penularan dan pencegahan penyakit TB Paru khususnya Tn.T dalam mengenal
penyakit TB paru masalah resiko terjadinya
-       Menurut Tn. T ia tinggal penularan TB Paru
sekamar dengan temanya
-       Tn.T mengatakan
batuknya sudah jarang dan
tidak berdahak
DO :
-       Tn.T kurang mengetahui
tentang cara penularan,
pencegahan penyakit TB
Paru.
-       Tn.T  tidur satu kamar
dengan temannya.
-       Tidak ada pengkhususan
alat tenun dan alat makan

2 DS :
-       Tn.T selalu bertanya Kurang pengetahuan Kurang informasi dan
tentang pengertian, tanda dan tentang pengertian keterbatasankemampuankeluarga
gejala yang ditimbulkan, cara TB Paru, tanda dan Tn.T khususnya Tn.T
penularan dan pencegahan, gejala yang dalam menerimainformasi
komplikasi dan pengobatan ditimbulkan, cara
dari penyakit TB paru. penularan dan
-       Menurut klien sudah pencegahan,
menderita TB sejak  2 bln komplikasi dan
yang lalu dan sedang pengobatan dari
menjalani pengobatan. penyakit TB paru.
-        Tn.T mengatakan tidak
tahu akibat yang ditimbulkan
oleh penyakit TB Paru bila
tidak diobati secara teratur.
DO :
-   Klien tampak selalu
bertanya tentang penyakitnya
-   Klien sedang menjalani
pengobatan di puskesmas
dan mengkonsumsi obat
RHZE
-   Klien bertanya tentang
akibat dari pengobatan yang
tidak rutin dan tuntas
-   Klien tidak dapat menjawab
ketika ditanya oleh perawat
tentang penyakit TB paru
yang dideritanya

PRIORITAS MASALAH
Masalah :   Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.T khususnya Tn.T dalam
mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru

No KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Penularan belum terjadi tapi
 Ancaman kesehatan resiko terjadinya penularan
cukup besar.

2 Kemungkinan masalah 2/2 X 1 2 Tn.T  mau memeriksakan


dapat diubah : kesehatannya secara teratur
Dengan mudah dan mengikuti program
P2TB Paru di puskesmas
sampai tuntas
3 Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Penularan penyakit TB Paru
dicegah : dapat dicegah dengan
Cukup tindakan sederhana yang
dapat dilakukan tanpa biaya.

4 Menonjolnya masalah : 1X1 1 Keluarga kurang mengetahui


Ada masalah tetapi kalau penyakit TB Paru
tidak perlu ditangani sangat menular
JUMLAH 4 1/3

Masalah :        Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.T khususnya Tn.T
dalam menerima informasi

No KRITERIA PENGHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Keluarga khususnya Tn.
 Ancaman kesehatan T tidak memahami dengan
baik tentangmasalah
kesehatan yang dialami oleh
Tn.T
2 Kemungkinan 2/2  X 2 2 Pemberian informasi tentang
masalah  dapat penyakit dan kebutuhan
diubah : perawatan akandapat dengan
Dengan mudah mudah dipahamioleh
Tn.T karena kemampuan
keluarga khususnya
Tn.T  menyerap
informasi sangatbaik
3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Membantu
untuk dicegah : keluargakhususnya Tn.T
Cukup memahami
masalahpenyakitnya  bisa
dilakukan melalui
pemberian informasi tentang
TB Paru secara rutin dan
jelas

4 Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Keluarga  khususnya


Masalah berat harus Tn.T tidak merasakan
segera ditangani adanya masalah yang harus
segera ditangani
JUMLAH 7/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1)     Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.T khususnya Tn.T
dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2)     Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara
penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn. T khususnya Tn. T
dalam menerima informasi
FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NamaKeluarga           : Tn. T                                                                                                          


Nama perawat : Sefrida Andriani Sagala, Amd.Kep
Alamat                    : Barong Tongkok                           
 NRTKK                    : 44006070
N DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI RENCANA
O KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRIT STANDARD INTERVENSI
KELUARGA ERIA
1 Resiko penularan Setelah Setelah Verbal 1.1   Keluarga  terutama a.       Diskusikan
penyakit TB Paru dilakukan dilakukan  Tn.T mampu bersama keluarga
b/d Ketidak kunjungan kunjungan menjelaskan khususnya Tn.T
mampuan keluarga keluarga selama keluarga pengertian TB tentang  pengertian,
Tn.T khususnya 3 x 30 menit, selama 1 x 30 Paru,Tuberkulosis tanda dan gejala,
Tn.T dalam penularan menit paru adalah penyakit penyebab,
mengenal masalah penyakit TB diharapkan infeksi menahun komplikasi serta
resiko terjadinya dapat dicegah keluarga menular yang pencegahan dan
penularan TB Paru terutama Tn. T terutama Tn.T disebabkan oleh perawatan TB Paru
diharapkan mampu: kuman TB dengan
mampu disiplin1.   Mengenal (Mycobacterium menggunakan
dalam masalah  Tuberculosis). power point dan
melakukan kesehatan leaflet tentang TB
pencegaha keluarga 1.2   Keluarga    terutama Paru
penularan. dengan TB Tn.T  mampu  
Paru menyebutkan 5  dari b.       Berikan
1.1 Menyebutkan 7 tanda dan gejala TB kesempatan
pengertian TB Paru, yaitu : demam, bertanya kepada
Paru batuk disertai dahak keluarga khususnya
1.2 Menyebutkan  selama 2 minggu / Tn.T 
tanda dan lebih, dahak kadang
gejala TB Paru disertai darah, sesak c.       Motivasi
1.3 Menyebutkan nafas dengan rasa keluarga khususnya
penyebab TB nyeri dada,nafsu Tn.T untuk
paru makan kurang,  BB mengulang kembali
turundan berkeringat apa yang telah
waktu malam hari Dijelaskan

1.3  Keluarga     terutamad.       Motivasi


Tn.T mampu keluarga khususnya
menyebutkan Tn.T
penyebab TB Paru,  untuk
yaitu : mengidentifikasi
kuman Mycobacteriu penyebab dan tanda
m Tuberkulosis gejala TB Paru 
yang dialami Tn.T
e.       Berikan pujian
atas usaha keluarga
khususnya Tn.T

2.       Mengambil Verbal 2.1Keluarga terutama a.    Diskusikan


keputusan Tn.T mampu bersama keluarga
untuk menyebutkan 3 dari 5 khususnya Tn.T
mengatasi akibat dari TB Paru, tentang akibat
kelanjutan dari yaitu : lanjut dari TB Paru
TB paru
dengan cara 1. Pembesaran b.    Motivasi keluarga
menjelaskan kelenjar untuk mengulang
2.1    Akibat dari sevikalis yang kembali apa yang
TB paru superfisial telah dijelaskan.
2. Pleuritis
tuberkulosa c.       Berikan pujian
3. Efusi atas usaha keluarga
pleura (cairan khususnya Tn.T
yang keluar
ke dalam
rongga
pleura)
4. Tuberkulosa
milier
5. Meningitis
tuberkulosa
Setelah Verbal dan
3.1    Keluarga terutama a.       Diskusikan
dilakukan  psikomotor Tn.T mampu bersama keluarga
kunjungan menyebutkan 4 dari 5 khususnya
keluarga cara pencegahan TB Tn.T tentang cara
selama 1 x 30 paru, yaitu : pencegahan  serta
menit pengobatan secara
diharapkan 1. Menutup medis dan
keluarga mulut bila tradisional dari TB
terutama Tn.Z  batuk Paru
mampu: 2. Membuang
3.       Mampu dahak tidak dib.       Motivasi
merawat sembarang keluarga untuk
anggota tempat. mengulang kembali
keluarga 3. Makan apa yang telah
khususnya makanan dijelaskan.
Tn.T yang bergizi
mengalami TB 4. Memisahkan c.       Demonstrasikan
Paru dengan alat makan cara
cara dan minum Pengobatan
3.1   Pencegahan bekas tradisional TB Paru
dan perawatan penderita kepada keluarga
TB Paru 5. Memperhatika khususnya Tn.T
3.2   Pengobatan n lingkungan
baik medis rumah, cahaya d.       Berikan pujian
maupun dan ventilasi atas usaha keluarga
tradisional yang baik khususnya Tn.T
6. Untuk bayi
diberikan
imunisasi
BCG
Mampu menyebutkan
5 dari 6 cara
perawatan dari TB
Paru, yaitu :

1. Awasi
penderita
minum obat
2. Mengetahui
adanya gejala
efek samping
obat
3. Mencukupi
kebutuhan
gizi seimbang
penderita
4. Istirahat
teratur
minimal 8 jam
/ hr
5. Mengingatkan
penderita
untuk periksa
ulang dahak
pada bulan ke
2, ke 5 dan 6
6. Menciptakan
lingkungan
rumah dengan
ventilasi dan
pencahayaan
yang baik

3.2 Keluarga terutama


Tn. T mampu
menyebutkan cara
pengobatan medis TB
paru, yaitu:
Dengan meminum
obat RHZE 
(4FDC)warna merah
selama 2 bulan
dan RH (2FDC)
warna kuning selama
4 bulan

Mampu menyebutkan
cara pengobatan
tradisional TB Paru,
yaitu : dengan tidak
minum susu, tetapi
menggantikannya
dengan wortel atau
sari kacang kedelai.

Setelah Verbal4.1  Keluarga khususnya a.       Diskusikan


dilakukan  Tn.T mampu bersama keluarga
kunjungan menyebutkan kriteria khususnya Tn.T
keluarga lingkungan yg bersih, tentang kriteria
selama 1 x 30 dengan lingkungan
menit caramenjemur kasur       yang bersih bagi
diharapkan atau tikar secara penderita TB Paru
keluarga teratur, membuka       
terutama Tn.T jendela atau pintu b.       Motivasi
mampu : agar mendapatkan keluarga khususnya
4.       Memodifika cahaya dan udara Tn.T
si lingkungan yang cukup untuk selalu
yang bersih menciptakan
bagi keluarga lingkungan yang
khususnya bersih dan nyaman
Tn.T dengan
cara :        c.       Berikan pujian
4.1   Usahakan  atas
Menjemur usaha keluarga
kasur / tikar khususnya Tn.T
secara teratur,
membuka
jendela agar
mendapatkan
cahaya dan
udara yang
cukup

5.       Menggunaka Verbal Keluarga  khususnyaa.       Diskusikan


n pelayanan Tn.T mampu bersama keluarga
kesehatan yang menggunakan khususnya Tn.T
tersedia Yankes yang tersedia tentang manfaat
ini terbukti Tn.T dari menggunakan
ketika obatnya habis Yankes.
selalu dating ke
puskesmas untuk b.       Motivasi
mengambil obat yang keluarga khususnya
harus rutin Tn.T untuk selalu
diminumnya. menggunakan
Yankes

2 Kurang Setelah Setelah Verbal 1.1Keluarga  terutama a.       Diskusikan


pengetahuan dilakukan dilakukan  Tn.T mampu bersama keluarga
tentang pengertian kunjungan kunjungan menjelaskan khususnya Tn.T
TB Paru, tanda dan keluarga selama keluarga pengertian TB tentang  pengertian,
gejala yang 3 x 30 menit, selama 1 x 30 Paru,Tuberkulosis tanda dan gejala,
ditimbulkan, cara diharapkan menit paru adalah penyakit penyebab,
penularan dan keluarga diharapkan infeksi menahun komplikasi serta
pencegahan, khususnya Tn.T keluarga menular yang pencegahan dan
komplikasi dan dapat mengerti terutama Tn.T disebabkan oleh perawatan TB Paru
pengobatan dari dan memahami mampu: kuman TB dengan
penyakit TB paru atas informasi 1.      Mengenal (Mycobacterium menggunakan
b/d kurang yang sudah masalah  Tuberculosis). power point dan
informasi dan diberikan kesehatan leaflet tentang TB
keterbatasankemam tentang keluarga 1.2 Keluarga    terutama Paru
puan keluarga Tn. penyakit TB dengan TB Tn.T  mampu  
T khususnya Tn. T Paru Paru menyebutkan tanda b.       Berikan
dalam menerimainf 1.1 Menyebutkan dan gejala TB Paru, kesempatan
ormasi pengertian TB yaitu : demam, batuk bertanya kepada
Paru disertai dahak selama keluarga khususnya
1.2 Menyebutkan  2minggu / lebih, Tn.T
tanda dan dahak kadang disertai
gejala TB Paru darah, sesak nafas c.       Motivasi
1.3 Menyebutkan dengan rasa nyeri keluarga khususnya
penyebab TB dada,nafsu makan Tn.T untuk
paru kurang,  BB turundan mengulang kembali
berkeringat waktu apa yang telah
malam hari Dijelaskan

1.3  Keluarga     terutamad.       Motivasi


Tn.T mampu keluarga khususnya
menyebutkan Tn.T
penyebab TB Paru,  untuk
yaitu : mengidentifikasi
kuman Mycobacteriu penyebab dan tanda
m Tuberkulosis gejala TB Paru 
yang dialami Tn.T

e.       Berikan pujian
atas usaha keluarga
khususnya Tn.T

2         Mengambil Verbal 2.1Keluarga terutama a.    Diskusikan


keputusan Tn.T mampu bersama keluarga
untuk menyebutkan 4 dari 5 khususnya Tn.T
mengatasi akibat dari TB Paru, tentang akibat
kelanjutan dari yaitu : lanjut dari TB Paru
TB paru
dengan cara 1. Pembesaran b.    Motivasi keluarga
menjelaskan kelenjar untuk mengulang
2.1    Akibat dari sevikalis yang kembali apa yang
TB paru superfisial telah dijelaskan.
2. Pleuritis
tuberkulosa c.       Berikan pujian
3. Efusi atas usaha keluarga
pleura (cairan khususnya Tn.T
yang keluar
ke dalam
rongga
pleura)
4. Tuberkulosa
milier
5. Meningitis
tuberkulosa

Setelah Verbal dan


1.1      Keluarga terutamaa.       Diskusikan
dilakukan  psikomotor Tn.T mampu bersama keluarga
kunjungan menyebutkan cara khususnya Tn.Z
keluarga pencegahan TB paru, tentang cara
selama 1 x 30 yaitu : pencegahan  serta
menit pengobatan secara
diharapkan 1. Menutup medis dan
keluarga mulut bila tradisional dari TB
terutama Tn.T  batuk Paru
mampu: 2. Membuang b.       Motivasi
3.       Mampu dahak tidak di keluarga untuk
merawat sembarang mengulang kembali
anggota tempat. apa yang telah
keluarga 3. Makan dijelaskan.
khususnya makanan
Tn.Z yang bergizi c.       Demonstrasikan
mengalami TB 4. Memisahkan cara
Paru dengan alat makan Pengobatan
cara dan minum tradisional TB Paru
3.1   Pencegahan bekas kepada keluarga
dan perawatan penderita khususnya Tn.Z
TB Paru 5. Memperhatika
3.2   Pengobatan n lingkungand.       Berikan pujian
baik medis rumah, cahaya atas usaha keluarga
maupun dan ventilasi khususnya Tn.Z
tradisional yang baik
6. Untuk bayi
diberikan
imunisasi
BCG
Mampu menyebutkan
cara perawatan dari
TB Paru, yaitu :

1. Awasi
penderita
minum obat
2. Mengetahui
adanya gejala
efek samping
obat
3. Mencukupi
kebutuhan
gizi seimbang
penderita
4. Istirahat
teratur
minimal 8 jam
/ hr
5. Mengingatkan
penderita
untuk periksa
ulang dahak
pada bulan ke
2, ke 5 dan 6
6. Menciptakan
lingkungan
rumah dengan
ventilasi dan
pencahayaan
yang baik

3.2 Keluarga terutama


Tn.Z mampu
menyebutkan cara
pengobatan medis TB
paru, yaitu:
Dengan meminum
obat RHZE 
(4FDC)warna merah 
selama 2 bulan
dan RH (2FDC)
warna kuning selama
4 bulan

Mampu menyebutkan
cara pengobatan
tradisional TB Paru,
yaitu : dengan tidak
minum susu, tetapi
menggantikannya
dengan wortel atau
sari kacang kedelai.
Resep Jus:
•    Pagi: Wortel 1
gelas, bayam ½ gelas
•    Siang: Wortel 1
gelas, dandelion ¼
gelas
•    Malam: Wortel 1
gelas, celery ½ gelas,
bayam 1/3 gelas
•    Sebelum tidur:
Wortel 1 gelas

Setelah Verbal4.1  Keluarga khususnya a.       Diskusikan


dilakukan  Tn.T mampu bersama keluarga
kunjungan menyebutkan kriteria khususnya Tn.T
keluarga selama lingkungan yg bersih, tentang kriteria
1 x 30 menit dengan lingkungan
diharapkan caramenjemur kasur       yang bersih bagi
keluarga atau tikar secara penderita TB Paru
terutama Tn. T teratur, membuka       
mampu : jendela atau pintu b.       Motivasi
4.       Memodifika agar mendapatkan keluarga khususnya
si lingkungan cahaya dan udara Tn.T
yang bersih yang cukup untuk selalu
bagi keluarga menciptakan
khususnya lingkungan yang
Tn.T dengan bersih dan nyaman
cara :
4.1   Usahakan         c.       Berikan pujian
Menjemur atas
kasur / tikar usaha keluarga
secara teratur, khususnya Tn.T
membuka
jendela agar
mendapatkan
cahaya dan
udara yang
cukup

5.       Menggunaka Verbal Keluarga  khususnyaa.       Diskusikan


n pelayanan Tn.T mampu bersama keluarga
kesehatan yang menggunakan khususnya
tersedia Yankes yang tersedia Tn.T tentang
ini terbukti manfaat dari
Tn.T ketika obatnya menggunakan
habis selalu datang ke Yankes.
puskesmas untuk
mengambil obat yangb.       Motivasi
harus rutin keluarga khususnya
diminumnya. Tn.T untuk selalu
menggunakan
Yankes

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N DIAGNOSA TUJUAN TANGG IMPLEMENT EVALUASI


O KEPERAWATAN KHUSUS AL ASI
KELUARGA
1 Resiko penularan penyakit Setelah 16/04/11a.       Diskusikan S :  Tn.Tmengataka
TB Paru b/d Ketidak dilakukan  bersama n pengertian TB
mampuan keluarga kunjungan keluarga Paru adalah
Tn.T khususnya Tn.T keluarga khususnya penyakit infeksi
dalam mengenal masalah selama 1 x Tn.T tentang  menahun
resiko terjadinya penularan 30 menit pengertian, menular yang
TB Paru diharapkan tanda dan disebabkan oleh
keluarga gejala, kuman TB
terutama penyebab, (Mycobacteriu
Tn.T komplikasi m
mampu: serta Tuberculosis),y
1.       Mengenal pencegahan dan ang tanda dan
masalah  perawatan TB gejalanya
kesehatan Paru dengan adalah demam,
keluarga menggunakan batuk disertai
dengan TB power point dahak selama 2
Paru dan leaflet minggu / lebih,
1.1 tentang TB dahak kadang
Menyebutka Paru disertai darah,
n pengertian b.       Berikan sesak nafas
TB Paru kesempatan dengan rasa
1.2 bertanya nyeri
Menyebutka kepada dada,nafsu
n  tanda dan keluarga makan kurang, 
gejala TB khususnya BB turundan
Paru Tn.T berkeringat
1.3 c.       Motivasi waktu malam
Menyebutka keluarga hari, sedangkan
n penyebab khususnya penyebabnya
TB paru Tn.Tuntuk adalah
mengulang kumanMycobac
kembali apa terium
yang telah Tuberkulosis
dijelaskan O :   Tn.T dapat
d.       Motivasi menyebutkanpe
keluarga ngertian TB
khususnya Paru adalah
Tn.T  untuk penyakit infeksi
mengidentifika menahun
si penyebab menular yang
dan tanda disebabkan oleh
gejala TB Paru  kuman TB
yang dialami (Mycobacteriu
Tn.T m
Tuberculosis),y
e.       Berikan ang tanda dan
pujian atas gejalanya
usaha keluarga adalah demam,
khususnya batuk disertai
Tn.Z dahak selama
2minggu /
lebih, dahak
kadang disertai
darah, sesak
nafas dengan
rasa nyeri
dada,nafsu
makan kurang, 
BB turundan
berkeringat
waktu malam
hari, sedangka
penyebabnya
adalah
kumanMycobac
terium
Tuberkulosis
A :   TUK 1 tercapai
  :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk  TUK 2
2        Mengamb 16/04/11a.   Diskusikan S :   Tn . T
il keputusan bersama mengatakan 3
untuk keluarga dari 5 akibat
mengatasi khususnya lanjut dari TB
kelanjutan Tn.T tentang Paru
dari TB paru akibat lanjut yaitu:pembesara
dengan cara dari TB Paru n kelenjar
menjelaskan b.    Motivasi sevikalis yg
2.1   Akibat dari keluarga untuk superfisial,Pleur
TB paru mengulang itis
kembali apa tuberkulosa,Efu
yang telah si pleura(cairan
dijelaskan. yang keluar ke
c.       Berikan dalam rongga
pujian atas pleura)
usaha keluargaO : Tn.T hanya
khususnya dapat
Tn.T menyebutkan 3
dari 5 akibat
dari TB Paru,
yaitu:pembesara
n kelenjar
sevikalis yg
superfisial,Pleur
itis
tuberkulosa,Efu
si pleura(cairan
yang keluar ke
dalam rongga
pleura)
A :  TUK 2
tercapai.

P :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 3

Setelah 19/04/11a.       Diskusikan S:  Tn.


dilakukan  bersama Tmengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya pencegahan TB
selama 1 x Tn.T  tentang paru, yaitu :
30 menit cara Menutup mulut
diharapkan pencegahan  bila
keluarga serta batuk,membuan
terutama pengobatan g dahak tidak di
Tn.T  secara medis sembarang
mampu: dan tradisional tempat, makan
3.       Mampu dari TB Paru makanan
merawat b.       Motivasi bergizi,
anggota keluarga untuk memisahkan
keluarga mengulang alat makan dan
khususnya kembali apa minum. Yg cara
Tn.Tyang yang telah pengobatanya
mengalami dijelaskan. adalah awasi
TB Paru c.      Demonstrasik penderita
dengan cara an cara minum obat,
3.1  Pencegahan Pengobatan mengetahui
dan tradisional TB adanya gejala
perawatan Paru kepada efek samping
TB Paru keluarga obat,
3.2  Pengobatan khususnya mencukupi
baik medis Tn.T kebutuhan gizi
maupun d.       Berikan seimbang
tradisional pujian atas penderita,
usaha keluarga istirahat teratur
khususnya minimal 8 jam /
Tn.T hr, menciptakan
lingkungan
rumah dengan
ventilasi dan
pencahayaan yg
baik. Yg
pengobatan
medisnya
dengan
meminum obat
RHZE yg
berwarna merah
selama  2 bln
dan selanjutnya
RH berwarna
kuning selama 4
bln. Sedangkan
obat
tradisionalnya
dengan tidak
meminum susu,
tetapi
menggantikann
ya dengan
wortel / sari
kacang kedelai.
Resep Jus:
•    Pagi: Wortel 1
gelas, bayam ½
gelas
•    Siang: Wortel
1 gelas,
dandelion ¼
gelas
•    Malam:
Wortel 1 gelas,
celery ½ gelas,
bayam 1/3 gelas
•    Sebelum tidur:
Wortel 1 gelas
A :  TUK 3
tercapai.
P :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 4

Setelah 23/04/11a.       Diskusikan S: Tn. T


dilakukan  bersama mengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya Tn. memelihara
selama 1 x T  lingkungan
30 menit tentangcriteria yang bersih dan
diharapkan lingkungan nyaman yaitu
keluarga yang bersih dengan cara
terutama Tn. bagi penderita Menjemur
T mampu : TB Paru kasur / tikar
4.      Memodifi b.       Motivasi secara teratur,
kasi keluarga membuka
lingkungan khususnya jendela agar
yang bersih Tn.T  untuk mendapatkan
bagi selalu cahaya dan
keluarga menciptakan udara yang
khususnya lingkungan cukup
Tn. T yang bersih danO: Tn.T dapat
dengan nyaman menyebutkanca
cara : c.       Berikan ra memelihara
4.1  Usahakan  pujian atas lingkungan
Menjemur usaha keluarga yang bersih dan
kasur / tikar khususnya nyaman yaitu
secara Tn.T dengan cara
teratur, Menjemur
membuka kasur / tikar
jendela agar secara teratur,
mendapatka membuka
n cahaya dan jendela agar
udara yang mendapatkan
cukup cahaya dan
udara yang
cukup
A:  TUK 4
tercapai.
P :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 5
5.      Mengguna 23/04/11a.       Diskusikan S:  Keluarga
kan bersama mampu
pelayanan keluarga menggunakan
kesehatan khususnya Yankes yang
yang Tn.T  tentang tersedia
tersedia manfaat dari O : Tn.T selalu
menggunakan datang ke
Yankes. puskesmas
b.       Motivasi ketika obatnya
keluarga habis untuk
khususnya Tn. mengambil obat
T untuk selalu yang harus rutin
menggunakan diminumnya
Yankes setiap hari.
A : TUK 5
tercapai.

P :  Pertahankan
kemampuan
keluarga untuk
merawat
kesehatan
anggota
keluarganya.
2 Kurang pengetahuan Setelah 16/04/11a.       Diskusikan S :  Tn. T
tentang pengertian TB dilakukan  bersama mengatakan
Paru, tanda dan gejala kunjungan keluarga pengertian TB
yang ditimbulkan, cara keluarga khususnya Paru adalah
penularan dan pencegahan, selama 1 x Tn.T tentang  penyakit infeksi
komplikasi dan 30 menit pengertian, menahun
pengobatan dari penyakit diharapkan tanda dan menular yang
TB paru b/d kurang keluarga gejala, disebabkan oleh
informasi dan terutama penyebab, kuman TB
keterbatasankemampuan k Tn.T komplikasi (Mycobacteriu
eluarga Tn.T khususnya mampu: serta m
Tn. T dalam menerima 1.      Mengenal pencegahan dan Tuberculosis),y
informasi masalah  perawatan TB ang tanda dan
kesehatan Paru dengan gejalanya
keluarga menggunakan adalah demam,
dengan TB power point batuk disertai
Paru dan leaflet dahak selama 2
1.1 tentang TB minggu / lebih,
Menyebutka Paru dahak kadang
n pengertian b.       Berikan disertai darah,
TB Paru kesempatan sesak nafas
1.2 bertanya dengan rasa
Menyebutka kepada nyeri
n  tanda dan keluarga dada,nafsu
gejala TB khususnya Tn. makan kurang, 
Paru T  BB turundan
1.3 c.       Motivasi berkeringat
Menyebutka keluarga waktu malam
n penyebab khususnya hari, sedangkan
TB paru Tn.T untuk penyebabnya
mengulang adalah
kembali apa kumanMycobac
yang telah terium
dijelaskan Tuberkulosis
d.       Motivasi O :   Tn. T dapat
keluarga menyebutkanpe
khususnya ngertian TB
Tn.T   untuk Paru adalah
mengidentifika penyakit infeksi
si penyebab menahun
dan tanda menular yang
gejala TB Paru  disebabkan oleh
yang dialami kuman TB
Tn. T (Mycobacteriu
e.       Berikan m
pujian atas Tuberculosis),y
usaha keluarga ang tanda dan
khususnya gejalanya
Tn.T adalah demam,
batuk disertai
dahak selama
2minggu /
lebih, dahak
kadang disertai
darah, sesak
nafas dengan
rasa nyeri
dada,nafsu
makan kurang, 
BB turundan
berkeringat
waktu malam
hari, sedangka
penyebabnya
adalah
kumanMycobac
terium
Tuberkulosis
A :   TUK 1 tercapai
  :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk  TUK 2
2        Mengamb 16/04/11a.   Diskusikan S :   Tn . T
il keputusan bersama mengatakan 3
untuk keluarga dari 5 akibat
mengatasi khususnya lanjut dari TB
kelanjutan Tn.T tentang Paru
dari TB paru akibat lanjut yaitu:pembesara
dengan cara dari TB Paru n kelenjar
menjelaskan b.    Motivasi sevikalis yg
2.2   Akibat dari keluarga untuk superfisial,Pleur
TB paru mengulang itis
kembali apa tuberkulosa,Efu
yang telah si pleura(cairan
dijelaskan. yang keluar ke
c.       Berikan dalam rongga
pujian atas pleura)
usaha keluargaO : Tn.T hanya
khususnya Tn. dapat
T menyebutkan 3
dari 5 akibat
dari TB Paru,
yaitu:pembesara
n kelenjar
sevikalis yg
superfisial,Pleur
itis
tuberkulosa,Efu
si pleura(cairan
yang keluar ke
dalam rongga
pleura)
A :  TUK 2
tercapai.

P :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 3

Setelah 19/04/11a.       Diskusikan S:  Tn. T


dilakukan  bersama mengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya pencegahan TB
selama 1 x Tn.T  tentang paru, yaitu :
30 menit cara Menutup mulut
diharapkan pencegahan  bila
keluarga serta batuk,membuan
terutama Tn. pengobatan g dahak tidak di
T mampu: secara medis sembarang
3.       Mampu dan tradisional tempat, makan
merawat dari TB Paru makanan
anggota b.       Motivasi bergizi,
keluarga keluarga untuk memisahkan
khususnya mengulang alat makan dan
Tn. T yang kembali apa minum. Yg cara
mengalami yang telah pengobatanya
TB Paru dijelaskan. adalah awasi
dengan cara c.      Demonstrasik penderita
3.1  Pencegahan an cara minum obat,
dan Pengobatan mengetahui
perawatan tradisional TB adanya gejala
TB Paru Paru kepada efek samping
3.2  Pengobatan keluarga obat,
baik medis khususnya Tn. mencukupi
maupun T kebutuhan gizi
tradisional d.       Berikan seimbang
pujian atas penderita,
usaha keluarga istirahat teratur
khususnya Tn. minimal 8 jam /
T hr, menciptakan
lingkungan
rumah dengan
ventilasi dan
pencahayaan yg
baik. Yg
pengobatan
medisnya
dengan
meminum obat
RHZE yg
berwarna merah
selama  2 bln
dan selanjutnya
RH berwarna
kuning selama 4
bln. Sedangkan
obat
tradisionalnya
dengan tidak
meminum susu,
tetapi
menggantikann
ya dengan
wortel / sari
kacang kedelai.
Resep Jus:
•    Pagi: Wortel 1
gelas, bayam ½
gelas
•    Siang: Wortel
1 gelas,
dandelion ¼
gelas
•    Malam:
Wortel 1 gelas,
celery ½ gelas,
bayam 1/3 gelas
•    Sebelum tidur:
Wortel 1 gelas
A :  TUK 3
tercapai.
P :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 4

Setelah 23/04/11a.       Diskusikan S: Tn. T


dilakukan  bersama mengatakan
kunjungan keluarga cara
keluarga khususnya Tn. memelihara
selama 1 x T tentang lingkungan
30 menit criteria yang bersih dan
diharapkan lingkungan nyaman yaitu
keluarga yang bersih dengan cara
terutama bagi penderita Menjemur
Tn.T TB Paru kasur / tikar
mampu : b.       Motivasi secara teratur,
4.      Memodifi keluarga membuka
kasi khususnya Tn. jendela agar
lingkungan T untuk selalu mendapatkan
yang bersih menciptakan cahaya dan
bagi lingkungan udara yang
keluarga yang bersih dan cukup
khususnya nyaman O: Tn. T dapat
Tn. T c.       Berikan menyebutkanca
dengan pujian atas ra memelihara
cara : usaha keluarga lingkungan
4.1  Usahakan  khususnya Tn. yang bersih dan
Menjemur T nyaman yaitu
kasur / tikar dengan cara
secara Menjemur
teratur, kasur / tikar
membuka secara teratur,
jendela agar membuka
mendapatka jendela agar
n cahaya dan mendapatkan
udara yang cahaya dan
cukup udara yang
cukup
A:  TUK 4
tercapai.
P :  Lanjutkan
tindakan
keperawatan
untuk TUK 5
5.      Mengguna 23/04/11a.       Diskusikan S:  Keluarga
kan bersama mampu
pelayanan keluarga menggunakan
kesehatan khususnya Tn. Yankes yang
yang T   tentang tersedia
tersedia manfaat dari O : Tn.T selalu
menggunakan datang ke
Yankes. puskesmas
b.       Motivasi ketika obatnya
keluarga habis untuk
khususnya mengambil obat
Tn.T untuk yang harus rutin
selalu diminumnya
menggunakan setiap hari.
Yankes A : TUK 5
tercapai.
P :  Pertahankan
kemampuan
keluarga untuk
merawat
kesehatan
anggota
keluarganya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TB PARU PADA PENDERITRA TB PARU

Nama Kegiatan
Penyuluhan kesehatan (penkes)

Judul Penyuluhan
TB PARU

Waktu
30 menit

Tempat
Pustu Sembuan

TIU:
Klien mampu mengenal Penyakit TB Paru mencegah resiko penularan TB Paru di keluarganya

TIK:
Setelah diberi penyuluhan klien dapat mengerti tentang
a.       Pengetian TB Paru
b.      Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c.       Penularan TB Paru
d.      Pencegahan TB Paru
e.       Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru

Sasaran
Klien yang mempunyai penyakit Tuberculosis Paru

Deskripsi Singkat
Tuberculosis  adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
,penularan tuberculosis paling banyak melalui udara (airborne desease ) sifat dari
mycobacterium tuberculosis ini adalah tahan asam ,sanggup hidup dalam udara bebas tanpa sinar
matahari dalam beberapa jam ,tapi kuman ini cepat mati pabila terkena sinar matahari .

Pokok Bahasan
  Pengetian TB Paru
  Tanda dan gejala penyakit TB Paru
  Penularan TB Paru
  Komplikasi
  Pencegahan dan pengobatan TB Paru

Metode
Ceramah dan Tanya jawab
Kegiatan
No KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit   salam Membalas salam
Perkenalan   memperkenalkan diri dan
Penjelasan topik      beri penjelsan topik mendengarkan
 Tujuan penyuluhan penyuluhan

2 Penyajian bahan tentang : 20 menit Memberi penyuluhan Mendengar dan


a)    Pengetian TB Paru tentang penatalaksanaan memperhatikan
b)   Tanda dan gejala penyakit kelurga dengan penderita
TB Paru TB
c)    Penularan TB Paru
d)   Kompikasi
e)    Pencegahan dan
pengobatan TB Paru

Evaluasi        Memberi
3 Tanya jawab 5 menit kesempatan   untuk    Mengutarakan
kesimpulan dan penutup bertanya pertanyaan
        Mengambil   Mendengarkan
kesimpulan kesimpulan

Evaluasi
Setelah tatap muka klien diharapkan dapat menjelaskan :
a)        Pengetian TB Paru
b)       Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c)        Cara Penularan TB Paru
d)       Cara Pencegahan dan pengobatan TB Paru
e)        Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru

TB PARU

1.       Pengertian TB Paru
       Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosa.

2.       Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru


         Batuk yang lama
         Batuk disertai bercak darah
         Berkeringat dingin terutama jika malam hari.
         Badan terasa lemah
         Berat badan berkurang
         Nafsu makan menurun
         Panas badan berulang-ulang
         Dada menjadi bungkuk
         Kepala pusing
         Nafas sesak

3.       CARA PENULARAN TBC
a.       Langsung
Percikan ludah atau cairan hidungnya berpindah sewaktu berbicara berhadapan atau bersin.
b.      Tidak langsung
Bila penderita meludah ditempat yang sembarang kemudian kering dan kuman diterbangkan oleh
angin bersama debu yang dihirup oleh orang yang sehat.

4.       CARA PENCEGAHAN TBC :


a.       Imunisasi BCG pada bayi.
b.      Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi.
c.       Mengobati anggota keluarga yang sakit sampai tuntas.
d.      Menghindari kontak dengan kuman TB, misalnya menghidari percikan ludah.

5.       PERILAKU SEHAT DALAM MENCEGAH PENULARAN TBC


           Jika batuk atau bersin tutup mulut
           Dahak ditampung dalam pot tertutup yang berisi lysol 5% atau sabun atau karbol atau
bayclin atau minyak tanah.
           Istirahat yang cukup
           Bekerja jangan terlalu berat atau lelah
           Tidak boleh merokok
           Tidur terpisah dari keluarga (tidak satu kamar apalagi satu kelambu) terutama selama 2
bulan pertama
           Makan–makanan yang bergizi dan terjangkau seperti ikan, telor ,tahu, tempe, sayuran dan
buah-buahan.
           Diusahakan sinar matahari dapat masuk kedalam rumah atau kamar untuk mematikan
kuman tuberculosis.
           Ventilasi ruangan yang baik, dengan selalu membuka jendela disiang hari
           Memakai alat-alat makan dan alat tenun jangan bersamaan dengan penderita
           Kasur dijemur minimal 1 minggu sekali.

Anda mungkin juga menyukai