Anda di halaman 1dari 15

Peradaban Sungai Kuning

Sungai Kuning atau Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan Kwen-Lun di Tibet. Setelah
melalui daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang yang membawa lumpur kuning itu
membentuk dataran rendah Cina dan bermuara di Teluk Tsii-Li di Laut Kuning. Sedang di
dataran tinggi sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang berhulu di Pegunungan
Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur. Dalam perkembangannya peradaban
sungai Kuning terdapat dua masa pemerintahan ; Pemerintahan Cina Kuno, dan Pemerintahan
Dinasti.
1. Pemerintahan Cina Kuno
a. Sejarah perkembangan pemerintah Cina Kuno

Menurut J. Toynbee, pemerintahan Cina Kuno dimulai sejak 3000 SM, sebagai raja tertua
adalah Huang Ti yang bijaksana. Kebesaran Cina bergantung pada kemampuan
memanfaatkan sungai Hoang Ho dan sungai Yang Tse yang teorinya disebut
“Challange and Response”, yaitu hukum tantangan dan jawaban. Berdasarkan cerita
kuno, ada tiga zaman raja yakni Yi Sui Yen, Fu Shi, Shen Nung, dan lima kaisar
(Huang Ti, Yao, Shun, Yin, dan Lui Tsu), sesudah itu Cina diperintah oleh Dinasti.

b. Sistem Mata Pencaharian Peradaban Cina Kuno


Kekayaan alam Cina yang begitu melimpah menyebabkan kemajuan kebudayaan
yang cepat dan beragam. Mengalirnya Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse
merupakan sumber kehidupan bangsa Cina dengan cara bercocok tanam dan beternak.
Tantangan cara hidup bertani mendorong bangsa Cina membuat perkakas pertanian
dari bahan logam, apalagi ditunjang dengan wilayah Cina Selatan yang kaya akan
barang tambang, seperti besi timah, emas dan tembaga. Selain menjadi perkakas
pertanian, logam pun diolah menjadi perabot rumah tangga seperti periuk, tombak,
pisau dan lain-lain. Cepatnya kemajuan bangsa Cina di bidang teknologi pertanian
mendorong terbentuknya kerajaan, dinasti yang pertama adalah dinasti Hsia.

2. Pemerintahan Dinasti
Struktur Pemerintahan :
a. Dinasti Shang (1523-1027 SM)
Dinasti Shang merupakan dinasti tertua di negeri Cina, namun tidak adanya bukti tertulis
maka pada zaman itu bisa dikategorikan sebagai masa prasejarah. Setelah dinasti Hsia
runtuh, muncul Dinasti Shang dengan ibukota Anyang (sebelah Utara Lembah Sungai
Hwang Ho). Posisi wilayah kerajaan ini sangat aman, terutama ditunjang oleh kondisi
geografi yang tidak mendukung adanya serbuan dari luar, sebelah Barat sampai Barat
Daya dikelilingi oleh pegunungan, sebelah Utara adalah padang Gurun Gobi dan
sebelah Timur dan Selatan adalah Laut Pasifik. Pada zaman Dinasti Shang muncul
kepercayaan menyembah banyak dewa, sebagai dewa tertinggi adalah dewa langit
Shang Ti, tetapi bangsa Cina tidak meninggalkan kepercayaan kepada roh nenek
moyang.

b. Dinasti Chou (1027-256 SM)


Dinasti Chou menggantikan Dinasti Shang setelah terjadi perebutan kekuasaan
dengan alasan raja dari Dinasti Shang dianggap salah mengurus negara dan telah
meninggalkan mandat dari Dewa Langit. Sebagai ibukota dipilih Kota Hao. Kondisi
sosial dalam masyarakat semasa Dinasti Shang sudah terbentuk, secara tidak disadari
telah terbentuk dua golongan, yaitu golongan bangsawan dan golongan rakyat biasa.
Adanya kondisi ini melahirkan sistem feodalisme yang diterapkan pada masa Dinasti
Chou. Sistem pemerintahan pada Dinasti Chou dikuasai secara terpusat di bawah
kekuasaan Kaisar, dan daerah-daerah yang dikuasai raja dipimpin oleh raja bawahan
(Raja Vazal) sebagai pembantu. Sistem seperti ini, Raja Vazal selalu menekan kepada
rakyatnya untuk membayar upeti dan memperkuat daerahnya sendiri dengan
membentuk pasukan militer yang menguasai daerah-daerah tetangga yang lemah
dengan alasan memperkuat kekuatan pusat apabila dibutuhkan. Adanya serangan
bangsa barbar dari sebelah barat Cina ke ibukota Hao, menyebabkan dipindahkannya
ibukota ke Loyang di sebelah Timur. Akibat serangan ini memperlemah kekuatan
Dinasti Chou ditambah lagi dengan lemahnya kekuatan pusat yang beralih ke daerah
maka tahun 770 SM terjadi pergantian kekuasaan oleh persekutuan raja-raja Vazal.
Karena lemahnya kerajaan, pada tahun 480 SM Cina terbagi menjadi tiga penguasa,
yaitu Chi di Shantung, Chu di bagian Utara Sungai Yang Tse dan Chin di Lembah
Sungai Hwang Ho. Kondisi pemerintahan seperti ini melahirkan para tokoh filsafat, di
antaranya Lao Tse, Kong Fu Tse, Meng Tse, dan lain-lain.
c. Dinasti Chin (221-206 SM)
Di antara tiga penguasa, Chin adalah penguasa yang agresif dan mengalahkan
kekuatan lainnya. Barulah tahun 221 SM, Pangeran Cheng sebagai penguasa Chin
membeli wilayah untuk kekuasaanya dari Manchuria sampai Yang Tse.
Keberhasilannya itu, Pangerang Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti (Kaisar
Pertama).
Kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh Shih Huang Ti selama berkuasa,
yaitu:

1. Penghapusan sistem feodalisme dan raja vazal.


2. Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang gubernur untuk mengatur provinsi.
3. Menyusun tulisan yang seragam.
4. Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga Korea.
5. Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk menahan serangan tentara
Mongol dari Utara.
6. Pengaturan takaran dalam perdagangan.
7. Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai wajib militer, pajak tinggi dan kerja
paksa.
8. Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan membunuh sarjana dan membakar
buku-buku ajarannya.

Shih Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi kekacauan di provinsi yang diakibatkan
oleh keserakahan para gubernur dan bangsawan yang ingin mengambil kekuasaan di
Cina, dan timbulnya pemberontakan rakyat terhadap sistem yang diterapkan oleh Shih
Huang Ti. Salah seorang petani bernama Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan dan
menduduki tahta kerajaan dengan mendirikan Dinasti Han

d. Dinasti Han (206-221 M)

Kedekatan Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan, ajaran Kong Fu Tse dihidupkan
kembali bahkan ajarannya dipakai sebagai seleksi calon pegawai negara dan kenaikan
jabatan, sistem feodalisme dikekang, penghapusan pajak, dan pembangunan irigasi
dan jalan yang baru. Dinasti Han, tetap mempertahan tradisi dinasti-dinasti
sebelumnya untuk memperluas wilayah Cina, bahkan pada saat kekuasaan kaisar Wu
Ti menghasilkan sebuah imperium yang luas hingga ke Korea, Turkestan, sebagian
India dan IndoCina. Berkat imperium ini, terjadi hubungan perdagangan antara Cina
dan India sehingga terjadi percampuran kebudayaan dan dimulainya masuk ajaran
agama Buddha. Jalur perdagangan Cina dengan Asia Tengah menggunakan Jalur
Sutera, yaitu jalur perjalanan dari Cina ke Asia Tengah melalui India Utara. Adanya
kerawanan keamanan selama perjalanan, jalur perdagangan diganti melalui laut
melalui Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina mengalami kemunduran akibat kebijakan
yang tidak menguntungkan orang kaya dengan cara penghapusan budak, pembagian
pemilikan tanah dan penetapan harga. Kehancuran Dinasti Han terjadi pada tahun 221
SM.

e. Dinasti T’ang (618-906)

Pada zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami kejayaan kembali yang
sebelumnya telah hancur dan terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kemajuan Dinasti
T’ang ditunjang kedekatannya kepada para petani dan kaum bangsawan dengan
diberlakukannya Undang-undang tentang pembagian tanah dan perpajakan. Wilayah
Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut Kaspia sehingga terjalin hubungan
perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah masuknya agama Kristen
dan Islam ke daratan Cina.

f. Dinasti Sung (dibaca di Lks hal 43)


g. Dinasti Yuan (dibaca di Lks hal 43)
h. Dinasti Ming (dibaca di lks hal 43)
i. Dinasti Manchu (merupakan dinasti terakhir peradaban cina. Berasal dari
Manchuria. Dinasti ini berpengaruh bagi terciptanya Revolusi Cina 1911-1912)
selengkapnya baca di lks hal 44 dan cari referensi di internet.
Sistem Kepercayaan Peradaban Cina Kuno

Bangsa Cina kuno mempunyai kepercayaan yang bersifat politheisme, yaitu percaya
kepada banyak dewa. Mereka memuja dewa-dewa yang dianggap sebagai sumber
kekuatan. Dewa-dewa utamanya, antara lain Dewa Feng-Fa (sebagai dewa angin),
Dewa Lei-Shih (sebagai dewa taufan). Kedua dewa ini digambarkan dalam wujud ular
naga besar. Dewa Ho-Po dianggap sebagai dewa tertinggi yang bertakhta di Sungai
Hwang-Ho. Dewa ini digambarkan sebagai dewa berbentuk manusia berkendaraan
dua ekor naga besar. Gadis-gadis cantik setiap tahunnya dipersembahkan untuk
dikurbankan. Sebelum diterjunkan ke Sungai Hwang-Ho, gadis-gadis itu dirias
terlebih dahulu.

Sistem Budaya Cina Kuno

Kebudayaan kuno China dimulai pada massa kaisar T’ang dinasti Syang yang
berlangsung selama tahun 1766- 1122 SM. Pada zaman dinasti ini berkembang
semacam feodalisme, selain kaisar yang berkuasa di pusat wilayah ada pula
bangsawan- bangsawan yang memerintah di daerah- daerah pesisir .Pada zaman
dinasti Cou seorang raja atau kaisar disebut “Putra langit” yang di percaya sebagai
dewa tertinggi alam semesta. Sistem pemerintahan masih sama dengan sistem
pemerintahan sekarang, jika seorang raja bekerja dengan baik maka akan di dukung
penuh oleh rakyat begitu pun sebaliknya.

● Peninggalan Budaya

Di Lingjiatan, Kabupaten Hanshan di Provinsi Anhui, China, para arkeolog telah


menemukan situs peninggalan suku primitif yang pernah dihuni 5.000 tahun yang
lalu. Teknologi pengeboran yang hebat dan kepingan bor batu tertua di dunia juga
ditemukan dil okasi tersebut. Profesor bidang arkeologi, Zhang Jingguo mengatakan
banyak misteri yang belum terpecahkan pada reruntuhan tersebut.

Reruntuhan yang terletak di Desa Lingjiatan, kota praja Tongzha di Kabupaten


Hanshan, Kota Chaohu – Provinsi Anhui, luasnya meliputi areal sekitar 1,5 juta meter
persegi. Para arkeolog mengatakan kota berusia 5.000 tahun tersebut mungkin adalah
kota yang maju dan makmur dengan berbagai bangunan, peternakan hewan dan
barang kerajinan yang telah maju. Penemuan sebelumnya kota tertua serupa di China
yang telah diakui oleh para arkeolog terletak di Desa Dantu, Kabupaten Wulian, Kota
Rizhao di Provinsi Shandong, yang dibangun lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Awal
penemuan reruntuhan yang paling penting dari zaman Neolitikum adalah musim
gugur tahun 1985. Seorang penduduk desa bernama Wan Chuancang saat menggali
liang kubur menemukan cincin giok, kapak dan pahat batu.

●  Ilmu Pengetahuan
pada zaman Cina Kuno sudah berkembang maju. Masyarakat cina kuno sudah
mengenal astronomi. Astronomi digunakan untuk menentukan kalender. Disamping
itu, astronomi dapat juga digunakan sebagai ilmu nujum (astrologi) untuk meramal.
Teknologi yang terkenal dari Cina adalah teknologi pembuatan berbagai macam
barang keramik dan juga pembuatan kain sutera. Kedua hasil kerajinan itulah yang
menjadi komoditi perdagangan utama cina yang dijual ke seluruh dunia. Masyarakat
Cina Kuno juga sudah mengenal tulisan gambar. Tulisan ini kemudian berkembang
menjadi banyak jenis tulisan di cina berkaitan dengan penggunaan bahasa yang juga
berbeda-beda di berbagai wilayah yang berbeda. Sampai kemudian pada masa
pemerintahan Dinasti Chin digunakan satu jenis tulisan yang diberlakukan di seluruh
Cina.

Tokoh Filsafat Cina Kuno

Dipelajari dan dibaca di halaman 44 Lks


Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris

Sungai Eufrat dan Tigris merupakan sungai yang bersumber dari Pegunungan Armenia
(Turki), keduanya berada di daerah Mesopotamia (sekarang Irak). Mesopotamia adalah
nama sebutan daerah yang diapit oleh dua sungai, meso berarti tengah dan potamos artinya
sungai. Daerah ini merupakan daerah yang sering kena banjir di saat musim hujan, dengan
begitu lumpur-lumpur yang dibawa air menyebabkan lahan di sekitarnya menjadi subur. 

Ketergantungan bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris disebabkan
oleh daerah yang mengelilinginya adalah gurun yang terbentang luas, yaitu Gurun Elbrus dan
Gurun Hamad. Tampak terlihat daerah Mesopotamia adalah lahan yang paling subur
dibandingkan sekelilingnya.

Read more: Sejarah Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris | Materi SMA
Online http://www.materisma.com/2014/04/sejarah-peradaban-lembah-sungai-
eufrat.html#ixzz6KOkGiuZW
Peradaban Mesir Kuno
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer.Sungai Nil
bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur.Sungai
Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang
dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir. Setiap tahun sungai Nil selalu
banjir.Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah
yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer.Di sekeliling lembah sungai adalah
gurun.Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah.Batas selatan terdapat gurun Nubia
di Sudan, batas barat adalah gurun Libia.Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.

Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu
sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur
dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari
pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil.Peranan sungai Nil begitu penting bagi
lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus
menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil (Egypt is the gift of the Nile)”.

Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil
dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air
sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk
keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah
atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai
yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.

Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir,
maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut
Tengah.Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan.Banyak perahu-
perahu dagang yang melintasi sungai Nil.

Pembagian Kerajaan Mesir

1. Kerajaan Mesir Tua (2660-2180 SM)

Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan
Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota
kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah dibangun
piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser. Piramida di
Gheza adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa. Runtuhnya Mesir Tua
disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan.Bangsa-
bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para
bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri.Akhirnya
terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.

2. Kerajaan Mesir Tengah (1640-1570 SM)

Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III.Ia berhasil memulihkan
persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah
pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan
perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau Kreta.
Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini
Ethiopia).Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh
bangsa Hyksos.

3. Kerajaan Mesir Baru (1570-1075 SM)

Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki jaman kerajaan baru atau jaman
imperium.Disebut jaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut
wilayah/daerah di

Budaya dan Peninggalan Bangsa Mesir Kuno

1. Budaya
Mengenai budaya sehari-hari, bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan
kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi di Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat
dari lemak binatang dan kapur. Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan, menggunakan
minyak wangi dan salep untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit. Pakaian dibuat
dengan linen sederhana yang diberi warna putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih
elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik. Anak-anak tidak mengenakan pakaian
hingga mereka dianggap dewasa, pada usia sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki
disunat dan dicukur.

Mengenai perkawinan, kebiasaan perkawinan mengizinkan poligami dan perkawinan antara


kakak-adik; kebiasaan yang disebutkan belakangan dilakukan di beberapa tempat di Mesir
sampai abad kedua Masehi. Beberapa Firaun diketahui memperistri saudara kandung mereka,
tampaknya karena tidak ada wanita lain yang dianggap cukup suci untuk kawin dengan
”dewa yang hidup”. Yang diantaranya hasil budaya Mesir Kuno adalah sebagai berikut :

a. Tulisan

Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk


gambar.Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun
papirus.Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan
benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih
sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis.Tulisan hieratik atau tulisan
suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk
urusan keduniawian misalnya jual beli. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki
karena tidak diketahui maknanya.Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir
pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna
hitam di daerah Rosetta.

Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa.Pada
tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan
membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani.
Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno
(Egyptologi) yang Anda kenal sampai sekarang.Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga
ditemukan di kertas yang terbuat dari batang Papyrus.Dokumen Papirus sudah digunakan
sejak dinasti yang pertama. Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan
memotongnya.Kemudian kulitnya dikupas dan intinya diiris/disayat tipis-tipis.

b. Sistem Kalender

Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan
selama 291/2 hari.Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender
berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka
menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365
hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat.

Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun
Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian
diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem
Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar
(peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah

c. Seni Bangunan (Arsitektur)

Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang


menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang
matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah
piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun
untuk tempat pemakaman Firaun.Arsitek terkenal pembuat piramida adalah
Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di
bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian
dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida
terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia.

Fungsi spinx adalah penjaga piramida. Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang
tingginya mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza juga terdapat piramida
Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun Joser. Selain piramida apakah
ada tempat pemakaman yang lain di Mesir? Berdasarkan penggalian di daerah El Badari
ditemukan pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan
bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara
didudukkan menjongkok.

Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan. Bangunan kedua
adalah kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah
adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil Karnak panjangnya ±433 m (1300
kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan
pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.

Peninggalan

Peninggalan bersejarah  bangsa mesir Kuno telah mengenal tulisan sejak 3300 SM. Tulisan
itu berupa gambar (piktogram) yang dinamakan Hieroglif yang artinya tulisan suci. Imhotep,
seorang imam agung, arsitek dan dokter semasa pemerintahan Fir’aun Sozer berhasil
membuat sistem penanggalan. Berdasarkan penanggalan itu 1 tahun terdiri dari 365 hari.
Peninggalan bangsa Mesir Kuno adalah sebagai berikut:

a. Piramida

yaitu bangunan raksasa dari batu yang digunakan sebagai makam raja-raja beserta
keluarganya. Piramida pertama dibangun oleh Imhotep untuk makam Firaun Sozer. Piramida
terbesar, yaitu yang dibangun oleh Khufu, mempunyai bidang alas seluas kira-kira 5,3 ha,
dengan puncak setinggi kira-kira 137 m (sama dengan gedung modern bertingkat 40).
Menurut perhitungan, piramida itu menggunakan 2.300.000 balok batu, yang beratnya
masing-masing rata-rata 2,3 ton. Balok-balok itu dibentuk sedemikian cermatnya sehingga
hanya berselisih beberapa milimeter.

b. Spink

yaitu bangunan raksasa dari batu berupa singa berkepala manusia (wajah Raja Mesir).
Biasanya Spink dibangun di depan piramida sebagai penjaga.

c. Obeliks

yaitu bangunan batu berupa tugu. Maksud pembangunan Obeliks adalah untuk memuja Dewa
Re.

d. Kuil

dibangun untuk memuja dewa tertentu. Kuil peninggalan Mesir Kuno antara lain Kuil Dewa
di Heliopolis, Kuil Hatshepsut di Deir-el Bahari, Kuil Aten di Tel el Amarna, Kuil Dewa
Amun di Karnak, dan Kuil di Madinet Habu. Peninggalan lainnya, yaitu: dalam bidang
tekonologi, pengobatan, dan matematika, Mesir kuno telah mencapai standar yang relatif
tinggi dan canggih pada masanya. Empirisme tradisional, sebagaimana dibuktikan oleh
Papirus Edwin Smith dan Ebers (1600 SM), ditemukan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir
kuno juga diketahui menciptakan alfabet dan sistem desimal mereka sendiri.
Sistem Agama dan kepercayaan Bangsa Mesir Kuno

Sistem kepercayaan masyarakat Mesir Kuno adalah politeisme artinya menyembah banyak
dewa-dewi. Dewa-dewi yang dikenal di Mesir sebagai berikut: Amun (Raja para Dewa), Re
(Dewa Matahari), Shu (Dewa Udara), Set (Dewa Gurun, Badai, dan Bencana), Osiris (Dewa
Hakim di Alam Baka).berikut ini adalah ke-13 Dewa-Dewi Mesir Kuno :

1. Ra
Ra (sering diucapkan sebagai Rah, tetapi lebih tepat sebagai RE) adalah Mesir kuno dewa
matahari. Pada kelima dinasti ia menjadi besar dewa dalam agama Mesir kuno, diidentifikasi
terutama dengan matahari tengah hari, dengan dewa-dewi lain yang mewakili posisi lain dari
matahari. Ra sangat banyak berubah dari waktu ke waktu dan dalam satu bentuk atau
lain,kemudian ia berkata kepada matahari yang mewakili setiap saat sepanjang hari.kemudian
disebut Heliopolis yang berarti “Kota Matahari” oleh orang Yunani Kuno. Kemudian Ra
bergabung dengan dewa Horus, sebagai Re-Horakhty. Ketika mencapai posisi penting dalam
jajaran Mesir, ia dipercaya untuk memimpin langit, di bumi, dan di bawah tanah. Dia
dikaitkan dengan elang, yang simbol dewa matahari lain yang melindungi fir’aun. Setelah
dipasangkan dengan dewa-dewi fir’aun, anak-anak Hathor dianggap ayah oleh Ra.

2. Osiris
Osiris digambarkan dengan menggunakan mahkota, yang mirip dengan mahkota putih dari
Mesir. Dia juga membawa crook dan cambuk.Lekukan diperkirakan untuk mewakili Osiris
sebagai dewa gembala.Simbol mencambuk lebih pasti dengan cambuk gembala, terbang-
menyapu, ia biasanya digambarkan dengan warna hijau (warna kelahiran kembali) atau hitam
(mengacu kepada kesuburan dataran banjir Sungai Nil).

3. Amon
Amon adalah seorang dewa dalam mitologi Mesir yang dalam bentuk Amun-Ra menjadi
fokus dari sistem yang paling rumit di Mesir Kuno.Sebagai pencipta dewa, ia adalah juara
kaum miskin dan pusat kesalehan pribadi.Amun diciptakan sendiri, tanpa ibu dan ayah, dan
selama Kerajaan Baru ia menjadi ekspresi terbesar dalam dewa di Mesir teologi. Amun-Ra,
juga seperti dewa pencipta, tidak secara fisik yang melahirkan alam semesta. Posisinya
adalah sebagai Raja dewa. Dengan Osiris, Amun-Ra adalah yang paling banyak yang tercatat
dalam dewa Mesir.

4. Isis
Isis adalah dewi di mesir kuno keyakinan agama, ibadah yang tersebar di seluruh dunia
Yunani-Romawi.Dia dipuja sebagai ibu yang ideal, istri, pelindung alam dan sihir. Dia adalah
teman budak, orang-orang berdosa, pengrajin, kaum tertindas, serta mendengarkan doa
orang-orang kaya, gadis, bangsawan dan penguasa. Isis adalah dewi ibu dan kesuburan.

5. Hathor
Hathor adalah seorang Dewi Mesir Kuno yang dipersonifikasikan prinsip-prinsip feminin
cinta, keibuan dan sukacita. Dia adalah salah satu yang paling penting dan dewa populer
sepanjang sejarah Mesir Kuno. Hathor yang disembah oleh masyarakat umum yang sama
dalam kuburan dia digambarkan sebagai “pemimpin Barat” menyambut orang mati ke
kehidupan selanjutnya. Peran lain dia adalah seorang dewi musik, tari, dan kesuburan tanah
asing yang membantu perempuan dalam proses melahirkan.

6. Horus
Horus adalah salah satu dewa yang paling tua dan paling penting dalam agama Mesir
kuno,yang di puja,setidaknya hampir akhir periode Predinastik melalui Yunani-Romawi.
Berbagai bentuk Horuses dicatat dalam sejarah dan ini berbeda diperlakukan sebagai dewa
oleh Mesir Kuno. Bentuk paling awal adalah Horus Falcon yang merupakan dewa pelindung
Nekhen di Mesir.

7. Maat

Maat adalah Dewi Mesir kuno dengan konsep kebenaran, keseimbangan, keteraturan, hukum,
moralitas dan keadilan. Dewi Maat juga di anggap sebagai Dewi yang mengatur bintang –
bintang,musim,serta tindakan-tindakan baik manusia dan para dewa, yang mengatur alam
semesta dari kekacauan. Setelah perannya dalam penciptaan dan terus mencegah kembali ke
alam semesta dari kekacauan, peran utamanya dalam mitologi Mesir berurusan dengan
penimbangan jiwa-jiwa yang terjadi di dunia bawah, bulu nya adalah ukuran yang
menentukan apakah jiwa-jiwa ( dianggap berada di jantung) orang yang sudah meninggal
akan mencapai surga dengan selamat.

8. Nephthys

Nephthys adalah dewi yang asalnya belum ditentukan, dengan nama Mesir kuno tidak berarti
“Lady of the House,” seolah-olah menunjukkan kepada manusia.Dia tidak dengan cara apa
pun harus diidentifikasi dengan beberapa gagasan tentang “ibu rumah tangga,” maupun
sebagai wanita utama yang memerintah negeri umum rumah tangga. Ini adalah kesalahan
meresap dan mengerikan, sering diulang-ulang, sangat banyak komentar-komentar tentang
dewa ini. Sebaliknya, namanya berarti sangat khusus, Lady of the Temple

9. Anubis
Anubis adalah dewa untuk melindungi dari kematian dan membawa mereka ke alam baka.
Dia biasanya digambarkan sebagai setengah manusia, setengah serigala, atau dalam bentuk
serigala lengkap mengenakan pita dan memegang cambuk di lekuk lengannya. Para serigala
itu sangat terkait dengan kuburan di Mesir kuno, tapi dengan warna daging yang membusuk
dan dengan tanah hitam lembah Sungai Nil, melambangkan kelahiran kembali.

10. Sobek
Di Mesir kuno, Dewa Sobek digambarkan sebagai buaya biasa, atau sebagai seorang laki-laki
dengan kepala buaya. Ketika dianggap sebagai pelindung pasukan firaun, ia ditampilkan
dengan simbol otoritas raja. Dia juga ditunjukkan bersama salibnya, yang mewakili
kemampuannya untuk membatalkan jahat dan menyembuhkan penyakit.Ia pernah menjadi
Sobek-Ra, ia juga ditunjukkan dengan cakram matahari di atas kepalanya, sebagai Ra adalah
dewa matahari.

11. Thoth
Thoth dianggap sebagai salah satu dewa yang lebih penting dari dewa Mesir, sering
digambarkan dengan kepala dari suatu Ibis. Kepala-Nya berada di Khemennu tempat suci, di
mana dia memimpin masyarakat setempat, kemudian berganti nama menjadi Hermopolis
oleh orang-orang Yunani.

12. Sekhmet
Dalam Mesir kuno, Sekhmet digambarkan sebagai singa betina, pemburu paling sengit
dikenal oleh Mesir. Dia dipandang sebagai pelindung dari fir’aun dan memimpin mereka
dalam peperangan. Sekhmet kemudian dianggap sebagai ibu Maahes, seorang dewa yang
muncul selama Kerajaan Baru. Dia terlihat seperti singa pangeran, putra dari dewi.

13. Khnum
Dalam Mesir Kuno, Khnum adalah salah satu dewa Mesir yang paling awal, awalnya dewa
sumber Sungai Nil. Karena banjir tahunan Sungai Nil membawa lumpur dan tanah liat itu,
dan membawa air kehidupan kepada sekitarnya, ia dianggap sebagai pencipta tubuh manusia
anak-anak, yang dilakukan di roda tembikar, dari tanah liat, dan ditempatkan ibu mereka
(rahim).

Kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara
turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan supernatural namun
dewa-dewa tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik; orang Mesir percaya dewa-dewa
perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah
untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk
disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah
masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya.
Masyarakat mesir percaya bahwa setiap manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual.

Selain badan, manusia juga memiliki šwt (bayangan), ba (kepribadian atau jiwa), ka (nyawa),
dan nama. Jantung dipercaya sebagai pusat dari pikiran dan emosi. Setelah kematian, aspek
spiritual akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati, namun mereka membutuhkan
tubuh fisik mereka (atau dapat digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk pulang.
Tujuan utama mereka yang meninggal adalah menyatukan kembali ka dan ba dan menjadi
“arwah yang diberkahi.”

Untuk mencapai kondisi itu, mereka yang mati akan diadili, jantung akan ditimbang dengan
“bulu kejujuran.” Jika pahalanya cukup, sang arwah diperbolehkan tetap tinggal di bumi
dalam bentuk spiritual. Mengenai Adat Pemakaman, orang Mesir Kuno mempertahankan
seperangkat adat pemakaman yang diyakini sebagai kebutuhan untuk menjamin keabadian
setelah kematian.

Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi,
upacara pemakaman, dan penguburan mayat bersama barang-barang yang akan digunakan
oleh almarhum di akhirat. Sebelum periode Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di
dalam lubang gurun, cara ini secara alami akan mengawetkan tubuh mayat melalui proses
pengeringan. Kegersangan dan kondisi gurun telah menjadi keuntungan sepanjang sejarah
Mesir Kuno bagi kaum miskin yang tidak mampu mempersiapkan pemakaman sebagaimana
halnya orang kaya.

Orang kaya mulai menguburkan orang mati di kuburan batu, akibatnya mereka
memanfaatkan mumifikasi buatan, yaitu dengan mencabut organ internal, membungkus
tubuh menggunakan kain, dan meletakkan mayat ke dalam sarkofagus berupa batu empat
persegi panjang atau peti kayu.

Pada permulaan dinasti keempat, beberapa bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah
dalam toples kanopik. Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah
menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu
kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses
pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh
menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus
menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung, mayat
kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir diletakkan
pada laci besar cartonnage yang telah dicat.

Praktik pengawetan mayat asli mulai menurun sejak zaman Ptolemeus dan Romawi, pada
zaman ini masyarakat mesir kuno lebih menitikberatkan pada tampilan luar mumi. Orang
kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak.

Warisan Budaya Peradaban Mesir Kuno


Pada hakekatnya kebudayaan Mesir berkembang sejak 3000 SM, yang mana sudah kita
ketahui berada di Lembah Sungai Nil, yaitu sungai terpanjang di dunia. Salah satu hasil-hasil
dari kebudayaan Mesir Kuno yang telah banyak kita ketahui antara lain :

1. Piramida, yaitu bangunan yang terbuat dari batu yang disusun berbentuk kerucut
yang berfungsi untuk menyimpan mummi. Mummi adalah mayat raja-raja Mesir
Kuno yang diawetkan
2. Obelisk, adalah tugu-tugu yang menjulang tinggi ke angkasa, sebagi tempat pemujaan
3. Sphinx, adalah patung hewan-hewan mitologis yang bebadan singa dan bermuka
manusia.
4. Hieroglyph, adalah huruf berbentuk gambar yang diukir pada batu. Hieroglyph ini
menjadi dasar alphabet yang sekarang kita pakai. Penelitian tentang huruf
5. Hieroglyph pertama kali dilakukan oleh Heredotus abad ke-6 SM, tetapi ia tidak
berhasil; mengungkapkan isi tulisan tersebut.
6. Batu Roseta yaitu batu bertulis yang ditemukan di tepi Sungai Roseta. Dalam batu ini
terdapat tulisan Hieroglyp dan tulisan Yunani Kuno.

Anda mungkin juga menyukai