Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
HAIs (Healthcare Associated Infection) merupakan komplikasi yang sering terjadi
dipelayanan kesehatan. Selama masa perawatan di Rumah Sakit pasien beresiko
terinfeksi yang mungkin akan memperpanjang hari perawatan, meningkatkan biaya
perawatan, menambah rasa sakit pada pasien dan mengurangi rasa kepercayaan terhadap
kualitas Rumah Sakit.
Salah satu program dari pencegahan dan pengendalian HAIs adalah Survailans.
Pelaksanaa program pencegahan dan pengendalian infeksi yang efektif dapat mengurangi
tingkat infeksi, untuk itulah surveilans merupakan salah satu aktivitas yang sangat
penting dan luas dalam program pencegahan dan pengendalian HAIs.
Program pencegahan dan pengendalian infeksi yang utama dan efektif di rumah
sakit yaitu dengan mengelola data dan informasi penting termasuk surveilans, mengatur
dan merekomendasikan kebijakan prosedur, intervensi untuk memutus tranmisi penularan
penyakit.
B. Tujuan
1. Memperoleh data dasar insiden rate HAIs.
2. Menilai standar mutu pelayanan.
3. Menilai keberhasilan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
C. Sasaran
Ruang Rawat Inap, IGD, VK, dan IBS
D. Waktu
Bulan September, Oktober, November 2018.
BAB II
LAPORAN HASIL AUDIT

A. Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi


1. Interpretasi
Tidak ada angka kejadian IDO pada bulan september, oktober dan november 2018.
Walaupun di tiga bulan ini tidak ada angka kejadian infeksi pada pasien yang di rawat
di RSI Ibnusina Sigli tetapi tetap dilakukan sosialisasi kembali.

2. Rencana Tindak Lanjut


a. Melakukan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara perawatan luka,dan diet
yang baik.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi bundle IDO.

B. Angka Kejadian Plebitis

Insiden rate angka kejadian phlebitis di RSI Ibnusina Sigli September


-November 2018

9
8 8
7
6
5
4
3
2.5
2
1 1.3

0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

1. Interpretasi
Dari grafik di atas insiden rate phlebitis pada triwulan pertama tahun 2018 tertinggi
pada bulan september 2018 yaitu sebesar 8‰ dan mengalami penurunan kembali
pada bulan selanjutnya setelah dilakukan penelusuran kemungkinan besar faktor
yang menyebabkan hal tersebut adalah kurangnya kepatuhan terhadap pelaksanaan
bundle phlebitis yaitu melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan dan
kurangnya kepatuhan terhadap spo pemasangan infus yang benar.

2. Rencana tindak lanjut


a. Melakukan sosialisasi kembali bundle phlebitis dan SPO pemasangan infus.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan bundle phlebitis dan SPO.

C. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih

1. Dari hasil audit bundle ISK pada triwulan pertama tahun 2018 tidak ada kejadian
ISK pada bulan september oktober dan november 2018.walaupun di tiga bulan ini
tidak ada angka kejadian infeksi pada pasien yang di rawat di RSI Ibnusina Sigli
tetapi tetap di lakukan sosialisasi kembali.
2. Rencana tindak lanjut

Melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan bundle ISK.

D. Angka audit kepatuhan hand hygiene triwulan I di RSI Ibnu Sina Sigli 2018

ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENE DOKTER DI RSI IBNUSINA SIGLI


TRIWULAN I 2018
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

100100100

75 80 75 70
76 76 80 80 76 75
66
48

IBS VK UGD RANAP LT II RANAP LT III


ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENE PERAWAT DAN BIDAN DI RSI
IBNUSINA SIGLI TRIWULAN I 2018
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

98 98 98 100
85 85 85 83 83
75 75 75 73 73 77 74 70 75

IBS VK UGD RANAP LT II RANAP LT III CSSD

E. Angka Audit Kepatuhan Pemakaian APD Triwulan I Di Rsi Ibnusina Sigli 2018

ANGKA KEPATUHAN PEMAKAIAN APD TRIWULAN I DI RSI IBNUSINA SIGLI


TRIWULAN I 2018
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

100

95 95

91
88
87

IBS VK
ANGKA KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PERAWAT DAN BIDAN DI RSI
IBNUSINA SIGLI
120

100
96
92 92 89 91
80 85 87 85
80 82 82 81 81
75 76
60

40

20

0
IBS VK IGD RANAP LT II RANAP LT III

SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

1. Interpretasi
Dilihat dari angaka kepatuhan dokter serta perawat dan bidan ruang rawat inap
IGD,VK dan IBS dalam melakukan kebersihan tangan dan pemakaian APD masih terjadi
peningkatan dan penurunan. Dari tindak lanjut terhadap kepatuhan melakukan kebersihan
tangan mereka berpendapat bahwa mereka telah memakai APD berupa handscoon saat
hendak melakukan tindakan aseptik, jadi kebersihan tangan dianggap tidak begitu penting
untuk di lakukan, namun mereka menyadari bahwa kebersihan tangan setelah melakukan
tindakan aseptik sangat penting agar terhindar dari penularan infeksi. Di lihat dari total
keseluruhan angka kepatuhan ruangan IBS merupakan ruang dengan angka kepatuhan
paling tinggi dalam melakukan kebersihan tangan baik dokter maupun perawat. Sedangkan
untuk kepatuhan pemakaian APD untuk masing-masing instalasi sudah baik yaitu ditas
80% karena perawat,bidan dan dokter menyadari pentingnya mengunakan APD saat
kontak dengan pasien.
2. Rencana Tindak Lanjut
a. Berikan sosialisasi kembali tentang pentingnya hand hygiene untuk lima momen.
b. Berikan reward terhadap perawat yang tingkat kepatuhan hand hygiene dan penggunaan
APD nya baik
c. Sediakan handsrub khusus untuk dokter saat visite.
BAB III
Risk Control Assesment dan PDCA

RCA (Risk Control Assesment)


Kejadian phlebitis terjadi hampir tiap bulan di instalasi rawat inap selama periode September-
November 2018. Perlu dilakukan tindakan investigasi sederhana dalam dua minggu ini, menilai dampak
terhadap bahaya & mengelola risiko. Prioritas utama untuk upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
adalah monitoring tiap unit, meningkatkan kepatuhan dan ketepatan hand hygiene, sterilitas, dan
penggunaan APD. Sosialisasi dan edukasi serta pelatihan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di
RS dengan staf di masing- masing unit terkait lebih ditingkatkan lagi.

Adapun pengkajian control resiko dapat dilihat tabel dibawah ini :

KEBIJAKAN PETUGAS
Tidak monitoring
fiksasi
Belum ada kebijakan
lama pengenceran AB Memasukkaan obat
sebelum diberikan terlalu cepat

Tidak melakukan
desinfeksi

Phlebitis

Pengencer terbuka tidak


tertulis tgl pasang obat

Pemb AB Pengenceran <1 jam


bolus
Form
Form monitoring
monitoring
hanya sekedar terisi
tidak ada Fiksasi menutup
insersi

KONTROL METODE
TINDAK LANJUT DALAM BENTUK PDCA

No Program Plan Do Control Action


PPI
1 Pencampuran 1. Sosialisasi 1. Akan di 1. Monitoring Sosialisa
obat injeksi 2. Pemenuhan laksanaka 2. Supervisi si
Intravena fasilitas meja n 3. Audit Pencamp
kateter kedap air 2. Belum 4. Motivasi uran obat
3. Kontrol dan terlaksana injeksi
evaluasi 3. Setiap Intraven
minngu ke
a kateter
4 ditiap
bulan
2 Pemberian 1. Sosialisasi 1. Akan di 1. Monitoring Sosialisa
terapi injeksi 2. Pemenuhan laksanaka 2. Supervisi si
Intravena fasilitas n 3. Audit Pemberi
trolly dan 2. Belum 4. Motivasi anterapi
baki terlaksana injeksi
instrumen 3. Setiap Intraven
3. Kontrol minngu ke
a
dan 4 ditiap
evaluasi bulan

3 Pemberian 1. Sosialisasi 1. Akan di 1. Monitoring Sosialisa


terapi cairan terapi laksanaka 2. Supervisi si
osmolaritas cairan n 3. Audit Pemberi
tinggi osmolaritas 2. minngu ke 4. Motivasi an terapi
tinggi. 4 ditiap cairan
2. Kontrol bulan osmolari
dan
tas tinggi
evaluasi

4 Pemberian 1. Sosialisasi 1. 25 1. Monitoring Sosialisa


terapi cairan terapi Oktober 2. Supervisi si
konsentrasi cairan 2018 3. Audit Pemberi
tinggi konsentrasi 2. Setiap 4. Motivasi an terapi
tinggi minngu ke cairan
2. Kontrol 4 ditiap konsentr
dan bulan
evaluasi asi tinggi

BAB IV
REKOMENDASI
1. Meningkatkan kerjasama antara IPCN dengan IPCLN di unit terkait
2. Reedukasi terhadap petugas tentang kebersihan tangan
3. Audit kepatuhan kebersihan tangan setiap bulan
4. Monitoring penerapan bundles pencegahan dan pengendalian infeksi
5. Pengawasan terhadap pembersihan lingkungan sekitar pasien
6. Pemenuhan fasilitas trolly tindakan di instalasi keperawatan
7. Pemenuhan meja kedap air untuk proses pencampuran injeksi di instalasi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai