1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari penyakit Ulkus Peptikum
2. Mengetahui etiologi dar penyakit Ulkus Peptikum
3. Mengetahui patofisiologi dari penyakit Ulkus Peptikum
4. Mengetahui WOC (Web of Coution) dari penyakit Ulkus
Peptikum
5. Mengetahui klasifikasi dari penyakit Ulkus Peptikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lambung memiliki dua fungsi utama yaitu, fungsi pencernaan dan fungsi
motorik. Fungsi pencernaan dan sekresi lambung berkaitan dengan
pencernaan protein, sintesis enzim – enzim pencernaan. Selain mengandung
sel – sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung juga mengandung dua tipe
kelenjar tubular yang penting yaitu oksinik ( gastrik) dan kelenjar pilorik.
Kelenjar oksintik terlentak pada bagian fundus dan korpus lambung, meliputi
80% bagian proksimal lambung. Kelenjar pilorik terletak pada bagian antral
lambung. Kelenjar oksintrik bertanggung jawab membentuk asam dengan
mensekresikan mukus, asam hidroklorida (HCL) faktor intrinsik dan
pepsinogen. Kelenjar pilorik berfungsi mensekresikan mukus untuk
melindungi mukosa pilorus, juga beberapa pepsinogen, renin, lipase, lambung
dan hormon gastrin ( Guyton dan Hall, 2007 ).
2.3 Etiologi
Kebanyakan ulkus terjadi jika sel-sel mulkosa usus tidak
menghasilkan produksi mulkus yang adekuat sebagai perlindungan
terhadap asam lambung. Penyebab penurusan produksi mukus
dapat termasuk segala hal yang menentukan aliran darah klousus,
menyebabkan hiposkia lapisan glukosa dan cedera atau kematian
sel-sel pengahasil mukus. Ukuran jenis ini disebut ulkus iskemik,
penurunan aliran darah terjadi pada semua jenis syok. Jenis
khusus ulkus iskemik yang timbul setelah luka bakar yang parah
disebut ulkus curling (Curling Ulcer).
2.4 Patofisiogi
2.5 Klasifikasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ulkus peptikum mengacu pada rusaknya lapisan mukosa
dibagian mana saja disaluran gastrointestinal , tetapi biasanya
dilambung / duodenum. Gejala yang sering muncul pada ulkus
peptikum yaitu nyeri, muntah, konstipasi, dan pendarahan.
DAFTAR PUSTAKA