PENDAHULUAN
1
1.3 Keadaan Alam dan Lingkungan
Gedung ini terdiri dari 2(dua) lantai dan mempunyai luas 384 m2 dengan
total biaya pelaksanaan Rp 3.916.640.000, (Tiga Milyar Sembilan Ratus Enam
Belas Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah ). Dana pembangunannya
berasal dari Dana Otonomi khusus daerah (OTSUS) 2017, pekerjaannya
dilaksanakan oleh PT. Grasak Grusu sebagai kontraktor pelaksana
sedangkan perencanaan (konsultan perencana) dilakukan oleh CV. Kita Bersama.
Dan pengawasan pekerjaan (konsultan pengawas) dilakukan oleh CV. Suka Suka.
Kerja Praktek adalah mata kuliah yang memperpadukan ilmu teoritits dan
pengaplikasian di lapangan. Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk
2
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pengaplikasian ilmu yang
telah didapatnya di bangku kuliah ke lapangan (Profesi) karena ilmu profesi
sangat berbeda dengan teori yang di jelaskan atau di pelajari pada masa kuliah.
3
BAB II
ORGANISASI KEGIATAN
4
3. Pengawas (direksi/supervisor);
4. Pelaksana (contractor);
Semua unsur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-
masing yang berbeda-beda, tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait satu
sama lainnya, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan akan memperoleh hasil
yang sebaik-baiknya.
5
2.1.2. Konsultan perencana (consultant/designer)
Konsultan perencana (consultant/designer) adalah badan hukum yang
menerima tugas dari pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan
pelaksana/perancangan (design) dan memberikan saran-saran yang perlu dalam
perencanaan/pelaksanaan kegiatan. Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan
perencana adalah sebagai berikut :
1. Membuat uraian-uraian tentang maksud dan tujuan dari perencanaan.
2. Mengumpulkan data-data lapangan dari hasil penyelidikan dan survey
lapangan untuk perencanaan.
3. Merencanakan arsitektur konstruksi.
4. Membuat gambar perencanaan.
5. Menghitung konstruksi agar diperoleh suatu konstruksi yang aman dan
ekonomis.
6. Membuat syarat-syarat pelaksanaan kerja (RKS), perhitungan volume dan
perkiraan rencana anggaran biaya.
7. Mempersiapkan seluruh dokumen tender yang berisikan syarat-syarat khusus
(bestek dan gambar bestek), petunjuk pelelangan, daftar alat dan bahan serta
perkiraan waktu pelaksanaan kegiatan.
8. Memberikan penjelasan tentang gambar konstruksi pada waktu memberikan
penjelasan pekerjaan (aanwijzing).
9. Menyediakan dokumen kegiatan dan menyerahkan kepada pemimpin kegiatan
yang nantinya akan dijadikan dokumen tender.
6
Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada pelaksana
(pemborong/kontraktor) jika dirasa perlu, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan didalam RKS. Pelaksana pengawasan
pada kegiatan ini dilakukan oleh CV. Suka Suka.
Adapun tugas dan tanggung jawab pengawas dalam mengawasi
pelaksanaan proyek meliputi hal–hal sebagai berikut :
a. mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pada pembangunan serta kegiatan
kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
b. memeriksa dan menyetujui perubahan–perubahan atau penyesuaian desain
yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan atas persetujuan Pelaksana
kegiatan.
c. membuat laporan harian, mingguan dan bulanan atas kemajuan pekerjaan
proyek.
d. mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan time
schedule.
7
b. mengerjakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan memenuhi
peraturan–peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat–
syaratnya serta memenuhi ketentuan–ketentuan administrasi.
c. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat waktunya sebagaimana
yang ditetapkan di dalam kontrak kerja.
d. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana.
e. Mempersiapkan seluruh sarana dan penunjang untuk kelancaran kerja
seperti tenaga kerja yang berpengalaman dan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek.
8
penuh untuk menegur pelaksana apabila ada pekerjaan yang bertentangan dari
bestek yang ada. Apabila teguran yang disampaikan oleh pengawas direksi tidak
disetujui oleh kontraktor pelaksana, maka pengawas dapat menghentikan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan baik sementara maupun seterusnya.
Berbeda halnya dengan konsultan perencana ia tidak dapat menegur atau
memerintahkan pelaksana/kontraktor secara langsung di lapangan tanpa melalui
konsultan pengawas. Hal ini disebabkan di antara konsultan perencana dan
konsultan pengawas terdapat hubungan garis konsultasi, Untuk lebih jelas
hubungan kerja antar unsur-unsur organisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar
2.1 di bawah ini :
PIMPINAN PELAKSANA
KEGIATAN
KONSULTAN
KONSULTAN PENGAWAS PERENCANA
PENYEDIA JASA
9
2.2.2. Hubungan kerja secara hukum
Secara hukum masing–masing pihak mempunyai kedudukan yang sama
dan terikat dengan kontrak sehingga masing–masing pihak dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Untuk lebih jelas kedudukan masing-masing pihak secara hukum dapat
dilihat digambarkan sebagai berikut :
= Jalur Perintah
= Kontrak
Gambar 2.2 skema hubungan secara hukum
Sumber : Ervianto (2002)
10
benar-benar mampu serta memenuhi syarat administrasi, teknis dan financial
(keuangan) untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Penentuan pelaksanaan
kegiatan pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara :
1. Pelelangan umum, yaitu metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua
penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.
2. Pelelangan Sederhana, yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya
untuk pengadaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp
200.000.000,-(dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret
2012 nilainya paling tinggi Rp 5.000.000.000).
3. Pelelangan Terbatas. yaitu metode pemilia Pekerjaan Konstruksi untuk
Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan
diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan yang
Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai
risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan
yang bernilai diatas Rp 100.000.000.000,00 (Seratus Miliar Rupiah).
4. Pemilihan Langsung. Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan
terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan
penyedia barang, yaitu dilakukan dengan membandingkan sebanyak-
banyaknya penawaran, sekurang¬kurangnya 3 penawaran dari penyedia
barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis
maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumunan
resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet
(pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai
paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun
2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi (Rp 5.000.000.000).
5. Penunjukan Langsung. yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan
cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. Dalam keadaan
tertentu dan keadaan khusus pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan
dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa
dengan cara melakukan negosiasi secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
11
6. Pengadaan Langsung. Yaitu pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia
barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung dan dapat
dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp100.000.000,-(dalam draft perubahan Perpres 54
Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp200.000.000).
7. Kontes/Sayembara. Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan
Penyedia Barang/Jasa Lainnya yang merupakan hasil Industri kreatif, inovatif
dan budaya dalam negeri.
Jenis pelelangan yang digunakan pada proyek ini ialah pelelangan terbatas,
yang mana proses pelelangan terbatas ini dilakukan dengan sistem e-
procurement. Pada sistem ini peserta harus login terdahulu menggunakan
email, kemudian para peserta melengkapi dokumen maupun syarat-syarat yang
ada untuk pra-kualifikasi, peserta yang tidak memenuhi syarat dan kelengkapan
dokumen akan gugur. Setelah pengumuman pra-kualifikasi, maka akan
dilaksanakan evaluasi pra-kualifikasi oleh penyedia barang/jasa dan hasil dari
evaluasi ini menentukan lolos tidaknya perusahaan peserta lelang. Lanjutan
dari tahap ini akan lanjut ke undangan pelelangan dan pengambilan dokumen
lelang, pemasukkan dokumen lelang, sanggahan dan hasil pemenang lelang
berdasarkan peringkat dari pemeriksaan evaluasi.
Berdasarkan hasil tersebut maka perusahaan peserta lelang dimenangkan
oleh PT. Grasak Grusu Pada Pembangunan Gedung Ruang Operasi Rumah
Sakit Namex. Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara
terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa atau papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia
usaha yang berminat dapat mengikutinya.
Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang
dilakukan antara pemborong/rekanan yang dipilih dari pemborong/rekanan
yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang
usaha ruang lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya. Pemilihan langsung
adalah pelaksana pekerjaaan pembangunan maupun pengadaan barang/jasa
oleh rekanan tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang
12
dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar yang
tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) dan dilakukan negosiasi
penawaran secara teknis dan administratif serta perhitungan harga yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Penunjukan langsung adalah pelaksana pelelangan yang hanya
mengundang satu rekanan yang dianggap mampu untuk mengajukan
penawaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut :
a. Menetapkan syarat-syarat pelelangan,
b. Mengadakan pengumuman yang akan diadakan,
c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara,
d. Menetapkan tata cara penilaian pelelangan,
e. Melaksanakan pelelangan,
f. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang,dimana calon
pemenang diusulkan kepada Ka.Satker (satuan kerja) untuk diputuskan
sebagai pemenang,
g. Membuat laporan dan pertanggung jawaban kepada kegiatan.
Penetapan pelaksana pekerjaan pada kegiatan ini dilakukan melalui
pelelangan. Sebagai tahap awal, Ka.Satker (satuan kerja) membentuk panitia
pengadaan jasa konstruksi yang bertujuan untuk melaksanakan segala proses
pelelangan.
Tenaga kerja pada proyek ini merupakan gabungan antara tenaga kerja
lokal yang berasal dari daerah Aceh dan tenaga kerja yang didatangkan dari
Medan yang disediakan oleh kontraktor sejumlah 30. Dalam melaksanakan
pekerjaannya mereka diklasifikasikan menurut bidang keahlian masing-masing
dan dikepalai oleh seorang kepala tukang/mandor, kontraktor juga menyediakan
tempat pemondokan bagi pekerjanya yang berada dalam lokasi proyek.
13
Upah kerja yang dibayar kontraktor kepada kepala tukang adalah
berdasarkan prestasi kerja, sedangkan kepala tukang membayar upah harian
kepada pekerja yang masing-masing berbeda menurut keahlian, kemampuan dan
kerja per harinya. Sehingga jam kerja efektif adalah 8 jam. Jika keadaan tidak
memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan karna disebabkan suatu hal maka
dapat ditambah jam kerja pada hari lain atau jam lembur. Waktu kerja ditentukan
pada Tabel 2.1 yaitu:
Tabel 2.1 Susunan jadwal pekerjaan
No Susunan Waktu Mulai(WIB) Selesai(WIB)
14
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
15
pengukuran dan pemasangan bouwplank, pagar pengaman kegiatan, serta fasilitas
penunjang lainnya
16
3.1.6 Penyedia air
Selama pelaksanaan proyek berlangsung, perlu disediakan air bersih guna
keperluan air kerja, air minum untuk pekerja, dan air kamar mandi. Air yang
dimaksud adalah air bersih, air berasal dari sumber air PDAM. Serta pemasang
pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
keperluan lain yang dianggap perlu.
17
3.2.2 Pekerjaan urug bekas galian
Lubang bekas galian untuk pondasi harus diurug kembali dengan tanah
bekas galian, setelah pengecoran pondasi pore dan pondasi sumuran selesai
dikerjakan.Urugan harus dilakukan lapis demi lapis, maksimum tiap lapisan 20
cm. tiap lapisan disiram dengan air serta ditumbuk untuk pemadatan.
18
2. Pasir
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras lumpur dan sejenisnya
serta memenuhi komposisi.
3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1991.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
5. Cetakan dan acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir kontruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam
SK SNI T-15.1991.03.
19
2. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, maka digunakan juga
pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan
hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 (dua
puluh delapan) hari.
3. Setelah pekerjaan pondasi sumuran selesai 100 % (sesuai dengan Gambar
Bestek)
3.2.9 Pekerjaan plat bordes, plat dan trap tangga lantai 1 dan 2
Plat bordes berfungsi sebagai tempat singgahan, dengan ukuran 1,75x2 m
dan tinggi plat bordes 2,16 dengan jumlah anak tangga 13 unit untuk lantai 1,
20
sedangkan plat bordes lantai 2 dengan ukuran 4,40 dan tinggi plat 3,95 dengan
jumlah anak tangga 13 unit, dan trap setinggi 15 cm.
21
a. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap
beton yang telah selesai dituang dalam bekisting dengan berbagai kperluan
tertentu seperti menyiram beton agar meminalisir terjadinya retakan.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah direksi. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko pemborong
22
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm.
Tidak boleh melebihi batas yang teah ditentukan oleh RKS.
Setiap adukan harus memakai semen portar khusus untuk batu bata
ringan
c. Lapisan bata ringan yang satu dengan lapisan di atasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan di tengah
pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
d. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang
ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok.
f. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik).
Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahi
secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
2. Pekerjaan plesteran
Berdasarkan dokumen perencanaan dan RKS tentang pelaksanaan
Pembangunan Gedung Ruang Operasi Rumah Sakit umum Namex, telah
ditetapkan pedoman pelaksanaan pekerjaan plesteran yang dilakukan oleh
kontraktor, yaitu :
23
b. Adukan plesteran pasangan bata dengan menggunakan semen instan khusus
untuk bata ringan setara hebel.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya,
berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. untuk mencapai tebal plesteran yang
rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan
mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
d. Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plesteran.
f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.
3. Pekerjaan lantai
Pada pekerjaan lantai seluruh ruangan gedung lantai I dan lantai II maupun
lainnya serta tangga dipasang keramik berwarna ukuran 60 x 60 cm dengan spesi
beton cor campuran 1 Pc : 4 Ps, setebal 5 cm. Keramik untuk lantai dipasang
dengan menggunakan pasta semen, apabila ada pemotongan lembaran keramik,
maka harus dilakukan dengan mesin potong.
24
3.5 Pekerjaan Sanitasi Air/Plumbing
Pekerjaan yang dilakukan meliputi pemasangan pemipaan air dan dan
Persiapan material kerja antara lain : monoblock, washtafel,
cove ligth washtafel, kaca cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder, hand
shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor drain, kran dinding, kichen
zink, seal tape, sealant, dll. perlengkapan dan bahan-bahan serta alat–alat yang
diperlukan untuk memasang agar seluruh instalasi dapat terpasang dengan
sempurna dan siap digunakan dengan kualitas pekerjaan/ pemasangan yang baik
dan sesuai dengan gambar bestek.
Cara pemasangan harus mengikuti denah rangka plafond yang ada dalam
gambar bestek. Plafond yang di gunakan dalam pekerjaan ini adalah plafond jenis
Kalsiboard yang dipakai.
25
3.7.2 Pekerjaan Penggantung dan Kunci
Pekerjaan pada bagian ini adalah meliputi pengadaan dan pemasangan semua alat
penggantung dan pengunci untuk pintu-pintu dan jendela. Peralatannya mencakup
engsel, kunci, handle, grandel, gembok dan sebagainya.
26
BAB IV
27
3. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air
yang diperoleh langsung di lokasi proyek, yang mana air berasal dari
Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM). Hal ini sesuai dengan peraturan
PBBI-1971 pasal 3.6 ayat 1 halaman 28, yang menyatakan bahwa air untuk
pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organik lainnya yang dapat merusak ikatan beton
bertulang.
4. Kayu
Kayu didatangkan dari panglong penjualan kayu yang ada di Aceh Besar,
pengadaan kayu hingga ke lokasi menggunakan alat angkut truck. Di lokasi
kegiatan kayu tersebut ditempatkan ditempat yang terhindar dari air agar
tidak terjadi pelapukan pada kayu. Pengadaan material tersebut dilakukan
secara berangsur-angsur. Pengadaan bahan dilakukan jika bahan yang tersedia
di lokasi proyek diperkirakan tidak mencukupi untuk pelaksanaan pekerjaan
berikutnya.
5. Agregat halus (pasir)
Pasir yang digunakan didatangkan dengan menggunakan alat angkut truk
yang berkapasitas 4 m3. Di lokasi proyek, pasir tersebut digunakan untuk
pekerjaan non-struktural yaitu pada lantai kerja dan pekerjaan minor. Pasir
tempatkan di atas tanah dan lapangan terbuka tanpa diberi alas.
6. Agregat kasar (kerikil/batu pecah)
Agregat kasar yang digunakan pada proyek ini berupa kerikil dan batu pecah,
yang didatangkan dengan menggunakan alat angkut truk yang berkapasitas 4
m3. Di lokasi proyek, agregat kasar di tempatkan di atas tanah dan lapangan
terbuka tanpa diberi alas.
4.1.2 Alat-alat
Peralatan adalah alat bantu yang digunakan dalam pekerjaan structure.
Dalam pelaksanaan pekerjaan digunakan peralatan manual dan juga peralatan
dengan tenaga mesin. Peralatan yang digunakan dalam proyek ini antara lain :
28
1. Pemotong Tulangan (Steel Bar Cutter)
Merupakan alat khusus yang digunakan untuk memotong tulangan baja agar
sesuai dengan panjang yang dibutuhkan. Pada proyek ini pemotongan besi
tulangan dengan menggunakan mesin Steel Bar Cutter, selain lebih cepat
mesin ini juga baik untuk pemotongan besi tulangan yang berdiameter besar
maupun untuk tulangan yang berdiameter kecil.
2. Pembengkokan Tulangan (Steel Bar Bender)
Dalam proyek ini pekerjaan pembengkokan besi dilakukan menggunakan
mesin Steel Bar Bender. Dengan adanya mesin ini, maka pekerjaan untuk
pembengkokan tulangan akan lebih cepat.
3. Pengadukan Beton (Concrete Mixer)
Concrete mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk campuran beton.
Alat ini memiliki kapasitas yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya.
Pada proyek pembangunan ini yang digunakan untuk pengecoran adalah
molen dan ready mix truck
4. Pemadat Beton (Concrete Vibrator)
Concrete vibrator digunakan untuk memadatkan adukan beton segar pada
saat dimasukkan ke dalam bekisting. Dengan alat ini, seluruh bagian yang
sulit dijangkau seperti antara tulangan dapat terisi beton dengan baik dan
rapat, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan beton
keropos.
5. Penyemprot Beton (Concrete Pump)
Concrete pump adalah alat berupa pompa yang dilengkapi dengan pipa
penyemprot yang dapat menggapai lokasi pengecoran pada ketinggian
tertentu. Alat ini beroperasi setelah adukan beton disalurkan dari concrete
mixer ke dalam wadah penampungan pada truk. Dari tempat penampungan,
beton disedot dan disemprotkan ke tempat yang akan dicor dengan
menggunakan pipa besi berdiameter 20 cm yang dapat disambung sesuai
dengan kebutuhan.
6. Alat-alat bantu lainnya
Peralatan lain yang digunakan pada proyek ini diantaranya adalah :
29
Peralatan pertukangan, diantaranya : cangkul, sekop, sendok semen, meteran,
gergaji, ember, palu, paku, kereta sorong dan lain-lain;
30
dengan gambar yang ada baik diameternya, jumlah tulangan dan jarak
antar tulangan.
31
Setelah pemasangan bekisting selesai dikerjakan, pekerjaan
dilanjutkan dengan pengecoran sloof. Sebelum pengecoran dimulai, pihak
direksi mengontrol pembesian yang telah dipasang. Setelah semua keadaan
disetujui oleh direksi, baru dilaksanakan pekerjaan pengecoran. Mutu
beton yang digunakan pada pengecoran ini adalah mutu Beton K-250
dengan proses pengecoran menggunakan beton mesin Molen dan
pemadatan dilakukan dengan menggunakan mesin Vibrator. Adapun
volume pengecoran pada sloof adalah 35,9 m3.
5. Perawatan
Pekerjaan perawatan beton sloof dilakukan setelah beton mengeras,
yaitu kira-kira pada saat umur beton mencapai 1 hari setelah proses
pengecoran berlangsung. Perawatan beton ini dilakukan dengan cara
melakukan penyiraman air ke permukaan kulit beton. Hal ini dilakukan
untuk mencegah keretakan pada beton.
32
150 mm. Begel dan tulangan tersebut kemudian diikat, pengikatan
tulangan harus kuat, agar dalam pengecoran tidak mengalami pergeseran
tempat. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan kawat baja dan kedua
ujung tumpuan dikaitkan pada stik tulangan kolom agar menyatu. Adapun
total volume pembesian pada sloof 18 cm x 25 cm adalah 275,65 kg/m3.
33
Menurut pengamatan di lapangan, pekerjaan pembukaan bekisting
sloof dilakukan satu hari setelah pengecoran, dilakukan dengan
menggunakan alat seperti linggis dan palu. Pembukaan bekisting ini
dilakukan oleh 5 pekerja.
10. Perawatan
Pekerjaan perawatan beton sloof dilakukan setelah beton mengeras, yaitu
kira-kira pada saat umur beton mencapai 1 hari setelah proses pengecoran
berlangsung. Perawatan beton ini dilakukan dengan cara melakukan
penyiraman air ke permukaan kulit beton. Hal ini dilakukan untuk
mencegah keretakan pada beton.
34
1. Pembesian kolom.
2. Pemasangan bekisting kolom.
3. Pengecoran kolom.
4. Pembukaan bekisting kolom.
5. Perawatan beton kolom.
c. Pembesian kolom 25 x 40 cm
Pekerjaan pembesian dilakukan langsung di lantai I tempat kerja,
berupa pelurusan besi tulangan, pembengkokan besi tulangan,
pembentukan kait-kait pada ujung tulangan, serta dengan mengaitkan
kembali stik tulangan kolom lantai I dengan tulangan besi sloof agar
menjadi satu kesatuan (senyawa). Tulangan yang digunakan harus sesuai
dengan gambar . Pada proses perakitan besi kolom lantai I, susunan
antara besi tulangan harus sejajar satu sama lain setiap tulangannya, dan
diletakkan beugel atau sengkang dengan jarak tertentu baik secara
tumpuan maupun lapangan. Beugel dan tulangan tersebut kemudian
diikat, pengikatan tulangan harus kuat, agar dalam pengecoran tidak
mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan dengan
menggunakan kawat baja. Adapun volume total pembesian kolom adalah
5152 kg/m3
35
e. Pengecoran kolom 25 x 40 cm
Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai
dipasang. Sebelum pengecoran dimulai, kotoran-kotoran yang melekat
pada besi tulangan pembesian kolom dibersihkan dan dilakukan
pemeriksaan letak tulangan maupun posisi bekisting. Pengecoran
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas.
Mutu beton yang digunakan untuk pengecoran Kolom Lantai I
adalah mutu beton K-250. Pengadukan campuran dilakukan dengan
menggunakan molen. Hasil pengadukan dituangkan kedalam wadah
penampungan, kemudian diangkat untuk selanjutnya dilakukan
pengecoran kolom. Selama pengecoran dilakukan pemadatan dengan cara
mengetuk bekisting kolom tersebut menggunakan palu, agar mortar dapat
mengisi ruang-ruang yang kosong dan setelah mortar padat, bagian atasnya
diratakan. Adapun volume pengecoran pada kolom adalah 18 m3.
g. Perawatan Kolom 35 x 40 cm
Perawatan beton kolom lantai I dilakukan setelah beton mengeras, kira-
kira 1 hari setelah pengecoran berlangsung. Perawatan kolom ini
dilakukan dengan cara menyiram air ke permukaan beton yang terlebih
dahulu telah dibalut dengan kertas semen. Penyiraman dilakukan pada
waktu pagi dan sore.
Perawatan beton dilakukan selama 5 hari saja, Dan apabila
permukaan kolom terjadi keropos diakibatkan pemadatan yang kurang
sempura, dilakukan Penyisipan di permukkan kolom yang mengalami
36
keropos dengan membuat beton, lalu diinject kan ke kolom tersebut. Hal
dalam kondisi lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah
pengecoran.
h. Pembesian kolom 10 x 17 cm
Pekerjaan pembesian dilakukan langsung di lantai I tempat kerja,
berupa pelurusan besi tulangan, pembengkokan besi tulangan,
pembentukan kait-kait pada ujung tulangan, serta dengan mengaitkan
kembali stick tulangan kolom lantai I dengan tulangan besi sloof agar
menjadi satu kesatuan (senyawa). Tulangan yang digunakan harus sesuai
dengan gambar yang ada baik diameternya, jumlah tulangan dan jarak
antar tulangan.
Pada proses perakitan besi kolom lantai I, susunan antara besi
tulangan harus sejajar satu sama lain setiap tulangannya, dan diletakkan
beugel atau sengkang dengan jarak tertentu baik secara tumpuan maupun
lapangan. Beugel dan tulangan tersebut kemudian diikat, pengikatan
tulangan harus kuat, agar dalam pengecoran tidak mengalami pergeseran
tempat. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan kawat baja. Adapun
volume total pembesian kolom adalah 609 kg
37
j. Pengecoran kolom 10 x 17 cm
Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai
dipasang. Sebelum pengecoran dimulai, kotoran-kotoran yang melekat
pada besi tulangan dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan letak tulangan
maupun posisi bekisting.
Pengecoran dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi
atau Pengawas. Mutu beton yang digunakan untuk pengecoran Kolom
Lantai I adalah mutu beton K-250. Pengadukan campuran dilakukan
dengan menggunakan molen. Hasil pengadukan dituangkan kedalam
wadah penampungan, kemudian diangkat untuk selanjutnya dilakukan
pengecoran kolom. Selama pengecoran dilakukan pemadatan dengan cara
mengetuk bekisting kolom tersebut menggunakan palu, agar mortar dapat
mengisi ruang-ruang yang kosong dan setelah mortar padat, bagian
atasnya diratakan. Adapun volume pengecoran pada kolom adalah 1,17
m3.
l. Perawatan Kolom 10 x 17 cm
Perawatan beton kolom lantai I dilakukan setelah beton mengeras,
kira-kira 1 hari setelah pengecoran berlangsung. Perawatan kolom ini
dilakukan dengan cara menyiram air ke permukaan beton yang terlebih
dahulu telah dibalut dengan kertas semen. Penyiraman dilakukan pada
waktu pagi dan sore. Perawatan beton dilakukan selama 5 hari saja, hal
dalam kondisi lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah
pengecoran.
38
4.4 Pekerjaan Kostruksi Plat Lantai Dan Balok
39
3. Pembeskitingan Balok
Tahap tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
a. Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar yang
sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun
pelat.
b. Pada U-head dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7)
dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood
sebagai alas balok.
c. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku
yang dipasang di atas suri-suri.
4. Pembekistingan Plat Lantai
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
a. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok.
Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk
pelat lebih tinggi daripada balok.
b. Pada U-head dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
c. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding
untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang
serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat
menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
d. Semua bekisting rapat terpasang, dan diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih
dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
e. Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai
selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat
dengan waterpass.
5. Pembesian
40
Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan langsung diatas
bekisting balok yang sudah siap dan di pasang beton decking untuk jarak
selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat. Pembesian pelat
dilakukan setelah tulangan balok terpasang,
tahap tahap pembesian pelat antara lain:
a. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah
siap, dan dipasang diatas bekisting pelat. Rakit pembesian dengan
tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran
tulangan Ǿ10-150, selanjutnya secara menyilang dan diikat
menggunakan kawat ikat.
b. Di letakan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas
pelat, kemudian dipasang tulangan kaki ayam untuk tulangan atas dan
bawah pelat.
c. Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk
pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter,
jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk
pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian
pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra.
6. Tahap Pengecoran Pelat dan Balok
Sebelum dilakukan pengecoran pelaksana proyek melakukan
administrasi pengecoran, dan stelah pembesian siap pelaksana mengecek ke
lokasi atau zona yang akan dicor. Dan setelah semua siap pelaksana membuat
atau mengajukan surat izin cor ke konsultan pengawas yaitu CV. Karya Puga
Consultant, dengan volume 68,400 m3 untuk Balok utama yan berukuran
30/60 21,496 m3 untuk balok anak dengan ukuran 20/30 dan 101,04 m 3 untuk
Plat lantai tebal 12 cm.
7. Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.
Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu :
41
bucket, Lift concrete , lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran
pelat adalah sebagai berikut :
a. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air
compressor sampai benar – benar bersih
b. Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan mesin
molen(mixer concrete) yang disaalurkan melaui lift concrete ke lokasi
pengecoran,
c. Beton dialirkan sampai ke zona pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
d. Setelah beton dipadatkan, dilakukan perataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
e. Setelah proses pengecoran selesai sampai batas pengecoran, dilakukan
finishing.
f. Waktu Pengecoran sampai dengan 12 jam Mulai pukul 08.00- 24.00
8. Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran bekisting dilakukan setelah 28 hari
pengecoran sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari
setelah pengecoran sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.
9. Perawatan
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu
beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang
dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1
minggu
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pelaksanaan Kerja Praktek (KP) yang telah diikuti selama 2
(dua) bulan pada Proyek Pembangunan Ruang Bedah Rumah Sakit Umum
Namex, Penulis banyak memperoleh tambahan pengalaman dan pengetahuan
lapangan secara langsung. Hal ini dapat menjadi suatu perbandingan bagi penulis
antara pekerjaan di lapangan dengan teori–teori yang didapat di perkuliahan
maupun studi literatur. Dari beberapa pekerjaan yang penulis ikuti dan kenyataan–
kenyataan yang ada di lapangan selama melaksanakan kerja praktek, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan dan saran–saran.
5.1 Kesimpulan
43
2. Pengecoran pekerjaan kolom dicurahkan lebih dari 1,5 meter dan pemakaian
bekisting secara berulang-ulang sehingga banyak beton pada kolom menjadi
tidak rata dan bergelombang
3. Pada proes pengecoran balok lantai dan plat lantai menggunakan adukan
molen dan bantuan lift, sehingga memakan banyak waktu dan banyak adukan
tidak sesuai dengan mutu beton yang direncankan
5.2 Saran–Saran
44
DAFTAR PUSTAKA
45