Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

“ Syirik dan Bahayanya Bagi Manusia “

Disusun oleh :

1. Rizky Oktavian ( 20171331064 )


2. Wisnu Dewanto ( 20171331066 )
3. Bagus Surya Atmaja ( 20171331074 )
4. Bonggo Pribadi ( 20171331075 )
5. Faisal Hermawan ( 20171331077 )
6. Guntur Oktavian Suryanto ( 20171331078 )
7. Moch. Rizal Alfiansyah ( 20171331079 )
8. Pandra Setiawan ( 20171331080 )

PRODI MESIN ( P2K )

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


2018
KATA PENGANTAR

Penyusun mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SYIRIK & BAHAYANYA BAGI MANUSIA” untuk memenuhi tugas matakuliah
Al Islam Kemuhammadiyahan 1 dengan baik.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Al Islam Kemuhammadiyahan 1


yang telah membantu dan membimbing penyusun dalam proses pembuatan makalah
ini dan juga kepada teman-teman mahasiswa yang telah berkontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya. Seperti pepatah yang mengungkapkan bahwa “Tiada
gading yang tak retak” demikian pula dengan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca terutama dosen pembimbing mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan 1
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.

Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih.

Surabaya, Mei 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
Landasan Teori........................................................................................................................4
A. Dalil Ayat Alquran Tentang Kesyirikan..............................................................................4
B. Teks Sunnah / Hadist...........................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................12
Gambaran Umum Objek Penulisan........................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................................13
PEMBAHASAN....................................................................................................................13
Bentuk-bentuk Syirik.............................................................................................................13
JENIS-JENIS SYIRIK...........................................................................................................16
BAHAYA SYIRIK................................................................................................................24
BAB V...................................................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................................27
A. Kesimpulan....................................................................................................................27
B. Saran..............................................................................................................................29
Daftar Pustaka........................................................................................................................29

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat di masa sekarang sangatlah beragam, dari tingkah lakunya,
sikap mereka terhadap agama mereka bahkan sikap mereka tehadap adat istiadat
mereka. Dalam masyarakat desa kebanyakan adat istiadat sangat dipegang teguh,
bahkan mereka melakukan apa saja ,yang penting adat mereka tidak hilang.
Namun sangat disayangkan kebanyakan adat istiadat ini melanggar pantangan
agama. Apalagi bagi masyarakat yang kurang pengetahuan agamanya, atau tidak
mau tahu menahu tentang agamanya. Sebenarnya agama islam ini sudah sangat
sempurna tidak perlu pelengkap dengan hal hal itu.

Misalnya mereka menyembelih hewan atau memberikan sesembahan


kepada selain allah adalah syirik. Syirik adalah pantangan dalam agama islam, dan
syirik adalah dosa yang sangat besar, bahkan adalah dosa yang tidak di ampuni
oleh allah. Namun kebanyakan mereka masih belum sadar, belum tahu atau
bahkan tidak mau tahu karena mereka ingin tetap mempertahankan adat mereka
meski agama melarang, mereka tidak ingin membuang warisan dari nenek
moyang mereka. Ini sangat memprihatikan sekali, apalagi mereka sudah
mengetahui hal ini, sudah sedikit banyak paham tentang hal ini.namun mereka
masih saja melakukannya hanya dengan dalih sosialah, adatlah ataupun
sebagainya.naudzubillah.

Akibat yang lain berimbas pada anak-anak mereka yang harusnya mereka
didik disertai dengan pengenalan agama. Namun bagaimana mungkin dapat
mendidik anak anak mereka menjadi berakhlaq, kalau orang tuanya seperti itu.

Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu


(kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara
membabi-buta).

1
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum
datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu
mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan
kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah
suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat. Dan
biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama.
Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu
bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-
ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.

Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman).


Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut
kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan
oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing
oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-
perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera
kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi
presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya
tetap memikat hati orang banyak.

Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa


orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan
itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman,“Dan apabila
mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek
moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami
mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
(mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf: 28).

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian syirik, bentuk-bentuk sirik, dan penyebab teradina syirik pada
manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi syirik.
2. Mengetahui kriteria-kriteria dari syirik.
3. Mengetahui bahayanya bagi kehidupan masyarakat.

3
BAB II Landasan Teori

A. Dalil Ayat Alquran Tentang Kesyirikan

Nikmat iman yang sudah tertanam dalam diri kita ini perlu terus dipupuk serta
dikokohkan dengan amalan-amalan shalih dan dijaga dari segala bentuk
kemaksiatan, terutama maksiat berupa kesyirikan yang sangat dibenci oleh Allah.
Berikut ini beberapa ayat alquran tentang kesyirikan yang bisa dijadikan sebagai
rambu-rambu tentang bahayanya kesyirikan bagi keislaman seseorang.

4
َ ْ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُونَ * الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم اأْل َر‬
‫ض فِ َرا ًشا َوال َّس َما َء‬
َ‫ت ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَاَل تَجْ َعلُوا هَّلِل ِ أَ ْندَادًا َوأَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
ِ ‫بِنَا ًء َوأَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َر َج بِ ِه ِمنَ الثَّ َم َرا‬

Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (21) (Dialah) yang menjadikan bumi
sebagai hamparan dan langit sebagai atap bagimu, dan Dialah yang menurunkan
air (hujan) dari langit, lalu dengan (hujan) itu Dia hasilkan buah-buahan sebagai
rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu menjadikan tandingan-tandingan
bagi Allah sedang kamu mengetahui. (22) – (Q.S Al-Baqarah: 21-22)

ِ ْ‫ت َواأْل َر‬


َ‫ض ُك ٌّل لَهُ قَانِتُون‬ ِ ‫َوقَالُوا اتَّ َخ َذ هَّللا ُ َولَدًا ُس ْب َحانَهُ بَلْ لَهُ َما فِي ال َّس َما َوا‬

Dan mereka berkata, “Allah mempunyai anak.” Mahasuci Allah, bahkan milik-
Nyalah segala apa yang ada di langit dan di bumi, semua tunduk patuh kepada-
Nya. – (Q.S Al-Baqarah: 116)

‫ظلَ ُموا إِ ْذ‬


َ َ‫اس َم ْن يَتَّ ِخ ُذ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ أَ ْندَادًا يُ ِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ هَّللا ِ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ َش ُّد ُحبًّا هَّلِل ِ َولَوْ يَ َرى الَّ ِذين‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ِ ‫اب أَ َّن ْالقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِميعًا َوأَ َّن هَّللا َ َش ِدي ُ•د ْال َع َذا‬
‫ب‬ َ ‫يَ َروْ نَ ْال َع َذ‬

Dan sebagian manusia ada orang yang menjadikan tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman, mereka sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang
yang berbuat dzalim itu melihat, ketika mereka menyaksikan adzab (pada hari
Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat
adzab-Nya (niscaya mereka menyesal). – (Q.S Al-Baqarah: 165)

َ ‫ب تَ َعالَوْ ا إِلَى َكلِ َم ٍة َس َوا ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم أَاَّل نَ ْعبُ َد إِاَّل هَّللا َ َواَل نُ ْش ِر‬
ُ ‫ك بِ ِه َش ْيئًا َواَل يَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
‫ضنَا بَ ْعضًا‬ ِ ‫قُلْ يَا أَ ْه َل ْال ِكتَا‬
َ‫أَرْ بَابًا ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ فَإ ِ ْن تَ َولَّوْ ا فَقُولُوا ا ْشهَدُوا بِأَنَّا ُم ْسلِ ُمون‬

5
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab, marilah kita menuju kepada satu
kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tidak
menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun, dan kita tidak menjadikan satu sama lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah.
Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang Muslim.” – (Q.S Ali Imran: 64)

َ‫َما َكانَ إِ ْب َرا ِهي ُم يَهُو ِديًّا َواَل نَصْ َرانِيًّا َولَ ِك ْن َكانَ َحنِيفًا ُم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi
dia adalah seorang yang lurus lagi Muslim, dan dia bukanlah termasuk orang-
orang musyrik. – (Q.S Ali Imran: 67)

‫ار ِذي ْالقُرْ بَى‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬ِ ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِك‬
‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخورًا‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما َملَ َك‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ‫َو ْال َج‬

Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri. – (Q.S An-Nisa:
36)

ِ ‫إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر أَ ْن يُ ْش َركَ بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ َذلِكَ لِ َم ْن يَ َشا ُء َو َم ْن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْفتَ َرى إِ ْث ًما ع‬
‫َظي ًما‬

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-


Nya (syirik), dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa saja
yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia
telah berbuat dosa yang besar. – (Q.S An-Nisa: 48)

6
َ‫ضاَل اًل بَ ِعي ًدا• * إِ ْن يَ ْد ُعون‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر أَ ْن يُ ْش َر‬
َ ‫ك بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ َذلِكَ لِ َم ْن يَ َشا ُء َو َم ْن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ْد‬
‫ِم ْن دُونِ ِه إِاَّل إِنَاثًا َوإِ ْن يَ ْد ُعونَ إِاَّل َش ْيطَانًا َم ِريدًا‬

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah


dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa saja yang Dia
kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sungguh dia telah tersesat jauh sekali. (116) Yang mereka sembah selain Allah itu
tidak lain hanyalah berhala-berhala, dan mereka tidak lain hanyalah menyembah
setan yang durhaka, (117) – (Q.S An-Nisa: 116-117)

B. Teks Sunnah / Hadist

ٍّ‫ُور ب ِْن ُس• َو ْي ٍد ع َْن أَبِي َذر‬


ِ ‫اص • ٌل اأْل َحْ • دَبُ ع َْن ْال َم ْع• ر‬
ِ ‫َح َّدثَنَا ُمو َسى بْنُ إِ ْس َما ِعي َل َح َّدثَنَا َم ْه ِديُّ بْنُ َم ْي ُمو ٍن َح َّدثَنَا َو‬
‫ت ِم ْن َربِّي فَ•أ َ ْخبَ َرنِي أَوْ قَ•ا َل بَ َّش• َرنِي أَنَّهُ َم ْن‬
ٍ ‫ص•لَّى هَّللا ُ َعلَيْ• ِه َو َس•لَّ َم أَتَ•انِي آ‬
َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ِ ‫َر‬
َ َ‫ق ق‬
َ ‫ال َوإِ ْن زَ نَى َوإِ ْن َس َر‬
‫ق‬ َ ‫ت َوإِ ْن َزنَى َوإِ ْن َس َر‬ ُ ‫َماتَ ِم ْن أُ َّمتِي اَل يُ ْش ِر‬
ُ ‫ك بِاهَّلل ِ َش ْيئًا َد َخ َل ْال َجنَّةَ قُ ْل‬

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada
kami Mahdiy bin Maymun telah menceritakan kepada kami Washil Al Ahdab dari
Al Ma'rur bin Suaid dari Abu Dzar radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Baru saja datang kepadaku utusan dari
Rabbku lalu mengabarkan kepadaku" atau Beliau bersabda: "Telah datang
mengabarkan kepadaku bahwa barangsiapa yang mati dari ummatku sedang dia
tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga".
Aku tanyakan: "Sekalipun dia berzina atau mencuri?" Beliau menjawab: "Ya,
sekalipun dia berzina atau mencuri". (H.R. Bukhari)

ِ ‫ض • َي هَّللا ُ َع ْن•هُ قَ••ا َل قَ••ا َل َر ُس •و ُل هَّللا‬


ِ ‫ق ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ َر‬ ٌ ‫ص َح َّدثَنَا أَبِي َح َّدثَنَا اأْل َ ْع َمشُ َح َّدثَنَا َشقِي‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُع َم ُر بْنُ َح ْف‬
َ‫َخَل ْال َجنَّة‬
َ ‫ك بِاهَّلل ِ َش ْيئًا د‬ ُ ‫ت أَنَا َم ْن َماتَ اَل يُ ْش ِر‬ ُ ‫ك بِاهَّلل ِ َش ْيئًا َد َخ َل النَّا َر َوقُ ْل‬
ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َماتَ يُ ْش ِر‬
َ

7
Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada
kami bapakku telah menceritakan kepada kami Al A'masy telah menceritakan
kepada kami Syaqiq dari 'Abdullah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Barangsiapa yang mati dengan
menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia pasti masuk neraka". Dan aku
('Abdullah) berkata, dariku sendiri: "Dan barangsiapa yang mati tidak
menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga". (H.R.
Bukhari)

Berita Langit yang Diperoleh Jin

‫ص•لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي• ِه َو َس•لَّ َم‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن ْال ُكهَّا ِن فَق‬
َ ِ ‫ال لَهُ ْم َر ُس•و ُل هَّللا‬ َ ‫ت عَائِ َشةُ َسأ َ َل أُنَاسٌ َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ْ َ‫قَال‬
َ ِ ‫ُول هَّللا ِ فَإِنَّهُ ْم ي َُح ِّدثُونَ أَحْ يَانًا ال َّش ْي َء يَ ُكونُ َحقًّا قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم تِ ْل••ك‬ َ ‫لَ ْيسُوا بِ َش ْي ٍء قَالُوا يَا َرس‬
‫ْال َكلِ َمةُ ِم ْن ْالحق يَ ْخطَفُهَا ْال ِجنِّ ُّي فَيَقُرُّ هَا فِي أُ ُذ ِن َولِيِّ ِه قَ َّر ال َّد َجا َج ِة فَيَ ْخلِطُونَ فِيهَا أَ ْكثَ َر ِم ْن ِمائَ ِة َك ْذبَ ٍة‬

Dari Aisyah RA, dia berkata, "Beberapa orang pernah bertanya kepada Rasulullah
SAW tentang perdukunan, maka Rasulullah menjawab, 'Para dukun itu
sebenarnya tidak mengerti apa-apa' Kemudian orang-orang itu bertanya lagi, "Ya
Rasulullah, terkadang mereka itu memberitahukan sesuatu dan kemudian terbukti
benar?" Rasulullah SAW bersabda, "Itu adalah ucapan benar {dari langit} yang
diperoleh jin. Setelah itu ia bisikkan ke telinga manusia bagai kokok ayam.
Kemudian mereka campurkan dengan lebih dari seratus kedustaan." (HR. Muslim
7 : 36)

Barang Siapa Mendatangi Dukun, Juru Ramal, Maka Shalatnya Tidak Diterima

‫ص•لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي• ِه َو َس•لَّ َم قَ••ا َل َم ْن أَتَى َعرَّافً••ا‬


َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي• ِه َو َس•لَّ َم ع َْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ْض أَ ْز َو‬
َ ‫اج النَّبِ ِّي‬ ِ ‫صفِيَّةَ ع َْن بَع‬
َ ‫ع َْن‬
ً‫صاَل ةٌ أَرْ بَ ِعينَ لَ ْيلَة‬
َ ُ‫فَ َسأَلَهُ ع َْن َش ْي ٍء لَ ْم تُ ْقبَلْ لَه‬

Dari Shafiyah, puteri Abu Ubaid dari salah seorang istri Rasulullah SAW, dari
Nabi Muhammad, bahwasanya beliau telah bersabda, "Barang siapa mendatangi
juru ramal {dukun}, kemudian ia bertanya sesuatu kepadanya, maka shalatnya
tidak diterima selama empat puluh malam" (HR. Muslim 7 : 37)

8
Syirik (Menyekutukan Allah) adalah Dosa yang Paling Besar

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس•لَّ َم فَقَ••ا َل أَاَل أُنَبِّئُ ُك ْم بِ••أ َ ْكبَ ِر ْال َكبَ••ائِ ِر‬َ ِ ‫َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ أَبِي بَ ْك َرةَ ع َْن أَبِي ِه قَا َل ُكنَّا ِع ْن َد َرسُو ِل هَّللا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس•لَّ َم ُمتَّ ِكئً•ا‬ َ ِ ‫ور َو َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫الز‬ُّ ‫ور أَوْ قَوْ ُل‬ ُّ ُ‫ق ْال َوالِ َد ْي ِن َو َشهَا َدة‬
ِ ‫الز‬ ُ ‫ك بِاهَّلل ِ َو ُعقُو‬
ُ ‫ثَاَل ثًا اإْل ِ ْش َرا‬
َ‫س فَ َما َزا َل يُ َك ِّر ُرهَا َحتَّى قُ ْلنَا لَ ْيتَهُ َسكَت‬
َ َ‫فَ َجل‬ 

Dari Abdurahman bin Abu Barkah, dari ayahnya radhiyallahu 'anhu ia berkata,
"Kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seraya
bersabda, "Maukah engkau aku beritahukan tiga dosa terbesar? (yaitu)
Menyekutukan Allah, durhaka terhadap kedua orang tua dan kesaksian dusta atau
ucapan dusta" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan itu sambil
bersandar, kemudian beliau duduk. Tak henti-hentinya beliau mengulangi
ucapannya, sehingga kami mengharapkan, "Semoga beliau diam." (HR. Muslim 1:
64)

Syirik atau menyekutukan Allah Azza wa Jalla adalah sesuatu yang amat
diharamkan dan secara mutlak ia merupakan dosa yang paling besar. Hal ini
berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Abi Bakrah bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi
wassalam bersabda:

“Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa yang paling besar (tiga kali) ? mereka
menjawab: ya, wahai Rasulullah! beliau bersabda: ‘Menyekutukan Allah’ “.
(Muttafaq ‘alaih. Bukhari, hadits; No: 2511 cet. Al Bugha) Setiap dosa
kemungkinan diampuni oleh Allah Azza wa Jalla, kecuali dosa syirik, ia
memerlukan taubat secara khusus, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang di kehendaki-Nya”. (Q.S; An
Nisa: 48).
Di antara bentuk syirik adalah syirik besar. Syirik ini menjadi penyebab keluarnya
seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan, jika meninggal dunia

9
dalam keadaan demikian, maka ia akan kekal di dalam neraka. Di antara
fenomena syirik yang umum terjadi di sebagian besar negara-negara Islam adalah:

Menyembah Kuburan

Yakni kepercayaan bahwa para wali yang telah meninggal dunia bisa memenuhi
hajat, serta bisa membebaskan manusia dari berbagai kesulitan. Karena
kepercayaan ini, mereka lalu meminta pertolongan dan bantuan kepada para wali
yang telah meninggal dunia, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain


Dia”. (Q.S; Al Isra’ :23).

Termasuk dalam kategori menyembah kuburan adalah memohon kepada orang-


orang yang telah meninggal, baik para Nabi, orang-orang shaleh, atau lainnya
untuk mendapatkan syafa’at atau melepaskan diri dari berbagai kesukaran hidup.
Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdo’a kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan
kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan
( yang lain )?,(QS An Naml: 62)
Sebagian mereka, bahkan membiasakan dan mentradisikan menyebut nama syaikh
atau wali tertentu, baik dalam keadaan berdiri, duduk, ketika melakukan sesuatu
kesalahan, di setiap situasi sulit, ketika ditimpa petaka, musibah atau kesukaran
hidup. Di antaranya ada yang menyeru: “Wahai Muhammad.” Ada lagi yang
menyebut: “Wahai Ali”. Yang lain lagi menyebut: “Wahai Jailani”. Kemudian ada
yang menyebut : “Wahai Syadzali”. Dan yang lain menyebut: “Wahai Rifai”.
Yang lain lagi: “Al Idrus sayyidah Zainab”, ada pula yang menyeru: “Ibnu
‘Ulwan”, dan masih banyak lagi. Padahal Allah Azza wa Jalla telah menegaskan:

“Sesungguhnya orang-orang yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk
(yang lemah) yang serupa juga dengan kamu”. (Q.S; Al A’raaf: 194).

10
Sebagian penyembah kuburan ada yang berthawaf (mengelilingi) kuburan
tersebut, mencium disetiap sudutnya, lalu mengusapkannya ke bagian-bagian
tubuhnya. Mereka juga menciumi pintu kuburan tersebut dan melumuri wajahnya
dengan tanah dan debu kuburan. Sebagian mereka bahkan ada yang sujud ketika
melihatnya, berdiri di depannya dengan penuh khusyu’, merendahkan dan
menghinakan diri seraya mengajukan permintaan dan memohon hajat kepada
mereka. Ada yang minta disembuhkan dari penyakit, mendapatkan keturunan,
dimudahkan urusannya dan juga tak jarang di antara mereka yang menyeru: “Ya
sayyidi aku datang kepadamu dari negeri yang jauh, maka janganlah engkau
kecewakan aku”. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

“Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang menyembah sembahan-
sembahan selain Allah yang tidak dapat memperkenankan (do’anya) sampai hari
kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do’a mereka”. (Q.S; Al Ahqaaf: 5).

Nabi Shallallahu’alaihi wassalam bersabda :

“Barang siapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah Azza wa
Jalla, niscaya ia akan masuk neraka”. ( Hadits riwayat Bukhari, Fathul Bari : 8/
176)

Sebagian mereka, mencukur rambutnya di perkuburan, sebagian lagi membawa


buku yang berjudul: “Manasikul hajjil masyahid” (tata cara ibadah haji di kuburan
keramat). Yang mereka maksudkan dengan masyahid adalah kuburan-kuburan
para wali. Sebagian mereka mempercayai bahwa para wali itu mempunyai
kewenangan untuk mengatur alam semesta, dan mereka bisa memberi mudharat
dan manfaat. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya”. (Q.S; Yunus: 107).

11
Termasuk perbuatan syirik adalah bernadzar untuk selain Allah Subhanahu
wata’ala, seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang bernadzar untuk
memberi lilin dan lampu bagi para penghuni kubur. Termasuk syirik besar adalah
menyembelih binatang untuk selain Allah Subhanahu wata’ala. Padahal Allah
Subhanahu wata’ala berfirman:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”. (Q.S Al Kautsar: 2).

Maksudnya berkurbanlah hanya untuk Allah Subhanahu wata’ala dan atas nama-
Nya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam bersabda:

“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah”. (Hadits riwayat
Muslim, kitab shahih Muslim; No : 1978, tahqiq. Abdul Baqi)

BAB III Gambaran Umum Objek Penulisan

12
Imam al-Azhari asy-Syafi’I, 2015, Beliau mengatakan, Allah Subhaanahu
Wata’ala menceritakan tentang hamba-Nya yang bernama Lukman al-Hakim,
beliau berkata kepada putranya:

‫ك لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم‬


َ ْ‫اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ إِ َّن ال ِّشر‬

“Janganlah kamu menyekutukan Allah dengan yang lain, karena syirik itu
merupakan kezhaliman yang agung.” (Lukman: 13)

Syirik adalah kamu membuat sekutu bagi Allah dalam ketuhanan-Nya (Rububiah-
Nya). Maha Luhur Allah dari sekutu-sekutu dan tandingan-tandingan. Makna ( ‫ال‬
‫ )تش•••رك‬dengan memakai huruf ba’ dalam (‫ )باهلل‬adalah : “kamu jangan
menyepadankan Allah dengan yang lain sehingga yang lain itu kemudian kamu
jadikan sekutu (kawan) bagi Allah. Begitu pula dalam firman-Nya:

‫بِ َما أَ ْش َر ُكوا بِاهَّلل ِ َما لَ ْم يُنَ ِّزلْ بِ ِه س ُْلطَانًا‬

“… karena mereka menyekutukan Allah (dengan yang lain) yang Allah sendiri
tidak menurunkan hujjah untuk mempersekutukan-Nya.” (Ali Imran: 151)

Makna isyrak (menyekutukan) dalam ayat itu adalah menyepadankan Allah


dengan yang lain. Dan siapa yang menyepadankan Allah dengan makhluk-Nya,
maka ia telah musyrik, karena Allah itu satu, tidak ada sekutu, tidak ada tandingan
maupun bandingan-Nya.” [1]

BAB IV PEMBAHASAN

Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang
merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta,

13
mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-
lainnya.

Syirik adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang
merupakan kekhususan bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal rububiyah,
uluhiyah, dan asma’ dan sifat.

Bentuk-bentuk Syirik

Bentuk-bentuk Syirik dapat dibagi kedalam 3 bagian :

1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah

Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak untuk
disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana Allah
Subhanahuwa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya menyeru kepada
hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja.
Firman Allah Ta’ala :

“Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-
orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi
sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu
bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-22)

Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb mereka
dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain syahadat, shalat, zakat, shaum,
haji, sujud, ruku’, thawaf, doa, tawakal, khauf (takut), raja’ (berharap), raghbah
(menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari sesuatu), khusu’, khasyah,

14
isti’adzah (berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar dan
lain lain dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-
Nya.

Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan umum dalam memahami
ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang sempit sekali seperti
shalat, puasa, zakat, haji. Ada pun yang lainnya tidak dikategorikan di dalamnya.
Sungguh indah perkataan Syaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyyah
rahimahullah dalam mendefinisikan ibadah, beliau berkata :

“Ibadah itu ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang dicintai
Allah dan diridhai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik
dhahir maupun yang bathin.”

Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu meliputi segala perkara yang
dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan.

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang


yang sebelummu, agar kamu bertakwa, ( QS. Al-baqoroh 21 )

Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 21 di atas menyatakan sembahlah Rabb
kamu, dimaksudkan untuk mendekatkan pemahaman kepada semua manusia
bahwa Ar Rabb yang wajib disembah adalah yang telah menciptakanmu dan
orang-orang sebelum kamu, yang menciptakan langit dan bumi serta yang mampu
menurunkan air (hujan) dari langit. Yang dengan air hujan itu dihasilkan segala
jenis buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian agar kalian mengetahui semua. Maka
janganlah mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah dengan menyembah dan
meminta rezeki kepada selain-Nya. Apakah kalian tidak malu dan berpikir bahwa
Allah yang menghidupkan dan yang memberi rezeki kemudian kalian tinggalkan
untuk beribadah kepada selain-Nya?

Firman Allah Ta?ala :

15
“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki
kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua
pun). Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah.
Sesungguhnya Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl :
73-74)

2) Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah

Yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan,
memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat
ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek
daripada orang-orang kafir terdahulu.

Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka


menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya
Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-
kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana Allah kisahkan tentang mereka :

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang


menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu
mereka akan menjawab : “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan
(dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut : 61)

Firman Allah Ta’ala :

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang


menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.”
Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)

Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalau orang-orang musyrik terdahulu mengakui


Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang

16
menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan
tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya. Maka
bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau Allah-
lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan, dan
mematikan, yang menurunkan hujaan dan seterusnya atau ada yang serupa dengan
Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah
yang dimaksud syirik dalam rububiyah.

3) Syirik Di Dalam Al Asma’ wa Ash Shifat

Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian


sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya, menyakini bahwa ada
makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib.

Firman Allah Ta?ala :

(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak
memperlihatkan

kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.? (QS. Al Jin : 26)

JENIS-JENIS SYIRIK

1. Syirik Akbar

Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang
yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam
neraka.

Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain
Allah! Seperti :

– memohon dan taat kepada selain Allah

– bernadzar untuk selain Allah

17
– takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal
tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya

– memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan


kepada jin dan orang yang sudah mati

– mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah

– seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada


dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya,
mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang
ditujukan untuk selain Allah.

Macam-macam Syirik Besar

a. Syirik dalam berdoa

Yaitu meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah


Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya):

“Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa
meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)

b. Syirik dalam sifat Allah

Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara


ghaib. Allah Ta’ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya
(yang terjemahannya):

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang
mengetahuinya kecuali dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-
27.

18
Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah,
menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.

c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)

Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau
menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta’ala.
Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman (yang terjemahannya):

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan


selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).

Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah (cinta yang


mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan
dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya.
Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang berhak
dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu
apapun.

d. Syirik dalam ketaatan

Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam
mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalal-kan apa
yang diharamkan Allah Ta’ala, atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya.

Mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) :


Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan
selain Allah. (QS. At-Taubah: 31).

Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan
menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah
SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan kepada makhluk

19
dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh
Ahmad).

e. Syirik khauf (takut)

Jenis-jenis takut :

1. Khauf Sirri; yaitu takut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, berupa
berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah
mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada
makhluk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang terjemahannya):
Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu
benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175).

2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya, seperti:


Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut
seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil).
Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya):

“Janganlah seseorang dari kamu menghinakan dirinya!” Shahabat bertanya:


Bagaimana mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah
bersabda: “Yaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak
ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa yang
mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?”.

Ia menjawab: “Karena takut kepada manusia!”. Allah berkata: “Seharusnya


hanya kepadaKu saja engkau takut”. (HR. Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry,
Shahih).

3. Takut secara tabiat, takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut
kepada binatang buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk
syirik, hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga
dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.

20
f. Syirik hulul

Percaya bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi
(bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian
kaum Sufi yang ekstrem.

g. Syirik Tasharruf

Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam
mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada
keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan
Pengatur alam semesta.

h. Syirik Hakimiyah

Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang betentangan


dengan syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang
tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman.
Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan
memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika
meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.

i. Syirik tawakkal

Tawakkal ada tiga jenis:

– Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja.
Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang
menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk
Musyrik.

– Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal


jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya kepada
makhluk termasuk syrik ashghar.

21
– Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam perkara
yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya.
Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap bersandar
kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun urusan itu diwakilkan kepada
makhluk.

j. Syirik niat dan maksud

Yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal
ini Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):

“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami


berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan
mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan
memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.
(QS. Hud: 15-16).

Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena
riya.

k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap
Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia.

Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang
terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di antara hambaku ada yang beriman
kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami diberi
hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan
kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun karena
bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada
bintang”. (HR, Bukhari).

22
Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang)
seperti yang banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya
pengaruh bintang dan planet-planet terse-but maka dia telah musyrik. Jika ia
membacanya sekedar untuk hiburan maka ia telah melakukan perbuatan maksiat
dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan dengan membaca hal-hal
syirik. Disamping setan terkadang berhasil menggoda jiwa manusia sehingga ia
percaya kepada hal-hal syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan
jalan menuju kemusyrikan.

Kisah Seputar Syirik Besar

Masuk Neraka karena seekor lalat

Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam


bersabda (yang terjemahannya): Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat,
dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya:
Bagaimana hal itu, ya Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang berjalan
melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun
melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban.

Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut:
Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia menjawab: Aku tidak mempunyai
sesuatu yang dapat kupersem-bahkan kepadanya. Mereka pun berkata kepadanya
lagi: Persembahkan sekalipun seekor lalat. Lalu orang itu mempersembahkan
seekor lalat, mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan.

Maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang
yang lain: Persembahkanlah kurban kepadanya. Dia menjawab: Aku tidak patut
mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian
mereka memenggal lehernya, karenanya orang ini masuk surga. (HR. Imam
Ahmad).

23
Dan termasuk penyembelihan jahiliyah yang terkenal di zaman kita sekarang ini-
adalah menyembelih untuk jin. Yaitu manakala mereka membeli rumah atau
membangunnya, atau ketika menggali sumur mereka menyembelih di tempat
tersebut atau di depan pintu gerbangnya sebagai sembelihan (sesajen) karena takut
dari gangguan jin. (Lihat Taisirul Azizil Hamid, hal. 158).

2. Syirik Ashghar

Yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak
mengeluarkan dari agama. Ia merupakan dosa besar yang dapat mengantarkan
kepada syirik akbar.

Macam-macam syirik asghar:

a. Zhahir (nyata)

Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): “Barangsiapa


yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik”. (HR.
Ahmad, Shahih).

Dan sabda Nabi SAW yang lain (yang terjemahannya): “Janganlah kamu berkata:
Atas kehendak Allah dan kehendak Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak Allah ,
kemudian kehendak Fulan”. (HR. Ahmad, Shahih).

Berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai


pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda
tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun bila dia
meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu
termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain radiallahu anhu menuturkan, bahwa
Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat di tangannya gelang kuningan, maka
beliau bertanya (yang terjemahannya): “Apakah ini?”.

Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi pun bersabda: “Lepaskan itu karena
dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang

24
gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”.
(HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa diterima).

Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu (yang
terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak
mengabul-kan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan wadaah, semoga
Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain:
Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik.(Tamimah
adalah sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak sebagai penangkal atau
pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain
sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat).

b. Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya,
sumiah dan lain-lainnya.

BAHAYA SYIRIK

1. Syirik Ashghar (tidak mengeluarkan dari agama).

a. Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar.

Dari Abu Hurairah radiallahu anhu marfu (yang terjemahannya): Allah


berfirman: “Aku tidak butuh sekutu-sekutu dari kalian, barang siapa yang
melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka
Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (Riwayat Muslim, kitab az-Zuhud 2985,
46).

b. Terkena ancaman dari dalil-dalil tentang syirik, karena salaf menggunakan


setiap dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk syirik ashghar. (Lihat al-
Madkhal, hal 124).

c. Termasuk dosa besar yang terbesar.

2. Syirik Akbar

25
a. Kezhaliman terbesar.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya syirik itu kezhaliman


yang besar”. (QS. Luqman: 13).

b. Menghancurkan seluruh amal.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya jika engkau berbuat


syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang
rugi”. (QS. Az-Zumar: 65).

c. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan


mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi
siapa yang (Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, 116).

d. Pelakunya diharamkan masuk surga.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya barang siapa


menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah baginya dan
tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang
penolong pun”. (QS. Al-Maidah: 72).

e. Kekal di dalam neraka.

Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya orang kafir, yakni


ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka
kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al-
Bayyinah: 6).

f. Syirik adalah dosa paling besar.

26
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni
dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-
Nisa: 116).

g. Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Katakanlah:


Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun
ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang
benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak
menu-runkan hujjah untuk itu dan (meng-haram-kan) mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Araaf: 33).

h. Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihat


Quran surah Al-Anaam: 151.

Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh


Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-
anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan
kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,
baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya
kamu memahami(nya).

( Qs. Al-Anam )

i. Pelakunya adalah orang-orang najis (kotor) akidahnya.

27
Allah Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis”. (QS. At-Taubah: 28).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu
atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal
tersebut dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan.

Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah dan mengakui
adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah, baik Zat,
Sifat, ataupun perbuatan-Nya.

Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan
kita terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik
kecil dapat berubah menjadi syirik besar.

Dari uraian tersebut di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Syirik adalah kedzalima yang sangat besar, oleh karenanya bisa


melenyapkan segala kebaikan, dosanya tidak diampuni [kecuali jika ia
bertaubat], dan di neraka ia akan kekal dan dikekalkan.

2. Syirik menumbuhkan sifat-sifat buruk, seperti : rakus, tamak, kejam, keji,


mungkar, dengki, penakut, dan keberanian membikin syari’at sendiri.

3. Haram menikah dengan orang musyrik, baik laki-laki maupun perempuan.

28
4. Kita diperintahkan mencari titik temu dengan ahli kitab, agar mereka kembali
kepada tauhid.

5. Kita diperintahkan aktif menyuarakan tauhid dan membeberkan kesesatan


syirik

6. Tuhan yang mereka jadikan sebagai sekutu Allah tidak dapat membela mereka
di akhirat

7. Kita diperintah berpaling dari kaum musyrikin, jika mereka tetap


membangkang setelah kita peringatkan, dengan tetap mengikuti wahyu Allah.?

8. Orang musyrik dengan kemusyrikannya membikin seribu alasan untuk


membenarkan tindakannya.

9. Membunuh anak, adalah kebiasaan orang musyrik dari dahulu sampai sekarang

10. Tauhid mengajarkan kebaikan, kebersihan dan peradaban tinggi

11. Orang musyrik tidak pantas ramaikan masjid

12. Orang musyrik najis, jangan masuk masjid haram

13. Para pendeta dijadikan tuhan dalam masehi

14. Allah akan menangkan tauhid

15. Jangan memohon ampun buat kaum musyrikin

16. Nuh dan kaum musyrikin perlu dibacakan kisahnya

17. Syaitan menguasai penyembahnya

18. Pezina boleh menikah dengan orang musyrik

29
19. Jika orang tua memaksa syirik, tetap dipergauli dengan baik di dunia, tetapi
jangan ditaati ajakannya itu.

B. Saran
Setelah mengetahui bagian-bagian syirik maka kita harus menjauhi
perbuatan-perbuatan yang mengarah ke syirik. Baik itu syirik kecil maupun syirik
besar. Jika kita mempunyai keinginan atau unek-unek, luapkan semua itu kepada
Allah swt. karena Dialah Tuhan yang Maha kuasa dan Maha sempurna.

30
DAFTAR PUSTAKA
https://lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-syirik/

http://yokijayabustami.blogspot.co.id/2014/12/makalah-syirik.html

https://www.mutiaraislam.net/2018/03/ayat-alquran-tentang-syirik.html

http://rindutulisanislam.blogspot.co.id/2013/12/al-quran-dan-al-hadist-tentang-
syirik.html

31
– Kitab Tauhid (terjemah) Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

– Dosa-Dosa yang Dianggap Biasa (terjemah), Syaikh Muhammad bin Shalih


al Munajjid.

– Majalah As-Sunnah 09/IV/1421

32

Anda mungkin juga menyukai