Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ADMINISTRASI PAJAK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 :WAHIDAH CAHYANI
SITTI SRIWAHYUNI
NAQUILA LEVINA
ISTIFANIE HAMKA
ATALA RANIA INSIRA
KELAS : XII AKUNTANSI 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)


SMK NEGERI 6 MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2018/2019
Materi :
1. Pengertian PPNBM
2. Kelompok Barang Kena PPNBM
3. Mekanisme Pemungutan PPNBM

1. Pengertian Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)


Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan pada
barang yang tergolong mewah yang dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk
menghasilkan atau mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya.
2. Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor: PMK-106/PMK.010/2015 tentang Jenis
barang kena pajak yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor yang dikenai pajak
penjualan atas barang mewah, barang-barang yang dikenai PPnBM dan tarifnya adalah
sebagai berikut:
a) PPnBM 20%. Properti:
 Rumah dan town house dari jenis nonstrata title dengan luas bangunan 350m2 atau
lebih.
 Apartemen, kondominium, dan townhouse dari jenis strata title atau sejenisnya
dengan luas bangunan 150m2 atau lebih.
b) PPnBM 40%. Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat
udara lainnya tanpa tenaga penggerak.
c) PPnBM 40%. Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan negara: Peluru dan bagiannya, tidak termasuk peluru senapan angin.
d) PPnBM 50%. Pesawat Udara selain yang tercantum pada nomor 2 di atas, kecuali untuk
keperluan negara dan komersial:
 Helikopter
 Pesawat udara dan kendaraan udara lainnya
e) PPnBM 50%. Kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan
negara:
 Senjata artileri
 Revolver dan pistol
 Senjata api (selain senjata artileri, revolver dan pistol) dan peralatan semacam itu
yang dioperasikan dengan penembakan bahan peledak.
f) PPnBM 75%. Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau
angkutan umum:
 Kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan air semacam itu terutama dirancang
untuk pengangkutan orang, kapal feri dari semua jenis, kecuali untuk kepentingan
negara atau angkutan umum.
 Yacht, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan umum.
Barang-barang mewah selain tersebut di atas (dan selain kendaraan bermotor yang diatur
tersendiri), tidak lagi tergolong barang mewah dan bebas dari PPnBM sehingga harganya bisa
lebih murah. Ketentuan ini mulai berlaku sejak tanggal 09 Juli 2015.

3. Mekanisme Pemungutan PPnBM


Mekanisme pemungutan PPnBM pun sejatinya sama dengan pemungutan PPN, dimana
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan BKP yang tergolong mewah menerbitkan
faktur pajak dan melaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) masa pajak.

 Mekanisme Pemungutan PPnBM


Secara umum, mekanisme pemungutan PPnBM terbagi menjadi dua:
1. Mekanisme pemungutan PPnBM oleh PKP penjual kepada PKP pembeli
2. Mekanisme pemungutan PPnBM oleh pemungut PPN/PPnBM
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa mekanisme pemungutan PPnBM adalah sama dengan
PPN, dimana PKP penjual yang menyerahkan BKP yang tergolong mewah menerbitkan
faktur pajak kepada PKP pembeli dan melaporkan pungutan PPN dan PPnBM yang
dilakukan dalam SPT masa pajak. Faktur pajak yang digunakan untuk transaksi ini adalah
faktur pajak dengan kode 01.
Sementara, mekanisme pemungutan PPnBM oleh pemungut PPN/PPnBM, yakni
bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh PKP atas
penyerahan BKP kepada pemungut PPN/PPnBM, terdiri atas tiga yakni:
1. Mekanisme pemungutan PPN oleh bendaharawan pemerintah dan Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
2. Mekanisme pemungutan PPN oleh pemegang kuasa/izin atau kontraktor.
3. Mekanisme pemungutan PPN oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 Mekanisme Pemungutan PPnBM oleh Bendaharawan Pemerintah dan KPPN


Mekanisme pemungutan PPnBM oleh bendaharawan pemerintah dan KPPN adalah
sebagai berikut:
1. PKP rekanan pemerintah membuat faktur pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) pada
saat menyampaikan tagihan kepada bendaharawan Pemerintah atau KPKN baik untuk
sebagian maupun seluruh pembayaran.
2. Rekanan menerbitkan faktur pajak dengan kode transaksi 02.
3. Apabila pembayaran diterima sebelum penagihan atau sebelum penyerahan BKP,
faktur pajak wajib diterbitkan pada saat pembayaran diterima.
4. PKP rekanan mencantumkan jumlah PPnBM yang terutang pada faktur pajak.
Faktur pajak yang diterbitkan oleh oleh bendaharawan pemerintah dan KPPN ini dibuat
dalam tiga rangkap, masing-masing untuk bendahara, untuk arsip PKP rekanan dan untuk
KPP melalui bendahara pemerintah.
PKP rekanan kemudian mengisi SSP dengan membubuhkan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) dan identitas PKP rekanan Pemerintah yang bersangkutan, tetapi
penandatanganan SSP dilakukan oleh bendaharawan pemerintah atau KPKN sebagai
penyetor atas nama PKP rekanan pemerintah.
Pada lembar faktur pajak oleh bendaharawan pemerintah yang melakukan pemungut
wajib dibubuhi cap yang menunjukan tanggal penyetoran PPnBM dan ditandatangani
bendaharawan pemerintah.
Sementara, apabila pemungutan oleh bendaharawan Pemerintah, SSP dibuat dalam
rangka 5. Setelah PPnBM disetor di bank persepsi atau kantor pos, lembar-lembar SSP
tersebut diperuntukkan sebagai berikut:
 Lembar ke-1, untuk PKP rekanan
 Lembar ke-2, untuk KPP melalui KPPN
 Lembar ke-3, untuk PKP rekanan guna dilampirkan pada SPT masa pajak
 Lembar ke-4, untuk bank persepsi atau kantor pos atau pertinggal untuk KPPN 
 Lembar ke-5, untuk arsip bendahara
Apabila pemungutan oleh KPKN, SSP dibuat 4 rangkap yang masing-masing
diperuntukkan sebagai berikut: 
 Lembar ke-1 untuk PKP rekanan pemerintah.
 Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui KPKN.
 Lembar ke-3 untuk PKP rekanan pemerintah dilampirkan pada SPT masa pajak.
 Lembar ke-4 untuk KPKN.
KPPN kemudian membubuhkan cap "TELAH DIBUKUKAN" pada SSP lembar ke-1
dan lembar ke-2. Selain itu, KPPN yang melakukan pemungutan harus mencantumkan
nomor dan tanggal advis SPM pada setiap lembar Faktur Pajak dan SSP. Untuk pengisian
SSP, menggunakan kode akun pajak 411211 dengan kode jenis setoran 910.

 Mekanisme Pemungutan PPnBM oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama


Mekanisme pemungutan PPnBM oleh kontraktor kontrak kerja sama adalah sebagai
berikut:
1. Rekanan membuat faktur pajak pada saat pemungutan
2. Rekanan membuat faktur pajak dengan kode faktur 030
3. Faktur pajak dibuat dalam tiga rangkap, masing-masing untuk kontraktor atau
pemegang kuasa, untuk rekanan dan untuk kontraktor atau pemegang kuasa yang
akan dilampirkan dalam SPT masa pajak.
Pada faktur pajak tersebut, kontraktor atau pemegang kuasa yang melakukan pemungutan
wajib membubuhkan cap yang menunjukan tanggal penyetoran PPnBM dan kemudian
menandatangani.
Sementara, untuk SSP diisi dengan membubuhkan NPWP dan identitas rekanan, namun
yang menandatangani SSP adalah kontraktor atau pemegang kuasa/pemegang izin selaku
penyetor PPN/PPnBM atas nama rekanan.
SSP-nya sendiri dibuat lima rangkap dengan peruntukan sebagai berikut:
 Lembar kesatu untuk rekanan.
 Lembar kedua untuk KPPN melalui bank persepsi atau kantor pos
 Lembar ketiga untuk rekanan yang dilampirkan pada SPT masa pajak.
 Lembar keempat untuk bank persepsi atau kantor pos.
 Lembar kelima untuk kontraktor atau pemegang kuasa/pemegang izin yang
dilampirkan pada SPT masa pajak bagi pemungut PPN/PPnBM.

 Mekanisme Pemungutan PPnBM oleh BUMN


Rekanan BUMN membuat faktur pajak dan SSP saat penyerahan BKP yang tergolong
mewah kepada BUMN. Faktur pajak yang dibuat oleh rekanan BUMN menggunakan
kode faktur 03.
Ketentuan mengenai faktur pajak terkait mekanisme pemungutan PPnBM oleh
BUMN adalah sebagai berikut:
1. Faktur pajak dibuat saat penyerahan.
2. Faktur pajak dibuat dua rangkap, untuk BUMN dan rekanan BUMN.
3. Pada faktur pajak yang dibuat, dibubuhi cap yang menunjukan tanggal penyetoran
dan ditandatangani oleh BUMN.
Sementara, ketentuan mengenai SSP adalah sebagai berikut:
1. Rekanan mengisi SSP dengan membubuhkan NPWP serta identitas rekanan BUMN,
tetapi penandatanganan SSP dilakukan oleh BUMN sebagai penyetor atas nama
rekanan
2. SSP dibuat 4 rangkap, masing-masing untuk:
 Rekanan BUMN
 Untuk KPPN melalui bank persepsi atau kantor pos.
 Untuk rekanan yang dilampirkan pada SPT masa pajak.
 Untuk bank persepsi atau kantor pos.
SSP yang dibuat oleh rekanan BUMN ini menggunakan kode akun pajak diisi 411211
dan kode jenis setoran 900.

Anda mungkin juga menyukai