Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya makalah berjudul “DESTRUKSI SEL PADA SEL DARAH MERAH” ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman,
sahabat, kerabat, maupun dosen yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
baik dalam proses pengetikan maupun proses pencetakannya. Semoga makalah yang
telah kami susun ini dapat berguna bagi sesama, baik sebagai penambah wawasan
maupun sebagai referensi untuk masyarakat luas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 44% darah terdiri dari unsur-unsur sel yang membentuk bagian terbesar
adalah eritrosit (sel darah merah). Eritrosit adalah sel yang tidak memiliki nukleus
dan hidup sekitar 120 hari dan merupakan sel paling banyak dalam darah. Berfungsi
untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida melalui aliran darah. Sel darah merah
normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira 7,8 mikrometer.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.
Eritrosit yang bersikulasi mempunyai masa paruh sekitar 120 hari. Pada pria, jumlah
sel darah merah normal (RBC) adalah 5.500.000 per mm3, sedang RBC normal pada
wanita adalah 4.800.000 per mm3 (Erna dan Supriyadi, 2015).
Kekurangan eritrosit secara garis besar mampu memicu keberadaan anemia dengan
beragam penyebab seperti gejala khas anemia yakni pucatnya warna tubuh disertai
mata yang cekung, gampang lelah serta mudah sakit, sistem imun semakin melemah
dan terjadi kerontokan rambut akibat kurang nutrisi, berkurangnya pasokan oksigen
dapat menjadi penyebab pusing serta susah bernafas pada beberapa kondisi tertentu.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui bagaimana proses destruksi yang terjadi pada sel darah merah
2. Tujuan khusus
Darah berasal dari kata “haima”, yang berasal dari akar kata hemo atau
hemato. Merupakan suatu cairan yang berada didalam tubuh, berfungsi mengalirkan
oksigen ke seluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel dan
menjadi benteng pertahanan terhaap virus dan infeksi (Haryani, 2014).
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya atau pompa
jantung. Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia
keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah
dengan jalan mencampurkan kedalam darah tersebut sedikit obat anti pembekuan atau
sitras natrikus (Darda, 2016).
4
5
mengatakan bahwa keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama
bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah
terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut:
1. Plasma Darah, bagian cair darah yang sebagia besar terdiri atas air,
elektrolit dan protein darah.
Eritrosit Normal
Sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
mengikat oksigen yang diperlukan oleh oksidasi jaringan-jaringan tubuh.
6
1. Nilai normal :
Pria : 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3 SI unit : 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
2. Struktur Eritrosit
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria dan ribosom,
serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, foforilasi
oksidatif sel, atau pembentukan protein (Wiwik dan Sulistyo, 2008).
a. Membran eritrosit
2) Globin: bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan beta.
1. Jumlah Eritrosit
Eritrosit berjumlah paling banyak diantara sel-sel darah lainnya. Dalam satu
milliliter darah terdapat kira-kira 4,5 – 6 juta eritrosit, oleh sebab itu darah berwarna
merah. Eritrosit normal berukuran 6 – 8 Nm atau 80 – 100 fL (femloliter). Bila MCV
kurang dari 80 fL disebut (mikrositik) dan jika lebih dari 100fL disebut (makrositik).
(Menkes RI, 2011).
2. Fungsi Eritrosit
Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
tubuh dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb. Eritrosit yang
berbentuk cakram bikonkaf mempunyai area permukaan yang luas sehingga jumlah
oksigen yang terikat dengan Hb dapat lebih banyak. Bentuk bikonkaf juga
memungkinkan sel berubah bentuk agar lebih mudah melewati kapiler yang kecil.
Jika kadar oksigen menurun hormon eritropoetin akan menstimulasi produksi eritrosit
(Menkes RI, 2011).
Menurut buku “Dinamika Obat” dari Ernst Mutschler umur eritrosit yang yang
bersirkulasi dalam system peredaran darah rata-rata 110-120 hari. Bila kebutuhan
eritrosit tinggi, sel yang belum dewasa akan dilepaskan kedalam sirkulasi. Pada akhir
masa hidupnya, eritrosit yang lebih tua keluar dari sirkulasi melalui fagositosis di
limfa, hati dan sumsum tulang (sistem retikulo-endotelial).
8
4. Implikasi klinik :
a. Secara umum nilai Hb dan Hct digunakan untuk memantau derajat anemia, serta
respon terhadap terapi anemia
b. Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia leukemia, penurunan
fungsi ginjal, talasemin, hemolisis dan lupus eritematosus.sistemik. Dapat juga
terjadi karena obat (drug induced anemia). Misalnya : sitostatika, antiretroviral.
D. Destruksi Eritrosit
Jika eritrosit telah berada dalam sistem sirkulasi, maka dalam keadaan normal
umumnya rata-rata 120 hari. Eritrosit yang lebih tua menjadi lebih rapuh. Jika
dinding selnya sangat rapuh, maka eritrosit dapat pecah dalam perjalanannya melalui
pembuluh darah yang sempit. Sebagian besar eritrosit pecah didalam limpa karena
terjepit sewaktu melewati pulpa merah limpa. Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit
difagositosis dan dicernakan oleh sel-sel makrofag terutama yang terdapat dalam
limpa, hati (sel-sel Kupffer) dan sumsum tulang. Besi yang lepas diangkut kedalam
sumsum tulang untuk membentuk eritrosit baru, atau disimpan dihati dan dijaringan
lain dalam bentuk ferritin. Bagian hem-nya diubah sel-sel retikuloendoterium menjai
bilirubin.
1. Komponen protein, yaitu globin yang akan dikembalikan pool protein dan
dapat digunakan kembali
11
A. Kesimpulan
Darah berasal dari kata “haima”, yang berasal dari akar kata hemo atau
hemato.Darah berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh,
mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel dan menjadi benteng pertahanan terhaap
virus dan infeksi (Haryani, 2014).
Sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
mengikat oksigen yang diperlukan untuk oksidasi jaringan-jaringan tubuh.Fungsi
utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb.Eritrosit yang
berbentuk cakram bikonkaf berumur rata-rata 110-120 hari.
B. Saran
12
13
Daftar Pustaka
http://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/viewFile/2135/1738
https://books.google.co.id/books?
id=PwLdwyMH9K4C&pg=PT16&lpg=PT16&dq=skema+eritrosit&source=bl&ots=-
BaE3FjQO3&sig=APxJkOxhcL0llqRATNjdKGc6BWo&hl=id&sa=X&redir_esc=y#
v=onepage&q=skema%20eritrosit&f=false
http://repository.uin-suska.ac.id/5248/1/FM.pdf