Anda di halaman 1dari 4

BAB I

ANALISA JURNAL

A. Judul Penelitian
“Pengaruh Binahong terhadap Luka Bakar Derajat II”

B. Peneliti
Ulima Larissa, Anggraini Janar Wulan, Arif Yudho Prabowo

C. Ringkasan Jurnal
Latar belakang: luka bakar adalah yang paling sering terjadi di rumah dan
menemukan bahwa luka bakar tingkat kedua adalah prevalensi tertinggi. Proses
penyembuhan luka dapat dipercepat dengan menggunakan obat tradisional, salah
satunya adalah Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mempelajari EFF ektivitas dari binahong (anredera cordifolia
(sepuluh) steenis) ekstrak daun salep untuk luka bakar dan untuk mempelajari
aktivitas diff multibahasa ekstrak daun binahong (anredera cordifolia (sepuluh)
steenis) dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40%. The Randomize Control Triall
diterapkan. Subjek dalam penelitian ini adalah 40 putih tikus yang dipilih oleh metode
acak, menyimpang ke dalam kelompok fi ve, yaitu kontrol negatif, kontrol positif dan
pengobatan kelompok dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40% Binahong ekstrak daun
salep. Burn yang diinduksi dalam penelitian ini adalah scalds, ukuran 2x2 cm. Semua
sampel diinduksi dengan luka bakar derajat kedua selama 21 hari. Penyembuhan
dinilai dengan makroskopik (Sussman luka Healing Tool) dan mikroskopik (tingkat
pembentukan kolagen, tingkat epitelisasi baru dan jumlah neovaskularisasi) analisis
satu arah ANOVA tidak menunjukkan erence yang signifikan dalam penyembuhan
luka makroskopis dengan p > 0,05 yang diperoleh hasil tes Mann Whitney p = 0,037,
berarti tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol gambar nekrosis negatif dengan
kelompok kontrol positif. Sekali jalan ANOVA tidak menunjukkan perbedaan
signifikan cant dalam ketebalan epitel dan kolagen di antara kelompok fi ve dengan p
> 0,05. Salah satu cara ANOVA hasil tes yang diperoleh untuk vaskularisasi p =
0,028 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam
vaskularisasi atau angiogenesis pada kelompok Fi. Tes Post hoc menguji
menunjukkan angiogenesis perbedaan antara kelompok kontrol negatif dengan
kelompok intervensi SEDB 20% dengan p = 0,005 antara kelompok intervensi dan
40% ESDB ESDB kelompok intervensi 20% dengan p = 0,023.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh binahong terhadap luka bakar derajat II.

E. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
a. Menjelaskan tentang pengaruh binahong terhadap luka bakar derajat II.
b. Menjelaskan proses penyembuhan luka bakar dari pengobatan binahong.

2. Kekurangan
a. Tidak menjelaskan tentang alergi yang dapat muncul dari pengobatan
binahong.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Problem
Penelitian ini menggunakan metode desain penelitian eksperimental double
blind metoda RCT (Randomize Control Trial) dimana peneliti tidak melakukan
manipulasi/intervensi secara lansung (melalui assisten). Populasi dan sampel
penelitian ini adalah tikus putih jantan jenis winstar yang telah dilakukan
homogenisasi sesuai dengan kriteria inklusi yaitu : berat badan 200-250 gram , umur
2-3 bulan, sebanyak 35 ekor yang diambil secara probability sampling dengan teknis
simple randomize sampling. Pembagian perlakuan sebagai berikut: Perlakuan A:
perlakuan diberi dasar salep (Kontrol Negatif), Perlakuan B: Luka bakar derajat
IIdiberi salep ekstrak daun Binahong 40 %, Perlakuan C : Luka bakar derajat II diberi
salep ekstrak daun Binahong 20 %, Perlakuan D: Luka bakar derajat II diberi salep
ekstrak daun Binahong 10 %, Perlakuan E: Luka bakar derajat II diberi salep Silver
Sulfadazine (Kontrol Positif).

B. Intervention
Dalam penelitian ini instrument pengumpulan data yang digunaka dalam
penelitian ini menggunakan lembar observasi luka SWHT (Sussmant Wound Healing
Tool) untuk menilai adanya hemoragi, maserasi, undermaining, eritema, nekrosis,
tepi luka, granulasi, gambaran kontraksi, kontraksi kontinyu dan epitelisasi.
Penilaian mikroskopis penyembuhan luka dilihat pada pembesaran 40x pada 3
lapangan pandang disetiap spesimen menggunakan hasil pemeriksaan patologi
anatomi dari biopsi insisi luka yang mencakup tingkat pembentukan kolagen,
tingkat pembenukan epitelisasi dan jumlah pembentukan pembuluh darah baru serta
jumlah sel inflamasi dengan kriteria modifi kasi Nagaoka (2000) dan Hosseini (2011).

C. Comparation
1. Jurnal “Pengaruh Binahong terhadap Luka Bakar Derajat II”
Hasil : Daun Binahong mengandung senyawa yaitu saponin, flavonoid, alkaloid,
polifenol, asam askorbat, asam oleanolik yang dapat membantu menyembuhkan
luka bakar derajat II.
2. Jurnal “Effects of herbal ointment containing the leaf extracts of Madeira vine
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) for burn wound healing process on albino
rats”
Hasil : Perlakuan luka bakar menggunakan 5% ekstrak daun salep dari Madeira
anggur (A. cordifolia (sepuluh.) Steenis) terbukti mempercepat proses
penyembuhan luka bakar pada kulit tikus putih (R. norvegicus).
3. Komparasi pada jurnal ini mengenai penatalaksanaan
Salah satu tanaman yang memiliki khasiat dalam mengobati luka bakar
derajat II adalah Binahong/Anredera cordifolia. Untuk Luka bakar bagian yang
dipakai dari Binahong adalah daunnya. Kandungan yang terdapat pada Binahong
yaitu saponin, flavonoid, alkaloid, polifenol, asam askorbat. Saponin merusak
membran sel bakteri sehingga bakteri lisis. Flavanoid merupakan senyawa yang
mempunyai bermacam-macam efek yaitu, antiinflamasi, analgetik, antiradang,
dan antioksidan. Alkaloid mempunya efek fisiologs yang menonjol. Polifenol
memiliki kandungan antioksidan yang meningkatkan anti inflamasi dan
kekebalan tubuh. Asam Askorbat dapat meningkatkan daya tahan terhadap
infeksi, memelihara membran mukosa dan mempercepat penyembuhan. Asam
oleanolik yang mempunyai khasiat anti inflamasi dan bisa mengurangi rasa nyeri
pada luka bakar.
Efektifi tas salep ekstrak daun binahong terhadap gambaran makroskopis
penyembuhan luka bakar derajad II termal tikus Walaupun kelima sampel ini
tidak memiliki perbedaan yang bermakna dari segi analisis data statistik
penyembuhan secara makroskopis dengan dimana nilai p > 0,05, hal disebabkan
karena data diambil pada hari ke-21 dimana luka yang sudah memasuki fase
proliferasi sempurna, secara makroskopis menunjukkan proses penyembuhan
luka yang hampir sempurna dan hanya ada perbedaan pada penilaian nekrosis
dengan uji Mann Whitney antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok
kontrol positif dengan p= 0,037. Tetapi, pada gambaran klinis menunjukkan
bahwa persentase ratarata tingkat kesembuhan kulit tikus yang diberi SEDB
40% memiliki persentase yang lebih baik daripada silver sulfadiazine
dikarenakan pada salep ekstrak daun binahong 40% terkandung 11 lebih banyak
zat aktif yang dapat membantu proses penyembuhan luka bakar lebih cepat.
Efektifitas salep ekstrak daun binahong terhadap pembentukan epitel.
Pada penelitian ini, ketiga salep membentuk epitelisasi antara 70, 62 - 90, 16 μm.
Ketebalan epitel tersebut dirasa cukup dalam penyembuhan luka bakar dimana
ketebalan epitelisasi normal antara 75–150 μm kulit tipis pada manusia dan
ketebalan epitelisasi pada tikus lebih tipis dibanding manusia. Perawatan dengan
salep ekstrak daun binahong secara topikal berpengaruh dalam mempercepat
proses penyembuhan luka bakar derajat II karena termal pada tikus putih (Ratus
novergius) pada pembentukan epitalisasi.

D. Outcome
Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa ada pengaruh binahong terhadap luka
bakar derajat II. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Daun Binahong
mengandung senyawa yaitu saponin, flavonoid, alkaloid, polifenol, asam askorbat,
asam oleanolik yang dapat membantu menyembuhkan luka bakar derajat II.
Berdasarkan gambaran klinis SEDB 40 % mempunyai gambaran klinis penyembuhan
luka bakar derajat II termal lebih baik dibanding kelompok yang lain. Perlakuan luka
bakar menggunakan 5% ekstrak daun salep dari Madeira anggur (A. cordifolia
(sepuluh.) Steenis) terbukti mempercepat proses penyembuhan luka bakar pada kulit
tikus putih (R. norvegicus).

Anda mungkin juga menyukai