PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI PENYAKIT
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran nafas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodic berulang berupa mengi, batuk,
sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang
umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan (Depkes RI
2009).
II. PATOFISIOLOGI
Penyemptan saluran nafas yang terjadi pada asma merupakan suatu hal
yang kompleks. Hal ini terjadi karena lepasnya mediator dari sel mast yang
banyak ditemukan di permukaan mukosa bronkus, lumen jalan nafas dan di
bawah membrane basal. Berbagai factor pencetus dapat mengaktivasi sel mast.
Selain sel mast, sel lain yang juga dapat melepaskan mediator adalah makrofag
alveolar, eosinophil, sel epitel jalan nafas, netrofil, platelet, dan monosit (Depkes
RI 2009).
Untuk menjadi pasien asma, ada 2 faktor yang berperan yaitu factor
genetik dan factor lingkungan. Ada beberapa proses yang terjadi sebelum pasien
menjadi asma (Depkes RI 2009) :
1. Sensitisasi, yaitu seorang dengan resiko genetic dan lingkungan apabila
terpejan dengan pemicu (inducer/sensitizer) maka akan timbul sensitisasi
pada dirinya.
2. Seseorang yang telah mengalami sensitisasi maka belum tentu menjadi asma.
Apabila sesorang yang telah mengalami sensitisasi terpejan dengan pemacu
maka terjadi proses inflamasi pada saluran nafasnya. Proses inflamasi yang
berlangsung lama atau proses inflamasinya berat secara klinis berhubungan
dengan hiperraktivitas bronkus.
3. Setelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpejan oleh pencetus
(trigger) maka akan terjadi serangan asma (mengi).