Anda di halaman 1dari 3

Sebuah apartemen mewah yang berada di Manhattan, New York, Amerika Serikat sudah satu

tahun belum laku terjual. Padahal apartemen ini berada di Trump International Tower.

Apartemen ini memiliki luas 585 meter persegi. Apartemen ini memiliki enam kamar tidur dan
enam kamar mandi. Kamar mandi memiliki tiang besar klasik dan jacuzzi.

Baca juga: Juara Dunia F1 Ternyata Investor Properti Juga!

Pemilik apartemen ini, Katsumi Tada sudah memangkas harga jualnya sebesar 31 persen. Dia
mematok harga jual sebesar 40 juta dollar AS (Rp540 miliar) pada 206. Setelah tidak laku, dia
menurunkannya menjadi 27,5 juta dollar AS (Rp371 miliar) pada 2017.

Kalau apartemen ini laku terjual dengan harga 27,5 juta dollar AS (Rp371 miliar), maka Tada
hanya mengantongi keuntungan 1,5 juta dollar AS (Rp20 miliar). Dia membeli apartemen ini
dengan harga 26 juta dollar AS (Rp351 miliar) pada 2008.

Baca juga: Menlu AS Juga Jadi Investor Properti Lho! Kamu Ga Pengen Ikutan?

Keuntungan tipis ini sebenarnya masih lebih baik dibandingkan saat Tada menderita kerugian
besar sampai 15,8 juta dollar (Rp213 miliar) saat menjual apartemen mewahnya di Singapura
pada 2015 lalu.

Tada sempat membeli sebuah apartemen mewah di St Regis, Singapura dengan harga 28 juta
dollar AS (Rp378 miliar) pada 2007. Harga ini terbilang premium.
Baca juga: Model Cantik Daisy Fuentes Investor Properti Lho, Kamu Kapan?

Saat dia menjualnya pada 2015, Tada hanya bisa menjualnya 12,2 juta dollar AS (Rp164 miliar)
saja. Dia mengalami kerugian besar karena nilai jual kurang dari separuh harga beli.

Namun, kerugian besar yang dialami oleh Tada dianggap hal biasa oleh analis properti. Apalagi
Tada memiliki kekayaan hingga 1,7 miliar dollar AS (Rp22,9 miliar). Biasanya, investor yang
merupakan miliarder berusaha menyeimbangkan portofolio investasinya setelah melihat
peluang muncul di lokasi lain.

Baca juga: Bankir Veteran Ini Juga Jadi Investor Properti Lho, Kalau Kamu Gimana?

“Bagi dia, kerugian 15,8 juta dollar AS (Rp213 miliar) bukan hal besar. Banyak miliarder yang
membeli properti dan membiarkannya kosong karena harga sewa terlalu kecil bagi mereka dan
biaya pemeliharaan hunian juga tidak terlalu tinggi,” ujar Direktur Riset Cushman & Wakefield,
Christine Li seperti dikutip oleh Straits Times.

Faktor lainnya yang membuat rugi adalah unit apartemen ini kosong dalam waktu lama. Hal ini
bisa membuat harga unit menurun.

Baca juga: Dapat Pinjaman dari Nenek Rp100 Juta, Kakak Adik ini Bisa Jadi Raja Properti
Lantaran Tada memang tidak menetap di Singapura, dia mungkin menyadari kalau unit
apartemen mewah ini bukan yang dia inginkan. Karena dia kaya raya, dia bisa melakukan apa
yang dia mau.

Wah, lucu juga kalau Tada tidak terlalu sukses dalam jual beli apartemen. Namun, dia sukses
membangun kerajaan bisnis properti yang membangun perkantoran, pusat perbelanjaan, dan
hotel yang berada di Australia, Jepang, dan Singapura.

Anda mungkin juga menyukai