Pelanggan: Pelanggan disini adalah yang menentukan kualitas asuransi, memberikan nilai
untuk harga uang, menginginkan jaminan dan garansi serta pengiriman / pelayanan yang
cepat
Karyawan: Berperan untuk memberikan pelayanan yang baik untuk mendapatkan gaji yang
baik / upah, manfaat bagi staf / staff benevit, keamanan kerja dan peluang promosi dan
kondisi kerja yang baik
NOMOR 2
haker A Zahra,dkk dalam laporan penelitiannya yang berjudul Understanding the Causes and
Effects of Top Management Fraud, mengatakan bahwa fraud top management mengacu pada
tindakan sengaja oleh manajemen pada level apapun untuk menipu, memanipulasi atau
menyurangi investor atau pemangku kepentingan kunci lainnya. Penipuan bisa berbagai
macam bentuknya termasuk penggelapan, internal trading, dan korupsi. Top management
juga bisa melibatkan window dressing atau manipulasi laporan keuangan.
BPK yang menggelar konferensi pers pada Kamis 8 Januari lalu terkait hasil invesitgasi
mereka terhadap Jiwasaraya, menemukan fakta bahwa Jiwasraya melakukan window
dressing pada tahun 2006. Adapun laporan keuangan tentunya dibuat oleh manajemen
perusahaan dalam hal ini direksi. Inilah mengapa fraud Jiwasraya termasuk dalam top fraud
management. Window dressing Inilah yang menyebabkan pada akhirnya kasus Jiwasaraya
ibarat bom waktu.
Menurut penelitian, manajemen penipuan top memiliki dampak yang luas. Tidak hanya
dalam hal merugikan pemangku kepentingan – pelanggan, karyawan, industri asuransi, tetapi
juga masyarakat pada umumnya.
NOMOR 3
NOMOR 4
Memperhatikan atau lebih teliti dalam investasi atau membeli asuransi jiwamanapun,
dapat dengan membaca tips-tips atau dengan meminta pendapat orang ahli
melakukan penelusuran terkait perusahaan sebelum melakukan rencana tabungan
Tidak mudah tergiur dengan tawaran imbal hasil yang cukup tinggi, agar Setiap yang
berkepentingan lebih penting dalam mengambil keputusan.
NOMOR 5
BPK
Pada tahun 2005, BPK melaporkan adanya dugaan penyalahgunaan wewenang Jiwasraya dan
laporan aset investasi keuangan melebihi realita dan kewajiban dibawah realita. Pada tahun
2006 – 2007, Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK ) memberikan opini terhadap audit
keuangan jiwasraya “disclaimer”. Hal ini terjadi karena penyajian informasi cadangan tidak
dapat diyakini sebenarnya.