Anda di halaman 1dari 2

NOMER 1

Pelanggan: Pelanggan disini adalah yang menentukan kualitas asuransi, memberikan nilai
untuk harga uang, menginginkan jaminan dan garansi serta pengiriman / pelayanan yang
cepat

Pemegang Saham / Direktur Utama: Berperan untuk menentukan tingginya tingkat


pengembalian investasi, mengatur pertumbuhan yang berkelanjutan supaya meningkat,
peningkatan nilai saham, produk dan layanan yang menguntungkan, biaya operasional yang
efektif

Pemerintah: Berperan sebagai sumber penerimaan pajak, memberikan keterbukaan,


penciptaan lapangan kerja baru dan pengenalan dan adopsi teknologi baru

Masyarakat: Bertanggung jawab terhadap lingkungan, keselamatan kerja, waktu dalam


bekerja dan Polis asuransi Good Neighbor

Karyawan: Berperan untuk memberikan pelayanan yang baik untuk mendapatkan gaji yang
baik / upah, manfaat bagi staf / staff benevit, keamanan kerja dan peluang promosi dan
kondisi kerja yang baik

NOMOR 2

haker A Zahra,dkk dalam laporan penelitiannya yang berjudul Understanding the Causes and
Effects of Top Management Fraud, mengatakan bahwa fraud top management mengacu pada
tindakan sengaja oleh manajemen pada level apapun untuk menipu, memanipulasi atau
menyurangi investor atau pemangku kepentingan kunci lainnya. Penipuan bisa berbagai
macam bentuknya termasuk penggelapan, internal trading, dan korupsi. Top management
juga bisa melibatkan window dressing atau manipulasi laporan keuangan.
BPK yang menggelar konferensi pers pada Kamis 8 Januari lalu terkait hasil invesitgasi
mereka terhadap Jiwasaraya, menemukan fakta bahwa Jiwasraya melakukan window
dressing pada tahun 2006. Adapun laporan keuangan tentunya dibuat oleh manajemen
perusahaan dalam hal ini direksi. Inilah mengapa fraud Jiwasraya termasuk dalam top fraud
management. Window dressing Inilah yang menyebabkan pada akhirnya kasus Jiwasaraya
ibarat bom waktu.
Menurut penelitian, manajemen penipuan top memiliki dampak yang luas. Tidak hanya
dalam hal merugikan pemangku kepentingan – pelanggan, karyawan, industri asuransi, tetapi
juga masyarakat pada umumnya.

NOMOR 3

 Negara menghabiskan kerugian sebesar Rp13,7 Triliun


 Masyarakat yang menyimpan saham yang mengalami kerugian yang besa karena
gagal bayar
 Hilangnya kenercavaan masyarakat terhadan Jiwasrava
 Jiwasrava ditutup oleh OJK
 Para direktur menambah kerugian yang ditanggung sendiri karena merugikan negara
dan yang mengeluarkan uang 7 mitra bank yang terkait Jiwasraya menambah
kerugian pemerintah atas biaya yang harus dikeluarkan bermitra dengan Jiwasrava
yang memerlukan pembayaran dibayar

NOMOR 4

 Memperhatikan atau lebih teliti dalam investasi atau membeli asuransi jiwamanapun,
dapat dengan membaca tips-tips atau dengan meminta pendapat orang ahli
 melakukan penelusuran terkait perusahaan sebelum melakukan rencana tabungan
 Tidak mudah tergiur dengan tawaran imbal hasil yang cukup tinggi, agar Setiap yang
berkepentingan lebih penting dalam mengambil keputusan.

NOMOR 5

BPK

Pada tahun 2005, BPK melaporkan adanya dugaan penyalahgunaan wewenang Jiwasraya dan
laporan aset investasi keuangan melebihi realita dan kewajiban dibawah realita. Pada tahun
2006 – 2007, Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK ) memberikan opini terhadap audit
keuangan jiwasraya “disclaimer”. Hal ini terjadi karena penyajian informasi cadangan tidak
dapat diyakini sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai