Disusun oleh :
Kelompok : 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DOSEN PEMBIMBING
2019
1. Hari / Tanggal Praktikum
Kamis , 10 Oktober 2019
2. Tujuan Percobaan
a) Untuk memperbesar luas permukaan supaya:
Mempercepat pelarutan
Mempercepat reaksi kimia
Mempertinggi kemampuan penyerapan
Menambah kekuatan warna
b) Pengecilan ukuran menyebabkan bahan padat menjadi :
Dapat diangkut dengan lebih mudah
Lebih mudah diproses lebih lanjut
3. Dasar Teori
Size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu
partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya
lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa
dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan. Untuk mengecilkan
ukuran padatan diperlukan gaya-gaya mekanis. Gaya-gaya ini dapat
memecahkan padatan secara berbeda :
1. Pengecilan ukuran dengan penekanan diantara dua permukaan
benda padat (gaya tekan)
2. Pengecilan ukuran dengan tumbukan pada permukaan benda padat
(gaya tumbuk)
3. Pengecilan ukuran dengan gaya-gaya geser (gaya geser). Size
reduction dibedakan menjadi 3 :
a. Size reduction kasar (coarse): umpan 2 – 96 in 2.
b. Size reduction intermediate : 1 – 3 in 3
c. Size reduction halus (fine): 0.25 – 0.5 in
Mesin hammer mill berfungsi merubah ukuran suatu bahan baku
produksi menjadi butiran butiran tepung yang sangat halus. Mesin penepung
ini biasanya digunakan dalam industri dan pabrik yaitu pada proses
penggilingan gandum, pakan ternak, jus buah, penghancur kertas, penghancur
kompos organik dan sebagainya. 5 struktur yang terdapat pada mesin
hammer mill ini, yaitu :
1. Foundation : Ini merupakan bagian paling dasar mesin yang berguna
untuk menghubungkan dan menopang seluruh bagian mesin serta
bertindak sebagai tempat hasilproduksi keluar.
2. Rotor : bagian ini berfungsi sebagai penggerak utama kinerja mesin.
Terdiri dari poros utama, piringan bingkai, piringan penghancur dan
landasan. Bagian ini juga bekerja dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan keseimbangan setiap bagian
sebelum mesin dijalankan.
3. Operating door : bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan
memeriksa komponen-komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini
memungkinkan kita untuk membersihkan saringan dan mengganti
pisau penghancur dengan lebih mudah.
4. Casing bagian atas : bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara
bagian atas mesindengan bagian bawahnya. Selain itu, casing ini juga
berfungsi sebagai pengapit saringandan memberikan ruangan produksi
yang cukup bersama-sama dengan rotor.
5. Feeding guide structure : bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk
bahan baku produksi.
4. Skema Percobaan
a) Tahap Persiapan
Memastikanalatsudahtersambungkesumberlistrik
b) Tahap Proses
Menimbangprodukhasilscreening
Memasukkanproduk yang
telahditimbangkedalamayakan( t = 10 menitf = 15 Hz)
Menimbangproduk di tiapayakan
c) TahapPenyelesaian
Memasukkanproduktiapayakankedalamplastik yang
berbeda
Membersihkanalat yang telahdigunakan
5. Hasil Pengamatan
Bahan yang digunakan :Beras
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
L0 = 1,4.10-3 m
Dimate fraksilolostiap
berastertahan fraksimassatertahan
r rata2 screen
tipe screen mesh
partikel variabel variabel variabel varibael variabel varibael
(mm) 0,7 1 0,7 1 0,7 1
2 0 0.51 0.17 0.00255 0.00085 0.99745 0.99915
1.4 -10 20.46 0.22 0.1023 0.0011 0.8977 0.9989
1 -14 33.61 3.52 0.16805 0.0176 0.83195 0.9824
0.63 -18 13.34 26.18 0.0667 0.1309 0.9333 0.8691
0.335 -30 9.02 21.84 0.0451 0.1092 0.9549 0.8908
0.2 -45 4.86 13.08 0.0243 0.0654 0.9757 0.9346
0.112 -70 3.15 3.8 0.01575 0.019 0.98425 0.981
0 -140 4.03 14.99 0.02015 0.07495 0.97985 0.92505
jumlah 88.98 83.8 0.4449 0.419
L1= 1.10-3 m
Variabel 1
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
L1= 0,63.10-3 m
Energy = 1,1 Kw
= 1100 J/s
L1 = 1 mm= 1. 10-3m
E = C (1/L1 - 1/L0)
C = 1100/285,715
C = 3,849
6. Pembahasan
Shintya Sofie Andalus (1831410049)
Pada praktikum size reduction menggunakan metode hammer mill dengan
bahan berupa beras dan energi yang di berikan dari alat sebesar 1,1 kw. Variabel
ukuran plat yang di pasang pada alat hammer sebesar 1 mm dan 0,7 mm dan di
dapat L1 sebesar 1 mm dan L2 sebesar 0,63 mm . Pada hasil size reduction
menggunakan plat ukuran 1 mm, setelah di screening didapat massa beras paling
banyak berada pada screen ukuran 0,63 mm mesh sebanyak 26,18 gram beras. Dan
pada plat ukuran 0,7 mm, setelah di screening didapat massa beras paling banyak
berada pada ukuran 1 mm sebanyak 33,61 gram beras.
Untuk percobaan tanpa proses (hanya di screening saja) didapatkan hasil L 0
sebesar 1,4 mm atau 1,4 x 10⁻³ m. Bahan paling banyak tertahan pada screening
nomor 2 sebanyak 91,54 gram beras dengan ukuran partikel berarti sebesar 2 mesh.
Selanjutnya dicari Konstanta Rittinger (C) dengan rumus sehingga di dapatkan nilai
C sebesar 3,849Jm.
Jadi, semakin besar energi yang diberikan kepada alat maka semakin besar pula
perubahan yang di hasilkan sehingga konstanta semakin besar pula.
Berdasarkan grafik 2.1 Pada percobaan Hammer mill yang dilakukan tanpa
proses (hanya di screening saja) dengan massa beras awal 100,23 gram didapatkan
berat tertahan sebesar 91,54 gram dengan ukuran partikel 2 mesh dan didapatkan
hasil L0 sebesar 1,4 mm atau 1,4 x 10⁻³ m.
Sedangkan dari grafik 2.2 Percobaan hammer mill pada variabel 1 dengan
ukuran plat screen 1,0 mm didapatkan ukuran rata-rata diameter awal partikel 1,4
mm dan rata-rata diameter akhir partikel 0,63 mm. Massa awal beras yang
digunakan sebesar 100,27 gram dengan berat massa akhir sebesar 26,18 gram dan
berat tertahan sebesar 83,8 gram. Untuk Percobaan hammer mill pada variabel 2
dengan ukuran plat screen 0,7 mm didapatkan berat massa akhir beras sebesar
33,61 gram dengan massa awal beras 100,2 gram dan berat tertahan 88,98 gram.
Dapat dilihat pada grafik 2.1-2.3 bahwa pada sumbu X menyatakan fraksi massa
dan sumbu Y menyatakan diameter rata-rata. Dari proses ini ukuran plat 0,7 mm
dan 1 mm memiliki konstanta rittinger’s (C) sebesar 3,849 Jm.
Didapatkan hasil dari praktikum kali ini yaitu grafik 2.1 yang
menunjukkan hasil percobaan tanpa proses hammer mill, didapatkan massa rata-
rata sebesar 91,54 gram yaitu pada ukuran diameter 1,4 mm. Sedangkan pada
grafik 2.2 menunjukkan hasil percobaan dengan proses hammer mill pada variable
0,7 mm, didapatkan massa rata-rata sebesar 33,61 gram yaitu pada ukuran
diaemeter 1 mm dan grafik 2.3 yang menunjukkan hasil percobaan dengan proses
hammer mill pada variable 1 mm, didapatkan massa rata-rata sebesar 26.18 gram
yaitu pada ukuran 0,63 mm. Sehingga didapatkan hasil konstanta rittinger’s sebesar
3,849 Jm.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar energy yang digunakan pada alat,
maka nilai konstanta Rittinger’s yang dihasilkan juga semakin besar.
Pada praktikum Hammer Mill kali ini menggunakan bahan utama beras
dengan massa awal 100.23 kg, pada grafik 2.1 menunjukkan hasil screening beras
sebelum proses size reduction dimana dari grafik tersebut naik pada screen ukuran
1.4 mm yang berarti L0 beras adalah 1,4 mm.
Untuk grafik 2.2 dengan menggunakan plat screen 0.7 mm dan grafik 2.3
menggunakan variabel plat screen berukuran 1 mm, dapat terlihat adanya
pergeseran puncak grafik yang sebelumnya berada pada 1.4 mm bergeser ke kiri
pada grafik 2.2 puncak berada pada 1 mm dan pada grafk 2.3 puncak berada pada
0.63 mm. Hal ini menunjukkan adanya pengecilan ukuran partikel pada beras dan
dari proses Hammer Mill tersebut didapatkan konstanta Rittinger’s dengan
persamaan Rittinger’s laws sebesar 3,849 Jm.