Anda di halaman 1dari 16

Perkembangbiakan Vegetatif Secara

Konvesional (Stek)
Dosen: Muzakir, SP
Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven)
Pengertian Stek
Perbanyakan dengan cara stek adalah
perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan
potongan/bagian tanaman seperti akar, batang
atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru.

Perbanyakan tanaman dengan cara setek


merupakan perbanyakan tanaman dengan
cara menanam bagian-bagian tertentu dari
tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk
tanaman, akar, atau cabang.

Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup


mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang
terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam
untuk menghasilkan potongan permukaan yang
halus.
Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya
berada beberapa milliliter dari mata tunas.
Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal
harus meruncing. Ketika membuat potongan
meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan
itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan
demikian nantinya stek yang diharapkan akan
berhasil

Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan


tanaman buah-buahan. Dengan kata lain
setek atau potongan adalah menumbuhkan
bagian atau potongan tanaman, sehingga
menjadi tanaman baru
Keuntungan dan Kerugian dari bibit Stek
1. Keuntungan bibit dari setek adalah:
• Tanaman buah-buahan tersebut akan
mempunyai sifat yang persis sama dengan
induknya, terutama dalam hal bentuk buah,
ukuran, warna dan rasanya.
• Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat
yang permukaan air tanahnya dangkal, karena
tanaman asal setek tidak mempunyai akar
tunggang.
• Perbanyakan tanaman buah dengan setek
merupakan cara perbanyakan yang praktis dan
mudah dilakukan.
• Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah,
mudah dan tidak memerlukan teknik
• khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
2. Kerugian bibit dari setek adalah:
• Perakaran dangkal dan tidak ada akar
tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman menjadi mudah roboh.
• Apabila musim kemarau panjang, tanaman
menjadi tidak tahan kekeringan
Ada beberapa perlakuan untuk
mempercepat pertumbuhan akar pada setek
antara lain :
1. Pengeratan (girdling) pada batang
Penimbunan karbohidrat pada cabang
pohon induk yang akan dijadikan setek dapat
dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu
sekeliling cabang dibuang secara melingkar.
Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari ujung
cabang ke batas keratan kirakira 40 cm.
Biarkan cabang yang sudah dikerat selama 2-
4 minggu. Pada dasar keratan akan tampak
benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah
terjadi penumpukan karbohidrat yang
berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat
pembentukan akar dan hormon auksin yang
dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan
barulah cabang bisa dipotong dari induknya.
Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm
bisa dijadikan sebagai setek.

2. Penggunaan hormon tumbuh


Hormon auksin bertindak sebagai pendorong
awal proses inisiasi atau terjadinya akar.
Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan
hormon, yaitu auksin endogen.
Akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan
belum cukup memadai untuk mendorong
pembentukan akar.Tambahan auksin dari luar
diperlukan untuk memacu perakaran setek.

3. Persemaian setek
Setek yang sudah diberi perlakuan hormon
penumbuh akar siap untuk disemaikan. Untuk itu
kita perlu menyediakan tempat yang kondisinya
sesuai. Usaha untuk menumbuhkan setek perlu
dilakukan pada lingkungan yang mempunyai
cahaya baur atau terpencar (diffuse light).
Kelembaban udara sebaiknya tinggi, sekitar 70-
90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-27oC. Selain
itu dalam pembentukan akar setek diperlukan
juga oksigen yang cukup. Oleh karena itu media
yang digunakan harus cukup gembur, sehingga
aerasinya baik (www.agroforestry.com).
Bahan dan Alat yang diperlukan
dalan penyetekan
Bahan dan Alat
A. Bahan
1. Tanaman yang akan kita stek
2. Pupuk Kompos 3 Kg
3. Pasir 3 Kg
4. Arang sekam 3 Kg
5. Polibag 15x20 cm

B. Alat
1. Cutter 3 buah
2. Timba
3. Botol semprot (hand sprayer)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan
untuk keberhasilan stek
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi
keberhasilan pertumbuhan stek yaitu: media
perakaran, suhu, kelembaban, dan cahaya.

Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek


selama pembentukan akar, memberi kelembaban
pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada
pangkal stek. Media perakaran yang baik menurut
Hartman (1983) adalah yang dapat memberikan
aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase
baik, serta bebas dari patogen yang dapat merusak
stek.
Media perakaran stek yang biasa dipergunakan
adalah tanah, pasir, campuran gambut dan pasir,
perlite dan Vermikulit. Suhu perakaran optimal
untuk perakaran stek berkisar antara 21oC sampai
27oC pada pagi dan siang hari dan 15oC pada
malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat
mendorong perkembangan tunas melampaui
perkembangan perakaran dan meningkatkan laju
transpirasi.
2. Faktor Dari Dalam Tanaman
Kondisi fisiologis tanamn mempengaruhi
penyetekan adalah umur bahan stek, jenis
tanaman, adanya tunas dan daun muda
pada stek, persediaan bahan makanan, dan
zat pengatur tumbuh.
a. Umur Bahan Stek
Stek yang berasal dari tanaman muda akan
lebih mudah berakar dari pada yang
berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan
apabila umur tanaman semakin tua maka
terjadi peningkatan produksi zat-zat
penghambat perakaran dan penurunan
senyawa fenolik yang berperan sebagai
auksin kofaktor yang mendukung inisiasi akar
pada stek.
b. Jenis Tanaman
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan
dengan stek. Keberhasilan dengan cara stek
bergantung pada kesanggupan jenis
tersebut untuk berakar.

c. Adanya Tunas dan Daun Pada Stek


Adanya tunas dan daun pada stek berperan
penting bagi perakaran. Bila seluruh tunas
dihilangkan maka pembentukan akar tidak
terjadi sebab tunas berfungsi sebagai auksin.
Selain itu, tunas menghasilkan suatu zat
berupa auksin yang berperan dalam
mendorong pembentukan akar yang
dinamakan Rhizokalin.
d. Persediaan Bahan Makanan
Persediaan bahan makanan sering
dinyatakan dengan perbandingan antara
persediaan karbohidrat dan nitrogen (C/N
ratio). Ratio C/N yang tinggi sangat
diperlukan untuk pembentukan akar stek
yang diambil dari tanaman dengan C/N
ratio yang tinggi akan berakar lebih cepat
dan banyak dari pada tanaman dengan
C/N ratio rendah.
e. Zat pengatur Tumbuh
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang
artinya menggiatkan. Hormon pada tanaman
menurut batasan adalah zat yang hanya
dihasilkan oleh tanaman itu sendiri yang
disebut fitohormon dan zat kimia sintetik yang
dibuat oleh ahli kimia. Hormon tanaman
(fitohormon) adalah “regulators” yang
dihasilkan oleh tanaman sendiri dan pada
kadar rendah mengatur proses fisiologis
tanaman. Hormon biasanya mengalir di dalam
tanaman dari tempat dihasilkannya ke tempat
keaktifannya. Salah satu hormon tumbuh yang
tidak lepas dari proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah auksin
Referensi
Frasiskus, harum. 2006. Tehnik Pembibitan dan
Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. Bogor :
World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock
International.

Http://www.worldagroforestrycentre.org/sea.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai