Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap kegiatan usaha dapat dipastikan dapat menimbulkan dampak, baik itu dampak
positif maupun dampak negatif yang dapat mempengaruhi komponen lingkungan di
sekitarnya yaitu berupa komponen lingkungan abiotik, biotik maupun sosial, ekonomi,
budaya dan transportasi. Untuk mengelola dampak yang diperkirakan akan timbul
diperlukan suatu kajian lingkungan dalam bentuk Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan sehingga dengan demikian kondisi lingkungan yang
baik dan berfungsinya kawasan tersebut sebagai daerah yang terjaga kualitas
lingkungannya dapat dipertahankan. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 bahwa setiap usaha/ kegiatan yang dapat
menimbulkan dampak penting bagi lingkungan wajib dilengkapi dokumen izin lingkungan
yang sesuai. Dokumen lingkungan yang dimaksud dapat berupa Amdal, Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (DPLH) dan
atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPL) sesuai dengan tingkat dampak yang mungkin ditimbulkannya.
Penyusunan Dokumen DPLH ini selain sebagai pelengkap legalitas perizinan juga
merupakan wujud nyata kepedulian Pemerintah Kabupaten Karimun terhadap kewajiban
pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk menuju operasional dermaga rakyat
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dengan adanya dokumen ini
diharapkan dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengidentifikasi dampak yang
berpeluang muncul sehingga dapat dikelola dan diantisipasi secara tepat agar tidak
mengganggu lingkungan. Dampak negatif yang mungkin timbul dapat diminimais
sedangkan dampak positif dapat dikembangkan seluas-luasnya.
1.2.1. Maksud
Maksud Kegiatan Penyusunan Dokumen DPLH Dermaga Rakyat adalah menyusun
kajian mengenai dampak lingkungan yang mungkin terjadi dari kegiatan kepelabuhanan
di 4 (empat) dermaga rakyat, yaitu:
Dermaga Rakyat Kandis Kecamatan Buru
Dermaga Rakyat Pulau Jang Luar Kecamatan Moro
Dermaga Rakyat Jang Dalam Kecamatan Moro
Dermaga Rakyat Kampung Kang Kecamatan Moro
1.2.2. Tujuan
Tujuan disusunnya Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPLH) ini
adalah:
1. Mengindetifikasi kegiatan rencana Pembangunan Dermaga rakyat terutama yang
memiliki potensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan mulai dari tahap pra
konstruksi, konstruksi hingga operasional.
2. Mengidentifikasi komponen lingkungan di lokasi kegiatan dan sekitarnya yang
diperkirakan akan terkena dampak.
3. Mengevaluasi dampak lingkungan hidup sebagai akibat adanya kegiatan rencana
Pembangunan dermaga rakyat
2. Bagi Pemerintah
a. Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan di
sekitar kegiatan rencana Pembangunan dermaga rakyat termasuk kegiatan
pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh
pemrakarsa.
b. Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, khususnya dalam
hal pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan dalam kaitannya dengan
kegiatan Pembangunan dermaga rakyat.
c. Sebagai pegangan dalam memonitoring kualitas lingkungan sehingga
kelestariannya tetap terjaga.
d. Dengan adanya pengelolaan lingkungan mulai tahap pra konstruksi, konstruksi
dan operasional Pelabuhan, dapat lebih mempermudah pemerintah dalam
melakukan pengawasan monitoring.
3. Bagi Masyarakat
a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai adanya rencana kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Kampung Kang di lingkungan sekitarnya dan
perubahan yang terjadi sehingga dapat memanfaatkan dampak positif dan
menghindari dampak negatif yang ditimbulkan.
A. Undang-Undang :
1. Undang-undang RI No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria,
sebagai dasar penataan kepemilikan tanah dan fungsinya;
2. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, sebagai dasar
untuk melakukan pengelolaan lingkungan
3. Undang-undang RI No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, sebagai dasar dalam melakukan upaya-upaya
pengelolaan lingkungan yang terkait dengan sumber daya air, udara, maupun
sumberdaya alam lainnya;
4. Undang-undang RI No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial tenaga Kerja, sebagai
dasar dalam pelaksanaan Jamsostek tenaga kerja;
B. Peraturan Pemerintah :
1. Peraturan pemerintah RI No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan lalu Lintas
Jalan, sebagai dasar hukum mengenai prasrana dan lalu lintas jalan;
2. Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, sebagai dasar pedoman untuk pengelolaan dampak kualitas udara;
3. Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, sebagai dasar sebagai penentuan golongan
peruntukan air dan pengelolaan kualitas air;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 Tentang
Perkapalan
5. Peraturan pemerintah RI No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah,
sebagai dasar untuk pengaturan tata guna tanah atau lahan yang dimiliki;
6. Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air, sebagai dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan air;
7. Peratuan Pemerintah RI No. 41 Tahun 2009 tentang pengendalian pencemaran
udara sebagai dasar dalam pengelolaan parameter udara;
8. Peraturan Pemerintah RI No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang, Sebagai Dasar Hukum Mengenai Penataan Ruang;
9. Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisa Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
10. Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 2013 tentang izin Lingkungan, sebagai
pedoman dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin uaha dan atau lingkungan;
11. Peraturan Pemerintah RI No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;dan
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonsia Nomor 101 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
C. Peraturan Menteri :
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 528/MENKES/PER/XII/1982 tentang syarat-
syarat Pengawasan Kualitas Air Tanah yang berhubungan dengan kesehatan,
sebagai acuan dalam menilai kelayakan kualitas air tanah;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 378/KPS/1987 tentang Perencanaan
Kawasan Pemukiman Kota, sebagai dasar agar terjadi sinergitas yang tinggi antara
pemukiman dan rencana Pembangunan Kantor dan Fasilitasnya;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-
syarat Pengawasan Kualitas Air, sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan
kualitas air bersih yang dapat dikomsumsi oleh masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Baku Mutu
Kualitas Udara Ambien di Dalam Ruang, sebagai dasar dalam menetapkan
kalayakan kualitas udara ambient di dalam gedung/bangunan;
D. Keputusan Menteri :
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/IV/1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan;
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Getaran, sebagai dasar Tolok ukur dari getaran yang dapat dioperasikan dan aman
bagi masyarakat sekitar;
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 50/MENLH/1996/ tentang Baku Mutu
Tingkat Kebauan, sebagai dasar dalam mentukan dan menetapkan suatu kegiatan
bermasalah atau tidak terhadap munculnya bau;
4. Telp. : 085265648700
5. Email : buharaps@yahoo.com