terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 1998 tentang Bentuk
Hukum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sebelum adanya BUMD, lebih
dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya, BUMN merupakan
hukum perdata maupun yang berbentuk badan hukum berdasarkan hukum publik
kegiatan ekonomi pada saat itu, Pemerintah mengeluarkan Perpu nomor 17 Tahun
negara berbentuk Perusahaan Negara terutama karena ada banyak usaha negara
Perpu Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara. Dalam Perpu
19
Universitas Sumatera Utara
20
Perseroan Terbatas yang selama ini diatur dalam KUHD (Staatsblad Tahun 1847
Terbatas sebagai penganti Buku Kesatu Titel Ketiga Bagian Ketiga Pasal 36
pelaksana Perpu Nomor 1 Tahun 1969 yaitu Peraturan Pemerintah Nomor Nomor
26
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
27
Safri Nugraha, Privatisasi BUMD Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja, (Jakarta : BPHN-
Departemen Kehakiman, 1996), hlm. 36
bahwa Perpu 1 Tahun 1969 dan kedua Peraturan Pemerintah tersebut dianggap
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, serta didorong dengan
Usaha Milik Negara yang hanya mengatur dua bentuk hukum badan usaha negara
yaitu Perum dan Persero. Sementara Perjan, dengan terbitnya undang-undang ini,
Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, istilah BUMD baru dikenal
dalam Peraturan Mendagri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD,
Pemerintahan Daerah. Hal ini dapat dimaklumi karena pendirian dan pengaturan
BUMD sampai saat ini masih tunduk dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
perusahaan yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan
diterbitkan oleh Mendagri baik berupa Peraturan menteri Dalam Negeri seperti
Peraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum
Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD dapat berupa
Perusahaan Daerah atau PD dan Perseroan Terbatas atau PT, kemudian dalam
mengatur tentang badan hukum masing-masing, dengan kata lain bagi Perusahaan
28
Murwadi Hastiar “Sekilas Sejarah BUMD, http://bumd.wordpress.com, diakses tanggal
01 Juli 2017
saat ini diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Negara terutama karena ada banyak usaha negara dalam bentuk Perusahaan
Negara yang inefisien, maka Pemerintah menerbitkan Perpu Nomor 1 Tahun 1969
dibedakan dalam Perusahaan Jawatan (Perjan) yang didirikan dan diatur menurut
Nomor 419), Perusahaan Umum (Perum) yang didirikan dan diatur berdasarkan
ketentuan UU 19 Prp. Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, dan Persero yang
Perseroan Terbatas yang selama ini diatur dalam KUHD (Staatsblad Tahun 1847
Terbatas sebagai penganti Buku Kesatu Titel Ketiga Bagian Ketiga Pasal 36
di Indonesia.
resolusi yang menghimbau agar Belanda mau berunding dengan Indonesia untuk
masalah Irian Barat. Penyatuan Irian Barat tersebut menjadi titik awal
29
Ibid.
pada waktu itu (sekarang setingkat Provinsi dan Kabupaten) untuk mendirikan
meningkatkan jumlah produksi (berbagai barang dan jasa) yang waktu itu sangat
semata, melainkan ditujukan kepada terwujudnya fungsi sosial dari perusahaan itu
kegiatan ekonomi (bisnis) yang dilakukan di Daerah kurang tertata dan kurang
bahwa dalam rangka pemberian otonomi yang riil dan luas kepada Daerah-daerah
30
Ibid.
Daerah Swatantra. Hasil Perusahaan Daerah adalah salah satu pendapatan pokok
sebagian dari laba yang diperoleh Perusahaan Daerah diwajibkan disediakan bagi
sumberdaya (funds and forces) masyarakat juga dimobilisasi dan koperasi dan
31
Gunawan Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,
(Jakarta : Bina Rena Pariwara, 2007), hlm.8
dibedakan menjadi saham prioritet dan saham biasa, dimana saham prioritet hanya
bisa dikuasai oleh Daerah, baik Daerah Tingkat I ataupun Daerah Tingkat II.
Namun, apabila modal Perusahaan Daerah seluruhnya terdiri atas kekayaan satu
belum memberikan definisi yang tegas tentang defenisi BUMD, namun pada
diartikan sebagai kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang
tersendiri. 32
Milik Negara yang menyatakan modal BUMN merupakan dan berasal dari
dan Belanja Negara (APBN) pada BUMN untuk selanjutnya di bina dan dikelola
tidak lagi didasarkan pada sistem APBN namun pembinaan dan pengelolaannya
perhatikan dengan seksama bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar tentang
Dalam Negeri melalui keputusannya Nomor 153 tahun 2004 tentang Pedoman
menyatakan bahwa Perusahaan Daerah atau BUMD merupakan badan usaha yang
seluruh atau sebahagian modalnya berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan.
Dalam penjelasan pasal ini ditegaskan bahwa Perusahaan Daerah itu adalah
kesatuan produksi (regional), yaitu kesatuan produksi dalam arti yang luas, yang
yang bersifat nasional untuk kebutuhan seluruh masyarakat dan tidak termasuk
dalam perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan
spiritual. 34
Sangat sulit untuk merinci dengan tegas tentang urusan rumah tangga
daerah dan urusan rumah tangga pemerintah pusat, karena perincian yang
daerah karena perkembangan keadaan dapat dirasakan tidak sesuai lagi apabila
masih diurus oleh daerah itu karena urusan tersebut sudah meliputi kepentingan
yang lebih luas dari pada daerah itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu, Pasal 5
yang bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan rumah tangganya
penting bagi Daerah dan yang menguasai hajat hidup di Daerah oleh karena segala
Daerah. Sebagai contoh yang harusnya diusahakan oleh Perusahaan Daerah yang
34
Penjelasan Pasal 5 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
35
Ibid.
masyarakat, sehinga untuk jenis ini didirikanlah BUMD yang core bisnisya
masyarakat banya.
Pemerintah Daerah, biasanya BUMD ini memiliki core bisnis yang lebih
perkebunan.
Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah daerah disebut
badan usaha milik daerah (BUMD). Perusahaan daerah adalah perusahaan yang
Contoh perusahaan daerah antara lain : Perusahaan Air Minum (PDAM) dan Bank
36
Rustian Kamaludin, Op.Cit, hlm. 70
menjadi salah satu bentuk badan usaha yang diakui di Indonesia semenjak
Daerah. Kehadiran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini diharapkan menjadi
salah satu pilar perekonomian di Indonesia pada era otonomi daerah saat ini. Hal
ini terbukti dari banyaknya potensi bisnis di setiap daerah yang sangat prospektif.
Buktinya hingga tahun 2015 tercatat sudah berkembang 1.007 BUMD dengan
total aset mencapai Rp.500 triliun. Dari jumlah tersebut secara umum di berbagai
daerah terbagi dalam lima sektor andalan yakni perbankan, jasa penyedia air
dan dimiliki oleh Pemerintah Daerah, baik tingkat Provinsi atau tingkat
Sebagai Daerah Otonom. Pemerintah Daerah memiliki peran penting dalam suatu
BUMD yaitu sebagai pemilik tunggal untuk BUMD yang berbentuk hukum
Perusahaan Daerah atau pemilik secara mayoritas untuk BUMD yang berbentuk
37
Wawan Zulmawan, Kenapa Harus BUMD, (Jakarta : Jala Permata Aksara, 2016), hlm.6
38
Ibid, hlm.1
39
Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 Tentang Bentuk Hukum
Badan Usaha Milik Daerah
1.007 BUMD dengan aset sebesar Rp. 340,118 triliun hanya mendapat laba
sebesar Rp. 10,372 triliun atau rata-rata rasio laba terhadap aset (ROA) sebesar 3,0
bahwa dari 1.113 BUMD, hanya sekitar 40% (empat puluh persen) yang masuk
kategori sehat. Mayoritas BUMD dengan nilai aset totalnya mencapai Rp 400
triliun sekarang ini, dalam kondisi stagnan atau dalam kondisi tinggal papan nama
yang rendah sehingga fungsinya sebagai salah satu sumber pendapatan daerah
tidak tercapai karena bagi hasil/laba yang diberikan ke Pemerintah Provinsi atau
Kabupaten/kota sangat kecil dan bahkan banyak yang merugi. 42 Sebagai salah
satu contoh yaitu Provinsi Sumatera Utara, di Sumatera Utara sedikitnya ada 8
BUMD milik Pemerintah Provinsi Sumut baik berbentuk Perusahaan Daerah (PD)
maupun Perseroan Terbatas (PT) yaitu PD Aneka Industri dan Jasa, PD Air
40
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, ”Reviu Literatur Pengelolaan Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD)”, http://www.bpkp.go.id/,diakses tanggal 01 Juli 2017
41
Wawan Zulmawan, Op.Cit, hlm..96
42
Sherly Simanjuntak & Mahendra Putra Kurnia, 2013, “Analisis Yuridis Terhadap
Perubahan Status Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Kaltim (BPD Kaltim) Dari Perusahaan
Daerah Menjadi Perseroan Terbatas”, Jurnal Beraja Niti Volume 2 Nomor 10, Samarinda, 2014,
hlm. 2 diakses melalui http//www. http://id.portalgaruda.org. tanggal 01 Juli 2017.
Sumatera Utara. 43 Namun yang terjadi di tahun 2014 BUMD- BUMD di Sumatera
Utara tidak memberikan profit yang setara dengan input yang diberikan berupa
BUMD : 45
43
Sinar Indonesia Baru, 2014, “Pengelolaan 8 BUMD Sumut Jangan Sarat Kepentingan
Politisasi”, http://hariansib.cm, diakses tanggal 01 Juli 2017
44
Sinar Indonesia Baru, 2014, “Likuidasi BUMD yang Merugi”, http://hariansib.com,
diakses tanggal 01 Juli 2017
45
Reydonnyzar Moenek, “Rakernas Revitalisasi BUMD, Pemantapan Penerapan
PPKBLUD dan Optimalisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah tentang “Problematik, Peluang,
Tantangan dan Strategi Pengelolaan BUMD, BLUD dan BMD”, Direktur Jenderal Bina Keuangan
Daerah (Kemendagri), melalui http://sitikhoiriyah.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 01 Juli
2017
yang cukup. Selain faktor tersebut, kinerja BUMD dipengaruhi oleh bentuk
hukumnya. Pemilihan jenis badan usaha ataupun badan hukum yang akan
Daerah menegaskan tujuan pendirian Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta
sumber daya alam yang dimiliknya. Pendirian BUMD oleh Pemda merupakan
salah satu cara untuk memenuhi pendapatan asli daerah, pendirian ini merupakan
upaya Pemda untuk menambah sumber pendapatan daerah dari hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan. sebagai mana yang diatur didalam Pasal 285
Daerah. Ada beberapa hal yang mendasari pendirian suatu BUMD antara lain : 46
publik, yang mana masyarakat atau pihak swasta lainnya tidak (belum)
mampu melakukannya, baik karena investasi yang sangat besar, risiko usaha
3. Alasan budget, yaitu sebagai upaya dalam mencari sumber pendapatan lain di
luar pajak, retribusi dan dana perimbangan dari pemerintah pusat untuk
Daerah, menegaskan bahwa selain Pemerintah Daerah pihak swasta juga dapat
modal yang lebih banyal lagi, yang kemudian akan digunakan untuk
asli daerah.
46
Chairil Furkan “Badan Usaha Milik daerah Sudah Rawan”, http://www.wordpress.com,
diakses pada tanggal 01 Juli 2017
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) baru
didefinisikan secara jelas, yaitu dalam BAB XII tentang BUMD yang terdiri dari
dengan ketentuan dalam undang-undang ini dalam jangka waktu paling lama tiga
No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, sehingga seluruh perusahaan milik
No. 23 Tahun 2014, UU No. 5 Tahun 1962 tersebut menjadi tidak berlaku, 48
Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1990 tentang Perubahan Bentuk BUMD ke
dalam dua bentuk Perumda dan Perseroda, penggunaan istilah perusahaan daerah
bergeser menjadi BUMD. Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun
1990 tersebut, Menteri Dalam Negeri telah memerintahkan kepada para Kepala
47
Pasal 402 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
48
Pasal 409 huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
49
Pasal 405 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Dalam Negeri (Permendagri) No. 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD,
BUMD dibagi dalam dua bentuk yaitu Perusahaan Daerah dan Perseroan
Terbatas, sehingga istilah Perusahaan Daerah kembali muncul, dan jika dilihat
undangan lainnya terkait BUMD, tidak dipungkiri masih terdapat aturan yang
relevan dengan UU No. 23 Tahun 2014. Bahkan, masih terdapat BUMD yang
BUMD sebagaimana dimaksud pada Pasal 343 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014.