Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018]

KORELASI TINGKAT KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN DEPRESI


PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PADUKUHAN SOROPADAN,
SLEMAN, YOGYAKARTA

Jimmi MP Aritonang, Soewadi, Ronny Tri Wirasto


Bagian Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Korespondensi: jimmi.m.p.aritonang@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Kekurangan kebermaknaan hidup bisa menjadi sebab


maupun akibat kondisi depresi, baik kekurangan makna maupun kondisi depresi
bisa ditimbulkan oleh penyebab-penyebab lainnya. Mengenali depresi pada lanjut
usia memerlukan suatu keterampilan dan pengalaman, karena manifestasi gejala-
gejala depresi klasik sering tidak muncul.
Tujuan: Untuk mengetahui korelasi antara tingkat kebermaknaan hidup
dengan depresi pada lansia di Posyandu Lansia Padukuhan Soropadan, Sleman,
Yogyakarta.
Metode: Penelitian non eksperimental dengan rancangan cross-sectional,
subjek penelitian adalah lansia di Posyandu Lansia Padukuhan Soropadan
dengan menggunakan instrumen Meaning In Life Questionnaire (MLQ) versi
Indonesia; tingkat depresi dinilai dengan menggunakan instrumen Geriatric
Depression Scale (GDS-15) versi Indonesia. Analisis data univariat untuk
mengetahui profil subjek penelitian, analisis bivariat untuk mengetahui kekuatan
korelasi tingkat kebermaknaan hidup dan tingkat depresi pada lansia dianalisis
dengan uji koefisien korelasi phi dan analisis multivariat untuk mengetahui
kekuatan pengaruh dari faktor-faktor perancu dengan uji analisis multipel regresi.
Hasil Penelitian: Terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat
kebermaknaan hidup dengan depresi pada lansia (r=-0,331, p=0,007) di posyandu
lansia Padukuhan Soropadan dengan kekuatan korelasi yang cukup.
Kesimpulan: Terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat
kebermaknaan hidup dengan depresi pada lansia di Posyandu Lansia Padukuhan
Soropadan.

Kata Kunci: kebermaknaan hidup-depresi-lansia, posyandu lansia Yogyakarta.

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 25


[VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018] ISSN : 2460-9684

CORRELATION OF LIVELIHOOD LEVEL WITH DEPRESSION ON


ELDERLY AT POSYANDU LANSIA SOROPADAN, SLEMAN,
YOGYAKARTA

Jimmi MP Aritonang, Soewadi, Ronny Tri Wirasto


Departement of Psychiatric Medical Faculty, Universitas Gadjah Mada
Correspondence: jimmi.m.p.aritonang@mail.ugm.ac.id

ABSTRCT

Background: Lack of meaningfulness of life can be a cause or effect of


depression conditions, both lack of meaning and conditions of depression can be
caused by other causes. Recognizing depression in the elderly requires a skill and
experience, because the manifestations of classic depressive symptoms often do not
appear.
Objective: To know the correlation between the level of meaningfulness of life
with depression in elderly in Posyandu Elderly Padukuhan Soropadan, Sleman,
Yogyakarta.
Method: Non experimental study with cross-sectional design, research
subjects were elderly at Elderly Posy Padukuhan Soropadan using the Indonesian
version of Meaning In Life Questionnaire; depression rates were assessed using the
Indonesian version of the Geriatric Depression Scale instrument. Analysis of
univariate data to know the profile of research subject, bivariate analysis to know
correlation strength of life meaning level and depression level in elderly analyzed
with phi coefficient correlation test and multivariate analysis to know strength
influence from confounding factor with multiple regression analysis test.
Results: There is a significant correlation between the level of
meaningfulness of life with depression in the elderly (r=-0.331, p=0.007) in
posyandu elder Padukuhan Soropadan with enough correlation strength.
Conclusion: There is a significant correlation between the level of
meaningfulness of life with depression in elderly in Posyandu Elderly Padukuhan
Soropadan.

Keywords: meaningfulness of life-depression-elderly, posyandu elderly


Yogyakarta.

26 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018]

LATAR BELAKANG MASALAH anxiety, depresi, gangguan perilaku:


agresif, agitasi.4 World Health
Hasil proyeksi penduduk
Organization (WHO) memperkirakan
2010-2035, Indonesia akan
bahwa pada tahun 2020 depresi akan
memasuki periode lansia (ageing),
naik dari urutan keempat menjadi
dimana 10% penduduk akan berusia
urutan kedua di bawah penyakit
60 tahun ke atas di tahun 2020.1
jantung iskemik sebagai penyebab
Berdasarkan data CIA World
disabilitas dan beban kesehatan serta
Factbook, (2016) Indonesia
menjadi urutan pertama pada tahun
merupakan negara ke-empat dunia
2030.5
dengan jumlah penduduk terbanyak
Prevalensi depresi pada lansia
setelah China, India, Amerika
di dunia sekitar 8-15%. Pada
Serikat.2 Menurut United Nations,
penelitian di Kota Yogyakarta
pada tahun 2013 populasi penduduk
didapatkan prevalensi depresi pada
lansia Indonesia yang berumur 60
lansia sebesar 46,1%, dimana pada
tahun atau lebih berada pada urutan
pria dengan depresi mencapai 23,7%
108 dari seluruh negara di dunia.
dan wanita dengan depresi
Memang pada saat itu, populasi
ditemukan sebanyak 76,3%.6
lansia di Indonesia masih di-
Gangguan depresi pada lanjut
kategorikan belum terlalu besar.
usia merupakan perhatian yang
Namun diprediksikan pula bahwa di
paling penting bagi para ahli geriatri.
tahun 2050, Indonesia akan masuk
Mengenali depresi pada lanjut usia
menjadi sepuluh besar negara
memerlukan suatu keterampilan dan
dengan jumlah lansia terbesar, yaitu
pengalaman, karena manifestasi
berkisar 10 juta lansia.3
gejala-gejala depresi klasik sering
Daerah Istimewa Yogyakarta
tidak muncul.
(DIY) merupakan propinsi yang
Kehilangan kebermaknaan
paling diwaspadai, karena
hidup dapat menurunkan semangat
mempunyai Angka Harapan Hidup
hidup, yang pada gilirannya dapat
(AHH) lansia tertinggi se-Indonesia
menyebabkan perasaan kekosongan
yaitu sebesar 73,27 dimana AHH
dan depresi, dan dalam kasus
secara Nasional sebesar 69,65 (Dinas
terburuk hingga bunuh diri.7
Kesehatan DIY, 2013) dan jumlah
Penelitian Harvina (2014) dan Kállay
lansia tertinggi di Indonesia dengan
(2015), menunjukkan bahwa
menyumbang sebesar 13,4%.1
manusia yang tidak mempunyai
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
maupun yang rendah taraf ke-
DIY tahun 2013 Kabupaten Sleman
bermaknaan hidup memiliki tingkat
merupakan daerah yang mempunyai
depresi yang lebih tinggi dibanding-
AHH yang tertinggi di DIY yaitu
kan dengan yang mempunyai
sebesar 75,18.
kebermaknaan dalam hidupnya.8,9
Proses menua merupakan
Posyandu Lansia Padukuhan
proses yang terus menerus atau
Soropadan merupakan salah satu
berkelanjutan secara alamiah dan
posyandu lansia yang berada dalam
umumnya dialami oleh semua
wilayah Desa Condong Catur,
makhluk hidup. Secara fisik, lansia
Kecamatan Depok, Kabupaten
mengalami perubahan organo-
Sleman, DIY. Posyandu ini berdiri
biologik, degenerasi/ penuaan organ
sejak Januari 2013 dibawah
tubuh, kapasitas dan fungsi-fungsi
pimpinan ibu Ketua PKK Padukuhan
organ tubuh menurun.
Soropadan. Posyandu Lansia
Secara mental, lansia sering
Padukuhan Soropadan aktif
mengalami gangguan mental antara
melakukan kegiatan setiap bulan-
lain: insomnia, stress psikososial,
nya dan setiap hari Senin rutin

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 27


[VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018] ISSN : 2460-9684

mengadakan kegiatan senam lansia, yang menjadi subjek penelitian


dan bekerjasama dengan Klinik ini adalah responden yang
Gereja GKI Gejayan dalam hal memenuhi kriteria inklusi dan
pemeriksaan oleh dokter umum. ekslusi.
Saat ini Posyandu Lansia Kriteria inklusi sebagai berikut
Padukuhan Soropadan, Sleman, (a) Berusia ≥ 60 tahun dan tinggal
Yogyakarta memiliki 10 orang kader di padukuhan Soropadan, (b)
dan salah satunya adalah seorang Pendidikan minimal lulus SD
kader jiwa yang sudah pernah (bisa baca tulis), (c) bersedia
mendapatkan pelatihan dari menanda-tangani persetujuan
puskesmas, tetapi kader jiwa yang menjadi responden penelitian.
ada belum pernah melakukan Kriteria ekslusi: (a) Tidak
kegiatan yang menyangkut kesehat- menyelesaikan pengisian
an mental. instrumen dengan lengkap.
Berdasarkan permasalahan 2. Besar sampel
yang berhubungan dengan kesehat- Penelitian ini merupakan
an mental tersebut perlu penelitian analitik korelatif. Maka
dilakukannya penelitian terkait besar sampel penelitian ini
depresi dan kebermaknaan hidup sebanyak 50 sampel.10
pada lansia yang ada di Posyandu 3. Cara pengambilan sampel
Lansia Soropadan. Atas dasar itulah Pengambilan sampel pada
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan meng-
penelitian tentang “Korelasi tingkat gunakan teknik pengambil-an
kebermaknaan hidup dengan depresi sampel non probabilistik dengan
pada lansia di Posyandu lansia cara purposive sampling, yaitu
Padukuhan Soropadan, Sleman, tehnik pengambilan sampel
D.I.Yogyakarta”. dengan cara mengambil sampel
sesuai dengan kriteria yang
METODE PENELITIAN
sudah ditetapkan sampai jumlah
Jenis dan Rancangan Penelitian sampel memenuhi.11
Penelitian ini merupakan
Identifikasi Variabel Penelitian
penelitian non eksperimental dengan
Variabel-variabel pada penelitian
rancangan cross sectional, bersifat
ini adalah (1) Variabel bebas:
deskriptif korelatif. Rancangan ini
kebermaknaan hidup, (2) Variabel
bertujuan untuk mengetahui korelasi
tergantung: depresi, (3) Variabel
antara tingkat kebermakna-an hidup
pengganggu: Usia, Jenis kelamin,
dengan depresi pada lansia di
Riwayat Pendidikan, Pekerjaan dan
Posyandu Lansia Padukuhan
Status Pernikahan.
Soropadan, Sleman, Yogyakarta.
Definisi Operasional Variabel
Tempat dan Waktu Penelitian
(1) Kebermaknaan hidup: Suatu
Penelitian ini dilaksanakan di
keadaan yang membuat individu
Posyandu Lansia Padukuhan
merasakan hidupnya lebih bahagia,
Soropadan, Sleman, Yogyakarta,
lebih berharga, dan memiliki tujuan
selama empat minggu di bulan Juni
hidup yang jelas untuk dipenuhinya.
2017.
Aspek kebermaknaan hidup dilihat
Subjek Penelitian dari dua sisi yaitu sisi presence of
1. Populasi Penelitian meaning in life dan search for meaning
Populasi penelitian ini adalah in life. Kebermaknaan hidup
lansia yang ada di Posyandu dinyatakan dengan skor
Lansia Padukuhan Soropadan, kebermaknaan hidup, diukur dengan
Sleman, Yogyakarta. Adapun instrumen Meaning in Life

28 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018]

Questionnare (MLQ) versi Indonesia. memaknai hidupnya, semakin tinggi


Untuk analisis data dalam tabel skor yang dihasilkan subjek berarti
kontingensi 2x2, skor penilaian dari semakin tinggi kemampuan subjek
subjek penelitian akan dikelompok- memaknai hidup.13
kan menjadi dua kelompok yaitu Instrumen Meaning in Life
kebermaknaan hidup rendah dengan Questionnaire versi Indonesia ini
skor 10–27 dan kebermaknaan hidup sudah divalidasi oleh Nauli, 2011
tinggi dengan skor 28-40. Skala dan Alim, 2012. Tingkat keakuratan
pengukuran yang digunakan adalah dari instrumen ini terdiri atas
skala kategorik (nominal). (2) Depresi: hubungan negatif (r=-0.09, p>0.05),
Gejala depresi yang dinyatakan konsistensi internal reliability dari
dengan skor depresi, diukur item kondisi makna hidup yang telah
menggunakan instrumen Geriatric dicapai (presence) terhadap ujicoba
Depression Scale-15 (GDS-15) versi kuesioner pada 3 (tiga) penelitian
Indonesia. Untuk analisis data dalam yang dilakukan yaitu dengan
tabel kontingensi 2x2, skor depresi koefisien 0.86, 0.86, 0.82, sedangkan
dari subjek penelitian dikelompokkan untuk item pertanyaan tentang
menjadi dua kelompok yaitu tidak pengkajian terhadap pencarian
depresi dengan skor 0-4 dan depresi makna hidup (search) dengan
dengan skor 5-15. Skala pengukuran koefisien 0.87, 0.86, dan 0.87. Ini
yang digunakan adalah skala menunjukkan tingkat validitas dari
kategorik (nominal). masing-masing skala pengkajian
tersebut.14
Instrumen Penelitian
Skala makna hidup ini telah
Meaning in Life Questionnaire (MLQ)
tervalidasi dengan baik ke dalam
versi Indonesia
bahasa Indonesia oleh peneliti
Instrumen yang digunakan
sebelumnya dimana hasil uji validitas
untuk menilai makna hidup dalam
pada sepuluh item didapatkan valid
penelitian ini adalah : Meaning in Life
(p<0.05, r= 0,63-0,77) dan hasil uji
Questionnaire (MLQ) dari Steger et al,
reliabilitas Cronbach Alpha
(2006) versi Indonesia. Kuesioner
didapatkan nilai dimensi presence of
terdiri dari 10 item pernyataan yang
meaning in life 0,82 dan nilai dimensi
terdiri dari dua subskala yaitu
search for meaning in life 0,87 (alat
kondisi makna hidup saat ini
ukur dikatakan reliabel apabila nilai
(Presence of Meaning/POM) dan
Cronbach Alpha lebih besar dari
pencarian makna hidup (Search for
0,70).13,15,16
Meaning/SFM).12 Instrumen ini
Peringkat ini menghasilkan
memiliki skala likert yang dimulai
skor 10-40. Adapun kategori variabel
dari nilai 1-4 dengan total nilai yang
kebermaknaan hidup dapat dilihat
akan dihasilkan berkisar dari 10-40.
pada tabel 1.13
Skor yang dihasilkan menggambar-
kan kemampuan subjek dalam

Tabel 1. Kategori Variabel Kebermaknaan Hidup


Variabel Kategori Skor
Tinggi 36 – 40
Makna Hidup Sedang 28 – 35
Rendah 10 – 27

Kelebihan instrumen MLQ


dibandingkan instrumen lain yang

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 29


[VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018] ISSN : 2460-9684

sejenis, adalah telah terbukti akurat versi 24. Analisis yang dilakukan
mengukur makna hidup pada subjek adalah analisis univariat, bivariat,
depresi.15 dan multivariat terhadap variabel-
Geriatric Depression Scale-15 (GDS- variabel penelitian yang telah
15) versi Indonesia ditetapkan.
Geriatric Depression Scale Analisis univariat dilakukan
(GDS) merupakan skala penilaian dengan cara variabel-variabel yang
depresi pada lanjut usia yang ada dalam penelitian ini disusun
diciptakan oleh Yesavage & Brink secara deskriptif melalui tabel
(1983) dalam Bahasa Inggris. Dalam frekuensi. Analisis bivariat dilakukan
penelitian yang dilakukan oleh Jeon untuk mengetahui korelasi
et al (2014) tentang validitas kebermaknaan hidup dengan depresi.
kuesioner Geriatric Depression Scale Data kebermaknaan hidup berupa
didapatkan hasil kuesioner GDS skala kategorik nominal dan skor
memiliki tingkat sensitifitas 92% dan depresi berupa skala kategorik
spesifisitas 89%. Geriatric Depression nominal yang akan dianalisis dengan
Scale-15 (GDS-15) memiliki format uji chi-square, bila nilai yang
yang sederhana, dengan pertanyaan- diharapkan < 5 akan digunakan uji
pertanyaan dan respon yang mudah Mantel Haenszel. Dan untuk
dibaca. GDS-15 telah divalidasi pada mengetahui kekuatan korelasi
berbagai populasi lanjut usia kebermaknaan hidup dan depresi
termasuk di Indonesia. pada lansia akan dianalisis dengan
uji koefisien korelasi phi.17 Analisis
Prosedur Pengambilan dan
multivariat dilakukan untuk
Pengumpulan Data
mengetahui faktor yang paling
Data primer diperoleh
berpengaruh terhadap variabel
berdasarkan pengisian kuesioner
depresi, dengan menggunakan
isian data dasar yang berisi data
analisis multivariat regresi logistik.18
demografik, karakteristik subjek
penelitian, serta berdasarkan pengisi- Etika Penelitian
an instrumen Meaning in Life Penelitian ini dilaksanakan
Questionnare (MLQ) versi Indonesia dengan mengajukan ethical clearance
dan Geriatric Depression Scale-15 ke Komite Etik Penelitian Kedokteran
(GDS-15I) versi Indonesia terhadap dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
lansia yang ada di posyandu lansia Universitas Gadjah Mada (Medical
padukuhan Soropadan, Sleman, and Health Research Ethics Committee
Yogyakarta. Prosedur pengambilan (MHREC) Faculty of Medicine
data dilakukan dengan cara: setiap Universitas Gadjah Mada). Informed
lansia yang ditemui, dimintai consent dilakukan pada penelitian ini
kesediaanya mengikuti penelitian. bertujuan untuk memberikan
Apabila mereka setuju, dilanjutkan informasi kepada subjek penelitian
dengan proses pengambilan data serta meminta persetuju-an untuk
primer sampai dengan selesai. Data ikut serta dalam penelitian ini.
sekunder diperoleh dari kepustaka-
HASIL DAN PEMBAHASAN
an, ketua dan kader posyandu lansia
padukuhan Soropadan, Sleman, Deskripsi Subjek Penelitian
Yogyakarta. Penelitian dilakukan di
Posyandu Lansia Padukuhan
Cara Analisis Data
Soropadan, Sleman, Yogyakarta pada
Pada penelitian ini data yang
bulan Juni 2017. Data-data
diperoleh akan dianalisis dengan
penelitian disajikan dalam bentuk
menggunakan program Statistical
tabel dan narasi. Pada penelitian ini
Package for Social Science (SPSS) IBM

30 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018]

diambil sampel sebanyak 105 subjek. Tabel 2. Jenis kelamin subyek


Total subjek penelitian adalah 103 penelitian terdiri dari laki-laki 33
orang, sedang 2 subjek lainnya orang (32%) dan perempuan 70 orang
masuk kriteria eksklusi dengan (68%). Subjek penelitian yang berusia
alasan yaitu: 1 orang dengan 60-70 tahun sebanyak 98 orang
retardasi mental dan 1 orang tidak (95%) dan di atas 70 tahun sebanyak
mengisi kuesioner dengan lengkap 5 orang (5%).
Gambaran karakteristik
subjek penelitian dapat dilihat pada

Tabel 2. Frekuensi Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian


Variabel N %
Perempuan 70 68
Jenis Kelamin
Laki-laki 33 32
> 70 tahun 5 5
Umur
60-70 tahun 98 95
Tidak menikah 26 25
Pernikahan
Menikah 77 75
Tidak Bekerja 49 48
Pekerjaan
Bekerja 54 52
Rendah 30 29
Tingkat Pendidikan
Tinggi 73 71
Depresi 30 29
Depresi
Tidak Depresi 73 71
Rendah 6 6
Tingkat Kebermaknaan Hidup
Tinggi 97 94

Status pernikahan subjek hidupnya rendah dan 97 orang (94%)


penelitian 77 orang (75%) menikah tingkat kebermaknaan hidupnya
sedangkan 26 orang (25%) tidak tinggi.
menikah, janda atau duda. Subjek
Analisis Bivariat Korelasi antara
penelitian sebagian besar
Tingkat Kebermaknaan Hidup
berpendidikan tinggi sebanyak 73
dengan Depresi
orang (71%) dan yang berpendidikan
Dari data yang terkumpul,
rendah 30 orang (29%). Depresi
kemudian dilakukan analisa bivariat
ditemukan pada 30 orang (29%)
dengan menggunakan uji Mantel
subjek penelitian, dimana paling
Haenszel dan Korelasi Phi antara
banyak pada wanita sebanyak 18
tingkat kebermaknaan hidup dengan
orang (17%) dan laki-laki 12 orang
dengan depresi. Hasil uji Bivariat
(12%). Sebanyak 6 orang (6%) subjek
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.
penelitian tingkat kebermaknaan

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 31


[VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018] ISSN : 2460-9684

Tabel 3. Analisis Bivariat antara variabel Tingkat Kebermaknaan Hidup dengan


Depresi pada Subjek Penelitian.
Depresi Ya Tidak ∑
Ke-
bermakna- f % f % f %
an Hidup
Rendah 5 5 1 1 6 6
Tinggi 25 24 72 70 97 94
∑ 30 29 73 71 103 100
Keterangan: X MH = 8,98
2 df= 1 p = 0,007 Φ(r) = -0,33

Dari semua subjek penelitian kekuatan korelasinya cukup antara


yang menderita depresi, sebanyak 5 tingkat kebermaknaan hidup dengan
orang (5%) tingkat kebermaknaan depresi, dimana arah korelasi bersifat
hidup rendah dan 25 orang (24%) negatif, artinya semakin tinggi
tingkat kebermaknaan hidup tinggi. tingkat kebermaknaan hidup maka
Sedangkan dari semua subjek semakin tidak ditemukan adanya
penelitian yang tidak depresi, yang depresi.
tingkat kebermaknaan hidup rendah
Analisis Bivariat antara Variabel
ada 1 orang (1%) dan 72 orang (70%)
Lain dengan Depresi
tingkat kebermaknaan hidup tinggi.
Analisis Bivariat antara
Dari hasil analisis nilai p sebesar
variabel lain dengan depresi pada
0,007 (X2MH,=8,98; p<0,05, df=1),
lansia di Posyandu Lansia
yang artinya secara statistik terdapat
Padukuhan Soropadan, Sleman,
korelasi yang bermakna antara
Yogyakarta, pada bulan Juni 2017
tingkat kebermaknaan hidup dengan
dapat di lihat pada Tabel 4.
depresi. Nilai koefisien korelasi phi
didapatkan r=-0,3, yang artinya

Tabel 4. Analisis Bivariat antara Variabel Pengganggu dengan Depresi


Depresi (GDS-15)
Variabel Ya Tidak X2MH df p Φ(r)
f % f %
60 – 70 28 27 70 68
Umur 0,3 1 0,583 0,05
>70 2 2 3 3
Jenis laki-laki 12 13 21 20
1,2 1 0,267 0,11
Kelamin perempuan 18 17 52 50
menikah 24 23 53 51
Status
tidak 0,6 1 0,432 0,07
perkawinan 6 7 20 19
menikah
bekerja 14 14 40 38
Pekerjaan tidak 0,5 1 0,453 0,07
16 16 33 32
bekerja
rendah 12 12 18 17
Pendidikan 2,4 1 0,119 0,15
tinggi 18 18 55 53
Sumber: Data primer penelitian

Variabel umur, jenis kelamin, kejadian depresi pada subyek


status perkawinan, pekerjaan dan penelitian (p<0,05) yaitu berturut-
pendidikan menunjukkan tidak ada turut p=0,583, p=0,267, p=0,43,
hubungan yang bermakna dengan p=0,453 dan p=0,119.

32 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018]

Analisis Multivariat dengan Uji Selalu mencari sesuatu yang dapat


Regresi Logistik dan Multipel membuat hidup menjadi lebih baik
Regresi sebanyak 11%. (4) Mencari sesuatu
Berdasarkan hasil Analisis yang dapat membuat hidup berarti
Bivariat antara variabel pengganggu sebanyak 10%. (5) Memahami arti
terhadap depresi didapatkan tidak hidup sebanyak 10%. (6) Selalu
ada satupun yang mempunyai nilai berusaha menemukan tujuan hidup
p<0,25 (syarat analisis Multivariat, sebanyak 10%. (7) Tidak memiliki
maka analisis Multivariat dengan Uji tujuan hidup yang jelas sebanyak
Regresi Logistik tidak dapat 9%. (8) Menemukan tujuan hidup
dilakukan oleh karena tidak yang dapat membuat puas sebanyak
memenuhi persyaratan untuk 9%. (9) Mencari arti dalam hidup
analisis Multivariat.19 sebanyak 9%. (10) Mencari tujuan
hidup sebanyak 8%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil instrumen
Subjek penelitian ini di
Kebermaknaan Hidup ditemukan
dominasi oleh perempuan sebanyak
aitem pencapaian dalam ke-
70 orang (68%), sisanya oleh laki-laki
bermaknaan hidup lebih tinggi
sebanyak 33 orang (32%). Dari
dibandingkan dengan aitem
keseluruhan subjek penelitian
pencarian dalam makna hidup.
didapatkan yang depresi sebanyak
Pada penelitian dari 78 subjek
30 orang dimana yang terbanyak
penelitian didapatkan depresi
mengalami depresi yaitu subjek
sebanyak 21 orang (27%) dengan
penelitian perempuan berjumlah 18
jumlah terbanyak pada subjek
orang (17%) dan laki-laki 12 orang
perempuan sebesar 15 orang dan
(12%). Sepuluh urutan keadaan–
laki-laki 6 orang.20 Beberapa
keadaan yang dirasakan oleh subjek
penelitian menunjukkan bahwa
penelitian berdasarkan instrumen
prevalensi depresi mayor sekitar 2-
GDS-15 dari yang terbanyak sampai
5% pada populasi umum.21
yang sedikit yaitu : (1) Merasa tidak
Perempuan lebih sering mengalami
berdaya sebanyak 11%. (2) Masalah
depresi dua kali dibandingkan laki-
daya ingat sebanyak 10%. (3) Merasa
laki.22 Pada penelitian ini didapatkan
bosan sebanyak 9%. (4) Takut
hasil yang berbeda dimana
sesuatu yang buruk akan terjadi
perbandingan yang mengalami
sebanyak 9%. (5) Lebih senang
depresi antara perempuan dan laki-
dirumah dari pada keluar
laki didapatkan 18:12.
mengerjakan hal yang baru sebanyak
Pada penelitian ini subjek
8%. (6) Meninggalkan banyak
penelitian didominasi lansia yang
kegiatan dan minat sebanyak 8%. (7)
berusia 60-70 tahun sebanyak 98
Menganggap orang lain lebih baik
orang (95%), sementara sisanya usia
keadaannya sebanyak 7%. (8) Merasa
> 70 tahun sebanyak 5 orang (5%).
tidak berharga sebanyak 6%. (9)
Hal ini menurut Ketua Posyandu
Merasa kehidupan kosong sebanyak
Lansia Padukuhan Soropadan,
6%. (10) Hidup tidak menyenangkan
Sleman, Yogyakarta dikarenakan
sebanyak 6%.
lansia dengan usia > 70 tahun sudah
Berdasarkan instrumen MLQ
tidak kuat untuk datang ke
ditemukan 10 urutan jawaban dari
posyandu. Subjek penelitian yang
yang terbanyak dan terendah yaitu:
berusia 60–70 tahun mengalami
(1) Mempunyai perasaan yang baik
depresi sebanyak 28 orang (27%) dan
untuk membuat hidup berarti
yang berusia > 70 tahun sebanyak 2
sebanyak 12%. (2) Memiliki tujuan
orang (2%).
hidup yang jelas sebanyak 12%. (3)

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 33


[VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018] ISSN : 2460-9684

Subjek penelitian yang merupakan faktor resiko terjadinya


bekerja terdapat 54 orang (52%) dan depresi pada lansia.26
tidak bekerja 49 orang (48%). Pada Data pada tabel 4
subjek penelitian yang bekerja menunjukkan bahwa lansia sebagian
ditemukan 14 orang (14%) besar dengan tingkat pendidikan
mengalami depresi dan yang tidak tinggi mengalami depresi sebanyak
bekerja ditemukan 16 orang (16%) 18 orang (18%) dan yang
mengalami depresi. Hasil uji bivariat berpendidikan rendah mengalami
didapatkan tidak ada hubungan yang depresi sebanyak 12 orang (12%).
signifikan antara pekerjaan dan Berdasarkan analisis bivariat
depresi, hal ini berbeda dengan yang didapatkan hubungan yang tidak
penelitian yang dilakukan oleh Wong signifikan antara pendidikan dengan
& Almeida, (2013) bahwa status depresi, hal ini sesuai dengan hasil
pekerjaan berhubungan depresi. penelitian yang mengatakan bahwa
Dimana lansia yang masih bekerja pola pendidikan dari golongan lanjut
memiliki resiko terhadap depresi usia di Indonesia yang umumnya
karena waktu mereka lebih banyak sekitar 71,2% belum mengenal
dihabiskan untuk bekerja diluar pendidikan formal, sehingga lansia
rumah setiap harinya sehingga waktu sudah bisa menyesuaikan diri sejak
bagi lansia untuk berpartisipasi di dahulu dengan tingkat pendidikan-
dalam kegiatan sosial, berkumpul nya sehingga tidak mempengaruhi
dengan keluarga dan rekreasipun keadaan mood, perasaan dan
menjadi ber-kurang.23 harapan hidupnya.25
Subjek penelitian yang Hal ini berbeda dengan
menikah pada penelitian ini yang penelitian yang dilakukan oleh
mengalami depresi sebanyak 24 Lièvre, Alley & Crimmins, (2008)
orang (23%) sedangkan yang tidak pendidikan yang rendah berkaitan
menikah (janda/ duda) mengalami dengan depresi terutama pada usia
depresi sebanyak 6 orang (7%). Hasil lanjut, hal ini karena orang-orang
analisis bivariat didapatkan dengan pendidikan yang lebih rendah
hubungan yang tidak signifikan akan mencapai usia tua dengan
dengan depresi, hal ini berbeda penurunan kognitif dan kesehatan
dengan menurut Kaplan & Sadock’s, fisik yang buruk. Proporsi gangguan
(2007) salah satu faktor yang dapat depresi pada usia 70 tahun atau lebih
menyebabkan terjadinya depresi tua dengan tingkat pendidikan yang
adalah status perkawinan dimana rendah adalah 11,5% sedangkan
orang yang tidak memiliki pasangan mereka yang berpendidikan tinggi
terutama perempuan atau berstatus hanya 3,5%. Hasil penelitian ini
janda lebih rentan terhadap depresi, berbeda karena pada jurnal
sehingga seseorang yang kehilangan dijelaskan bahwa lansia dengan
pasangan hidupnya maka berkurang tingkat pendidikan yang rendah akan
pula dukungan keluarga terhadap- mempengaruhi fungsi kognitif,
nya.24 Dimana dukungan keluarga kesehatan fisik dan kualitas
sangat penting bagi lansia karena hidupnya.25
kurangnya dukungan keluarga dapat Pada penelitian ini didapat-
mencetuskan depresi, seperti kan subjek penelitian yang mem-
perasaan ditelantarkan atau tidak punyai tingkat kebermaknaan hidup
mendapat perhatian yang memadai yang tinggi sebanyak 97 orang (94%)
dari keluarga.25 Menurut Gao et al., dan yang kebermaknaan hidupnya
(2010) seseorang yang memiliki rendah sebanyak 6 orang (6%). Dari
status perkawinan duda atau janda 97 orang subjek penelitian yang
beresiko hidup sendiri dan mempunyai tingkat kebermaknaan

34 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018]

tinggi didapatkan yang mengalami mementingkan diri sendiri, tanpa


depresi sebanyak 25 orang (24%) dan memiliki komitmen nyata untuk
yang tidak depresi sebanyak 72 orang pengembangan pribadi, inter-
(70%). Dari 6 subjek penelitian yang personal, atau masyarakat. Memiliki
mempunyai tingkat kebermaknaan makna hidup berarti dapat
hidup yang rendah sebanyak 5 orang meningkatkan semangat hidup dan
(5%) mengalami depresi dan 1 orang meletakkan dasar untuk kesejahtera-
tidak mengalami depresi (1%). an. Kehilangan makna hidup dapat
Tingginya tingkat kebermaknaan menurunkan semangat untuk hidup,
hidup dan rendahnya depresi pada yang pada gilirannya dapat me-
lansia di Posyandu Lansia nyebabkan perasaan kekosongan dan
Padukuhan Soropadan, Sleman, depresi, dan dalam kasus terburuk,
Yogyakarta hal ini sesuai dengan hingga bunuh diri.27
keterangan Ketua Posyandu Lansia
Keterbatasan Penelitian
dan para kader didapatkan bahwa
Terdapat beberapa variabel
para lansia yang ada di Padukuhan
yang tidak diukur dalam penelitian
Soropadan hidup rukun dan damai,
ini seperti fungsi kognitif, gangguan
belum pernah muncul konflik di
jiwa sebelumnya, faktor penyakit
antara para lansia.
kronis dan faktor-faktor yang
Terdapat korelasi terbalik
berhubungan dengan depresi serta
antara kebermakanaan hidup dengan
variabel lain yang belum tercakup
depresi pada lansia artinya semakin
dalam tinjauan pustaka.
tinggi tingkat kebermakna-an hidup
pada lansia maka semakin tidak KESIMPULAN
ditemukan adanya depresi. Hasil Terdapat korelasi yang ber-
penelitian ini tidak jauh berbeda makna antara tingkat keber-
dengan penelitian lainnya yaitu: maknaan hidup dengan depresi pada
penelitian pada populasi lansia di lansia di Posyandu Lansia
kota dan pedesaan Swedia bagian Padukuhan Soropadan, Sleman,
Utara yang menyebutkan 40 subjek Yogyakarta.
penelitian (21,2%) dari total 189 yang
depresi memiliki skor kebermaknaan
hidup yang rendah (p= 0,014).20 Pada DAFTAR PUSTAKA
penelitian didapatkan adanya 1. Infodatin Pusat Data dan
hubungan yang signifikan antara Informasi Kementerian Kesehat-
depresi dengan penurunan tingkat an RI. Situasi Lanjut Usia (Lansia)
kebermaknaan hidup pada penelitian di Indonesia. Report. 2016;8.
cross-sectional tetapi pada penelitian 2. CIA World Factbook. Sepuluh
prospektif, tidak ada perbedaan yang Negara dengan Jumlah Penduduk
bermakna antara yang depresi dan Terbanyak di Dunia. https://
tidak depresi dengan tingkat www.cia.gov/library/publication
kebermaknaan hidup.20 s/the-world-factbook/geos/id.
Lansia yang memiliki makna html. 2016.
hidup dapat melihat tujuan yang 3. United Nations. World Population
lebih besar dan saling keterkaitan Ageing 2013. http://www.
dalam kehidupan, merasa lebih un.org/en/development/desa/po
memegang kendali dalam mengarah- pulation/publications/pdf/agein
kan hidupnya, serta menunjukkan g/WorldPopulationAgeing2013.p
keinginan kuat untuk mendapatkan df. 2013.
kehidupan yang lebih baik.27 Mereka 4. Sumarni. Pengaruh permainan
tidak mudah mengalami depresi humor, kearifan budaya local, dan
dibandingkan dengan individu yang

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 35


[VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018] ISSN : 2460-9684

dukungan spiritual terhadap 14. Nauli FA. Pengaruh Logoterapi


depresi pada lanjut usia di Lansia dan Psikoedukasi
Hunian Sementara Gondang dan Keluarga Terhadap Depresi dan
Kuwang Kabupaten Sleman. Kemampuan Memaknai Hidup
Transcult Psychiatry J (Belum di Pada Lansia di Kelurahan
Publ. 2012; Katulampa Bogor Timur. Fak Ilmu
5. World Federation for Mental Keperawatan Progr Magister Ilmu
Health. Depression: A Global Keperawatan, Univ Indones.
Crisis. World Fedaration Ment 2011;
Heal. 2012;1–32. 15. Sarfika R. Pengaruh Terapi
6. Marchira CR, Wirasto RT, Kognitif dan Logoterapi Terhadap
Sumarni. Pengaruh Faktor-Faktor Depresi, Ansietas, Kemampuan
Psikososial Dan Insomnia Mengubah Pikiran Negatif, dan
Terhadap Depresi Pada Lansia Di Kemampuan Memaknai Hidup
Kota Yogyakarta. Ber Kedokt Klien Diabetes Melitus di RSUP
Masy. 2007;23(1):1–5. Dr.M.Djamil Padang [Internet].
7. Kementerian Kesehatan RI. Universitas Indonesia; 2012.
Kesehatan Dalam Kerangka Available from: lib.ui.ac.id/
Sustainable Development Goals file?file=digital/20351536-PR-
(SDGs). 2015; Ade Lisna.pd
8. Bastaman. Logoterapi : psikologi 16. Saliyo. Intensitas Zikir,
untuk menemukan makna hidup Religiusitas, Makna hidup dengan
dan meraih hidup bermakna. Raja Subjective Well Being Santri
Grafindo Persada; 2007. Spiritual Tarekat Naqsabandiyah
9. Kállay É. The investigation of the Kholidiyah. Disertasi,progr Dr
relationship between the meaning Psikol Fak Psikol Univ Gadjah
attributed to life and work, Mada. 2015;
depression, and subjective and 17. Purnomo S. Koefisien Korelasi
psychological well-being in Cramer dan Koefisien Korelasi Phi
Transylvanian Hungarian young Serta Penerapannya. Universitas
adults. Cogn Brain, Behav. Negeri Yogyakarta; 2014.
2015;19(1):17–33. 18. Dahlan S. Penelitian Diagnostik.
10. Sharer N. Examining Social Jakarta: Salemba Medika; 2009.
Anxiety and Depression Among 19. Dahlan MS. Statistik Untuk
Excessive Online Gamers. 2012; Kedokteran dan Kesehatan.
11. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar- Jakarta: Salemba Medika; 2011.
dasar Metodologi Penelitian Klinis. 20. Hedberg P, Gustafson Y, Aléx L,
3rd ed. Sagung Seto; 2010. Brulin C. Depression in relation to
12. Steger MF, Frazier P, Oishi S, purpose in life among a very old
Kaler M. The Meaning in Life population: A five-year follow-up
Questionnaire: Assessing the study. Aging Ment Health.
presence of and search for 2010;14(6):757–63.
meaning in life. J Couns Psychol. 21. Dunn N, Inskip H, Kendrick T,
2006;53:80–93. Oestmann A, Barnett J, Godfrey
13. Alim S. Pengaruh Religiusitas K, et al. Does perceived financial
Terhadap Kebermaknaan Hidup strain predict depression among
Narapidana di Lembaga young women? Longitudinal
Permasyarakatan Wanita Kelas II findings from the Southampton
A Malang. Skripsi. Universitas women’s survey. Ment Health
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Fam Med. 2008;5(1):15–21.
Ibrahim, Malang; 2012. 22. Kessler RC, Berglund P, Demler
O, Jin R, Merikangas KR, Walters

36 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 01 – Mei 2018]

EE. Lifetime Prevalence and Age- Philadelphia: Lippincott Williams


of-Onset Distributions of. Arch Gen & Wilkins; 2007.
Psychiatry [Internet]. 25. Kurniasari ND. Faktor - Faktor
2005;62(June):593–602. Yang Berhubungan Dengan
Available from: http://archpsyc. Depresi Pada Lansia di Dusun
jamanetwork.com/article.aspx?d Kalimanjung Ambarketawang
oi=10.1001/archpsyc.62.6.593 Gamping Sleman Yogyakarta.
23. Wong JD, Almeida DM. The 2014;
effects of employment status and 26. Gao S, Jin Y, Unverzagt FW, Liang
daily stressors on time spent on C, Hall KS, Ma F, et al. Correlates
daily household chores in middle- of depressive symptoms in rural
aged and older adults. elderly Chinese.
Gerontologist. 2013;53(1):81–91. 2010;24(12):1358–66.
24. Kaplan & Sadock’s. Synopsis of 27. Suprapto HUH. Konseling
Psychiatry Behavioral Sciences/ logoterapi untuk meningkatkan
Clinical Psychiatry. 10th ed. kebermaknaan hidup lansia.
2013;I(2):190–8.

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 37

Anda mungkin juga menyukai