Anda di halaman 1dari 2

Diam

Seprianti

Ku lihat langit yang tak pernah bersuara

Ku sentuh tembok yang tak bergema

Ingin ku bertanya dalam hati

Melepaskan fikiran yang terbelenggu

Mengapa.. mengapa..

Haruskah suara itu dari yang lain

Haruskah gema itu dari yang lain

Langit bersuara karena adanya hujan

Gema ada karena bunyi yang beriringan

Mengapa.. mengapa..

Kau suruh kami diam

Kau suruh kami menutup mata

Tapi yang lain tidak lah bungkam

Mereka akan tetap merajalela

Menulusuri setiap lorong kebohongan

Yang coba kau tutupi dengan dedaunan kata-kata

Tunggulah.. tunggulah saatnya..

Mungkin bukan aku

Mungkin bukan suara ku

Mungkin bukan tulisan ku

Akan ada masanya, seseorang, suatu suara dan sebuah tulisan

Yang akan menggantikan aku, menggantikan kami

Menuju secercah kejujuran


Menuju pohon kebenaran yang tumbuh di tengah ladang opini sampah yang kau ciptakan

Anda mungkin juga menyukai