A. Teori Kepemimpinan
1. Teori bakat (Trait Theory)
Teori bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa
sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang
membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis dan Huston, 1998). Teori ini
disebut juga sebagai Great Man Theory.
Theory perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang
manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari perilaku
otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke fokus pegawai. Menurut Vestal
(1994), teri perilaku ini dinamakan sebagai gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu
organisasi
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang melaksanakan
tugasnya dengan mengombinasi antara faktor bawaan, perilaku, dan situasi. Tannenbaum dan
Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya kepemimpinan otoriter dan
demokratis diperlukan oleh manajer. Unsur utama manajer adalah kemampuan manajer dan
penghargaan kepada kelompok, bergantung pada situasi suatu organisasi. Fielder (1967)
menegaskan bahwa gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah ideal dengan situasi.
Mouton dan Blake (1964) mengembangkan suatu bagan bahwa manjer mengendalikan
tentang produktivitas, tugas, orang, dan hubungannya.
Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam suatu pengelolaan, yaitu
manajer/ pemimpin, staf dan atsan, pekerjaan, serta lingkungan. Dia menekankan dalam
melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus mengontegritaskan keempat unsur
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori kontemporer tersebut juga perlu didukung
oleh teori motivasi, interaksi, dan teori transformasi.
5. Teori motivasi
6. Teori Z
Teori ini di kemukkakan oleh Quchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan Teori Y dari
McGregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis. Komponen Teori Z
meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya,
menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistik
terhadap staf. Teri ini lebih menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas produksi,
sehingga di Amerika teori ini masih banyak yang diperdebatkan.
7. Teori Interaktif
Schein (1970 menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem
terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis. Asumsi
teori ini sebagai berikut:
a. Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai motivasi yang
bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan
d. penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus diselesaikan,
kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi
e. Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi
Hollander (1978) mendukung teori tersebut. Ia menekankan bahwa antara peran pemimpin
dan staf dipengaruhi oleh peran yang lainnya. Dia menekankan bahwa pemimpin adalah
sebagai proses dua arah yang dinamis. Dia menekankan tiga dasar komponen yang terlibat
dalam peubahan pemimpin, yaitu:
3. lingkungan/ situasi di mana pemimpin dan staf berfungsi, termasuk norma kelompok baik
formal maupun informal, ukuran, kekuatan, dan ciri-ciri yang lainnya.
B. GAYA KEPEMIMPINAN