Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ESKATOLOGI DENGAN BERBAGAI BENTUKNYA

(Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Kalam

Dosen Pembimbing:
Dr. H. M. Hasyim Syamhudi, M. Si

Disusun Oleh kelompok 9 :


Qurrotul Aini (1911000009)

UNIVERSITAS NURUL JADID


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
PAITON PROBOLINGGO
2019-2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah ilmu kalam dengan judul
”ESKATOLOGI DENGAN BERBAGAI BENTUKNYA”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah ilmu kalam kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Probolinggo, 14 APRIL 2020

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
C. Tujuan masalah ...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 6

A. Pandangan millenianisme......................................................................................6
1. Amillenianisme..........................................................................................
2. Postmillenialisme.......................................................................................
3. Premillenialisme historis dan premillennialisme dispensasional..............
B. Pemilihan pandangan premillenianisme historis...................................................11
1. Kerajaan seribu tahun......................................................................................
2. Dua kebangkitan..............................................................................................
3. Tribulasional....................................................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 15

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................15


BAB I
JENIS-JENIS PANDANGAN ESKATOLOGI

A. Pandangan Millenialisme
Ada empat pandangan tentang kerajaan seribu tahun (Milenium) dalam hubungannya dengan
kedatangan Yesus yang kedua kalinya yaitu pandangan Amillenialisme, Postmillenialisme,
Premillenialisme Historis dan Premillenialisme-Dispensasional.1
1. Amillenialisme
Awalan ‘A’ berarti ‘tidak’ / ‘no’. Jadi kata Amillennialisme berarti pandangan yang mengatakan
bahwa tidak akan ada Kerajaan Allah yang bersifat politikal, atau Kerajaan seribu tahun secara literal
dibumi karena diartikan simbolis. Walaupun mereka percaya tentang kedatangan Kristus yang kedua
kali, namun mereka menolak pandangan pemerintahan Kristus di bumi selama 1000 tahun secara
literal.2 Tokoh- tokoh yang mempertahankan pandangan ini diantaranya ialah: Louis Berkhof,
Anthony A. Hoekema, William Hendrickson, James A. Hughes, dan B. B. Warfield.
2. Postmillenialisme
Awalan ‘post’ berarti ‘setelah’/ ‘after’. Jadi Postmillennialisme adalah pandangan yang percaya
bahwa Kristus akan datang setelah Kerajaan seribu tahun. Mereka percaya ada Kerajaan seribu tahun
di bumi, namun bukan Kerajaan yang di bawah pemerintahan Kristus, karena Kristus baru akan
datang setelah akhir dari masa Kerajaan ini. Mereka percaya bahwa dunia akan memasuki masa
damai, aman, sejahtera dan semua keadaan ini gerejalah yang harus menciptakannya.3 Pandangan ini
berdasarkan keyakinan bahwa pekabaran Injil akan begitu berhasil sehingga seluruh bumi akan
bertobat. Lalu, pada saat pemberitaan Injil mencapai puncak keberhasilannya Kristus akan datang
kembali. Mereka percaya bahwa dunia akan dikristenkan sebelum kedatangan Tuhan Yesus.4
3. Premillenialisme Historis dan Premillennialisme Dispensasional
Awalan ‘pre’ berarti ‘sebelum’/’before’. Jadi Premillennialisme adalah pandangan yang
mengatakan bahwa Kristus akan datang dan mendirikan Kerajaan yang penuh damai dan kebenaran di
bumi selama seribu tahun secara literal (Why. 20:1-7).5

1
Robert G. Clouse ed., The Meaning the Millennium:Four Views (Illinois:InterVarsity Press, 1977)
2
Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme (Tangerang: STTI PHILADELPHIA, 2004), 64
diakses tanggal 12 Maret 2011; tersedia di www.philadelphiainternational.com/modul%20dispensasionalisme.pdf
3
Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme, 65
4
Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume Tiga (Malang: Gandum Mas, 2004), 538.
5
Millard J. Erickson, Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi,114.
Premillennial Dispensasional bahwa kedatangan Kristus kedua kalinya terdiri atas dua peristiwa yang
terpisah selama kurang lebih tujuh tahun. Peristiwa pertama adalah parousia, yaitu ketika Kristus datang
di awan-awan untuk menjemput orang kudus-Nya (Mat. 24:30-31). Bersama-sama dengan mereka akan
diangkat (rapture) di udara, merayakan perkawinan anak Domba dan selama-lamanya akan bersama
dengan Tuhan. Pada akhir masa tujuh tahun ini, pewahyuan akan segera mengikutinya, yaitu kedatangan
Tuhan ke bumi memerintah selama seribu tahun.6

Premillenialisme historis adalah doktrin yang menyatakan Kedatangan Kritus Kedua kalinya, Yesus akan
memerintah selama seribu tahun di bumi sebelum penyempurnaan tujuan penebusan Allah dalam langit baru
dan bumi baru di zaman yang akan datang.7 Pandangan ini percaya kepada “ pengharapan kita yang penuh
bahagia” (Titus 2:13), yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kita yang terjadi sebelum kerajaan
seribu tahun dan Ia sendiri yang akan datang. Hal itu akan terjadi pada saat kapan saja, dalam waktu yang tidak
lama lagi. 8
Pandangan ini menekankan adanya dua kali kebangkitan orang mati, yaitu pada awal dan akhir
kerajaan seribu tahun (Millenium). Dasar pandangan ini adalah Wahyu 20 tentang seribu tahun yang
ditafsirkan secara harafiah. Ketika Kerajaan seribu tahun dimulai, orang Kristen yang bersaksi dan
menjadi ‘martir’, adalah pertama-tama dibangkitkan, setelah seribu tahun ini berakhir, terjadi

kebangkitan yang kedua, orang yang fasik yang tidak beriman akan menerima penghukuman (Wahyu
20:5, 11-15)9

6
Louis Berkhof, Teologi Sistematika Volume 6: Doktrin Akhir Jaman (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,1997), 98-
99.
7
George Eldon Ladd, “Premillenialisme Historis” dalam The Meaning the Millennium:Four Views, 17.
8
J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Kalam Hidup, 1980), 321; dikutip dari V. Raymond Edman, The Perspectives
of Premillennialism
9
Peter Wongso, Hermeneutika Eskatologi (Metode penafsiran Ajaran Akhir Jaman), 161
BAB II

PEMILIHAN PANDANGAN PREMILLENIALISME HISTORIS

A. Kerajaan Seribu Tahun

Ciri pertama yang penting dari premillenialisme adalah pemerintahan Kristus di bumi yang terbentuk oleh
kedatangan-Nya yang kedua. Premillenialisme menyatakan bahwa akan ada satu periode waktu diman
kehendak Allah dilakukan di bumi, periode di mana pemerintahan Kristus menjadi kenyataan di antara
manusia. Pemerintahan ini berarti bahwa akan terjadi perdamaian, kebenaran dan keadilan sepenuhnya di
antara manusia. Beberapa penganut ini menyatakan periode ini secara harfiah tepat seribu tahun
panjangnya.10

Pandangan ini didasarkan pada penafsiran Wahyu 20:1-6, tentang adanya pemerintahan Kristus selama
seribu tahun. Lain halnya pandangan postmillenialisme adalah pandangan yang percaya bahwa Kristus
akan datang setelah Kerajaan seribu tahun. Mereka percaya ada Kerajaan seribu tahun di bumi, namun
bukan Kerajaan yang di bawah pemerintahan Kristus, karena Kristus baru akan datang setelah akhir dari
masa Kerajaan ini. Mereka percaya bahwa dunia akan memasuki masa damai, aman, sejahtera dan semua
keadaan ini gerejalah yang harus menciptakannya.11 Pandangan ini berdasarkan keyakinan bahwa
pekabaran Injil akan begitu berhasil sehingga seluruh bumi akan bertobat. Lalu, pada saat pemberitaan Injil
mencapai puncak keberhasilannya Kristus akan datang kembali. Mereka percaya bahwa dunia akan
dikristenkan sebelum kedatangan Tuhan Yesus.12Lain pula dengan pandangan Amillennialisme dengan tegas
mengatakan bahwa tidak akan ada Kerajaan Allah yang bersifat politikal, atau Kerajaan seribu tahun secara
literal dibumi karena diartikan simbolis. Walaupun mereka percaya tentang kedatangan Kristus yang kedua
kali, namun mereka menolak pandangan pemerintahan Kristus di bumi selama seribu tahun secara literal.13

Pandangan saya untuk memilih pandangan premillenialisme ini karena menurut pandangan
postmillenialisme yang terlalu optimisme terhadap keadaan dunia yang akan semakin membaik namun
kenyataan yang kita hadapi dunia semakin hari semakin rusak. Millenium ini tidak akan diwujudkan
melalui teknik-te knik manusia atau perkembangan sosial, misalnya dengan Injil sosial seperti pandangan
postmilleanisme. Dalam kenyataan hal ini akan didahului oleh kemerosotan rohani dan sosial (bdg. Mat.
24:12).14 Setelah kedatangan Yesus kedua kali maka pemerintahan Kristus ini akan mencakup dimensi

10
Millard J. Erickson, Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi, 112-113.

11
Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme, 64.
12
Ibid. hal. 65
13
Erickson, Millard J., Teologi Kristen Volume Tiga. Malang: Gandum Mas, 2004, hal. 538
14
Ibid, hal. 113
politik, perdamaian yang menyeluruh di dunia. Dalam bahsa nubuat, padang akan ditempa menjadi mata
bajak dan tombak-tombak menjadi pisau pemangkas, dan bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang
terhadap bangsa (Yes. 2:4;Mikha 4:3). Hal ini merupakan keharmonisan yang sesungguhnya. Selain itu
juga akan ada keharmonisan antara makhluk ciptaan pada masa millennium (Yes. 11:8-9;65: 25).
Gambaran mengenai Yesus yang membuat danau menjadi teduh dengan cara menghardik angin (Mat. 8:
26) merupakan pengharapan tentang apa yang akan terjadi pada masa millennium.15

A. Pendapat saya berbeda dalam hal masa periode yang diartikan secara harfiah, yaitu seribu tahun.

Berdasarkan kata seribu tahun (chilioi:bahasa Yunani)16 dalam kitab Wahyu 20:1-6 tidak dapat
diartikan secara literal seperti juga halnya kitab nubuatan Daniel. Wahyu 20:4,6 mengatakan
bahwa orang Kristen akan bersama Kristus menjadi raja selama seribu tahun. Ini tidak berarti
Kristus baru mulai menjadi Raja ketika itu. Makna sebenarnya, Kristus sudah menjadi Raja secara
rohani dalam hati kita dimulai saat ini, tidak saja pada saat Ia mendirikan Kerajaan seribu tahun. 17
Saya sangat setuju bahwa setelah kedatangan Yesus yang kedua kali (parousias) ada pemerintahan
bersama Kristus, tetapi waktunya tidak secara literal. “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih,
yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu
tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”18

B. Dua Kebangkitan

Pandangan Premillenialisme berpendapat bahwa kebangkitan yang disebutkan dalam Wahyu 20:4-6 kedua-
duanya pada hakikatnya bersifat jasmani.19 Kedua kebangkitan dalam Wahyu 20:4-6 dapat dibedakan atas
dasar orang-orang yang terlibat di dalamnya dan bukan atas dasar hakikat mereka seperti pandangan
amillenialisme dan postmillenialisme.20 Pandangan amillenialisme mengatakan bahwa Kebangkitan yang
pertama bersifat rohani, sedangkan kebangkitan kedua mungkin bersifat jasmani atau rohani. 21 James
A.Hughes yang berpandangan sama mengemukakan kedua kebangkitan itu pada hakikatnya sama.
Kebangkitan yang pertama bersifat rohani, kenaikan jiwa ke surga. Kebangkitan kedua juga bersifat rohani,
tetapi hal ini bersifat hipotesis.22 Lain halnya lagi dengan pandangan postmillenialisme tentang penjelasan
Wahyu 20:1-6 tentang kebangkitan yang pertama merupakan masalah dilahirkan kembali dan
kebangkitan bersama Kristus (Efesus2:1-6;Roma 6:4-6). Ketika mereka bersaksi bagi Kristus di dunia ini,
mereka telah bersama Kristus menikmati kemenangan rajawi (Mat. 28:18-20; Luk. 24:49;Kis.1:8).
15
Ibid, hal. 126-127.
16
Strong, James,.Dictionaries of Hebrew and Greek Words diambil Strong's Exhaustive Concordance, 1890. s.v. chilioi. Penggunaan
kata ini terdapat juga dalam Why. 11:3;12:6;14:20; 20: 2-7; dan 2Pet. 3:8.
17
Wongso, Peter. Hermeneutika Eskatologi (Metode penafsiran Ajaran Akhir Jaman). hal.154
18
Alkitab. Alkitab Terjemahan Bahasa Indonesia. 2Petrus 3:8. Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.
19
Erickson, Millard J., Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi. 2000, hal. 121.
20
Ibid, hal. 114.
21
Ibid, hal. 93.
22
Ibid, hal. 102
Kebangkitan yang kedua menunjukkan kebangkitan jasmaniah. Ini bersifat universal, yakni semua orang
mati akan dibangkitkan. Orang benar dibangkitkan untuk beroleh pahala, namun orang fasik dibangkitkan
untuk dihakimi.23
Pandangan saya pribadi setuju dengan penafsiran pandangan premillenialisme secara harfiah, yaitu
kebangkitan jasmani. Kata ézēsan24 dalam Wahyu 20:4,5 menunjukkan arti kata yang sama. Pada ayat 4
ditujukan untuk orang yang mati untuk Kristus, mereka hidup (bangkit) dan ayat 5 menunjukkan pada
orang-orang mati yang lain yaitu di luar Kristus tidak hidup sampai akhir seribu tahun. Maksud Wahyu
20:4,5 dengan kata ézēsan harus diberikan penafsiran berdasarkan arti bahwa orang-orang Kristen yang mati
demi Kristus dibangkitkan bersama Kristus dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama Kristus.25
B. Tribulasional

Dari semua pandangan yang ada saya memilih pandangan premillenialisme historis dan bukan pandangan
dispensasional. Pandangan premillenialisme historis menolak adanya pengangkatan gereja. Ada
persamaan dengan postmillenialisme yang mana pandangan ini mengharapkan bahwa millenium itu
dinyatakan dalam sebuah pengaruh Roh Kudus yang supranatural, 26 namun perbedaannya terletak pada
masanya. Jika premillenialisme setelah kedatangan Yesus yang kedua, maka postmillenialisme sebelum
kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Saya tidak memilih pandangan premillenialisme dispensasional
karena adanya perbedaan antara gereja dan Israel. Saya setuju bahwa semua nubuatan yang berhubungan
dengan Israel diinterpretasikan secara rohani berhubungan dengan gereja. Gereja adalah Israel rohani
artinya bahwa walaupun bangsa Israel menolak Yesus, namun pada masa yang akan datang Israel akan
berpaling kepada Kristus dan diselamatkan (Roma 11:15-16).27 Dalam hal ini tentunya pandangan
Premillennial Dispensasional berbeda dengan premillenilisme historis bahwa kedatangan Kristus kedua kalinya
terdiri atas dua peristiwa yang terpisah selama kurang lebih tujuh tahun. Peristiwa pertama adalah parousia,
yaitu ketika Kristus datang di awan-awan untuk menjemput orang kudus-Nya (Mat. 24:30-31). Bersama-sama
dengan mereka akan diangkat (rapture) di udara, merayakan perkawinan anak Domba dan selama-lamanya
akan bersama dengan Tuhan. Pada akhir masa tujuh tahun ini, pewahyuan akan segera mengikutinya, yaitu

23
Wongso, Peter. 1992, hal. 188
24
Zodhiates, Spiros, The Complete Word Study Dictionary. AMG International, Inc.,1992 .s.v.

ezesan

25
Wongso, Peter. hal.155. Lihat penjelasan dalam ayat Yoh. 5:24-29;6:55-58;Filipi 3:10-11; 2Tim. 2:11-13.
26
Berkhof, Louis, Teologi Sistematika Volume 6: Doktrin Akhir Jaman. Jakarta: Lembaga Reformed Injili
Indonesia,1997,

hal. 107-108.

27
Erickson, Millard J., Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi. hal. 128-129.
kedatangan Tuhan ke bumi memerintah selama seribu tahun. 28 Pandangan dispensasional berkata bahwa
Kristus akan datang kembali sebelum masa tujuh tahun kesusahan besar untuk mengangkat jemaat-Nya dan
akhir kesusahan besar untuk mendirikan Kerajaan Surga di bumi selama periode waktu seribu tahun secara
literal. Penafsiran didasarkan pada nubuatan Daniel 9: 27; Markus 13:14;Lukas 21: 20. 29 Berdasarkan Matius
24:21, “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak
awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.” Saya berpendapat bahwa kesengsaraan
besar akan terjadi dan lebih dahsyat daripada yang terjadi di masa Yesus dan murid-murid Yesus seperti
Petrus dan Paulus. Penderitaan yang dialami Yesus di dunia ini boleh dikatakan sebagai penderitaan yang
paling besar. Tetapi Alkitab memberitakan kepada kita: “Ia yang dengan mengabaikan kehinaan tekun
memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibr. 12:2). Rasul Paulus juga adalah orang
Kristen yang mengalami berbagai penderitaan, tetapi ia beroleh penghiburan dalam Kristus, bahkan ia
menganggap biasa segala penderitaan yang dialaminya. Hal inilah yang menjadi kesulitan untuk
menerima pandangan dispensasional.30

Pendapat saya didukung dengan eksegesis kata Penyiksaan atau kesengsaraan (thlipsin: kesukaran,
kesengsaraan, siksaan dan kesusahan) berdasarkan Matius 24:9. Dalam bahasa Yunani memiliki pengertian
31
diperas atau ditekan bersama-sama. Kata ini untuk melukiskan suatu malapetaka besar yang akan terjadi.
Hanya dalam Mat. 24:21,29; Mar.13:19,24; Why. 7:14 dipakai 5 kali istilah ini. Dalam bahasa Inggris
disamakan dengan kata tribulation diambil dari bahasa Latin tribulum. Kata ini digunakan dalam pandangan
eskatologi yang menyatakan adanya kesangsaraan besar sebelum Kedatangan Yesus kedua kali. 32 Menurut saya
sebagai orang percaya masa kesusahan besar itu harus dialami orang percaya (Mat. 24:9-12;Why.12:2;Rm.
8:17) tetapi waktunya singkat mengingat orang-orang pilihan 33 dan Tuhan akan memberikan kekuatan untuk
bertahan supaya selamat.34 Ciri khas akhir zaman adalah bertambahnya kedurhakaan seperti kemesuman,
pemberontakan kepada Allah dan perbuatan amoral, perzinahan, pornografi, penggunaan obat-obat terlarang,
sex bebas, hiburan yang memuaskan nafsu yang merajalela. Yesus mengatakan bahwa ketika itu terjadi maka
kasih akan sangat berkurang, dan menjadi dingin. Segala kedurhakaan ini makin hebat menjelang akhir
zaman.35 Selanjutnya saya jelaskan frase maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Kalimat
pada ayat 12 adalah sebab akibat .Kata psúchō yang berarti menjadi dingin dalam bahasa Inggris adalah
wax cold atau grow cold. Artinya nafas spiritual yang ada dalam kasih Kristus lambat laun menjadi dingin
(tidak berapi-api lagi).36 Matius 24:10-12, adalah ayat-ayat khas Matius dan mendaftarkan kebanyakan dari
28
Ibid. hal. 161
29
Purwanto,Eddy Peter,. hal.65. Penafsiran didasarkan nubuatan pada Daniel 9: 27; Markus 13:14;Lukas 21: 20.
30
Wongso, Peter .1992, hal. 304.
31
Wongso, Peter 1992, hal. 313, s.v. thlipsis. Penggunaan kata ini digunakan dalam Mat. 24:21,29; Mar.13:19,24; Why. 7:14;
Kata ini juga terdapat dalam surat-surat Rasul Paulus yaitu : 2Kor. 1:3-11;4;7-18;6:3-10;11:16-33.
32
Wongso, Peter 1992, hal. 304.
33
Alkitab. Matius 24:22.
34
Alkitab. Matius 24:13; 1Tes. 4:13-18.
35
Stamps, Donald .C. , Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan Jakarta: Gandum Mas dan LAI , 1992,hal. 1610.
36
Spiros Zodhiates, 1992. s.v. psúchō. Bandingkan kata ini dengan konteks Why. 3:15-16 memiliki tujuan yang sama.
bencana rohani yang dapat menimpa jemaat Kristen yakni murtad, pengkhianatan, saling membenci, ajaran
sesat dan ketiadaan kasih yang akan terjadi sangat hebat menjelang kedatangan Yesus kedua kali.37
Kasih yang menjadi dingin (24: 12b) menunjukkan terjadinya kemurtadan di dalam hati orang. Kemurtadan
di hati adalah bentuk kedurhakaan yang terjadi dimulai dari hati manusia dan meluap melalui perbuatan.
Kemurtadan di hati itu adalah seorang Kristen yang meninggalkan kasihnya yang mula-mula dan mencari
kesenangan duniawi dan suatu formalitas penampilan luar dalam praktek-praktek agamawi. Yesus
mengajarkan bahwa kita dapat pulih dan mendapatkan kasih kita yang semula dengan cara bertobat dan
melakukan lagi apa yang semula telah dilakukan dalam pengabdian dengan Tuhan (Why. 2:5). 38
Pandangan dispensasional bahwa Yesus akan datang untuk gereja-Nya sebelum masa kesengsaraan yang
besar untuk “mengangkatnya” keluar dari dunia ini. Kata rapture (mengangkat) ini berasal dari kata rapere
yaitu terjemahan dalam bahasa Latin dari “diangkat” dalam 1Tesalonika 4:17. Kedatangan Kristus untuk gereja
akan mencakup orang-orang percaya yang diangkat dari bumi dan bertemu dengan Kristus di angkasa. Kristus
tidak akan turun ke bumi, seperti yang akan dilakukannya pada kedatangan yang kedua (yaitu kedatangan
bersama gereja) ketika Ia turun ke Bukit Zaitun. 39 Edward Irving menerima ajaran ini dan juga seorang tokoh
Plymouth Brethren John Darby, C.H. Machintosh dan C.I. Scoofield yang memiliki catatan Alkitab sehingga
menjadikan pandangan ini terkenal.40 Pandangan saya adalah meragukan pandangan dispensasional yang
memiliki keterbatasan dalam menjelaskan penggunaan kata rapture. Oleh karena itu, menurut pandangan
premillenialisme historis menganut paham posttribulasional mengatakan gereja tidak akan diangkat dari
dunia sebelum masa kesengsaraan, tetapi akan mengalaminya dan dapat bertahan oleh kasih karunia dan
kekuatan Allah. Para penganut posttribulasionalisme tidak percaya bahwa pengangkatan (rapture) itu
akan terjadi selama masa kesengsaraan, karena mereka tidak menggunakan istilah pengangkatan dan
peralihan (yang tidak satu pun diantaranya merupakan istilah Alkitab) dan mereka tidak mendapatkan
bukti-bukti dalam Alkitab mengenai pembebasan semacam ini dari penderitaan besar yang akan datang. 41
Para penganut pandangan ini memiliki sebuah pengharapan, namun bukan pengharapan untuk
pembebasan dari masa kesengsaraan yang akan datang.42 Untuk lebih tepat lagi saya mencoba melihat
asal kata rapture itu. Kata rapture adalah bahasa Inggris yang dimaknai dari 1Tesalonika 4:17 dalam
bahasa Yunani
digunakan kata dasar harpázō.43 Berdasarkan penggunaan kata ini dalam Alkitab diterjemahkan “tiba-tiba
37
Donald Guthrie, Alec Motyer, Alan M. Stibbs dan Donald J. Wiseman. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu.
Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1976. Tafsiran Mat. 24:10-12 oleh R.E. Nixon.
38
Sharon Daugherty. Mewaspadai Tipu Daya Setan. Surabaya: Metanoia, 2004, hal. 166-167. Dikutip dari khotbah Charles G.
Finney dari Kebangunan Rohani tahun 1868.
39
Erickson, Millard J., Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi. hal. 184-185
40
Rawan, Obadja A. Khotbah Tuhan Yesus Tentang Akhir Zaman. Bandung: Cipta Olah Pustaka,1999, hal.128.
41
Erickson, Millard J., Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi. hal. 161
42
Ibid. hal. 187
43
Spiros Zodhiates (Editor), The Complete Word Study Dictionary.AMG International, Inc. U.S.A., 1992). s.v.
diangkat” dan “akan diangkat” dalam bahasa Inggris “caught up”. Apabila kita menyelidiki Alkitab
waktu Yesus terangkat ke Surga, kata yang digunakan adalah analambanō44 yang berarti dalam bahasa
Inggris “take up”, yang
artinya terangkat.

Untuk menafsirkan Surat Paulus1Tesalonika 4:17 maka kita perlu memerhatikan keseluruhan perikop

itu. Seringkali ayat diatas diartikan sebagai gereja yang diangkat di awan-awan permai dalam

menghindari anti-Kristus, sehingga mereka tidak bertemu dengan anti-Kristus. Paulus tidak pernah

mengajarkan melalui surat-suratnya tentang pengangkatan, malahan isi suratnya berisi tentang bagaimana

Paulus banyak menanggung penderitaan (2Kor. 11: 23-29). Pengajaran ini muncul dimulai dari sebuah

wahyu penglihatan tentang pengangkatan orang-orang kudus sebelum aniaya besar yang diperoleh oleh

Margareth MacDonald (1830). Dari sini timbul doktrin-doktrin modern yang tidak berasal dari Alkitab

Pengajaran utama yang lain dari pandangan rapture adalah perbedaan masa kesengsaraan dan

kemurkaan. Gereja ada selama masa kesengsaraan, tetapi diangkat sebelum dinyatakan murka Allah.

Pandangan ini percaya bahwa waktunya akan dipersingkat karena orang-orang pilihan (Matius 24:21-

22;bdg. Markus 13:19-20).45 Pandangan inipun saya tidak setuju, justru kita harus mengalami penderitaan

sebagaimana Tuhan Yesus sudah menderita untuk keselamatan kita maka kita wajib menderita bagi Dia

dan sesama kita (1Yoh. 3:16).

Pendukung utama dari Posttribulasionalisme yang segera terjadi, J. Barton Payne, berargumentasi bahwa
munculnya Kristus itu sudah dekat, tetapi peristiwa ini akan mengikuti dan bukan mendahului masa
kesengsaraan yang besar. Dalam pembahasan Payne, hal yang paling mudah untuk memulai adalah
kesegeraan.47 Hanya ada satu kedatangan kedua yang “utuh” sesudah masa kesengsaraan. Kedatangan Kristus
juga sudah dekat.48
Kata kesegeraan bisa jadi memiliki rentang waktu yang sangat lama atau sebaliknya. Pandangan ini

akan memberikan dampak negatif, sebaiknya kesegeraan itu diartikan sebagai suatu sikap berjaga-jaga

dengan sikap kita untuk menantikan kedatangan Yesus kedua kalinya, walaupun masa kesengsaraan tiba

harpazo. Penggunaan kata ini juga digunakan dalam Kis. 8: 39; 2Kor. 12: 2; 12:4; 1Tes. 4:17; Wahyu 12:5.

44
Ibid.1992, s.v. analambanō. Penggunaan kata ini dipakai untuk arti terangkat ke surga. Bandingkan dengan kata paralambanō.
yang tidak memiliki arti terangkat (Mat. 24:40-41) namun arti dibawa artinya diterima oleh Tuhan.
45
Rawan,Obadja A. Khotbah Tuhan Yesus Tentang Akhir Zaman. Bandung:Cipta Olah Pustaka,1999,hal.
ada harapan yang baik bahwa Injil Kerajaan itu akan diberitakan ke seluruh dunia dan inilah tanggung

jawab kita untuk Amanat Agung-Nya (Mat. 28:19-20). Jadi, saya tetap mempertahankan

postribulasionalisme dari pandangan premillenialisme historis yang dianut oleh George Eldon Lad
BAB III
KESIMPULAN

Perbedaan pandangan tentang tafsiran Kerajaan seribu tahun, pengangkatan dan masa kesengsaraan tidak

harus menjadi dasar terpisahnya persekutuan. Namun, satu yang pasti bahwa Yesus Kristus pasti datang

kembali yang kedua kali, dimana kedatanganNya akan membawa penghakiman bagi orang yang tidak

percaya dan mahkota bagi yang percaya dan orang percaya akan hidup dengan Kristus dalam Langit dan

Bumi baru selama-lamanya.

Pesan Rasul Paulus dalam 1Tesalonika 4:13-18, ia menunjukkan bahwa kedatangan Tuhan merupakan dasar

pengharapan bagi orang-orang percaya dan bahwa kita harus saling menghibur dengan pengharapan ini.

Persiapan yang terbaik untuk menyongsong kedatangan Yesus yang kedua kalinya adalah dengan cara hidup

dalam ketaatan terhadap Firman Tuhan, memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan serta terlibat dalam

pelayanan penginjilan sebagai Amanat Agung dan pelayanan sosial-diakonia. (bdg. Matius 28:18-20; Matius

24:14;2Tesalonika 3:6-13).

Perbuatan kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus harus menjalin hubungan yang harmonis

dengan Tuhan (Mat. 22:37), kembali kepada kasih yang semula yaitu dengan bertobatlah dan lakukanlah lagi

apa yang semula engkau lakukan (Wahyu 2:5) dan berjaga-jagalah menghadapi penganiayaan dan tetap

teguh (Mat. 24:42,44; Wahyu 3:3); sikap bersabar dan meneguhkan hati untuk menantikan kedatangan Yesus

Kristus (1Petrus 5:7-9) dan pengharapan akan kedatangan-Nya (Wahyu 22:7, 20).
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. Alkitab Terjemahan Bahasa Indonesia. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2004.

Berkhof, Louis, Teologi Sistematika Volume 6: Doktrin Akhir Jaman. Jakarta: Lembaga
Reformed Injili Indonesia,1997.
Brill, J.Wesley, Dasar Yang Teguh. Bandung: Kalam Hidup, 1980.

Clouse, Robert G., ed., The Meaning the Millennium:Four Views. Illinois:InterVarsity Press,
1977.

Erickson, Millard J., Teologi Kristen Volume Tiga. Malang: Gandum Mas, 2004. Erickson,

Millard J., Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi. Malang:SAAT, 2009.

Purwanto,Eddy Peter, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme. Tangerang: STTI


PHILADELPHIA,2004 dalam website
www.philadelphiainternational.com/modul%20dispensasionalisme.pdf
Rawan, Obadja A. Khotbah Tuhan Yesus Tentang Akhir Zaman. Bandung: Cipta Olah
Pustaka,1999,

Strong, James,.Dictionaries of Hebrew and Greek Words. Strong's Exhaustive Concordance,


1890
Wongso, Peter. Hermeneutika Eskatologi (Metode penafsiran Ajaran Akhir Jaman).

Malang:SAAT, 1992.
Zodhiates, Spiros, The Complete Word Study Dictionary. AMG International, Inc.,1992

Anda mungkin juga menyukai