Anda di halaman 1dari 4

TUGAS GEOMETRI JALAN RAYA

Nama : Dandi Dika Saputra


NIM : 21010118140166
Kelas : C

Tabel Perhitungan Volume Jam Rencana (VJR)

Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, diketahui jika LV
didefinisikan sebagai kendaraan bermotor beroda empat, dengan dua gandar berjarak 2-3 m
(termasuk kendaraan penumpang, oplet, mikro bis, bis, pick up, truk kecil, sesuai dengan
klasifikasi Bina Marga). MC didefinisikan sebagai sepeda motor dengan 2 atau 3 roda
(meliputi sepeda motor dan kendaaan roda tiga sesuai klasifikasi Bina Marga). MHV
didefinisikan sebagai kendaraan bermotor dengan dua gandar, dengan jarak 3,5-5 m
(termasuk bis kecil, truk 2 as dengan 6 roda, sesuai dengan klasifikasi Bina Marga). LT
didefinisikan sebagai truk tiga gandar dan truk kombinasi dengan jarak gandar < 3,5 m,
sesuai dengan klasifikasi Bina Marga. LB didefinisikan sebagai bis dengan dua atau tiga
gandar dengan jarak as 5-6 m.

Berdasarkan tabel pada buku Tata Cara Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota
Tahun 1997, penentuan faktor k dan faktor f bergantung pada VLHR. VLHR yang saya
dapatkan berada pada rentang 1000-5000, maka faktor k diperoleh 10-12%,. Saya ambil yang
maksimal, yaitu 12% karena saya anggap volume kendaraan saat jam sibuk tinggi. Untuk
faktor f diperoleh 0,6-0,8, saya ambil 0,8 karena saya anggap variasi lalulintasnya tinggi.

Setelah nilai VJR didapat, nilai tersebut harus diubah ke VJR akhir umur rencana,
dengan menggunakan persamaan ekonomi sederhana sebagai berikut.

VJRUR = VJR*(1+i)n

Dengan, i = Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut (%)

n = Tahun

Nilai tingkat pertumbuhan ekonomi didaerah tersebut pada masa perencanaan saya
asumsikan sebesar 5%. Kemudian, pada masa konstruksi sebesar 8%, mengalami
peningkatan karena orang-orang sudah tahu bahwa didaerah tersebut sedang dibangun jalan,
otomatis banyak investor yang akan datang. Dan pada masa operasional tingkat pertumbuhan
ekonomi mengalami peningkatan lagi menjadi 10%, hal tersebut karena jalan sudah jadi dan
dianggap daerah tersebut adalah daerah industri, sehingga kegiatan ekonomi pastinya akan
berjalan sangat cepat dengan adalah jalan tersebut.

Tabel Perhitungan VJR akhir rencana


Tabel Perhitungan Kapasitas Jalan

Asumsi yang digunakan :

 Jalan antar kota dengan topografi datar


 FCsf saya asumsikan masuk ke dalam kelas hambatan samping rendah. Untuk jalan 6/2
D nilai FCsf menggunakan nilai pada jalan 4/2 D dengan modifikasi sebagai berikut.
FCsf = 1 - 0,8 * (1 – FCsf 4/2D)
 FCsp untuk jalan 2/2 UD adalah 0,94 karena distribusi arus diasumsikan default, yaitu
60%-40%. Untuk jalan 4/2 D dan 6/2 D FCsp tidak berlaku karena jalan memiliki
median sehingga FCsp dianggap 1.
 FCcs diasumsikan 1, karena FCcs pada jalan antar kota tidak berlaku atau diabaikan.
 Co menurut tabel di MKJI untuk jalan 4/2 D dan 6/2 D ditulis per lajur, karena saya
menganalisis per arah untuk jalan 4/2 D dan 6/2 D, maka Co pada jalan 4/2 D dikali dua,
sedangkan pada jalan 6/2 D dikali tiga.

Tabel Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS)


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan Pasal 11(1) untuk jalan arteri
dan kolektor DS < 0,85. Untuk tipe jalan 2/2 UD diperoleh DS sebesar 1,872, sehingga tidak
memenuhi persyaratan. Untuk jalan 4/2 D dan 6/2 D diperoleh DS < 0,85, namun DS untuk
jalan 6/2 D terlalu kecil yaitu sebesar 0,57559, sehingga terlalu boros bila dibandingkan
dengan jalan 4/2 D yaitu sebesar 0,84392. Jadi, tipe jalan yang paling efektif untuk diambil
adalah tipe jalan 4/2 D.

Anda mungkin juga menyukai